LAPORAN KASUS
Ny. MS
Umur
54 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin
Perempuan
Alamat
Datang ke bangsal :
23 Maret 2016
No RM
117028
1 jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan dada kiri nyeri.
Nyeri diakui pasien menjalar ke tangan kiri dan punggung belakang kiri. Nyeri
di interpretasikan sebagai rasa tertindih dan berat di dada dan sangat tidak
nyaman menurut pasien. Nyeri dada tidak berhubungan dengan pernafasan.
Keluhan berdebar pada dada kiri masih terdapat pada pasien. Pada saat nyeri
dada pasien berkeringat dingin yang banyak dan agak sesak. Nyeri berlangsung
lebih dari 20 menit dan tidak hilang dengan istirahat. Sebelum nyeri dada
diakui pasien seletah melakukan aktifitas membersihkan rumah. Keluhan mual
diakui pasien namun tidak sampai muntah. Kelemahan anggota gerak tidak
terdapat pada pasien. Melihat keluhan pasien semakin berat, keluarga langsung
membawa pasien ke IGD RST dr. Soedjono.
Riayat Penyakit Dahulu
Keluhan nyeri dada dan sesak nafas seperti ini sudah di rasakan pasien
sejak 4 bulan yang lalu. Pasien sering berobat ke dokter, dan dokter
mendiagnosa pasien menderita penyakit jantung. Beberapa waktu lalu pasien
sering masuk ke rumah sakit akibat penyakit jantungnya. Dalam sebulan
terakhir pasien sudah masuk rumah sakit sebanyak 3 kali yaitu pada tanggal 28
februari 2016 dengan keluhan sesak nafas, dada berdebar - debar yang semakin
memburuk saat aktivitas. Yang kedua pada tanggal 13 Maret 2016 dengan
keluhan sesak nafas, nyeri ulu hati dan pusing berputar. Yang ketiga pada
tanggal 15 Maret 2016 dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada. Nyeri dada
pada saat itu dirasakan bila setelah melakukan aktifitas fisik yang berat, namun
pada saat ini tanpa melakukan aktifitas fisik pasien merasa nyeri. Nyeri dada
pada saat itu hilang jika pasien istirahat dan nyari biasanya berlangsung selama
5 menit. Dari riwayat pasien masuk rumah sakit tersebut dokter mendiagnosa
pasien menderita penyakit jantung koroner. Riwayat penyakit kolesterol diakui
pasien. Riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien yang tinggal serumah tidak ada yang menderita penyakit
sesak dan nyeri dada seperti pada pasien. Kakek pasien mempunyai riwayat
penyakit jantung dan kini sudah tiada. Ayah pasien mempunyai penyakit
kolesterol dan darah tinggi.
Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk, namun higienitas
lingkungan rumah diakui baik oleh pasien. Pasien tinggal bersama suami dan 2
orang anaknya, dengan rumah yang luasnya 80 m2. Rumah tersebut dihuni oleh
4 jiwa. Pencahayaan rumah baik diakui pasien.
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak dan
yang mengandung santan sejak kecil. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
disangkal pasien. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, kesan ekonomi
cukup.
Riwayat Pengobatan
Sejak masuk ruma sakit pertama kali pada tanggal 28 Februari 2016
pasien rutin kontrol ke poli jantung RST dr. Soedjono namun keluhannya
hilang timbul sehingga pasien beberapa kali masuk rumah sakit untuk di rawat.
I.3 PEMERIKSAAN FISIK (23 Maret 2016)
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran
BB
TB
BMI
Tanda vital :
TD : 150/90 mmHg
HR : 88 x/menit
: Sakit Sedang
: ComposMentis
: 50 kg
: 155 cm
: 20,8 (Normal)
RR
: 24 x/menit
Suhu : 36,5 C
SaO2: 98%
Kepala
Bentuk
Mata
Wajah
Mulut
kering (-), caries dentis (+) pada molar 3 superior dexter, faring
hiperemi (-), tonsil T1-T1 tenang.
Leher
Thoraks
Paru:
Jantung:
P: Batas jantung kanan di linea parasternal dextra ICS IV, batas jantung kiri
di linea midclavicularis sinistra ICS V, batas pinggang jantung linea
parasternal sinistra ICS IV
Abdomen:
A: BU (+) normal
P: Timpani (+)
P: Nyeri tekan (-), hepar 4 cm dibawah arkus costae (nyeri tekan (-),
permukaan rata, tepi tumpul), lien tidak teraba.
Ekstremitas: Piting edema -/-/+/+ pada 2/3 distal tungkai bawah sianosis (-), akral
hangat, CRT < 2 detik
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sesak nafas.
Berkeringat dingin.
Batuk.
