Alamat Korespondensi:
Achriani, SKM
BTN.Minasa Upa Blok D1 No.20 Makassar
Sulawesi Selatan
HP: 085399942777
Email: achriani86@gmail.com
Abstrak
Multidrug resistant tuberculosis (MDR TB) adalah suatu keadaan dimana Micobacterium
Tuberculosis telah resisten terhadap INH dan rifampisin saja atau resisten terhadap INH dan
rifampisin serta OA lini pertama lainnya. Tingginya angka kesakitan tuberkulosis berdampak
terhadap besarnya biaya kesehatan masyarakat yang pada akhirnya akan menambah beban ekonomi
penduduk dan sektor kesehatan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku
merokok dengan kerugian ekonomi pada pasien Multidrug Resistance Tuberculosis (MDR TB).
Jenis penelitian adalah observasional dengan cross sectional analitik dengan jumlah sampel 34
orang dan dengan teknik penarikan sampel secara exchaustive sampling. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan data sekunder
yang diperoleh dari buku laporan pada poli MDR TB di RSU Labuang Baji Kota Makassar.
Analisis statistik dengan uji chi square (Fishers Exact Test) dan perhitungan kerugian ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisa bivariat menunjukkan bahwa perilaku
merokok tidak berhubungan (p= 0,3 > 0,05) dengan kerugian ekonomi. Disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara perilaku merokok dengan kerugian ekonomi. Diharapkan adanya penelitian
lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kerugian ekonomi dengan jumlah sampel
yang lebih banyak di tempat rujukan MDR TB seluruh Indonesia, sehingga dapat diakumulasikan
atau di bandingkan.
Kata Kunci : MDR TB, Kerugian ekonomi, Kepatuhan berobat, Riwayat pengobatan, PMO,
merokok.
Abstract
Multidrug-resistant tuberculosis (MDR TB) is a condition in which Micobacterium tuberculosis
was resistant to INH and rifampin alone or resistant to INH and rifampin and other first-line OA.
The high morbidity of tuberculosis affecting the cost of public health, which in turn will aggravate
the economic burden of population and economic burden of the health sector. The research aims to
analyze the relationship between the behavior of the economic loss treatment in patients Multidrug
Resistance Tuberculosis (MDR TB). This type of research is observational analytic cross sectional
design with a sample of 34 people and the sampling technique is exchaustive sampling. Data
collected through interviews using a questionnaire and using secondary data obtained from a book
report on poly MDR TB in Baji Labuang Hospital Makassar. Statistical analysis with chi-square
test (Fisher's Exact Test) and the calculation of economic loss. The results showed that based on
bivariate analysis showed that the variables related to the economic loss treatment compliance p =
0.0035 <0.05, and a history of treatment with p value = 0.003> 0.05, while the regularity of
treatment (p = 0.497> 0, 05), the PMO (p = 1.000> 0.05), and history of smoking (p = 0.3> 0,05).
Multivariate analysis showed a treatment history variables most associated with economic losses
Exp (B) = -2.877 95% CI (0.007 to 0.438). Concluded that the relationship between the variables
treatment compliance and treatment history with economic losses. Expected need for information to
patients about the side effects of drugs and how to handle and information to families being
infected so that no new cases.
PENDAHULUAN
Multidrug resistant tuberculosis (TB-MDR) adalah suatu keadan dimana
Micobacterium Tuberculosis telah resisten terhadap INH dan rifampisin saja atau
resisten terhadap INH dan rifampisin serta OAT lini pertama lainnya (Sarin, 2007).
WHO (2010) melaporkan bahwa sejak dari tahun pertama ditemukan terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 390.000 510.000
kasus MDR TB di seluruh duni. Dari semua insidens TB, sekitar 3,6% menjadi
MDR TB. Hampir 50% kasus MDR TB diseluruh dunia terjadi di Cina dan India.
