Anda di halaman 1dari 24

BAB 4

PENDAHULUAN
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

1. Latar Belakang
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa pada umumnya dengan keluhan tidak dapat
diatur dirumah, misalnya amuk, diam saja, bicara sendiri, mengganggu orang lain dapat
terjadi pada klien denga perubahan persepsi sensori : halusinasi.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien
ganggu jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab
penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawat jiwa
harus mampu melakukan TAK secara tepat dan benar.

TAK adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien
pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antara
anggota. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya suatu pedoman dalam
pelaksananaan TAK seperti TAK sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi persepsi dan
orientasi realitas.

Dalam hal ini, akan lebih diperjelas lagi tentang TAK stimulasi persepsi yang akan
dilakukan pada acara yang diselenggarakan anggota kelompok. TAK stimulasi persepsi
merupakan cara untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orentasi dalam
upaya memotivasi proses pikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif. Salah
satu karakteristik klien yang dapat dilatih dengan TAK tersebut adalah klien dengan
perubahan perseps sensori : halusnasi.

Dengan demikian penyusunan proposal ini diharapkan klien dengan halusinasi


dapat melasanaan TAK dengan stmulasi persepsi dengan baik sehingga klien dapat terlatih
dalam mengatasi masalahnya.

2. Tujuan
A. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik


dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi. Meningkatkan kesadaran terhadap

59
hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku defensif dan meningkatkan
motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

B. Tujuan Khusus
1) Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien mampu meningkatkan hubungan intrpersonal dengan rekan dan perawat
3) Klien mampu mengetahui atau mengenal halusinsi
4) Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
5) Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap dengan orang lain
6) Klien mampu mengontrol halusinansi dengan melakukan kegiatan
7) Klien patuh dalam mengkonsumsi obat

3. Manfaat
A. Bagi Klien
Klien dapat memahami tentang apa yang dialami dan klien dapat memahamiapa yang
dapat dilakukan ketika halusinasi datang kembali

B. Bagi Perawat

Dapat melatih ketrampilan dan ketelatenan perawat dalam pemberian tindakan


keperawatan jiwa khususnya pada TAK stimulasi persepsi.

4. Karateristik Klien
Berdasarkan kajian yang dilakukan, karakteristik klien yang dapat dilakukan dalam
TAK ini adalah klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi.

60
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

Ruangan :

Topik : Stimulasi Persepsi : Halusinasi

Tujuan :

1. Tujuan Umum
Klien mampu menterjemahkan stimulasi dengan benar
2. Tujuan Khusus
1) Klien mampu menjelaskan identitas dirinya
2) Klien mampu mengalihkan perintah stimulasi persepsi yang dirasakan dengan
permainan
3) Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang
sedang bicara
4) Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditetapkan
5) Klien mampu mengemukakan pendapat terapi aktivitas kelompok yang dilakukan
Kriteria Evaluasi

Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan :

1. 80% klien mendapatkan pasangan yang tepat


2. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
3. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
4. 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien
lain yang sedang berbicara
5. 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
6. 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan
7. 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
8. 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok
yang dilakukan

61
Kriteria Anggota (Klien)

1. Klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi


2. Klien yang mampu diajak komunikasi dengan baik
3. Klien yang mampu membina hubungan saling percaya

Struktur Kegiatan :

1. Tempat Pertemuan :
2. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal :

Waktu :
Alokasi Waktu : - Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
- Permainan (30 menit)

- Ekspresi feeling (10 menit)

3. Jumlah Klien : 7 orang

4. Tim Terapis :

 Setting : peserta dan terapis duduk bersamaan di kursi meligkar


 Ruangan nyaman dan tenang.

62
Keterangan :

: Co Leader

: Leader

: Fasilitator

: Observer

: Klien

Pembagian Tugas

TAK Sesi 1

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

TAK Sesi 2

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

63
Observer :

TAK Sesi 3

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

TAK Sesi 4

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

TAK Sesi 5

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

Uraian Tugas

1. Leader
1) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai

64
2) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya
3) Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
4) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
5) Menjelaskan permainan
2. Co-Leader
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
3. Fasilitator
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
Proses Pelaksanaan

1. Perkenalan
1) Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh pembimbing untuk
memulai menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan
dalam kelompok
2) Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan
tangannnya
3) Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat
4) Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap
perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader
2. Permainan
1) Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas atau tempat yang
telah ditentukan dan duduk membentuk lingkaran
2) Leader membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dan
anggota terapis lain beserta perannya. Kemudian leader meminta tiap klien untuk
menyebutkan nama dan bertanya peraan klien saat itu .
3) Selanjutnya leader membacakan tujuan dari kegiatan dan aturan main yang harus
dipatuhi oleh klien. Setelah itu leader membuat kontrak waktu dengan klien.