Tidur lebih nyaman dengan 3 bantal.
Riwayat penyakit jantung.
Riwayat penyakit kolestrol.
Kebiasaan konsumsi makanan berlemak.
Pemeriksaan Fisik:
10. Tekanan darah
11. Mata
12. Wajah
13. Mulut
14. Leher
15. Px Paru
16. Px Paru
17. Px Jantung
18. Px Jantung
19. Ekstremitas
: 150/90 mmHg
: Sklera ikterik (+/+)
: Edema palpebra (+/+)
: Caries dentis pada molar 3 superior dexter (+)
: JVP 5 + 4 cm
: Pada auskultasi didapatkan suara bronkovesikuler
: Pada auskultas terdapat ronkhi basah (+/+)
: Pada perkusi didapatkan batas jantung kiri
melebar.
: Pada auskultasi ditemukan adanya murmur dan
bunyi jantung S3 (+).
: Piting edema pada 2/3 distal tungkai bawah.
Darah lengkap.
GDS, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT.
EKG.
Rontgent thorax.
Hasil
28,5 K/uL
1,0 K/uL
2,0 K/uL
25,4 K/uL
3,4%
7,2%
89,4%
5,80%
14,9 g/dl
30%
75,2 fl
25,7 pg
34,2 g/dl
115,3 %
302 K/uL
7,9 fl
0,24 %
13,9 %
Normal
4,0
1,0
0,1
2,0
25,0
2,0
50,0
3,00
12,0
35,0
81,0
27,0
31,0
10,0
150
7,0
0,20
10,0
Batas
10,0
5,0
1,0
8,0
50,0
10,0
80,0
6,0
16,0
45,0
101,0
33,0
35,0
16,0
400
11,0
0,50
18,0
Hasil
124 mg/dL
31 mg/dL
1,3 mg/dL
247 U/L
341 U/L
Batas
70,00 - 115,0
17,00 - 43,00
0,900 - 1,300
0000 - 37,00
0000 - 41,00
Intrerpretasi:
Frekuensi 100 x/menit, irama tidak sinus, right aksis deviation (+120), ST
depresion (anterior, lateral, inferior), T wave negative (anterior, lateral,
inferior).
7
Kesan: Terdapat gambaran atrial flutter di sadapan II, terdapat micard infark
(antero, septal dan lateral), terdapat iskemia (anterior, lateral dan inferior),
terdapat deviasi aksis ke kanan yang menyimpulkan adanya RVH, amplitudo
gel R V5 dan V6 + amplitudo gel S V1 dan V2 > 35 menyimpulkan adanya
LVH.
Pemeriksaan foto rontgent thorax (diperiksa tanggal 23 Maret 2016)
Hasil: - Corakan bronkovaskular meningkat
-
Diagnosis utama
: Acute dekompensated chronic heart failure
Diagnosis etiologi
: Coronary arterial disease, bronkitis kronis
Diagnosis penyerta : SIRS
Diagnosis faktor resiko: Riwayat penyakit kolestrol sebelumnya
dan riwayat penyakit jantung sebelumnya
Diagnosis pencetus : Aktivitas fisik berat, infeksi gigi
Diagnosis pemburuk : Faktor pencetus tidak dihindari
Diagnosis fungsional : Old Miocard Infark
Diagnosis anatomi
: Kardiomegali
Diagnosis EKG
: Atrial flutter, Miocard infark (ateroseptal,
lateral), Iskemia (anterior, lateral,
inferior), Right ventrikel hipertrofi, Left
ventrikel hipertrofi.
Diagnosis komplikasi : Terapi
Farmakologi: 1. Simptomatif : - Aminofusin hepar IV 7 TPM
- Heparin 5000 IU IV (loading),
dilanjutkan 1000 IU / Jam
- Ranitidin 2 x 50 mg IV
- Parasetamol 3 x 500 mg oral
8
: - Ceftazidim 2 x 1 gr IV
- Furosemid 2 x 20 mg IV
- Simvastatin 1 x 20 mg oral
- Dibigatran etexilete 2 x 75 mg oral
- Clopidogrel 300 mg oral, lanjut
maintenance 1 x 75 mg
3. Suportif
Istirahat cukup.
Jaga kebersihan diri dan ruangan.
Minum obat teratur dan sesuai perintah.
Diet rendah garam 1 - 2 g sehari dan batasi minum hingga 1 - 1,5 L sehari.
Prognosis
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungtionam
: dubia ad malam
: ad malam
: dubia ad malam
1.8 FOLLOW UP
S
Kamis / 24
O
KU/KS :
Maret 2016
Sakit sedang
dekompensated
07.00 am
/ Compos mentis
chronic heart
Nyeri dada
Vital Sign
sudah
TD: 80/56
Acute
mmHg
failure
CAD OMI
AF
Bronkitis
SIRS
P
Plan Diagnosis:
Konsul ke dokter
gigi
untuk
caries
dentis
Plan Terapi
berkurang.
