Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

R
DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI DI DESA
SINDANGSARI KECAMATAN KAWALI KABUPATEN
CIAMIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan


keluarga dengan dosen Agni Laili Perdani, Ms

Disusun oleh :

Nama : Rika Arista Dewi

Nim : 319069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2020
A. Pengkajian
Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. K
2. Alamat dan Telepon : Ciamis (082315796225)
3. Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Hubung Tem Pekerjaan Pendidikan


Kelamin an pat /
Dengan Tang
KK gal /
Lahi
r
1. Ny. N Perempu Anak 07- Guru S1
an pertema 08-
1963
2. Tn. N Laki-laki Anak 07- Wiraswasta S1
kedua 04-
1970
3. Ny. E Perempu Anak 15- Bidan S1
an Ketilu 03-
1977
4. Ny. W Perempu Anak 04- Wiraswasta S1
an Keempat 06-
1982
4. Genogram

5. Keterangan

Tinggal serumah Garis penikahan


Garis keturunan
Perempuan
Meninggal dunia
Laki-laki

6. Tipe Keluarga
Keluarga Ibu. R merupakan keluarga dengan tipe Nuclear Family
(keluarga inti), yaitu terdiri dari kepala keluarga (Bpk. K) , istri
(Ibu R), beserta cucunya (An. K).
7. Suku
Ibu R dan Bpk. K merupakan pasangan suami istri dengan latar
belakang suku yang sama. Ibu R berasal dari suku Sunda dan
Bpk. K berasal dari suku Sunda. Menurut Ibu R karena latar
belakang budaya yang tidak berbeda Ibu R dan Bpk. K tidak
terlalu susah dalam proses adaptasi.
8. Agama
Keluarga Ibu R merupakan keluarga muslim. Ibu R mengatakan
setiap ada masalah yang dihadapi seperti masalah rumah tangga
selalu mengadu kepada Allah, diselesaikan dengan suaminya dan
terkadang mengadu kepada anak-anaknya, karena menurut Ibu R,
ia sekarang tinggal tidak terlalu jauh dari rumah Ibu R ke rumah
anaknya yang ke pertama. menanamkan pendidikan agama sejak
dini kepada cucunya.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kebutuhan ekonomi keluarga Ibu R didapatkan dari hasil kerja
anak-anaknya, karena ibu R dan Bpk K sudah lanjut usia jadi
anak-anaknya menekankan untuk diam dirumah sajah, anak –
anaknya serta cucunya bekerja sebagai tenaga medis, Pns dan
bahkan polri.
10. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ibu R mengatakan jika dirinya dan anak-anak jarang
melakukan rekreasi, Ibu R mengatakan lebih sering
menghabiskan waktu dengan cucunya dirumah, atau aktif di
pengajian mesjid . Biasanya keluarga pergi bersama diwaktu
lebaran atau waktu libur kantor untuk mengunjungi rumah
anak-anaknya Ibu r dan Bpk K. Yaitu pergi ke rumah anaknya
di Sumedang dan Cirebon.
I. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
10. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Ibu R dan Bapak R saat ini berada pada
tahap perkembangan lanjut usia. Perkembangan
saat ini yang sudah tercapai oleh Ibu R adalah tidak
merasa pusing bahkan tekanan darahnya turun dari
sebelumnya. Tekanan darah awal 190/80 mmhg,
saat pengkajian tekanan darah Ibu R 150/80 mmhg.
11.Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada
keluarga Ibu R, tahap perkembangan keluarga Ibu
R yang saat ini belum terpenuhi adalah komunikasi
yang terbuka antara Ibu R dan suaminya Bapak K
dikarenakan suaminya sudah mengalami penurunan
pendengaran.
12.Riwayat keluarga inti
Ibu R dan Bpk K merupakan pasangan suami istri
yang menikah dengan latar belakang suku dan
budaya yang tidak berbeda. Bpk. K merupakan asli
Ciamis dan Ibu R merupakan asli Ciamis , setelah
menikah Ibu R tinggal bersama suaminya. Terkait
masalah kesehatan anggota keluarga, Ibu R
mengatakan dikeluarganya memiliki riwayat
penyakit hipertensi yaitu Ibu R sudah kurang lebih
5 tahun lamanya sering melakukan kontrol ke
dokter terdekat 1 bulan sekali untuk di cek lab
untuk mengambil obat uritan, tidak memiliki
gangguan dalam pola istirahat, pada saat
pengkajian TD: 150/80 mmhg Nadi: 85x menit
Suhu: 37 celcius
dan suaminya Bpk K memiliki penyakit diabetes
militus kurang lebih sudah 5 tahun lamanya. Bpk K
sering merokok
Riwayat kesehatan anaknya, anak-anaknya
berjumlah 4 dari perkawinan Ibu R dan Bpk K ,
anak-anaknya masih muda dan tidak memeiliki
riwayat hipertensi diabetes militus.
13.Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu. R menderita hipertensi tapi keluarganya Ibu.R
dari pihak
Ibu R ada yang menderita hipertensi, namun
sejauh ini dari hasil pernikahan Ibu R dan Bpk K
tidak ada riwayat penyakit yang sama
II. Lingkungan
14.Karakterisstik rumah
a. Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Luas rumah 55m2 dengan panjang 11m dan
lebar 5m. Setiap ruangan memiliki sirkulasi
udara yang cukup baik. Lantai rumah terbuat
dari keramik sehingga tampak bersih , setiap
pagi selalu dibersihkan . Halaman rumah bersih
tidak licin sehingga tidak menimbulkan untuk
risiko jatuh, sumber air adalah air tanah atau
sumur. Rumah Ibu R dan Bpk K, saat ini
merupakan rumah pribadi. Tipe bangunan rumah
bersifat permanen, yang terdiri atas ruang tamu
sekaligus ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1 dapur,
dan 1 kamar mandi. Sudah termasuk ke kriteria
rumah sehat dengan adanya ventilasi udara,
pencahayaan, pembuangan dan air bersih jauh
dari paparan polusi pabrik.
b.Ventilasi dan penerangan
Ventilasi dari rumah Ibu R dan Bpk. K berasal dari
jendela dan pintu depan, serta terdapat lubang
udara dari tembok samping rumah dan belakang
rumah, penerangan di dalam rumah Ibu R cukup
terang, karena terdapat penerangan langsung dari
depan rumah.
c.Persediaan air bersih
Ibu R mengatakan kebutuhan air berasal dari air
sumur yang tertutup , kualitas air baik bersih air
tidak berasa, air tidak berbau, air tidak keruh,
sehingga bisa digunakan untuk memasak bahkan
untuk diminum.
d.Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dari keluarga Ibu R,
dikumpulkan didalam satu wadah tertutup, yang
sudah disediakan. Sampah tersebut akan diangkut
ke tempat penampungan sampah setiap hari akan
diangkat oleh petugas kebersihan.
e.Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke GOT.
Airnya mengalir tidak tersumbat, tidak terdapat
jentik nyamuk, airnya tidak berwarna.
f. Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
Kamar mandi dirumah Ibu R menggunakan
jamban tipe jongkok, jarak sumber air dengan
septitank kurang lebih 8-10 mete
g. Denah (rumah dan lingkungan)

