Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

EDEMA PARU AKUT


pada
GAGAL JANTUNG
KONGESTIF
Oleh :
dr. Brilliana Firly Ariesti

DPJP : dr. Trinandika Ardhana, Sp.JP, FIHA

RSU WONOLANGAN KABUPATEN PROBOLINGGO


4 Mei 2018
IDENTITAS PASIEN

• Nama : EY
• Jenis kelamin : Laki laki
• Umur : 65 tahun
• Pekerjaan : mantan sopir
• NO RM : 1800xxxx
• Tanggal MRS : 7 Februari 2018
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : Sesak nafas


Sejak 2 minggu, memberat 30 menit sebelum MRS

Memberat bila beraktivitas, sedikit membaik bila pasien dalam posisi duduk

Riwayat batuk 1 hari, berdahak bening tidak berdarah dan berbusa

Keluhan lain : keringat dingin, perut makin buncit, kaki bengkak

Pasien sering sesak dan mudah lelah saat beraktivitas ringan-sedang,


sering terbangun saat tidur karena sesak dan biasa tidur dengan
menggunakan 2 bantal.
ANAMNESIS

Nyeri dada (-), demam (-)

BAK dikatakan tidak ada keluhan, BAB cair 1x hari ini, warna kuning
masih ada ampas

Riwayat trauma tidak ada


• Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi dan Diabetes Mellitus >10 tahun tak terkontrol

• Riwayat Pengobatan :

Glibenclamid

• Riwayat Alergi : Tidak ada


• Riwayat Keluarga : Tidak ada
• Riwayat Pribadi dan Sosial : merokok (+) >20tahun berhenti 5 tahun terakhir,
hobi konsumsi makanan tinggi lemak rendah serat (+). Ekonomi menengah kebawah
PEMERIKSAAN FISIK
• KEADAAN UMUM : tampak sesak berat

• KESADARAN : GCS E4V5M6 (Compos Mentis)

• VITAL SIGN
Tekanan darah : 169/90 mmHg
Frekuensi nadi : 114 x/menit,teratur
Frekuensi nafas : 32 x/menit
Suhu : 36,5 oC
SpO2 : 90% NRM 10-15 lpm SpO2 95-96%

BB: 95kg TB: 164cm BMI: 35,4


PEMERIKSAAN UMUM
Mata : an -/-, ikt -/-
Leher : distensi vena leher kesan JVP
meningkat
Pulmo
Thorax : Retraksi (+)
Inspeksi : simetris
Cor Palpasi : Vocal fremitus N | N
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak N | N
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba N | N
Perkusi : Kanan Atas : ICS II PSL D Perkusi : Sonor |Sonor
Sonor |Sonor
Kiri Atas : ICS II PSL S
Sonor |Sonor
Kanan Bawah : ICS IV PSL D Auskultasi :
Kiri Bawah : ICS V linea aksila Vesikuler +|+ Rhonki -|-
anterior S +|+ +|+
Kesan : Batas jantung membesar +|+ +|+
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular murmur(-)
Wheezing -|-
-|-
-|-
PEMERIKSAAN FISIK

• PEMERIKSAAN UMUM :

– Abdomen :
I : Jejas (-), Vulnus (-) Distended (+), Sikatrik (-)
A : Bising usus (+) dalam batas normal
P : redup (+), pekak alih (+)
P : distensi (+), nyeri tekan (-), defans muscular (-),
hepar dan lien tidak teraba, turgor dalam batas normal

– Ekstremitas : dingin pitting edema


EKG
PEMERIKSAAN
(7 Februari 2018)
PENUNJANG

Irama sinus, frekuensi 114x/menit, axis normal, gelombang P normal, PR interval 0,12s,
segmen QRS 0,12s, tampak Q patologis pada lead II, III, avF, gelombang T inversi pada
lead III dan avF, r/s di V1 < 1, sV2+rV5 > 35 mm
Kesan : Irama sinus takikardia dengan infark miokard lama inferior, LVH
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thoraks AP
(9 Februari 2018)