Sesak
N : 62 x/menit
Simtomatif
masih
RR: 22 x/menit
Aminofusin hepar
dirasakan
S : 36,7 C
pasien.
Batuk
SpO2: 98%
IV 7 TPM
Heparin 1000 IU
IV
Ranitidin 2 x 50
mg IV
Parasetamol 3 x
masih
dirasakan
pasien,
namun
sudah
berkurang.
Badan
Kepala:
Normochepal
Farmakologi:
Mata: CA -/-
SI +/+
Hidung:
500 mg oral
ISDN 3 x 5 mg
Sekret -/Mulut:
oral SL
Captopril 3 x 12,5
mg oral
pasien
Mukosa
lemas.
normal
Tonsil T1-T1,
Kausatif:
Uvula
Zibac 2 x 1 gr IV
Lasix 2 x 20 mg
IV
Simvastatin 1 x 20
mg oral
Pradaxa 2 x 75 mg
ditengah,
caries dentis
pada molar 3
superior
dexter
Leher:
oral
KGB
10
membesar (),
Platogrix 1 x 75
JVP 5 + 4 cm
mg oral
Thorax: Simetris,
Suportif:
retraksi (-),
O2 3 LPM (NK)
RL 18 TPM
penggunaan otot
bantu napas (-)
Non Farmakologi:
Pertahankan
Pulmo :
posisi setengah
Bronkovesikuler,
duduk.
Ronkhi basah +/
+, Wheezing -/Cor :
Batas jantung
kiri di linea
Plan Monitoring:
Keadaan umum
dan TTV.
Makan dan
minum.
Efek samping
midclavicularis
obat.
sinister ICS V
BJ I > II regular,
murmur (+), S3
(+)
Plan Edukasi:
Istirahat cukup.
Minum obat
teratur dan sesuai
Abdomen:
BU (+) normal,
NT (-),
hepatomegali (+)
4 cm di bawah
AC
perintah.
Jaga kebersihan
ruangan.
Diet rendah
garam 1 - 2 g
sehari dan batasi
minum hingga 1
Ekstremitas :
- 1,5 L sehari.
Akral hangat
11
Edema (-/-/+/+),
Jumat / 25
Maret 2016
Sakit sedang
dekompensated
07.00 am
/ Compos mentis
chronic heart
Nyeri dada
Vital Sign
sudah tidak
TD: 89/40
failure
CAD OMI
AF
Bronkitis
SIRS
Plan Diagnosis:
Pemeriksaan
laboratorium DPL,
SGOT dan SGPT
Plan Terapi
dirasakan
Sesak
N : 60 x/menit
Simtomatif
sudah
RR: 20 x/menit
berkurang
Batuk
S : 36,5 C
sudah
mmHg
Acute
berkurang.
Badan
pasien
sangat
lemas
Farmakologi:
IV / jam, bolus
SpO : 96%
Kepala:
Normochepal
Mata: CA -/-
SI +/+
Hidung:
Sekret -/Mulut:
Heparin 1000 IU
dahulu 4000 IU
ISDN 3 x 5 mg
oral SL
Captopril 3 x 12,5
mg oral
Bila tensi turun
lagi berikan
vascon 5 amp dlm
RL 500 cc 7 TPM
Mukosa
normal
Tonsil T1-T1,
Uvula
ditengah.
Leher: KGB
Kausatif:
Zibac 2 x 1 gr IV
Lasix 2 x 20 mg
IV
Simvastatin 1 x 20
mg oral
Platogrix 1 x 75
mg oral
Pradaxa 2 x 75 mg
membesar (),
JVP 5 + 3 cm
Thorax: Simetris,
statis & dinamis,
retraksi (-),
penggunaan otot
oral
Suportif:
12
RL 18 TPM
Non Farmakologi:
Bronkovesikuler,
Pertahankan
Ronkhi basah +/
posisi setengah
+, Wheezing -/-
duduk.
Cor :
Plan Monitoring:
Batas jantung
Keadaan umum
dan TTV.
Makan dan
minum.
Efek samping
kiri di linea
midclavicularis
sinister ICS V
BJ I > II regular,
obat.
murmur (+), S3
(+)
Plan Edukasi:
Abdomen:
BU (+) normal,
Istirahat cukup.
Minum obat
teratur dan sesuai
NT (-),
hepatomegali (+)
4 cm di bawah
AC
perintah.
Jaga kebersihan
ruangan.