65
4) Kemudian co-leader memutar kaset lagu. Ketika lagu dimulai, bola segera dioperkan
dari leader an berjalan ke arah berlawanan jarum jam. Setelah satu ptaran, bola
berhenti tepat pada leader dan leader memberikan contoh kepada klien dengan
memperkenalkan diri, menceritakan hal-hal apa saja yan selama ini didengar atau
dilihat, dimana dan kapan suara atau bayangan itu muncul, serta berapa sering
bayangan itu muncul.
5) Setelah selesai, musik kembali dinyalakan dan bola kembali berputar yang
berlawanan dengan arah jarum jam untuk memperagakan apa yang telah dicontohkan
oleh leader. Begitu seterusnya hingga semua klien mendapatkan giliran untuk
megungkapkan perilaku halusinasi.
6) Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara dan membacakan
hasil kegiatan di akhir acara.
3. Peer Review (Evaluasi Kelompok)
1) Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya
2) Klien mengemukakan perasaannya setelah mengemukakan tentang perilaku halusinasi
3) Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4. Terminasi
1) Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
2) Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari kegiatan kelompok ini
Antisipasi Masalah

1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok


1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau
klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
klien tersebut

66
3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut.
Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Input
1) Tim berjumlah 5 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 2fasilitator dan 1
observer
2) Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
3) Peralatan tape recorder dan kaset berfungsi dengan baik
4) Tersedia papan tulis dan spidol
5) Klien memakai papan nama
6) Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien
untuk melakukan terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi
2. Evaluasi Proses
1) Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
2) Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien atau berbaur dengan klien
3) Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi
jalannnya permainan
4) 90% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal
sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan :

1) 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya


2) 80% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah sebagai stimulus persepsi
3) 90% dari jumlah klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien
lain yang sedang berbicara
4) 90% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
5) 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok
yang dilakukan.

67
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI 1: MENGENAL HALUSINASI

A. Tujuan
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
B. Setting
1. Kelompok berada di ruang yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Sound system
2. Spidol
3. Papan tulis
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi: Halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan
b) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
pada terapis
c) Lama kegiatan 45 menit

68
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). terapis meminta
klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam. Kemudian
menulisnya di papan.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing
klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan :
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuansi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai
dari klien yang berada disebelah kiri terapis seterusnya bergiliran searah jarum
jam. Kemudian menulisnya di papan.
d. Setelah seorang klien menceritakan pengalaman halusinasi, terapis
mempersilahkan klien yang lain untuk bertanya max 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu
belajar mengontrol halusinasi
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya.

69
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 1, yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu
terjadinya halusianasi, situasi terjadinya halusinasinya dan perasaan saat terjadi
halusinasi.

No Nama peserta TAK


Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan isi halusinasi

2 Menyebutkan waktu halusinasi

3. Menyebutkan frekuensi halusinasi

4. Menyebutkan perasaan bila


halusinasi timbul

Petunjuk : Dilakukan = 1

Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL

70
HALUSINASI
SESI II: MENGONTROL HALUSINASI: MENGHARDIK

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakuan untuk mengatasi
halusinasi.
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar.
2. Kelompok ditempat yang tenang.
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapiutik : terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a. Lama kegiatan 45 menit.
b. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c. Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin.
3. Kerja

71
a. Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah dengan jarum
jam menceritakan apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi dan apakah
itu bias mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian
dan mengajak peserta yang lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperlihatkan cara menghardik halusinasi.
e. Terapis meninta masing-masing klien memperagakan menghardik halusinasi
dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan saat klien
selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis mengajurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari
jika halusinasi muncul.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan cara lain.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi
dengan menghardik.

