Anda di halaman 1dari 3

LO 2 MEKANISME SESAK NAFAS

Dispnea atau yang biasa dikenal dengan sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan
biasanya merupakan gejala utama dari penyakit kardiopulmonal. Orang yang mengalami sesak
napas sering mengeluh napasnya terasa pendek dan dangkal.

Gejala objektif sesak napas termasuk juga penggunaan otot otot pernpasan tambahan
seperti sternocleidomastoidseus, scalenus, trapezius, dan pectoralis mayor, adanya pernapasan
cuping hidung, tachypnea dan hiperventilasi. Tachypnea adalah frekuensi pernapasan yang
cepat, yaitu lebih dari 20 kali permenit yang dapat muncul dengan atau tanpa dispnea.
Hiperventilasi adalah ventilasi yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan untuk
mempertahankan pengeluaran CO2 normal, hal ini dapat diidentifikasikan dengan memantau
tekanan parsial CO2 arteri, atau tegangan pa CO2 yaitu lebih rendah dari angka normal yaitu
40mmHg.

Sumber penyebab dispnea termasuk :

1. Reseptor reseptor mekanik pada otot otot pernapasan, paru, dinding dada dalam teori
tegangan panjang, elemen elemen sensoris, gelendong otot pada khususnya berperan penting
dalam membandingkan tegangan otot dengan drjat elastisitas nya. Dispnea dapat terjadi jika
tegangan yang ada tidak cukup besar untuk satu panjang otot.

2. Kemoreseptor untuk tegangan CO2 dan O2.

3. Peningkatan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkatnya rasa sesak napas.

4. Ketidakseimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi

Besarnya tenaga fisik yang dikeluarkan untuk menimbulkan dispnea bergantung pada
beberapa hal berikut :

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Ketinggian tempat
4. Jenis latihan fisik

5. Dan terlibatnya emosi dalam melakukan kegiatan tersebut.

Mekanisme terjadinya sesak napas

Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang
fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas
antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat
sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah
sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada
saluran pernapasan maka ruang mati akan meningkat.

Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga
akan terganggu dan juga dapat menyebabkan dispnea.

Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan terhadap
compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka
makinbesar gradien tekanan transmural yang harus dibentuk selama inspirasi untuk
menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab menurunnya compliance
paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya jaringan paru dengan jaringan
ikat fibrosa akibat inhalasi asbeston atau iritan yang sama.

Daftar Pustaka

Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta :


EGC. 2005.

Kasper, et al.. Harrison’s principles of internal medicine vol 2. 16th ed.


McGraw-Hill, 2005.

Anda mungkin juga menyukai