KESAN : Cor : kardiomegali, pulmo : odem paru


RESUME
• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 30 menit sebelum MRS.
Awalnya sesak biasa sejak 2minggu namun semakin lama semakin
memberat. Keluhan sesak bertambah bila pasien beraktivitas dan sedikit
membaik bila pasien dalam posisi duduk. Keluhan lain yaitu keringat dingin
dan batuk sejak satu hari yang lalu, batuk dikatakan berdahak dengan dahak
berwarna bening. Perut semakin membesar sejak kemarin dan kaki
bengkak sejak 1 minggu lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 169/90
mmHg, RR : 32x/menit, HR : 114x/menit teratur, temperatur aksila: 36,50C,
SpO2 90%. Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi, distensi vena leher
kesan JVP meningkat, ronki basah halus (+/+) di kedua lapang paru, ascites
(+), pitting odem pada ekstremitas bawah (+), akral dingin (+) keempat
ekstremitas. Riwayat penyakit dahulu hipertensi dan diabetes mellitus tak
terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG didapatkan irama sinus takikardi dengan
Q patologis di lead II, II, avF dan LVH, pemeriksaan laboratorium didapatkan
leukosit 18.3 g/dl, trombosit 419,000 rb/ul, natrium darah 105.4 mmol/L,
klorida darah 73,1mmol/L, GDS 419 mg/dL serta pemeriksaan rontgen
thoraks didapatkan kardiomegali dan oedema paru.
DIAGNOSIS

• Etiologi : Penyakit Jantung Koroner


• Anatomi : aterosklerosis arteri coroner kanan
(RCA) + hipertrofi ventrikel kiri + dilatasi
vascular hilus pulmo dextra et sinistra
• Fisiologis : Edema Paru Akut + irama sinus
takikardi
• Kapasitas Fungsional : Gagal Jantung
Kongestif NYHA III
• Prognosis : TIMI skor 8/14
• Komorbid : Diabetes Mellitus tipe II +
Hipertensi st I
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Awal : Terapi di ICU :


• IVFD hydromal 6 tpm
- Posisi duduk • Inj nitrogliserin 10mcq/mnt
- O2 NRM 10 – 15 lpm • Inj furosemide 5mg/jam
- Infus NaCl 0,9% 6 tpm • Inj esomeprazole 2x1
- Injeksi Furosemide 2 ampul • Inj furamine 2x1
- Pasang DC • Inj cepraz 2x1gr
• Inj Solvinex 2x4mg
Konsul Dokter Sp.JP: • Aspilet 1x80mg
- Masuk ICU • Clopidogrel 1x75mg
- Inj furosemide 2 ampul • Atorvastatin 0-0-20mg
• Alprazolam 0-0-0,5mg
• Valsartan 1x160mg
• Adalat oros 1x30mg
• Glimepiride 2mg-0-0
FOLLOW UP

07-01- ICU S: Pasien sesak nafas (+), batuk (+), perut • IVFD hydromal 6 tpm
• Inj nitrogliserin
2018 begah (+)
10mcq/mnt
O: Gelisah, TD:168/101mmHg, • Inj furosemide 5mg/jam
+ +
HR 105x/m t.ax 36,4C, RR 30x/m • Inj esomeprazole 2x1
+ +
• Inj furamine 2x1
Thor: Rh(+/+) Abd : distensi (+), redup (+)
• Inj cepraz 2x1gr
Eks : akral dingin • Inj Solvinex 2x4mg
Pitting odem ekstremitas bawah +/+ • Aspilet 1x80mg
A : Edema Paru Akut + CHF + DM tipe 2 + HT • Clopidogrel 1x75mg
• Atorvastatin 0-0-20mg
P: • Alprazolam 0-0-0,5mg
• Valsartan 1x160mg
• Adalat oros 1x30mg
• Glimepiride 2mg-0-0
08-02-2018 ICU S: Pasien sesak nafas (+), batuk berkurang, Terapi lanjut
(07.00 wib) perut begah (+)
O: Gelisah, TD:140/91mmHg,
HR 105x/m t.ax 36,6C, RR 28x/m
Thor: Rh(+/+)

Abd : distensi (+), redup (+)


Eks : akral dingin
Pitting odem ekstremitas bawah +/+
A : Edema Paru Akut + CHF + DM tipe 2 + HT
P:
09-02-2018 ICU S:keluhan sesak nafas berkurang, perut terasa begah • Inj esomeprazole 2x1
• Inj furamine 2x1
(07.00 WIB) berkurang • Inj cepraz 2x1gr
O: cukup, TD:120/82mmHg, • Inj Solvinex 2x4mg
• Aspilet 1x80mg
HR 102x/m t.ax 36,7C, RR 26x/m • Clopidogrel 1x75mg
Thor: Rh(+/+)minimal Abd : distensi (+), redup (+) • Atorvastatin 0-0-20mg
• Alprazolam 0-0-0,5mg
Eks : akral hangat • Valsartan 1x160mg
Pitting odem ekstremitas bawah -/- • Glimepiride 2mg-0-0
• Sucralfat syr 4xcth1
A : Edema Paru Akut + CHF + DM tipe 2 + HT • ISDN 2x5mg
P: pindah ruangan