Diperkirakan MDR TB ini menyebabkan 150.000 angka kematian pada tahun
2008. Tingginya angka kesakitan tuberkulosis berdampak terhadap besarnya biaya
kesehatan masyarakat yang pada akhirnya akan memperberat beban ekonomi
penduduk dan beban ekonomi sektor kesehatan. Hal ini berkaitan dengan besarnya
dana yang harus dikeluarkan untuk berobat, serta hilangnya pendapatan akibat
tidak dapat bekerja karena berada pada kondisi sakit (Sandra dkk., 2009). Pada
tahun 2015, diperkirakan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk diagnosis dan
pengobatan TB-MDR sebesar USD 2 miliar. Pendanaan yang tersedia untuk TBMDR telah meningkat dari USD 0,5 miliar pada 2009 menjadi USD 0,6 miliar
pada tahun 2011 di beberapa negara dengan data (yang mewakili 75% dari
perkiraan kasus TB-MDR di dunia). Biaya untuk obat lini kedua saja berjumlah
USD 0,3 miliar setahun (WHO, 2012). Hasil penelitian di Amerika Selatan
menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pasien TB di luar
medis yaitu sebesar US$ 13,2 per pasien biaya yang dikeluarkan oleh pasien yang
berkonsultasi ke dokter swasta jauh lebih besar sebesar US$ 21,9 dibandingkan
mereka yang tidak yaitu US$ 5,4 (Lambert dkk., 2005).
Indonesia menduduki urutan ke 8 dari 27 negara dengan kasus MDR-TB
terbanyak. Setiap tahunnya, menurut laporan WHO sekitar 2 kasus baru muncul di
Indonesia (WHO, 2009). Pengobatan pasien TB-MDR lebih sulit, mahal, banyak
efek samping dan angka kesembuhannya relatif rendah. Penyebaran resistensi obat
di berbagai negara tidak diketahui dan tatalaksana pasien TB-MDR masih tidak
adekuat (CITC, 2011).
Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor yaitu perilaku,
lingkungan, genetik, dan layanan kesehatan, teori tersebut menurut H.L.Blum.
Lingkungan merupakan faktor utama, namun menurut Adler dan Newman bahwa
50% penyebab penyakit adalah faktor perilaku dan gaya hidup (Notoatmojo,
2007).
(Zhao dkk.,
2012).
YLD = DW L
Dimana:
DW
: Disability weight
HASIL
Karaketristik Responden
Tabel 1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok umur,
dimana jumlah responden yang menjalani pengoabatan terbanyak pada kelompok
umur 35-44 tahun sebanyak 14 orang (41,2%), sedangkan yang paling sedikit pada
kelompok umur 15-24 tahun dan > 55 tahun dengan jumlah masing-masing 3
orang (8,8%). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan, dimana pada
penelitian ini paling banyak memiliki tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 16
orang (47,1%) dan paling sedikit dengan tingkat pendidikan tidak sekolah yaitu
sebanyak 1 orang (2,9%). Distribusi berdasarkan pekerjaan yaitu yang paling
banyak 18 orang (52,9%), dan paling sedikit dengan pekerjaan petani, sekuriti, dan
wiraswasta yaitu masing-masing 1 orang (2,9%).
Tabel 2 menunjukkan rata-rata total kerugian ekonomi yang dialami oleh
pasien MDR TB yaitu sebesar Rp. 3.181.997 per pasien dari total kerugian sebesar
Rp. 108.187.900.
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 18 responden yang mengalami kerugian
ekonomi tinggi terdapat 12 responden (63,2 %) yang memiliki riwayat merokok,
dan dari 16 responden yang mengalami kerugian ekonomi rendah terdapat 9
responden (60,0 %) yang tidak memiliki riwayat merokok. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat merokok dengan kerugian
ekonomi yang dialami responden dengan nilai p > 0,05 (0,319).
Analisis Bivariat
Hasil penelitian antara perilaku merokok dengan kerugian ekonomi
menunjukkan bahwa dari 18 responden yang mengalami kerugian ekonomi tinggi,
terdapat 12 orang (63,2 %) yang memiliki pernah merokok dan sebanyak 6 orang
(40,0 %) responden yang tidak pernah merokok. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kerugian ekonomi
yang dialami responden dengan nilai p > 0,05 (0,3).