Diet rendah
garam 1 - 2 g
Ekstremitas :
Akral hangat
minum hingga 1
Edema (-/-/+/+),
- 1,5 L sehari.
Hasil
15 K/uL
1,0 K/uL
Normal
4,0
1,0
Batas
10,0
5,0
13
MID#
GRA#
LYM%
MID%
GRA%
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
PCT
PDW
1,0 K/uL
10,0 K/uL
12,0%
7,2%
80,0%
5,80%
14,9 g/dl
36,0 %
82,0 fl
25,0 pg
35,0 g/dl
11,0 %
300 K/uL
8,0 fl
0,25 %
14,0 %
0,1
2,0
25,0
2,0
50,0
3,00
12,0
35,0
81,0
27,0
31,0
10,0
150
7,0
0,20
10,0
1,0
8,0
50,0
10,0
80,0
6,0
16,0
45,0
101,0
33,0
35,0
16,0
400
11,0
0,50
18,0
Hasil (Normal)
200 U/L (0,000 37,0)
320 U/L (0,000 41,0)
SGOT
SGPT
Kesan: penurunan fungsi hati, namun kadar SGOT dan SGPT berurang dari
pemeriksaan sebelumnya
S
Sabtu / 26
O
KU/KS :
Maret 2016/
Sakit sedang
dekompensated
07.00 am
/ Compos mentis
chronic heart
Nyeri dada
Vital Sign
sudah tidak
TD: 100/60
mmHg
A
Acute
failure
CAD OMI
AF
Bronkitis
SIRS
P
Plan Diagnosis:
Pemeriksaan
laboratorium DPL,
SGOT dan SGPT
Plan Terapi
dirasakan.
Sesak
Farmakologi:
N : 78 x/menit
Simtomatif
sudah tidak
RR: 20 x/menit
ISDN 3 x 5 mg
ada.
14
Batuk
S : 36 C
sudah
SpO2: 96%
oral SL
Captopril 3 x 12,5
mg oral
berkurang.
Badan
Kepala:
pasien
Normochepal
Kausatif:
sangat
Mata: CA -/-
Zibac 2 x 1 gr IV
Lasix 2 x 20 mg
SI +/+
Hidung:
Sekret -/Mulut:
IV
Simvastatin 1 x 20
mg oral
Platogrix 1 x 75
mg oral
Pradaxa 2 x 75 mg
lemas.
Mukosa
normal
Tonsil T1-T1,
oral
Uvula
ditengah.
Leher: KGB
Suportif:
membesar (),
RL 18 TPM
JVP 5 + 3 cm
Non Farmakologi:
Thorax: Simetris,
Pertahankan
posisi setengah
retraksi (-),
duduk.
penggunaan otot
bantu napas (-)
Plan Monitoring:
Keadaan umum
dan TTV.
Makan dan
minum.
Efek samping
Pulmo :
Bronkovesikuler,
Ronkhi basah +/
+, Wheezing -/-
obat.
Cor :
Batas jantung
kiri di linea
Plan Edukasi:
Istirahat cukup.
Minum obat
15
midclavicularis
sinister ICS V
perintah.
Jaga kebersihan
ruangan.
Diet rendah
BJ I > II regular,
murmur (+), S3
(+)
garam 1 - 2 g
sehari dan batasi
Abdomen:
minum hingga 1
BU (+) normal,
- 1,5 L sehari.
NT (-),
hepatomegali (+)
3 cm di bawah
AC
Ekstremitas :
Akral hangat
Edema (-/-/+/+),
Minggu / 27
Maret 2016/
Sakit sedang
dekompensated
07.00 am
/ Compos mentis
chronic heart
Nyeri dada
Vital Sign
sudah tidak
TD: 130/80
N : 80 x/menit
sudah tidak
RR: 20 x/menit
ada.
Batuk
S : 36,6 C
sudah tidak
mmHg
dirasakan.
Sesak
ada.
Badan
pasien
sudah tidak
SpO2: 98%
Acute
failure
CAD OMI
AF
Bronkitis
SIRS
Konstipasi
Dyspepsia
Plan Diagnosis:
Tidak ada
Plan Terapi
Farmakologi:
Simtomatif
ISDN 3 x 5 mg
oral SL
Captopril 3 x 12,5
mg oral
Ranitidine 2 x 50
mg IV
Kepala:
Normochepal
Mata: CA -/-
Kausatif:
16
lemas.
Perut
SI +/+
Hidung:
kembung.
Belum
Sekret -/Mulut:
Zibac 2 x 1 gr IV
Lasix 2 x 20 mg
IV
Simvastatin 1 x 20
BAB
Mukosa
selama 6
normal
Tonsil T1-T1,
mg oral
Platogrix 1 x 75
Uvula
mg oral
Pradaxa 2 x 75 mg
ditengah.
