Anda di halaman 1dari 2

Triase : Kuning Unit IGD

NARASI KASUS KELOLAAN


Hari/Tanggal Senin/16-01-2017
Inisial Tn. I (59 th) Diagnosa Medis Recurent Stroke
Tn I masuk IGD jam 22.00 WIB dengan keluhan kepala terasa pusing, bicara pelo, mual dan
muntah (+), kedua kaki terasa berat, susah untuk makan sejak pagi hari. Orientasi (tempat,waktu
dan orang) baik.

Pengkajian primer A : nafas pasien paten, tidak ada obstruksi pada jalan nafas, tidak ada suara
nafas tambahan. B : gerakan dada simetris, irama nafas dangkal, pola nafas tidak teratur, ada
retraksi otot dada, , nafas sesak, RR 24 x/ menit. C : TD 160/90 mmHg, nadi teraba 86 x/ menit,
irama teratur, kuat, suhu 37,30 C, akral hangat, tidak pucat, CRT < 3 detik, tidak ada sianosis,
tidak ada edema. D : GCS = E4 M6 V5 = 15, Kesadaran Composmentis , Reaksi pupil isokor,
reflek cahaya ada ukuran 2mm/2mm, kepala pusing, bicara pelo, lemah pada ekstremitas bawah.
E : tidak ada kelaianan.

Berdasarkan pengkajian primer diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu ; 1) ketidakefektifan


pola nafas b.d hiperventilasi dengan kriteria hasil frekuensi, irama, kedalaman pernafasan dalam
batas normal, makan intervensi yang dilakukan yaitu : pemberian terapi oksigen 2 l/i via nasal
kanul, monitor pernafasan (kecepatan, irama, kesulitan bernafas). 2) resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak dengan kriteria hasil tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, TTV dalam
batas normal, berkomunikasi dengan jelas maka intervensi yang dilakukan yaitu : monitor tingkat
kesadaran dan GCS, beri posisi semi fowler, istirahatkan pasien, anjurkan teknik relaksasi nafas
dalam.

Terapi yang diberikan adalah IVFD Asering 8 jam /kolf, O2 binasal 2 L/menit. Therapy parenteral
: Inj ranitidin 3x1 amp, Inj citicolin 2 x 500 mg, Inj ceftriaxon 2 x 1 gr, Aspilet 1x1, as. Folat 2x1,
N. Ace 2x1
Pemeriksaan hematologi didapat GDR 112 mg/dL, WBC : 8,3x103/mm3. Pemeriksaan diagnostik
EKG dengan kesan ST depresi V3-V6

Pengkajian sekunder : pasien mengalami sakit kepala dan mual, pasien tidak memiliki riwayat
alergi makanan maupun obat, pasien memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi. Terakhir
pasien mengkonsumsi nasi, lauk dan air putih.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik diperoleh hasih antara lain ; Keadaan Umum : Sedang,
TTV ; TD : 160/90 mmHg, S: 37,3 0C, N: 86x/i, RR: 24x/i. Keadaan kepala normochepal, rambut
merata, warna hitam, tidak ada jejas, tidak teraba adanya masa, tidak anemis, tidak ikterik, reflek
pupil terhadap cahaya ada, tidak ada edema, telinga, hidung, mulut tidak ada kelainan. Paru :
ekspansi simetris, gerakan simetris, fremitus sama kiri dan kanan, perkusi sonor, auskultasi
vesikuler. Jantung : perkusi redup. Abdomen : tidak ada jejas, tidak ada pembengkakan, BU
normal. Ekstremitas : lemah pada ekstremitas bawah, kekuatan otot 2 kiri dan kanan, akral
hangat, tidak ada edema.

Diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian sekunder yaitu nyeri akut b.d agen cidera biologis
dengan kriteria hasil mampu mengontrol nyeri, pasien menyatakan nyeri berkurang maka
intervensi yang dilakukan yaitu : lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, observasi rekasi
nonverbal terhadap ketidaknyamanan, anjurkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi terapi.

Hasil evaluasi setelah dilakukan implementasi yaitu: sesak pasien berkurang, RR 20x/i, pasien
mengatakan kepala masih sakit, bicara pelo, ektremitas masih lemah. Pasien dipindahkan ke
ruang rawat inap neurologi.

Anda mungkin juga menyukai