Oleh:
Residen
dr. Firman Wahyudi
Pembimbing
dr. Amiroh Kurniawati Sp.PK., M.Kes
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. S
Usia : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sukoharjo, Jawa Tengah
Tanggal Masuk : 4 Mei 2020
Tanggal Px : 6 Mei 2020
No RM : 052XXXX
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Pusing Nggliyer
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : pasien memiliki merokok selama 10 tahun, sehari
1 bungkus, namun sudah berhenti
Riwayat makanan : pasien mengaku sering mengonsumsi makanan
manis tak terkontrol sejak 20 tahun lalu
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : jarang, tidak rutin
C. Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
KU : sakit sedang
GCS : E4V5M6
Tekanan darah : 190/100 mmHg
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit
Frekuensi nadi : 55 x/menit, regular, isi kesan cukup
Suhu : 36°C
SpO2 : 95% udara ruang
Status Gizi
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
IMT : 22,03 kg/m2 (normoweight)
Kulit: Warna sawo matang, pucat (+), ikterik (-), petechie (-), hematom (-), turgor
kulit normal
Kepala: Bentuk mesocephal, jejas (-),
Telinga: Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
Hidung: Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Mata: konjungtiva palpebrae pucat (+/+), konjunctiva bulbi hiperemis (-), sklera
ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-),
sekret (-/-),
Mulut: bibir kering (-), sianosis (-), lidah simetris, mukosa pucat (-), gusi
berdarah (-), gusi bengkak (-), papil lidah atrofi (-)
Leher: JVP 5+4 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-), nyeri tekan (-),
benjolan (-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis kuat angkat, ictus cordis di SIC V linea axillaris anterior
Perkusi : pinggang jantung: SIC II-III linea parasternalis sinistra
kiri bawah: SIC V linea axillaris anterior (melebar caudolateral)
kanan bawah: SIC IV linea parasternalis dekstra
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II reguler, intensitas normal, bising
diastolik (+) pada SIC II linea parasternalis dekstra
Paru
Inspeksi : Pengembangan dinding dada kanan dan kiri simetris, retraksi dinding
dada (-)
Palpasi : fremitus teraba kanan dan kiri sama,
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler normal, RBK (-/-), RBH (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut = dinding dada, distended (-)
Auskultasi : bising usus (+), dalam batas normal 13x per menit
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, massa (-)
Ekstremitas
- - - -
- - + +
AD Oed
CRT < 2 detik
Clubbing finger (-)
Foto thoraks AP
Cor : Apeks jantung grounded, CTR 61%
Pulmo : Tidak tampak infiltrat di kedua lapang paru, corakan bronkovaskuler
normal
Sinus costophrenicus kanan kiri anterior posterior tajam
Retrosternal dan retrocardiac space normal
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Kesan: Kardiomegali (LV) disertai kalsifikasi arcus aorta
F. EKG
G. Diagnosis Kerja
CHF NYHA II
HT urgency
Riw. DM tipe 2
CKD stage V (eGFR 10,9 ml/menit/1,73 m2)
Anemia normokromik-normosotik ec penyakit kronis (Hb 8.1)
Geriatri low intake
H. Terapi
PENATALAKSANAAN
IGD
Inf. Asering 20 tpm
Inj. Ondansentron 4 mg
Amlodipin 10 mg
Interna
Inf Kidmin 1 fl/24 jam
Inj ondansentron 8 mg/8 jam
Inj omeprazol 40 mg/24 jam
P.o : asam folat 1 x 800 mg, CaCO3 3 x 1, kalitake 3 x 1, NAC 3 x 1
Jantung
Amlodipin 10-0-0 mg
Clonidin 2 x 0.15 mg (1-0-1)
HCT 1 x 25 mg (1-0-0)
CPG 1 x 75 mg (0-0-1)
Simvastatin 1 x 20 mg (0-0-1)
Ramipril 1 x 10 mg
EDUKASI
Kurangi makanan tinggi garam
Kurangi makanan tinggi gula
Rutin kontrol dan minum obat
Sehari maksimal minum sebanyak 600mL
Aktivitas fisik/ olahraga teratur
CHF
A. Anamnesis
Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan >300 m, naik tangga)
Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat beraktifitas, tidur lebih nyaman
bila menggunakan bantal yang tinggi ( 2-3 bantal)
Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki
Riwayat menderita penyakit jantung atau dirawat dengan gejala diatas
B. Pemeriksaan Fisik
Sesak nafas, frekuensi nafas >24x/menit saat istirahat
Frekuensi nadi > 100 x/mnt, nadi kecil dan cepat
Iktus cordis bergeser ke lateral pada palpasi
Peningkatan tekanan vena jugularis
Hepato megali / hepato jugular reflux (+)
Edema tungkai biasanya dekat mata kaki
Ascites
C. Diagnosis
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah perifer lengkap (hemo-globin, leukosit, trombosit), elektrolit, kreatinin, laju
filtrasi glomerulus (GFR), glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis.
BNP/NT-pro BNP (Peptida Natriuretik)
Konsentrasi peptida natriuretik yang normal sebelum pasien diobati membuat
kemungkinan gagal jantung sebagai penyebab gejala-gejala yang dikeluhkan
pasien menjadi sangat kecil
EKG
Temuan non-spesifik
Dapat memberikan petunjuk tentang penyebab gagal jantung, misalnya
gelombang Q pada infark miokard dan LVH pada stenosis aorta.
Foto Thorax
Dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti vena paru, efusi pleura dan dapat
mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat sesak
nafas.
Kardiomegali dapat tidak ditemukan pada gagal jantung akut dan kronik.
Echocardiography
Konfirmasi diagnosis gagal jantung dan/atau disfungsi jantung dengan
pemeriksaan ekokardiografi adalah keharusan dan dilakukan secepatnya pada
pasien dengan dugaan gagal jantung.
Pengukuran fungsi ventrikel untuk membedakan antara pasien disfungsi sistolik
dengan pasien dengan fungsi sistolik normal adalah fraksi ejeksi ventrikel kiri
(normal > 45 - 50%).
E. Tatalaksana
Gambar 4. Rekomendasi Terapi Hipertensi pada Gagal Jantung
HIPERTENSI EMERGENSI
Hipertensi urgensi -> SBP ≥ 180 dan/atau DBP ≥110 tidak disertai adanya tanda
organ damaged
CKD
A. Definisi
kelainan struktur atau fungsi ginjal, muncul selama > 3 bulan, dengan implikasi
bagi kesehatan (KDIGO, 2012)
B. Kriteria
D. Diagnosis
E. Terapi
Mencegah progresivitas CKD lifestyle modification (kontrol tekanan darah,
gula darah, asam urat, dislipidemia)
Protein 0,8 g/kg/hari (protein mulai dibatasi saat GFR ≤60ml/menit
Garam < 2 g/hari
Aktivitas fisik 30 menit, 5kali/minggu
Pembatasan cairan 500-800ml + jumlah urin
Gambar 12. Rencana Tatalaksana CKD sesuai Derajat
DIABETES MELITUS
A. Diagnosis
Keluhan klasik DM : poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.