Leher: KGB
oral
Asetosal 2 x 100
mg oral
Lactulose syrup
hari.
membesar (),
JVP 5 + 2 cm
Thorax: Simetris,
Suportif:
RL 18 TPM
retraksi (-),
penggunaan otot
bantu napas (-)
Non Farmakologi:
Pertahankan
posisi setengah
duduk.
Pulmo :
Bronkovesikuler,
Ronkhi basah +/
+, Wheezing -/Cor :
Plan Monitoring:
Keadaan umum
dan TTV
Makan dan
minum
Efek samping
Batas jantung
kiri di linea
midclavicularis
obat
sinister ICS V
BJ I > II regular,
murmur (+), S3
(+)
Plan Edukasi:
Istirahat cukup.
Minum obat
teratur dan sesuai
17
Abdomen:
BU (+) normal,
NT (-),
hepatomegali (+)
perintah.
Jaga kebersihan
ruangan.
Diet rendah
garam 1 - 2 g
3 cm di bawah
AC
minum hingga 1
- 1,5 L sehari.
Ekstremitas :
Akral hangat
Edema
(-/-/-/-),
Senin/ 28
Maret 2016/
Sakit sedang
dekompensated
07.00 am
/ Compos mentis
chronic heart
Nyeri dada
Vital Sign
sudah tidak
TD: 130/80
N : 84 x/menit
sudah tidak
RR: 18 x/menit
ada.
Batuk
S : 36,5 C
sudah tidak
mmHg
dirasakan.
Sesak
ada.
Badan
pasien
sudah tidak
lemas.
Perut
kembung.
Sakit
kepala.
SpO2: 98%
Kepala:
Acute
failure
CAD OMI
AF
Bronkitis
SIRS
Dyspepsia
Plan Diagnosis:
Tidak ada
Plan Terapi
Farmakologi:
Simtomatif
Aminofusin hepar
IV 7 TPM
ISDN 3 x 5 mg
oral SL
Captopril 3 x 12,5
mg oral
Ranitidine 2 x 50
mg IV
Normochepal
Mata: CA -/-
SI +/+
Hidung:
Sekret -/Mulut:
Mukosa
normal
Tonsil T1-T1,
Kausatif:
Zibac 2 x 1 gr IV
Lasix 2 x 20 mg
IV
Simvastatin 1 x 20
mg oral
Platogrix 1 x 75
18
Uvula
ditengah.
Leher: KGB
membesar (),
mg oral
Pradaxa 2 x 75 mg
oral
Asetosal 2 x 100
mg oral
JVP 5 + 2 cm
Thorax: Simetris,
Suportif:
RL 18 TPM
retraksi (-),
penggunaan otot
bantu napas (-)
Non Farmakologi:
Pertahankan
posisi setengah
duduk.
Pulmo :
Bronkovesikuler,
Ronkhi basah +/
Plan Monitoring:
+, Wheezing -/-
Keadaan umum
Cor :
dan TTV
Makan dan
minum
Efek samping
Batas jantung
kiri di linea
obat
midclavicularis
sinister ICS V
BJ I > II regular,
murmur (+), S3
(+)
Plan Edukasi:
Istirahat cukup.
Minum obat
teratur dan sesuai
Abdomen:
BU (+) normal,
NT (-),
hepatomegali (+)
3 cm di bawah
AC
perintah.
Jaga kebersihan
ruangan.
Diet rendah
garam 1 - 2 g
sehari dan batasi
minum hingga 1
19
Ekstremitas :
pulang besok.
Akral hangat
Edema
- 1,5 L sehari.
Pasien boleh
(-/-/-/-),
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala gagal jantung: sesak napas atau lelah bila beraktivitas: pada
pergelangan kaki.
Bukti obyektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat istirahat.
20
Gagal jantung akut: timbulnya sesak napas secaracepat (< 24 jam) akibat
kelainan fungsi jantung, gangguan fungsi sistolik atau diastolik atau
irama jantung, atau kelebihan beban awal (preload), beban akhir
afterload). atau kontraktilitas. Keadaan ini mengancam jiwa bila tidak
kiri.
Heart failure preserved ejection fraction (HR-PEF).Adanya tanda dan
gejala gagal jantung. Namun nilai fraksi ejeksi normal atau menurun
sedikit serta tidak ada dilatasi ventrikel kiri. Kondisi ini berhubungan
dengan kelainan struktural, seperti hipertrofi ventrikel kiri atau atrium
kiri dan atau disfungsi diastolik.
