Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

T (48 TH)
DENGAN STABLE SVT, HT, DM, MRS
DI RUANG CICU
Laporan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktik Keperawatan Gadar Darurat
dengan dosen Tri Antika Rizki Kusuma Putri, M. Kep., Sp. KMB

disusun oleh:
Rika Arista Dewi 319069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. T 48 TAHUN
DENGAN STABLE SVT, HT, DM, MRS
DI RUANG GICU 2

A. PENGKAJIAN
- Tanggal masuk : 21/12/2016 Pukul : 09.30 WIB
- Tanggal pengkajian : 22/12/2016
- No.MR : 2016-41-76-391
- Diagnosa Medis : Stabele, SVT, HT, DM, MRS
- Ruang : IGD

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia/Tanggal lahir : 48 tahun
Status :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa :-
Agama :-

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Sesak nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk igd dengan keadaan umum masuk sadar, memakai
kursi roda , pucat, keringat dingin masuk triage di red zone saat
pengkajian di dapatkan data keluhan sesak nafas dan berdevar-debar ,
PND+, Orthopne-, DOE, TD 142/97 mmhg, HR 172x/m, RR 20x/m,
suhu 36, SaO2 96% akral dingin, fall risk 35-sedang, BB70kg, TB
170cm, keluhan sesak nafas dan dada berdebar-debar sejak 13 jam
SMRS. Pemeriksaan fisik mata tidak anemis dan dan tidak icterus, BJ
S1S2 normal, no murmur, no gallop, paru vesikuler, abdomen datar
supel, BU normal, akral teraba hangat, pulsasi perifer adekuat, CRT <3
detik, kulit lembab, pucar, klien bedrest, terapi O2 5L/menit, IV line
Nacl 8 tts/m, pemeriksaan EKG 12 lead SVT kadang AF
(terlampir)pemeriksaan marker kardiak (terlampir), x-Ray (rencana),
terapi ATP 10 mg IV extra I, namun tidak ada perubahan pada hasil
EKG monitor maka dilanjutkan ATP 20mg IV extra, amiodaron 150 mg
IV.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan merasakan sesak nafas dan berdebar-debar sejak
beberapa bulan yang lalu. Sesak nafas yang dirasakan bersifat hilang
timbul, disertai keringat dingin, berdebar-debar, DOE+, PND+, OD+.
Klien memutuskan untuk berobat di RSUD Cilacap.Saat dilakukan
pemeriksaan di RSUD Cilacap didapatkan data klien TD 173/110
mmHg, HT 150x/menit, RR 28x/menit, S 36,0 C, pada pemeriksaan
EKG ditemukan SVT dengan peningkatan CKMB 60u/l, hasil cath lad
proximal stenosis 57%, EF 57% (EKG dan lab terlampir).Klien
diberikan terapi verapamil 8mg 2x PO, aspilet 80 mg 1x PO, ramipril 5
mg 1x PO, klien kemudian dirujuk ke PJNHK. Saat berada di Jakarta
(20-12-2016. 20.00 WIB) klien merasakan sesak nafas lemas berdebar
yang terus menerus sampai klien tidak bisa beristirahat malam hari.
Klien dibawa ke poliklinik jantung karena merasa lemas dan berdebar-
debar maka klien diputuskan untuk masuk IGD. Klien memiliki
hipeetensi terkontrol, ex merokok 1-2 bungkus/hr
d. Riwayat Penyakit keluarga
-

3. Pengkajian Fisik
1) Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tekanan darah : 142/97 mmHg
c. Nadi : 172x/menit
d. Pernafasan : 20 x/menit
e. Suhu : 36,0 celcius
f. SaO2 : 96%
2) Pemeriksaan Fisik Persistem
a. Sistem Penglihatan
Mata tidak anemis dan tidak ikterus
b. Sistem Pendengaran
Tidak terkaji
c. Sistem wicara
Tidak terkaji
d. Sistem Pernafasan
 RR : 20 x/mnt
 Batuk : tidak ada
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi Perifer
 Nadi : 172 x/menit
 Tekanan darah : 142/97 mmHg
 BJS1S2 normal, no murmur, no gallop, paru vesicular, abdomen
datar supel, BU normal.pulsasi perifer adekuat
f. Sistem Neurologi
 Glascow Coma Scale : tidak terkaji
 Tanda peningkatan TIK
Nyeri Kepala hebat : Tidak terkaji
Penurunan kesadaran : Tidak terkaji
Muntah proyektil : Tidak terkaji
Papil eodema : Tidak terkaji
 Gangguan Neurologis : Tidak terkaji
 Pemeriksaan Reflek : Tidak terkaji
 Kekuatan otot : Tidak terkaji
g. Sistem Pencernaan
Tidak terkaji
h. Sistem Imunologi
Tidak terkaji
i. Sistem Endokrin
Tidak terkaji
j. Sistem Urogenital
Tidak terkaji
k. Sistem Integumen
Akral terba hangat , CRT<3detik, kulit lembab, pucat
l. Sistem Muskuloskeletal
Tidak terkaji

