Anamnesis
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu. Sakit
kepala dirasakan terutama di bagian belakang kepala. Sakit dirasakan seperti ditekan
atau diikat dengan kuat, serta tidak disertai dengan nyeri sebelah kepala atau pusing
berputar. Sakit kepala dirasakan hilang timbul, semakin memberat ketika pasien lelah,
dan tidak membaik dengan istirahat.
Pasien juga mengeluhkan leher bagian belakang nyeri sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan nyeri leher dirasa muncul bersamaan dengan sakit kepala. Leher bagian
belakang terasa pegal dan kaku. Riwayat jatuh atau trauma pada daerah kepala dan
leher disangkal oleh pasien. Akibat keluhan tersebut, pasien kesulitan dalam
beraktivitas dan sulit untuk memulai tidur pada malam hari. Keluhan lain seperti mual,
muntah, kelemahan ekstremitas atau penurunan kesadaran disangkal oleh pasien.
Anamnesis
Pasien juga mengeluhkan batuk yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Batuk tidak
disertai dengan dahak. Batuk dirasakan memberat di malam hari, berkurang pada siang
hari dan tidak membaik dengan istirahat. Pasien belum meminum obat apapun untuk
mengurangi keluhan batuknya. Keluhan batuk tidak disertai dengan pilek, sesak nafas,
demam, nyeri tenggorokan atau nyeri dada. Riwayat vaksinasi COVID lengkap, riwayat
berkontak dengan pasien suspek COVID-19 atau pasien TBC disangkal oleh pasien.
Pasien mengaku memiliki riwayat darah tinggi namun tidak pernah memeriksakan
diri atau minum obat. Darah tinggi diketahui ketika pasien hendak vaksin sekitar 3 bulan
yang lalu. Pasien juga mengaku memiliki alergi terhadap obat golongan penicilin.
Penyakit lain seperti kencing manis, asma, gagal ginjal, penyakit liver atau penyakit
jantung disangkal oleh pasien. BAK dan BAB dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat hipertensi : (+) tidak rutin kontrol atau minum obat
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sakit TB : disangkal
Riwayat maag : (+) diakui sudah sejak lama
Riwayat alergi : (+) golongan Penicilin
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan
Pasien bekerja sebagai pedagang di Pasar Karangjati
Pasien tidak memiliki BPJS dan berobat menggunakan biaya pribadi
HIDUNG
Nafas cuping hidung (-/-), LEHER
discharge (-/-) JVP 5+2 cm
Simetris, trakea ditengah,
TELINGA pembesaran KGB (-), benjolan (-),
Sekret (-/-), darah (-/-) nyeri tekan (-)
PULMO COR
I : Pengembangan dinding dada I : iktus kordis tidak tampak
kanan=kiri simetris P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : fremitus kanan = kiri P : batas jantung kesan tidak
P : sonor // sonor melebar
A : SDV(+/+), RBH (-/-), RBK (-/-), A : BJ I dan II reguler, intensitas
Wheezing (-/-) normal, bising (-)
ABDOMEN EKSTREMITAS
I : dinding perut = dada Edema Akral dingin
A : bising usus (+) 10x/menit
P : timpani (+)
P : supel, nyeri tekan (-),
- - - -
pembesaran hepar/lien (-)
- - - -
Diagnosis
1. Hipertensi stage II
2. Common cold
Tatalaksana
Captopril 1 x 12,5 mg (X)
Amlodipin 1 x 5 mg (X)
Brocon 3 x 1 (X)
Meloxicam 2 x 7.5 mg (X)
ES : alergi, pusing, mual
KIE :
Minum obat teratur dan kontrol kembali tekanan darah
Batasi konsumsi garam maksimal 1 sendok teh per harinya
Perbanyak aktivitas fisik minimal 30 menit / hari
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI
RADHITYA SASONGKOJATI
Tekanan Darah
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2015). Robbins and Cotran pathologic basis of disease
(Ninth edition.). Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders
Tekanan
Darah
Etiologi Hipertensi
Hipertensi Primer / Esensial
Penyebab pasti tidak diketahui/idiopatik
Tanpa underlying disease
90-95% kasus hipertensi
Hipertensi Sekunder
Ada penyakit tertentu yang mendasari
<10% kasus hipertensi
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2015). Robbins and Cotran pathologic basis of disease
(Ninth edition.). Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders
Hipertensi sekunder
Renal : Glomerulonefritis akut, CKD, penyakit polikistik, stenosis arteri
renalis, tumor penghasil renin
Endokrin : ·Cushing syndrome, akromegali, hipotiroidisme,
hipertiroidisme, kehamilan (pre-eklampsia)
Kardiovaskular : Koartio aorta, poliarteritis nodusa, peningkatan
volume intravaskular, peningkatan curah jantung, rigiditas aorta
Neurologis : Psikogenik, peningkatan tekanan intrakranial, sleep
apnea, stres akut
Konsumsi obat : estrogen, steroid, dekongestan, TCA, NSAID
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2015). Robbins and Cotran pathologic basis of disease
(Ninth edition.). Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders
Klasifikasi Hipertensi
(ESC/ESH 2018)
Anamnesis
Durasi hipertensi
Riwayat terapi hipertensi sebelumnya (dan efek samping bila
ada)
Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada keluarga
Faktor risiko lainnya : obesitas, merokok, diabetes, dislipidemia,
inaktivitas fisik
Tanda hipertensi sekunder
Tanda kerusakan organ target (HMOD)
Alwi I et al. (2015). Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Panduan Praktek
Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia : Jakarta
Pemeriksaan Fisik
Pengukuran tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital
Pengukuran tekanan darah
Identifikasi hipertensi sekunder : palpasi ginjal, auskultasi bruit
dan mumur arteri, pemeriksaan kelenjar tiroid, gejala Cushing
disease.
Identifikasi HMOD : pemeriksaan neurologis, funduskopi, palpasi
dan auskultasi jantung dan pembuluh darah perifer
Alwi I et al. (2015). Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Panduan Praktek
Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia : Jakarta
HMOD (Hypertension Mediated Organ Damage)
Alwi I et al. (2015). Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Panduan Praktek
Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia : Jakarta
Diagnosis Hipertensi
(ESC/ESH 2018)
Tatalaksana Hipertensi
(ESC/ESH 2018)
Lifestyle Intervention
Pembatasan konsumsi garam maksimal 2 gram (setara dengan 1-
2 sendok teh) per hari
Perbanyak konsumsi sayuran, buah, ikan, susu rendah lemak,
asam lemak tidak jenuh; dan kurangi konsumsi daging merah
Menjaga berat badan dengan IMT ideal (18,5-22,9 kg/m2)
Olahraga intensitas sedang (berjalan, jogging, bersepeda,
berenang) minimal 30 menit 5-7 hari seminggu
Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
Lifestyle Intervention
(JNC 8-2014)
Terapi Obat Hipertensi
(Konsensus Penatalaksanaan
Hipertensi 2019, dikutip dari
ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018)
Terapi Obat Hipertensi + PJK
(Konsensus Penatalaksanaan
Hipertensi 2019, dikutip dari
ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018)
Terapi Obat Hipertensi + CKD
(Konsensus Penatalaksanaan
Hipertensi 2019, dikutip dari
ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018)
Terapi Obat Hipertensi + HF
(Konsensus Penatalaksanaan
Hipertensi 2019, dikutip dari
ESC/ESH Hypertension
Guidelines 2018)
Sediaan Obat Hipertensi
(ACC/AHA Guidelines of Hypertension, 2017)
Target Tekanan Darah
Hipertensi Emergensi
Hipertensi berat (grade III) dengan TD >180/120 mmHg
Gejala HMOD yang bersifat akut dan progresif :
Stroke iskemik atau hemoragik
Hypertensive encephalopathy
Gagal ginjal akut
Sindrom koroner akut
Diseksi aorta akut
Edema pulmo akut
Pre-eklampsia berat dan eklampsia
(ISH Global Hypertension Guidelines, 2020)
Hipertensi Emergensi
Tatalaksana :
Rujuk ke RS, rawat ICU
Pemberian obat antihipertensi intravena
Turunkan MAP 25% dalam 1 jam bertama, lalu turunkan TD
ke 160/100 mmHg dalam 2-6 jam berikutnya. Kemudian
turunkan TD secara bertahap dalam 24-48 jam.
Hindari penurunan TD yang terlalu cepat
Williams, B., Mancia, G., Spiering, W., Agabiti Rosei, E., Azizi, M., & Burnier, M. et
al. (2018). 2018 ESC/ESH Guidelines for the management of arterial
hypertension. European Heart Journal, 39(33), 3021-3104