II.1.3 Patofisiologi
Gagal jantung terjadi akibat sejumlah proses yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pompa jantung, seperti iskemia, hipertensi, infeksi, dan
sebagainya. Penurunan kapasitas awalnya akan dikompensasi oleh mekanisme
neurohormonal: sistem saraf adrenergik, sistem renin-angiotensin-aldosteron, dan
sistem sitokin. Kompensasi awal bertujuan untuk menjaga curah jantung dengan
meningkatkan tekanan pengisian ventrikel (preload) dan kontraksi miokardium.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas sistem tersebut akan
menyebabkan kerusakan sekunder pada ventrikel, seperti remodeling ventrikel kiri
dan dekompensasi jantung. Kadar angiotensin II, aldosterone, dan katekolamin
akan semakin tinggi, mengakibatkan fibrosis dan apoptosis miokardium yang
21
bersifat progresif. Pada tahap yang lebih lanjut, penurunan fungsi ini Juga akan
disertai peningkatan risiko terjadinya aritmia jantung. Prinsip neurohormonal
inilah yang mendasari terapi gagal jantung saat ini2.
Tabel 1. Etiologi Gagal Jantung
Heart Failure-Reduced Ejection Fraction (<40%)
Penyakit arteri coroner
Non-inskemik kardiomiopati dilatasi
Infark miokard
Penyakit familial/genetic
Iskemia miokard
Penyakit infiltratif
Hipertensi
Penyakit metabolic
Viral
Penyakit Chagas
Bradiaritmia kronis
kanan)
Takiaritmia kronis
Shunt ekstrakardiak
Heart Failure-Preserved Ejection Fraction (<40-50%)
Hipertrofi patologis
Kardiomiopati restriktif
Primer (kardiomiopati
hipertrofi)
sarkoidosis)
Sekunder (hipertensi)
Penuaan (aging)
Kelainan endomiokardial
Fibrosis jantung
Penyakit jantung pulmonal
Kor pulmonal
Penyakit vascular pulmonal
Kondisi High-Output
Kelainan metabolic
Tirotoksikosis
22
Anemia kronis
23
NYHA II
NYHA III
NYHA IV
II.1.4 Diagnosis
Diagnosis
gagal
jantung
ditegakkan
berdasarkan
kriteria
klinis
menggunakan kriteria klasik Framingham; bila terdapat paling sedikit satu kriteria
mayor dan dua kriteria minor (lihat Tabel 3).
Tabel 3 Kriteria klasik gagal jantung berdasarkan Framingham.
Kriteria Mayor
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Batuk malam
Ronki
Hepatomegaly
Kardiomegali
Efusi pleura
24
bila 50%.
Pemeriksaan biomarka, Brain Natriuretic People (BNP) dan pro-BNP
sensitive untuk mendeteksi gagal jantung (lihat Gambar 1). Dikatakan
gagal jantung bila BNP 100 pg/mL atau NT pro BNP 300 pg/mL.
BNP bermanfaat untuk meminimalisasi diagnosis negatif palsu (untuk
mengeksklusi bila kadarnya lebih rendah), bila tidak tersedia
ekokardiografi.
25
26
Pasien dengan fraksi ejeksi < 30% atau dengan atrial fibrilasi.
sebaiknya diberikan antikoagulan untuk mencegah emboli kardiak.
Pemberian digitalis bermanfaat untuk gagal jantung dengan atrial
panjang.
Obat-obatan yang betul-betul harus dihindari pada pasien
gagal jantung simptomatik NYHA kelas II-IV:
- Golongan tiazolidinedion (glitazon),karena dapat memperburuk
-
jantung berat.
Berhenti merokok dan alkohol (terutama pada kardiomiopati).
Aktivitas fasis rutin, misalnya berjalan kaki 3-5 kali/minggu
selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/minggu selama 20
menit dengan bebar 70-80% denyut jantung maksimal pada
27
Captopril
Enalapril
Lisinopril
Lamipril
Trandolapril
Penyekat beta
Bisoprolol
1.25 sekali sehari
Cervedilol
3.125 dua kali sehari
Metroprolol succinate 12.5/25 sekali sehari
(CD/XL)
Nebivolol
ARB
Candesartan
Valsartan
Losartan
MRA
Elerenone
Spironolactone
Diuretik Kuat
Furosemide
Bumetanide
Torasemide
Tiazid
Bensoflumethiazide
hydrovhlorothlazide
Metolazone
Indapamide
Spironolakton/eprelnon
10 sekali sehari
32 sekali sehari
160 dua kali sehari
150 sekali sehari
25 sekali sehari
25sekali sehari
50 sekali sehari
25-50 sekali sehari
10-40
0.5-1.0
5-10
40-240
1-5
10-20
2.5
25
2.5
2.5
*ACEI/AR
ACEI/AR
2.5-10
12.5-100
2.5-10
2.5-5
*ACEI/AR
ACEI/AR
B
12.5-25
B
50
B
50
B
100-200
e
Amiloreide
2.5
5
5-10
10-20
Triamterene
25
50
100
200
*golongan tiazid tidak direkomendasikan bila GFR < 30 mL/menit, kecuali bila
dikombinasikan dengan diuretic kuat.