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan EKG 12 LEAD SVT kadang AF (terlampir).
Sebelum masuk IGD EKG ditemukan SVT dengan peningkatan
CKMB 60 u/L Hail cath lad proximal stenosis 57% EF 57% (EKG
dan Lab terlampir)
b. Pemeriksaan marker kardiak (terlampir).
c. X-Ray (Rencana)

5. Penatalaksanaan Medis
1) Pemberian obat
a. Verapamil 8 mg 2x PO
Verapamil adalah obat yang dapat digunakan untuk
mengobati gangguan irama jantung, angina, dan tekanan darah
tinggi. Obat ini hanya boleh dibeli dan digunakan dengan resep
dokter. Kalsium dapat memicu kontraksi otot, termasuk otot di
pembuluh darah. Verapamil bekerja dengan cara menghambat
kalsium masuk ke sel-sel otot di pembuluh darah, sehingga otot
pembuluh darah menjadi lebih rileks. Otot yang rileks akan
membuat aliran darah lebih lancar, sehingga menurunkan tekanan
darah dan meredakan keluhan angina. Verapamil juga bekerja
dengan mengurangi impuls listrik jantung yang mengontrol detak
jantung. Dengan begitu, verapamil dapat menormalkan irama
jantung pada penderita gangguan irama jantung.
b. Aspilet 80 mg 1x PO
Aspilets adalah obat untuk menurunkan demam,
meringankan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri otot yang termasuk
golongan antiinflamasi nonsteroid atau NSAID. Selain itu aspilets
juga digunakan untuk mengobati serta mencegah nyeri dada pada
serangan jantung. Obat ini bekerja sebagai antinyeri, antidemam,
antiradang dan pengencer darah. Aspilet dapat dikonsumsi oleh
dewasa dan anak-anak. Efek samping obat yang paling umum
terjadi mual, muntah, dan iritasi lambung.
c. Ramipril 5mg 1x PO
Ramipril adalah obat ACE inhibitor yang bermanfaat untuk
mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Obat ini bekerja
dengan menghambat hormon yang merubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Angiotensin II merupakan zat yang membuat
pembuluh darah menyempit. Dengan tidak terbentuknya
angiotensin II, otot pembuluh darah lemas dan pembuluh darah
akan lebih lebar, sehingga darah dapat mengalir lebih lancar dan
tekanan darah turun. Dengan normalnya tekanan darah, komplikasi
seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal dapat dicegah.
Ramipril juga digunakan untuk mengatasi gagal jantung serta
membantu pemulihan pasien yang mengalami serangan jantung.
d. Terapi O2 5 L/menit, IV line NACL 8 tts/ menit
e. ATP 10mg IV extra I, namun tidak ada perubahan pada hasil EKG
monitor maka dilanjutkan ATP 20mg IV extra
f. Amiodaron 150 mg IV
Amiodarone adalah obat antiaritmia yang bermanfaat untuk
mengatasi irama jantung yang tidak teratur.Pengobatan
menggunakan amiodarone merupakan langkah lanjutan apabila
antiaritmia lain tidak memberikan perkembangan. Amiodarone
bekerja dengan menghambat signal listrik tertentu di jantung yang
menyebabkan irama jantung menjadi tidak normal. Dengan
menggunakan amiodarone, denyut jantung penderita aritmia
diharapkan menjadi teratur.