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan
merokok tidak
DAFTAR PUSTAKA
Ay., R., Wyss.K.,Abdualimova.H., Saidaliev.S. (2010). Household costs of illness
during different phases of tuberculosis treatment in Central Asia: a patient
survey in Tajikistan. BMC Public Health 2010, 10:18
Badollahi, (2004). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan keberhasilan
Program Pengobatan TB Paru melalui strategis DOTS di Kabupaten Gowa,
Tesis, Makassar Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Lambert ML, Delgado et al. (2005). Delays to treatment and out-of-pocket medical
expenditure for tuberculosis patients, in an urban area of South America.
Ann Trop Med Parasitol. Dec;99(8):781-7.
Lin HH, Murray M, Cohen T, Colijn C, Ezzati M. (2008). Effects of smoking and
solid-fuel use on COPD, lung cancer, and tuberculosis in China: a timebased, multiple risk factor, modelling study.Lancet . 2008; 372(9648):
147383.
Maidin., A. (2005). Economic Loss of Toraja Community Due to Disability and
Premature Death in South Sulawesi Province, Indonesia. Volume: 3 - No. 3
- 2005-09-01.
Rouzier. V. A. Oxlade, R. Verduga, L. Gresely, D. Menzies (2010). Patient and
Family Costs Associated with Tuberculosis, Including Multidrug Resistant
Tuberculosis, in Ecuador. The International Journal of Tuberculosis and
Lung Disease. 14(10):13161322.
Sandra., V et al. (2009). Direct and indirect costs of tuberculosis among immigrant
patients in the Netherlands. BMC Public Health 2009, 9:283.
Sofia E.,P.,B. (2011). Faktor Risiko Resistensi Obat Tuberculosis Pada Penderita
Tuberculosis Paru Dibalai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota
Makassar: Pascasarjana unhas.
Suarez I. (2009). Risk Factors for Multidrug Resistant Tuberkulosis in a
Tuberkulosis unit in Madrit, Spain. Eur Journal Microbiologi Infections
Disease. 28:323-330.
Toingoussova. O.S., D.A. Caugant and P. Sandven. (2002). Drug Resistence of
Mycobacterium Tuberkulosis Strains Isolated From Patients With
Pulmonary Tuberkulosis in Archangels, Russia. The International Journal
of Tuberkulosis and Lung Disease. 6(5): 406-414.
Wen CP, Chan TC, Chan HT, Tsai MK, Cheng TY, Tsai SP. (2010). Ther reduction
of Tuberculosis risks by smoking cessation. BMC Infect Dis. 2010;10:156.
World Health Organization. (2009). WHO report and Global tuberculosis control.
Geneva, WHO.
World Health OrgarLtzation (WHO). (2010). Multidrug and extensively drugresisiant TB (M/XDR-TB): 2010 global report on surveillance and
response. Geneve: WHO Press.
Wuaten, Grace Angel. (2012). Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan
Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tuminting. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Univesitas Sam Ratulangi Manado.
Zhou,. P, et al. (2012). Social Behaviour Risk Factors for Drug Resistant
Tuberculosis in Mainland China: a Meta-analysis. The Journal of
International Medical Research. 2012; 40:436 445.
3
8
14
6
3
8.8
23.5
41.2
17.6
8.8
22
12
64.7
35.3
1
5
7
16
5
2.9
14.7
20.6
47.1
14.7
6
5
1
2
1
1
18
34
17.6
14.7
2.9
5.9
2.9
2.9
52.9
100
Jumlah (Rp)
3.495.000
123.952.000
127.447.000
3.300.480.000
YLD
102.193.920
3.402.673.920
DALY
Sumber: Data Primer
Kerugian Ekonomi
Perilaku
merokok
Ada
Riwayat
Tidak ada
riwayat
Jumlah
Tinggi
Jumlah
Rendah
0,3
n
12
%
63.2
n
7
%
36.8
n
19
%
100
40.0
60.0
15
100
18
52,9
16
47,1
34
100