II.2 Penyakit Jantung Koroner
II.2.1 Pendahuluan
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu kondisi yang disebabkan
oleh suplai darah dan oksigen ke miokardium yang tidak adekuat sehingga terjadi
28
29
Arteri Koroner
LAD Proksimal
LAD
LAD distal, LCX atau RCA
LCX
RCA (85%), LCX (15%)
RCA Proksimal
RCA atau LCX
Sadapan EKG
V1-V2
V3-V4
V5-V6
I, aVL
II, III, aVF
V1-V2 dan V4R
ST,di V7-V9
Keterangan: LAD Left anterior desxending, LCX left circumflex, LDX left
descending circumflex, RCA right coronary artery.
II.2.3 Patogenesis Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan lesi intimal (disebut atheromas atau fibrofatty
plaques) yang menonjol sehingga menyumbat lumen dan melemahkan jaringan
vaskular.Secara umum, plak aterosklerosis berkembang pada arteri yang elastis,
seperti aorta, karotis, dan arteri iliaka, dan arteri muskular berukuran sedang
hingga besar, seperti arteri koroner, arteri popliteal.Sumbatan aterosklerosis
tersebutlah yang mendasari terjadinya PJK, stroke, maupun penyakit arteri
perifer3.
Proses aterosklerosis diawali dengan disfungsi endotel (meski beIum
terbentuk plak), yang sebenarnya telah terjadi sejak usia muda. Sel endotel
terdapat pada lapisan tunika intima pembuluh darah, berhubungan langsung
dengan aliran darah, serta berperan dalam menjaga keseimbangan antara faktor
prokoagulan (von Willebrand, tissue factor, plasminogen activator inhibitor/ PW)
dan antikoagulan (prostasiklin. trombo-modulin, heparansulfat, dan tissue
plaminogen activator/ TPA). Adanya jejas pada endotel yang berlangsung kronis
akan menyebabkan disfungsi endotel berupa peningkatan permeabilitas,
rekrutmen dan adesi leukosit, serta potensi pembentukan trombus3.
Di samping itu, diet kaya kolesterol dan lemak jenuh akan menyebabkan
terkumpulnya partikel lipoprotein pada permukaan intima yang kemudian masuk
ke dalam intima. Di dalam intima, partikel lipoprotein akan teroksidasi dan
mengalami proses glikasi. Stres oksidatil yang terjadi selanjutnya memicu
pelepasan sitokin yang menyebabkan migrasi monosit dan sel darah lainnya ke
30
berupa gejala atipikal, seperti rasa tidak nyaman di epigastrium, rasa lelah, atau
seperti pingsan (terutama pada kelompok lanjut usia). Gejala ini disebut angina
ekuivalen. Beberapa diagnosis banding untuk keluhan nyeri dada dapat dilihat
pada tabel 21.
Tabel 2. Diagnosa Banding Keluhan Nyeri Dada.
Kondisi
Angina
Durasi
2 menit dan 10
Kualitas
Tekanan, tertindih
Lokasi
Retrosternal, kadang
menit
benda berat,
menjalar ke leher,
terbakar
10-20 menit
Seperti angina,
lengan kiri
Seperti angina
Infark miokardial
Bervariasi, kadang
Seperti angina
akut
Stenosis aorta
30 menit
Seperti angina
Seperti angina
Pericarditis
episode berulang
Hitungan jam hingga Tajam
Retrosternal atau
Diseksi aorta
Emboli pulmonal
Muncul mendadak,
Sensasi dirobek;
diiris pisau
menjalar ke punggung
Muncul mendadak,
Pleuritik
beberapa menit
hingga jam
Hipertensi pulmonal Bervariasi
Pneumonia atau
Bervariasi
pleuritis
Penumotoraks
Awitan mendadak,
spontan
Refluks esophageal
Spasme esophageal
Ulkus peptikum
Penyakit kandung
beberapa jam
10-60 menit
2-30 menit
Berkepanjangan
Berkepanjangan
empedu
Kelainan
Bervariasi
tergantung lokasi
Tertekan
Pleuritik
emboli
Substernal
Unilateral, kadang
Pleuritik
terlokalisir
Sisi lateral sesuai lokasi
Terbakar
Tertekan, terbakar
Terbakar
Terbakar, tertekan
penumotoraks
Subternal, epigastrium
Retrosternal
Epigastrium, substernal
Epigastrium, kuadran
Terasa pegal
32
muskuloskeleral
Herpes zoster
Kondisi psikis dan
Bervariasi
Bervariasi
emosional
kadang retrosternal
penyakit
multivessels
atau
adanya
kerusakan
miokard
sebelumnya. Meski demikian, pada 50% pasien APS ditemukan EKG normal saat
istirahat. Pada kasus demikian, disarankan untuk pemeriksaan EKG latihan atau
treadmill1.