6. Analisa data
Symptoms Etiologi Problem
Data subjektif : Faktor risiko (Hipertensi dan Penurunan curah
 Klien mengeluh sesak nafas, Perokok) jantung
dada berdebar-debar, klien
mengatakan sesak nafas oklusi koroner
dirasakan hilang timbul , Penurunan Suplai O2
Oklusi LAD ke bagian Atrium
Data objektif :
 DOE (Dyspnea On Efforts) penurunan perfusi (o2) dan nutrisi Kerusakan otot
(+) ke jantung pada bagian
 PND (Paroxymal Noctural otot jantung (otot jantung anterior, atrium
dsypnea) (+) inferior sebelah kiri sebagian
 OP (Orthopnea) (+) septal) Gangguan hantaran
 Klien tampak pucat listrik pada AV node
 TD 142/97 mmhg,
Penurunn metabolisme di otot
 HR 172x/m
jantung Stimulasi berulang
 RR 20x/m,
 Suhu 36 celcius, pada AV node karena
 Stenosis LAD proximal 57% Kerusakan otot jantung (iskemik/ hantaran terjadi
 Ejeksi fraksi 57% injuri/ bahkan bisa infak) yang gangguan
 Perubahan afterload (SVR diperdarahi oleh LAD (otot
meningkat)  HR dan TD jantung anterior, inferior sebelah Peningkatan HR
naik kiri sebagian septal)
 CKMB meningkat 60 u/L Tidak ada kesempatan
(menandakan perfusi ke otot Kontraktilitas jantung berkurang/ ujantung relaksasi
jantung berkurang)
menurun
 Gambaran SVT
Fungsi systolic dan
dyastolik terganggu

Penurunan ejeksi fraksi (CO)

Penurunan curah jantung


Data subjektif : Faktor risiko (Hipertensi dan Pola nafas tidak
•Klien mengeluh sesak nafas, Perokok) efektif
klien mengatakan sesak nafas
dirasakan hilang timbul , oklusi koroner

Data objektif :
Oklusi LAD
 DOE (Dyspnea On Efforts)
(+)
Penurunan curah jantung
 PND (Paroxymal Noctural
dsypnea) (+)
 OP (Orthopnea) (+) Suplai O2 ke paru dan jaringan
 Klien tampak pucat berkurang
 TD 142/97 mmhg,
 HR 172x/m Kompensasi Paru untuk mmenuhi
 RR 20x/m, kebutuhan O2 Paru dan jaringan
 Suhu 36 celcius,
Meniakan ventilasi

DOE, PND dan OP serta RR


meningkat

Pola napas tidak efektif

Data Subjektif: Faktor risiko (Hipertensi dan Risko gangguan


- Perokok) sirkulasi Spontan

Data Objektif: oklusi koroner


 DOE (Dyspnea On Efforts) Penurunan Suplai O2
(+) Oklusi LAD ke bagian Atrium
 PND (Paroxymal Noctural
dsypnea) (+) penurunan perfusi (o2) dan nutrisi Kerusakan otot
 OP (Orthopnea) (+) ke jantung pada bagian
 Klien tampak pucat
otot jantung (otot jantung anterior, atrium
 TD 142/97 mmhg,
inferior sebelah kiri sebagian
 HR 172x/m
 RR 20x/m, septal) Gangguan hantaran
 Suhu 36 celcius, listrik pada AV node
 Stenosis LAD proximal 57% Penurunn metabolisme di otot
 Ejeksi fraksi 57% jantung Stimulasi berulang
 Perubahan afterload (SVR pada AV node karena
meningkat)  HR dan TD Kerusakan otot jantung (iskemik/ hantaran terjadi
naik injuri/ bahkan bisa infak) yang gangguan
 CKMB meningkat 60 u/L diperdarahi oleh LAD (otot
(menandakan perfusi ke otot jantung anterior, inferior sebelah SVT dan VF
jantung berkurang) kiri sebagian septal)
 Gambaran SVT
Peningkatan HR
 Gambaran Ventrikel Fibrilasi
Kontraktilitas jantung berkurang/
menurun Tidak ada kesempatan
ujantung relaksasi
Risiko gangguan sirkulasi spontan
Fungsi systolic dan
dyastolik terganggu