10-02-2018 Ruangan S:keluhan sesak nafas (-), batuk (-), makan minum sudah Po: furosemide 1-0-0
(13.00 WIB) Teratai nyaman Spironolactone 0-1-0
Aspilet 1x80mg
O: baik, TD:120/80mmHg, Clopidogrel 1x75mg
HR 84x T.ax 36,6C, RR 22x/m Atorvastatin 20mg 0-0-1
Valsartan 160mg 1-0-0
Thor: Rh(-/-) Abd : timpani (+) Glimepiride 2mg 1-0-0
Eks : akral hangat Sucralfat syr 4xcth1
Lansoprazole 1x1
Pitting odem ekstremitas bawah -/- ISDN 2x5mg
A : HF + DM tipe 2 + HT
P: KRS
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN

Edema paru akut kasus gawat darurat ,memerlukan penanganan segera

Akumulasi cairan di paru  sesak nafas dan hipoksia

Penyebab edema paru : kardiogenik dan non-kardiogenik

Bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian


ANATOMI

VENTILASI

DIFUSI

PERFUSI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

ANAMNESIS TEORI

Keluhan Utama : Sesak Nafas Keluhan Utama : Sesak Nafas

Batuk Batuk dengan pink frothy sputum

Keringat dingin Penggalian kausa

PND (+) -Kardiogenik


(riw. gangguan jantung, orthopnea atau
Riw. Sering sesak dan paroxysmal nocturnal dyspneu)
mudah lelah
- Non Kardiogenik
Riwayat DM (+) (trauma, sepsis dengan intraabdominal)

Daftar Pustaka :
1. Harun S, Sally N. Edema paru akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Edisi ke-5). Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009: hal. 1651-3.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK :
TD : 169/90 mmHg, RR : 32x/menit (takipneu), HR : 114x/menit (takikardia), SpO2 90%
Pem. Fis: Retraksi, JVP meningkat, Ronki Basah Halus (+/+), ascites (+), pitting odem (+), akral
dingin (+)

PEMERIKSAAN PENUN JANG :


EKG : irama sinus takikardia dengan OMI inferior, LVH
Rontgen Thoraks AP : kardiomegali dan odem paru
Daftar Pustaka :
1. Harun S, Sally N. Edema paru akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Edisi ke-5). Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009: hal. 1651-3.
PENATALAKSANAAN

Posisi Duduk

O2 NRM 10 – 15 lpm

Infus NaCl 0,9% 6 tpm


z
Inj Furosemide 2 ampul lanjut
5mg/jam

Inj Nitrogliserin 10mcg/mnt

Clopidogrel 75 mg tablet p.o

Pasang DC

Daftar Pustaka :
10. McMurray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012: The Task Force for the Diagnosis and Treatment of
Acute and Chronic Heart Failure 2012 of the European Society of Cardiology. Eur Heart J. 2012;33:1787-47.
11. PERKI. Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut(Edisi 2017). Jakarta: PERKI.2017:hal.106-108.cc
Daftar Pustaka :
10. McMurray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012: The Task Force for the Diagnosis and Treatment of
Acute and Chronic Heart Failure 2012 of the European Society of Cardiology. Eur Heart J. 2012;33:1787-47.
GAGAL JANTUNG

• Gagal jantung  jantung tidak dapat memompa


darah yang mencukupi untuk kebutuhan tubuh.
• Gagal jantung kongestif  gagal jantung kanan dan
kiri.
• Gagal jantung kanan melemahkan pada ventrikel
kanan seperti hipertensi pulmonal primer/sekunder,
tromboemboli paru kronik sehingga terjadi kongesti
vena sistemik  edema perifer, hepatomegali, dan
distensi vena jugularis.
• Gagal jantung kiri kelemahan pada ventrikel kiri,
meningkatkan tekanan vena pulmonal dan paru 
pasien sesak nafas dan ortopnea
FAKTOR RISIKO
• a. Faktor resiko mayor : usia, jenis kelamin, hipertensi,
hipertrofi pada LV, infark miokard, obesitas, diabetes.
• b. Faktor resiko minor : merokok, dislipidemia, gagal ginjal
kronik, albuminuria, anemia, stress, lifestyle yang buruk.
• c. Sistem imun : hipersensitifitas.
• d. Infeksi yang disebabkan oleh virus, parasit, bakteri.
• e. Toksik yang disebabkan karena pemberian agen
kemoterapi (antrasiklin, siklofosfamid, 5 FU), terapi target
kanker (transtuzumab, tyrosine kinase inhibitor), NSAID,
kokain, alkohol.
• f. Faktor genetik seperti riwayat dari keluarga.
Forrester classification
Inj nitrogliserin 10mcq/mnt