Pada pasien yang tidak bisa melakukan uji latih jantung (kelompok lanjut
usia, penyakit arteri perifer, artritis, penyakit paru, gangguan ortopedik, obesitas,
pascastroke), dapat dianjurkan pemeriksaan diagnostik ekokardiografi stress
(dobutamin stress ekokardiografi), nuklir stress (menggunakan adenosin atau
dipiridamol), atas magnetic resonance imaging (MRI) 1.
II.2.4.5 Tata Laksana
derajat dua atau tinggi, sindrom sick sinus, dan asma berat).
Penghambat ACE atau Angiotensin-receptor blocker (ARB). Dimulai
dan diteruskan selamanya pada semua pasien dengan fraksi ejeksi
ventrikel kiri 40%, pasien dengan hipertensi. diabetes, penyakit ginjal
kronis, atau pasien berisiko tinggi, kecuali ada kontraindikasi (stenosis
Dislipidemia).
Manajemen diabetes. Target terapi ialah HbAlc < 7% dengan terapi obat
34
cm untuk laki-laki.
- Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok
Dengan pertimbangan khusus, tindakan revaskularisasi: non bedah
(angioplasti) atau bedah pintas koroner (coronary artery bypass
grafting/CABC) terutama pada multivessel disease.
menunjukkan iskemia.
Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI). Manifestasi khas
angina, disertai peningkatan enzim penanda jantung, tanpa adanya
35
Berbeda dengan APS, iskemia pada SKA lebih disebabkan oleh penurunan
suplaimendadak dibandingkan dengan peningkatan kebutuhan, biasanya akibat
plak yang ruptur.Gejala yang ditimbulkan bervariasi, tergantung dari derajat
penyempitan yang dipengaruhi oleh komponen vasospasme arteri dan oleh ukuran
trombus (lihat Tabel 3). Dalam hal ini trombus terbentuk karena adanya
ruptur/erosi plak aterosklerotik yang telah ada sebelumnya. Proses terjadinya
trombus bersifat dinamis: proses pembentukan, pembesaran,dan lisis terjadi
bersamaan: dalam hal ini proses pembentukan lebih dominan dari pada proses
lisis trombus3.
Iskemia dan infark pada miokard yang luas, akan mengakibatkan penurunan
curah jantung sehingga terjadi kongesti paru. Disamping itu.kematian sel-sel
miokard
akan
menyebabkan
ketidakseimbangan
elektrolit
fokal
dengan
Aliran Darah
Manifestasi Klinis
Plak Awal
Asimptomatik
Angina stabil
kritis (>70%)
tidak stabil
STEMI (subendokardial)
plak
Thrombus pada rupture Kolusi vascular komplit (tidak
plak
STEMI (transmural)
36
Diagnosis banding untuk keluhan nyeri dada dapat dilihat ada Tabel 2.
Diantaranya, yang mengancam nyawa sehingga patut diwaspadai ialah:
37
obat
penghambat
disterase
(misalnya
sildenafil),
38
mg/KgBB/jam.
4. Tata laksana jangka panjang SKA, meliputi :
a. Modifikasi gaya hidup: berhenti merokok, olah raga, serta diet dan
penurunan berat badan
b. Kontrol tekanan darah dan kontrol diabetes
c. Manajemen lipid; statin direkomendasikan pada semua pasien SKA
untuk menstabilkan dinding plak aterosklerosis dan efek pleitropik
d. Meneruskan medikamentosa
Antiplatelet, sesuai indikasi pasien.
Penyekat beta, diberikan dosis titrasi naik pada semua pasien
sedini mungkin.
Penghambat ACE atau ARB, terapi jangka panjang semua
pasien dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri 40% dan pada
pasien
39
terakhir;
Adanya perdarahan aktif (tidak termasuk menstruasi).
Kontraindikasi relatif fibrinolitik:
Riwayat hipertensi kronis dan berat yang tidak terkontrol;
Hipertensi berat yang tidak terkontrol saat timbul gejala (tekanan
punctures).
Ulkus peptikum aktif:
Khusus untuk streptokinase/anistreplase:
(non-compressible
riwayat
pemaparan
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Publishing, Jakarta.
42