Oleh :
Putri Rara Imas Balerna Pratiwi
FAA 110 030
Pembimbing :
dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.RM
dr. Tagor Sibarani
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Primary Survey
Tn. L , Laki-laki
Vital sign
Tekanan Darah
: 160/110 mmHg
Nadi
: 120x/menit
Pernapasan
: 40x/menit
Suhu
: 36
Airway
Breathing
Circulation
Dissability
pupil
isokor
+/+
dengan
diameter
3mm/3mm.
Evaluasi masalah : Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam
emergency sign yaitu nyeri dada kiri dan respiratory
distress . Pasien pada kasus ini diberi label
pewarnaan triase dengan warna merah.
Tatalaksana awal : Pasien ditempatkan di ruangan resusistasi.
II. Identitas Penderita
Nama
: Tn. L
Usia
: 30 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan : Nelayan
Alamat
III.Anamnesis
Autoanamnesis dengan penderita pada tanggal 7 Desember 2015
pukul18..00 WIB.
1. Keluhan Utama : Nyeri dada kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 6 jam yang lalu dan
semakin lama semakin memberat. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan
terasa tembus ke belakang dan kadang kadang ke ulu hati.
Pasien juga mengeluh sesak nafas. Pasien tidak bisa tidur karena sesak
nafas dan nyeri dada.
BAK (+) tidak ada keluhan, nyeri saat BAK (-). Demam disangkal
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien dengan riwayat serupa 1,5 tahun yang lalu. Pasien dibawa ke
RSUD Dorys dan dirawat diruangan ICCU. Setelah di opname pasien
tidak kontrol rutin dan tidak ada minum obat rutin.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Tampak sakit berat
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
2. Tanda vital
Tensi
: 160/110 mmHg
Nadi
Suhu
: 36C, aksila
Respirasi
: 40x/menit, torakoabdominal.
3. Kepala
: Normocephal
Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik.
4. Leher :
Inspeksi
40
kali/menit,
jenis
pernapasan
torakoabdominal.
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
b. Jantung
Inspeksi
Palpasi
midklavikula
sinistra
Auskultasi
V. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal 7 Desember 2015 :
WBC
: 10,25/uL
PLT
: 153 /uL
RBC
: 5,21 /uL
GDS
: 81 mg/dL
HGB
: 13,8 g/dL
Penatalaksanaan
O2 4 lpm Nassal Canule
Captopril 3 x 6,25 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Aspilet 1 x 75 mg
ISDN 3 x 5 mg
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien Ny.SR datang ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,
kegawatan pada kasus ini adalah nyeri perut kanan atas.
Apendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis, karena struktur
yang terpuntir, appendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul
dan multiplikasi.
Apendisitis akut disebabkan oleh proses radang bakteria yang dicetuskan
oleh beberapa faktor pencetus. Ada beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya radang apendiks, diantaranya :
1. Faktor Obstruksi
Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh hiperplasia jaringan lymphoid
submukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda asing dan sebab
lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan cacing.
2. Faktor Bakteri
Infeksi enterogen merupakan faktor patogenesis primer pada apendisitis
akut. Bakteri yang ditemukan biasanya E.coli, Bacteriodes fragililis,
Splanchicus, Lacto-bacilus, Pseudomonas, Bacteriodes splanicus.
3. Kecenderungan familiar
Hal ini dihubungkan dengan terdapatnya malformasi yang herediter
dari organ apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak baik dan
letaknya yang memudahkan terjadi apendisitis.
ras
berhubungan
dengan
kebiasaan
dan
pola
makanan
sehari-hari.
2. Palpasi
- nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan lepas.
- defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
- pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk
menentukan adanya rasa nyeri.
3. Perkusi
- pekak hati menghilang jika terjadi perforasi usus.
4. Auskultasi
- biasanya normal
ampula kolaps
6. Uji Psoas
Dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi panggul
kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan.
Bila apendiks yang meradang menepel di m. poas mayor, tindakan tersebut
akan menimbulkan nyeri.
7. Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan
m. obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi
dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan
nyeri pada apendisitis pelvika. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator
merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak
apendiks.
8. Alvarado Score
Characteristic
M = Migration of pain
A = Anorexia
N = Nausea and vomiting
T = Tenderness in RLQ
R = Rebound pain
E = Elevated temperature
L = Leukocytosis
S = Shift of WBC to the left
Score
1
1
1
2
1
1
2
1
Total
10
Dinyatakan appendisitis akut bila skor > 7 poin
Pada pasien didapatkan Uji Psoas dan Obturator (+). Tidak ada defans
muscular. Skor Alvarado didapatkan 8 poin.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Laboratorium
a. Pemeriksaan darah :
- leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut terutama pada
kasus dengan komplikasi.
- pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat.
b. Pemeriksaan urin untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di
dalam urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan
diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang
mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan appendicitis.
2.
Radiologis
a. Foto polos abdomen
Pada appendicitis akut yang terjadi lambat dan telah terjadi komplikasi
(misalnya peritonitis) tampak :
- scoliosis ke kanan
- psoas shadow tak tampak
- bayangan gas usus kanan bawah tak tampak
- garis retroperitoneal fat sisi kanan tubuh tak tampak
- 5% dari penderita menunjukkan fecalith radio-opak
b. USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan
USG dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti
kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya.
Antibiotik Pre-Operatif
diindikasikan.
Tindakan Operasi
Bila terjadi abses apendiks maka terlebih dahulu diobati dengan antibiotika
IV, massanya mungkin mengecil, atau abses mungkin memerlukan drainase
dalam jangka waktu beberapa hari.
BAB IV
KESIMPULAN
Demikian telah dilaporkan suatu kasus kolelitiasis dari seorang pasien
perempuan, Tn. L usia 30 tahun dengan keluhan utama nyeri dada kiri.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Selama perawatan, Tn. L
DAFTAR PUSTAKA