A. Definisi
Sindrom piriformis adalah gangguan neuromuskular yang terjadi ketika
N.Ischiadicus terkompresi atau teriirtasi oleh M.Piriformis. Secara khas, sindrom
piriformis meningkat dengan adanya kontraksi pada otot piriformis, duduk yang
lama, atau tekanan langsung pada otot. Nyeri pada pantat adalah gejala utamanya.
Sindrom piriformis dapat menyebabkan kesulitan berjalan, karena adanya
nyeri pada pantat atau ekstremitas bawah. Sindrom piriformis adalah salah satu
yang menyebabkan kondisi siatika.
B.
Sekunder
Hematoma
Bursitis
Pseduoaneurisma
Pronasi berlebihan
Massa
Anomali vassa
Simpai fibrosis
Patofisiologi
Hiperlordosis lumbal dan kontraktur panggul pada posisi fleksi
meningkatkan regangan musculus piriformis juga cenderung menyebabkan gejala
sindrom
piriformis.
Pasien
dengan
kelemahan
otot-otot
abductor
atau
dalam kondisi teregang selama proses melangkah dan cenderung lebih hipertrofi
dibanding otot lain di sekitarnya. 8,9 Setiap abnormalitas proses melangkah yang
melibatkan panggul dengan posisi rotasi internal atau adduksi yang meningkat
dapat semakin meregangkan musculus piriformis.
Trauma tumpul dapat menyebabkan hematom dan fibrosis di antara nervus
ischiadicus dan otot-otot rotator eksternal pendek, salah satu pemicu gejala
sindrom ini. Radikulopati lumbal bagian bawah mengakibatkan iritasi sekunder
musculus
piriformis
yang
nantinya
akan
memperumit
diagnosis
dan
Gambaran Klinis
Keluhan yang khas adalah kram atau nyeri di pantat atau di area
hamstring, nyeri ischialgia di kaki tanpa nyeri punggung, dan gangguan sensorik
maupun motorik sesuai distribusi nervus ischiadicus. Keluhan pasien dapat pula
berupa nyeri yang semakin menjadi saat membungkuk, berlama-lama duduk,
bangun dari duduk, atau saat merotasi internal paha, juga nyeri saat miksi/defekasi
dan dispareunia.
E.
Pemeriksaan Diagnostik
Penegakan diagnosis
sindrom
piriformis
sering
dibuat
setelah
1.
3.
4.
5.
nyerinya.
Stretching : Dapat berupa teknik hold relax , untuk mengulur otot yang
6.