Inj furosemide 5mg/jam


• Q patologis di lead
II,III,avF  infark miokard
lama  komplikasi gagal
jantung  edema paru
akut.
• Meskipun pasien
menyangkal keluhan
nyeri dada namun adanya
keluhan sesak nafas
kronis pada pasien dan
keluhan asimptomatik 
proses infark berjalan.
• LVH  sudah lama terjadi
hipertensi
DIABETES MELLITUS

Hiperinsulinaemia mempengaruhi jalur


fosfatidylinositol 3 kinase dan mempresipitasi disfungsi
miokard

akumulasi oksigen reaktif mempengaruhi sirkulasi


coroner dan menyebabkan hipertrofi myokard dan
fibrosis.

Carbonic anhydrase berperan penting pada diabetic


mikroangiopati. Akhir-akhir ini, carbonic anhydrase I
dan II ditemukan meningkat pada jaringan miokard
pastien gagal jantung dengan diabetes pasca serangan.
Obat Golongan / Fungsi
kandungan
furosemide Loop diuretic Pemberian diuretik secara parenteral diindikasikan pada
gagal jantung berat dan edema paru akut. Furosemid
dapat diberikan pada pasien ini jika tekanan darah
sistolik minimal mencapai 100 mmHg
Nitrogliserin Vasodilator mengurangi beban afterload jantung di perifer,
dan ISDN menurunkan tekanan sistolik, mengurangi tekanan
pengisian jantung kiri dan kanan, dan mengurangi
kongesti paru tanpa mempengaruhi stroke volume atau
meningkatkan konsumsi oksigen pada miokardium.
Vasodilator diindikasikan pada gagal jantung akut
sebagai first line theraphy, apabila hipoperfusi padahal
tekanan darah adekuat dan tanda-tanda kongesti dengan
diuresis sedikit
Aspilet Antitrombotik, mencegah terjadinya trombus di jantung dan mencegah
NSAID terjadinya emboli.
Clopidogrel Antiplatelet  sebagai pencegah terjadinya agregasi platelet
thienopyridine
Obat Golongan / Fungsi
kandungan
Esomeprazole Antirefluks mengatasi efek samping dari aspilet. menghambat sel-
dan sel di lapisan lambung memproduksi terlalu banyak
Antiulserasi asam
Atorvastatin Statin menurunkan risiko infark miokard, rawat inap dengan
diagnosis gagal jantung, dan angina karena statin
menghambat 3-hidroksi-methilglutaril koenzim A
(HMG-CoA) reductase, yang berperan dalam reduksi
tingkat serum kolesterol LDL
Alprazolam benzodiazep menenangkan dengan meningkatkan aktivitas asam
ine gamma-aminobutirat (GABA).
Furamin fursultiamin membantu dalam pencernaan, metabolisme
 derivate karbohidrat, fungsi otot dan saraf juga sebagai
vitamin B1 pencegahan gagal jantung.
Obat Golongan / Fungsi
kandungan
Solvinex bromhexine pengencer mucus diharapkan berfungsi untuk
HCl mengencerkan mucus pada saluran nafas sehingga
keluhan batuk dan sesak bisa berkurang
Valsartan Antagonis pembuluh darah dapat melebar dan menjadi rileks,
reseptor sehingga tekanan darah turun dan jantung akan lebih
Angiotensin mudah memompa darah ke seluruh tubuh
II
Adalat oros nifedipine menghambat ion kalsium ketika memasuki slow
GITS channel atau area sensitive tegangan pada otot polos
vascular dan myocardium selama depolarisasi, relaksasi
otot polos vascular coroner dan vasodilatasi coroner,
meningkatkan penghantaran oksigen.
Cepraz Cefoperazon dengan mencegah proses sintesis dinding sel bakteri.
e untuk pengobatan infeksi saluran nafas
sefalosporin
• Glimepirid  sulfonylurea  meningkatkan pelepasan insulin dari
pankreas  meskipun seharusnya perlu dicek ulang apakah peningkatan
gula darah saat puasa atau post prandial agar terapi yang diberikan tepat.
• Sucralfat syrup  antiulcer  merangsang produksi bikarbonat dan
bertindak seperti buffer asam dengan sifat sitoprotektif  mengurangi
keluhan perut pasien yang begah dan terasa tidak nyaman  Namun
perlu dipertimbangkan kembali mengingat pasien merupakan penderita
diabetes mellitus karena sucralfat dapat meningkatkan kadar gula darah.
• Jika perlu maka dapat dilakukan konsultasi atau rawat bersama dengan
spesialis penyakit dalam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai