Anda di halaman 1dari 21

Presentasi Kasus Bangsal

Stroke Hemoragik ec Hipertensi Emergensi

Onika Adi Wijaya


G4A015206

Pembimbing:
dr. Hernawan, Sp.S

SMF ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
Identitas

Nama : Tn. S
Usia : 47 tahun
Alamat : Jl. Cenderawasih RT 03/07, Grendeng
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku : Jawa
Agama : Islam
Anamnesis

KU
Kesemutan pada bagian tubuh kiri
Onset
2 hari sebelum masuk RS
RPS
Pasien datang ke IGD RSMS rujukan dari RS Elizabeth dengan keluhan kesemutan pada
tubuh bagian kiri. Keluhan tersebut dirasakan sesaat setelah pasien mengeluhkan nyeri
kepala yng hebat sampai pasien hampir pingsan namun pasien berusaha menahan
agar tetap sadar. Keluhan tersebut timbul terus-menerus dan tidak berkurang dengan
istirahat. Selain itu pasien juga mengeluhkn nyeri kepala yang hebat dan pada saat
yang bersamaan pasien muntah tanpa didahului dengan mual sebanyak 2x. Selain itu
pasien juga mengeluhkan bahwa pasien mendengar suara-suara disekitarnya menjadi
lebih keras dari biasanya. Kurang lebih 2 jam setelah keluhan muncul, pasien dibawa ke
RS Elizabeth untuk diberikan perawatan kemudian pasien dirujuk ke RSMS. Saat datang di
IGD RSMS, pasien sulit menggerakkan bibir, membuka mulut, sulit bicara, dan masih
mengeluhkan tubuh bagian kiri terasa kesemutan. Pasien juga mengeluhkan
pandangannya menjadi dobel. 3 hari sebelum keluhan muncul, pasien mengaku
memakan sate kaambing dan gulai kambing secara berturut-turut serta pasien juga
kurang istirahat. Pasien merupakan penderita hipertensi namun jarang kontrol dan
minum obat antihipertensi. Pasien merupakan perokok sejak 30 tahun yang lalu dengan
kurang lebih mengonsumsi 20 batang /hari, pasien sering mengonsumsi kopi dan pasien
jarang berolahraga.
Riwayat Penyakit Dahulu

Keluhan yang sama (-)


Hipertensi (+) sejak 5 tahun yang lalu
Diabetes mellitus (+) sejak 1 tahun yang lalu
Penyakit jantung (-)
Trauma Kepala (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Stroke (+) Ibu pasien
Hipertensi (+) Ayah dan ibu pasien
Diabetes mellitus (-)
Penyakit jantung (-)

Riwayat Gizi
Terkadang masih susah menghindari makanan yang harus
dihindari pada penderita Hipertensi dan DM
Pemeriksaan Fisik

Status Internus Pasien


Keadaan umum : sedang
TD : 220/140 mmHg
Nadi : 96x/m
RR: 20 x/m
Suhu : 36,8
Paru : SD. Ves +/+, RBH -/-, RBK -/-, Wheezing -/-, Sonor
Cor: S1>S2, murmur -, gallop
Abdomen : Supel, cembung, BU +N, Nyeri tekan -,
timpani
Status Neurologis
GCS : E4 M6 V5
Nervus Kranialis:
N III : GBM ke medial (-)
N IV : GBM ke lateral- atas bawah (-)
N VI : GBM ke lateral (-)
N VII : kerutan dahi, lipatan nasolabial, sudut mulut, mengerutkan
alis, meringis, menggembungkan pipi (-)
N XII : dysartria, juluran lidah menuju ke kanan
Motorik Superior Inferior
Gerak B/B B/B
Kekuatan Motorik 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi EU/EU EU/EU
RF +/+ +/+
RP -/- -/-
Usulan Pemeriksaan
Penunjang
Laboratorium (DL, GDS, Ur, Cr, Elektrolit)
CT-Scan kepala tanpa kontras
EKG
Diagnosis

Diagnosis klinis:
- Parestesia
- Dysartria
- Diplopia
- Parese N III, N IV, N VI, N VII, N XII

Diagnosis topis:

Diagnosis etiologis
- Stroke Hemoragik
- Hipertensi Emergensi
TERAPI
Terapi Monitoring
Farmakologi Keadaan Umum, vitasl sign
Bed Awasi 5B (Breathing, Blood, Brain,
Edukasi Bowel, Bladder)

Jelaskan kondisi, penyakit, Memantau pasien agar


tindakan dan terapi serta menghindari ulkus dekubitus
prognosis Pantau BC, elektrolit, dan asupan
Ganti posisi dari berbaring ke nutrisi
miring tiap 2 jam Pantau kemajuan terapi, efek
Menggerakkan anggota samping obat
tubuh
Prognosis

Ad vitam : Dubia ad Malam


Ad functionam : Dubia ad Malam
Ad sanationam : Dubia ad Malam
Tinjauan Pustaka
Hipertensi Emergensi

Peningkatan tekanan darah sistolik yang akut dan parah lebih


besar dari atau sama dengan 180 mmHg atau tekanan darah
diastolik lebih besar dari atau sama dengan 120 mmHg yang
disertai dengan kerusakan organ target.
Patofisiologi
Penegakan Diagnosis
Penatalaksanaan Hipertensi
Emergensi

Secara umum, tekanan harus dikurangi tidak lebih


dari 25% dalam satu jam pertama dan kemudian ke
160/100 sampai 110 mmHg dalam waktu 2 sampai 6
jam. Alternatifnya adalah mengurangi tekanan darah
sekitar 10% di beberapa jam pertama dan kemudian
tidak lebih dari 25% selama 24 jam pertama
Daftar Pustaka

Devicaesaria, Asnelia. 2014. Hipertensi Krisis.


Medicinus. 27(3). 9-17
Ipek, E., Oktay, A. A., & Krim, S. R. 2017. Hypertensive
crisis: an update on clinical approach and
management. Current Opinion in Cardiology, 32(4),
397-406.
Majid, Abdul. 2004. Krisis Hipertensi Aspek Klinisi dan
Pengobatan. FK USU.
Nurkhalis, N. 2017. Penanganan Krisis Hipertensi. Idea
Nursing Journal, 6(3), 61-67.
Suneja, M., & Sanders, M. L. 2017. Hypertensive
Emergency. Medical Clinics of North America.

Anda mungkin juga menyukai