No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

72
1 Menyebutkan cara yang selama
ini digunakan untuk mengatasi
halusinasi

2 Menyebutkan efektivitas cara

3 Menyebutkan cara mengatasi


halusinasi dengan menghardik

4 Meperagakan mengahrdik
halusinasi

Petunjuk : dilakukan = 1 tidak dilakukan : 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI III: MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

73
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam.

B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja.
2. Lingkungan tenang dan nyaman.

C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol white board
4. White board

D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan

E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan:
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.

2. Orientasi:
a. Salam terapiutik: Terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi / validasi:
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.

74
2) Terapis menjelaskan aturan permainan:
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
terapis.
c) Waktu TAK adalah 90 menit.

3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil
untuk masing-masing klien.
c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah
terjadinya halusinasi.
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan menggambarkannya
dipapan tulis.
e. Terapis meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas dari bangun
pagi sampai dengan tidur malam.
f. Terapis membimbing masing-masing klien sampai berhasil menyusun jadwal.
g. Terapis memberikan pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil
menyusun jadwal.

4. Terminasi:
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun jadwal.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut: Terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas
tersebut.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi

75
persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan
kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi.

No Aspek yang di nilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya aktivitas


dalam mencegah halusinasi.

2 Menyebutkan jadwal kegiatan harian.

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPI MENGONTROL HALUSINASI


SESI IV : CARA MINUM OBAT YANG BENAR

A. Tujuan

76
1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang diminumnya.
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur.
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat.
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat.
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar.
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman.
C. Alat
1. Contoh obat-obatan.
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik: terapis mengucapkan salam kepada klien.
b. Evaluasi /validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK
sebelumnya)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK.
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
 Klien mengikuti dari awal sampai akhir.
 Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
 Lama waktu TAK 60 menit.
3. Kerja

77
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-
masing klien.
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran.
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat,
secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah
kiri terapis.
d. Terapis menjelaskan akibat jika tidakl minum obat secara teratur.
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak
minum obat secara teratur.
f. Terapis menjelaskan 5 benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar
klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai
contoh obat yang ada pada klien.
h. Terapis meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat,
cara menggunakan, waktu menggunakan dan efek obat ( efek terapi dan efek
samping) sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing.
Secara berurutan searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis.
i. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap kali
klien menyebutkan dengan benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur.
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat
menghubungi perawat yang saat itu bertugas.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya.
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK.

F. Evaluasi dan Dokumentasi

78
Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar
cara minum obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat

No Aspek yang dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya
minum obat secara teratur.

2 Menyebutkan akibat jika tidak


minum obat secara teratur.

3 Menyebutkan jenis obat

4 Menyebutkan dosis obat

5 Menyebutkan waktu minum


obat

6 Menyebutkan cara minum obat


yang tepat

7 Menyebutkan efek terapi obat

8 Menyebutkan efek samping


obat.

Petunjuk : Dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI V: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

A. Tujuan

79
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami
halusinasi

B. Setting
1. Tempat TAK diruangan tenang dan nyaman.
2. Klien duduk melingkar.

C. Alat
1. Spidol
2. White Board

D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi

E. Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.

2. Orientasi
a. Salam: terapis mengucapkan salam kepada klien.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menerapkan 3 cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah, dan minum obat secara teratur).
c. Kontrak
1) Terapius menjelaskan tujuan TAK.
2) Terapios menjelaskan waktu kegiatan adalah 60 menit.
3) Terapis menjelaskan aturan main.
 Klien mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan.

80
 Bila klien ingin keluar dari kelompok, harus meminta izin pada
terapis.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya berbincang-bincang dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi.
b. Terapis meminta kepada klien situasi yang sering dialami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri terapis
searah jarum jam sampai semua klien mandapat giliran.
c. Terapis m,emperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-
tanda halusinasi muncul.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian , dimulai dari
klien yang duduk disebelah kiri terapis, searah jarum jam sampai semua
mendapat giliran.
e. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan.
4. Terminasi
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan
orang lain bila mulai mengalami halusinasi.
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lain yang
mulai mengalami halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang


1) Terapis menyepakati kegiatan TAK
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi
dengan bercakap-cakap.

81
No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan
pentingnya bercakap-
cakap ketika
halusinasi muncul

2 Menyebutkan cara
bercakap-cakap

3 Memperagakan saat
mulai bercakap-cakap

Petunjuk: Dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0

82

Anda mungkin juga menyukai