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
kontraktilitas dan afterload
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kebutuhan oksigenisasi
yang tidak terpenuhi
3. Risko gangguan sirkulasi Spontan
C. RENCANA TINDAKAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
1. Penurunan curah Setelah dilakukan OBSERVASI
jantung tindakan keperawatan 1. Monitor status cardio pulmonal
berhubungan selama 2x24 jam
( frekuensi dan kekuatan nadi
dengan perubahan diharapkan penurunan
irama jantung cardiac output frekuemsi nafas, tekanan darah dan
kontraktilitas dan teratasi, dengan MAP)
afterload kriteria hasil:
2. Monitor status cairan (intake
a. keluhan sesak nafas
berkurang output, tugor kulit dan CRT)
b. keluhan dada 3. Monitor tingkat kesadaran
berdebar berkurang
4. Monitor EKG 12 LED
5. Pasang EKG monitor
6. . Monitor enzim jantung (CKMB)
c. DOE (Dyspnea On
Efforts) berkurang dan troponin
d. PND (Paroxymal
8. Identifikasi penyebab masalah
Noctural dsypnea)
berkurang utama (kontraktilitas , afterload)
e. OP (Orthopnea)
TERAPEUTIK
berkurang
f. Klien tidak pucat 1. pertahankan pemberian NACL 8
g. TD berkurang 25%
gtt/menit
pertigajam
h. HR dalam batas 2. Pasang kateter urin ( untuk
normal dengan
mrngukur output)
irama regular dan
nadi perifer teraba 3. Posisikan semi fowler atau posisi
kuat
nyaman sesuai nyaman pasien
i. Stenosis teratasi
j. Ejeksi fraksi 4. Berikan diet jantung
meningkat diatas
5. Pertahankan tirah baring minimal
70%
12 jam
6. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stres
KOLABORASI
1. Aspilet 80 mg 1x
2. Ramipril 5mg 1x
3. IV line NACL 8 tts/ menit
ATP 10mg IV extra I, namun tidak
ada perubahan pada hasil EKG
monitor maka dilanjutkan ATP 20mg
IV extra
4. pemasangan CPV
5. Pemberian obat untuk mencegah
valsava manuper (obat pencahar dan
antiemetic)
6. Monitor ronsen dada ( observasi
adanya edema paru dan pembesaran
jantug)
7. Kolaborasi angiografi (untuk
mengatasi stenosi LED)
2. Pola nafas tidak Setelah dilakukan OBSERVASI
efektif tindakan keperawatan 1. Monitor status oksigenisasi
berhubungan ( saturasi oksigen dan AGD)
selama 2x24 jam
dengan kebutuhan 2. Monitor respirasi dan status O2
oksigenisasi yang diharapkan pola nafas 3. Monitor suara napas (curiga
tidak terpenuhi klien efektif, dengan edema paru)
kriteria hasil :
a. keluhan sesak nafas TERAPETIK
berkurang 1. Pertahankan jalan nafas yang paten
b. Keluhan dada
2. Ganti terapi oksigen dengan non
berkurang
c. DOE (Dyspnea On reabrithing mas (pertahankan saturasi
Efforts) berkurang oksigen >95%
d. PND (Paroxymal 3. Pertahankan posisi pasien dengan
Noctural dsypnea) posisi senyaman mungin selama
berkurang bernafas
e. OP (Orthopnea) 4. Monitor pola pernapasan abnormal
berkurang
(DOE, PND, OP)
d. Klien tidak pucat
e. RR dalam batas
normal
KOLABORASI
1. Terapi 02 5L/menit

3 Risiko gangguan Setelah dilakukan OBSERVASI


sirkulasi spontan tindakan keperawatan 1. pantan gambaran EKG (SVT dan
selama 2x24 jam
lethal)
diharapkan nyeri
berkurang, dengan 2. Pantau HR (irama dan kekuatan)
kriteria hasil: 3. Pantau nadi karotis jika muncuk
a. HR dalam batas
gambran EKG VF/ ekg lethal lain
normal, irama
regular.
TERAPEUTIK
b. Gelombang SVT
1. Pasang NGT dan OGT jika
berkurang, PF
diperlukan
tidak terjadi
KOLABORASI
1.Verapamil 8 mg 2x
2. Amiodaron 150 mg IV
3. siapkan mesin defibrialator jika
pasien muncul lagi VF
4. Aktifkan sitem coblu jika terdapat
gambaran EKG lethal
( PEA,ASISTOL, VF, VT tanpa nadi

Anda mungkin juga menyukai