dapur Kamar mandi

UU
kamar

da

Ruang tamu kamar

kamar

15. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga Ibu R dan Bpk K bertetangga dengan beberapa
keluarga petani, ada yang pegawai negeri sipil. Semua
tetangga Ibu R dan Bpk K beragama islam dan bersuku
sunda. Tempat tinggal dekat dengan masjid sehingga
biasanya solat bersama ke masjid meskipun keadaan Bpk
K sudah lanjut usia dan system pendengaran sudah
menurun. Tetapi tampak ramai dan berkomunikasi
dengan baik. Ibu R sendiri ktif dalam pengajian
masjid.Hubungan antar tetangga saling membantu, bila
ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.

16. Mobilitas geografis keluarga


Sebagai penduduk Kota Ciamis, tidak pernah
transmigrasi
maupun imigrasi.
17. Perkumpulan keluarga dan interkasi dengan masyarakat
Ibu R sering berinteraksi dengan masyarakat atau
tetangga rumahnya, karena setiap sore Ibu R sering
mengikuti pengajian di mesjid
18. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga Ibu R dan Bpk K memiliki kartu
jaminan kesehatan (BPJS) yang mendukung kesehatan
semua anggota keluarga. Selain itu, Ibu R mengatakan
keluarga besarnya selalu saling mendukung baik dari
pihak Bpk K maupun dari keluarganya di kampung,
semuanya saling membantu jika salah satu anggota
keluarga ada yang mengalami masalah. Selain keluarga
besarnya, dukungan juga didapat dari tetangga-tetangga
yang juga sudah seperti keluarga sendiri.
III. Struktur Keluarga
19. Pola komunikasi keluarga
Ibu R mengatakan pola komunikasi didalam keluarganya
terbuka dan dua arah. Namun, Ibu R mengatakan perlu
waktu tertentu atau melihat kondisi Bpk. K jika ingin
mengkomunikasikan hal-hal baik terkait anak-anaknya
maupun terkait keluarga atau kesehatan keluarga. Ibu R
lebih dominan dalam komunikasi di keluarga tetapi tetap
pengambilan keputusan terakhir jika terjadi masalah
adalah bapak K.

20. Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga Ibu R dan Bpk K, pengambil keputusan
tertinggi adalah Bpk. K, namun untuk keputusan terkait
urusan sehari-hari di putuskan oleh Ibu R. Jika terdapat
hal-hal penting yang harus diputuskan, Ibu R mengatakan
biasanya di musyawarakan dengan Bpk. K terlebih
dahulu.
21. Struktur peran
Formal :
Bpk K sebagai Kepala Keluarga, Ibu R sebagai istri
An.K sebagai cucunya
Informal :Ibu R dan Bpk K diibantu anaknya juga
membantu mencari nafkah.
22. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang dianut keluarga umumnya
dilatarbelakangi budaya sunda. Keluarga percaya bahwa
hidup sudah ada yang mengatur, demikian
pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa
tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit
dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat.
IV. Fungsi Keluarga
23. Fungsi afektif
Dalam keluarga Ibu R dan Bpk K, setiap orang saling
menyayangi satu sama lain. Ibu R mengatakan tidak
membeda-bedakan cucu- cucunya, Ibu R mengatakan
anaknya sangat dekat baik ke Bpk K maupun ke dirinya
sendiri. Ibu mengatakan selalu berusaha membicarakan
dan menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa emosional
dengan Bpk. K dengan cara mencari waktu terbaik untuk
mendiskusikan hal tersebut. Dalam keluarga Bpk K,
semua anggota keluarga saling memberikan semangat dan
kekuatan sehingga Ibu R mengatakan sangat bersyukur
dengan keluarganya.
24. Fungsi sosialisasi
Menurut Ibu R sangat mudah bersosialisasi dengan
anggota tetangga lain disekitar tempat tinggalnya.
Keluarga Ibu R dan Bpk K semuanya beragam islam
sehingga aktif dengan kegiatan keagaamaan meskipun
tidak mengikuti organisasi.
25. Fungsi perawatan keluarga
Ibu R mengatakan pernah mendapatkan informasi terkait
masalah kesehatan seperti penyakit hipertensi dan
diabetes melitus, selain itu Ibu R sudah pernah mendapat
informasi kesehatan yang lainnyan, menurut ibu R
anaknya sangat peduli dengan keadaan Ibu R dan Bpk K.
Ibu R mengatakan kondisi sakit adalah kondisi badan
menjadi lemes, tidak enak badan, dan tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari dan kondisi sehat adalah
badan terasa sehat dan segar serta bisa melakukan
aktivitas sehari-hari. Menurut Ibu R, Jika keluarga sakit
langsung dibawa berobat ke pusat kesehatan.
V.Stress dan Koping Keluarga
26. Stressor jangka pendek
Ibu R terkadang merasa lelah dengan kondisi nya yang
sering mengalami keluhan pusing karena menghambat
aktivitasnya, anak-anaknya sangat khawatir dengan
keadaan Ibu R jika sudah merasakan pusing dan lemas.
27. Stressor jangka panjang
Ibu R khawatir dengan tekanan darah tingginya
Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang
sakit ke puskesmas dengan petugas kesehatan.

28. Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk


menyelesaikan
masalah yang ada.
29. Strategi adaptasi disfungsional
Ibu. R bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau
istirahat
VI. Harapan Keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga. Keluarga berharap
pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu
pelayanan dan membantu masalah Ibu R
VII. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian ini di dapatkan melalui wawancara bersama
Ibu R dan keluarga.
a. Identitas pasien
1. Nama : Ibu. R
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Usia : 72 tahun
4. Agama : Islam
5. Tempat tinggal : Ciamis
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Diagnosa klinis : Hipertensi
b. Keluhan
Ibu R mengeluh pusing
c. Riwayat penyakit sekarang
Ibu R mengeluh nyeri kepala dan pusing nyeri
seperti di tusuk-tusuk dan pusing makin terasa saat
setelah duduk kemudian bangun untuk berdiri atau
setelah melakukan aktivitas yang dirasa berat.
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu R mengatakan dirinya mengidap penyakit
hipertensi sudah 5 tahun lalu
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu R memiliki riwayat hipertensi dari sang ibu
Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu : 37 Celcius
Hasil pemeriksaan laboratorium (cholesterol) : 200 mg/dl
Kepala : simetris, berambut bersih
berwarna putih, muka tidak
pucat
Mata : konjungtivitis merah muda,
sklera putih.
Hidung : lubang hidung normal
simetris, pernafasan
vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada
stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal
tidak ada keluar cairan
dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, limfe dan
vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada tarikan
intercostae vokal
feminus dada kanan dan kiri
sama, terdengar suara
sonor pada semua lapanag
paru, suara jantung
pekak, suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak
adanya benjolan,
terdengarsuara tympani, tidak
ada nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih
dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari,
BAK 4-5 kali sehari
PENGKAJIAN KELUARGA MANDIRI
Nama KK : Ibu. R 72 tahun

KRITERIA YA TIDAK PEMBENARAN


Keluarga menerima petugas √ Keluarga dangat
kesehatan terbuka dengan
mempersilahkan
petugas
kesehatan datang
ke rumahnya.
Kelurga menerima pelayanan √ Keluarga sangat
kesehatan yang sesuai bersedia
dilakukan
pemeriksaan
kesehatan seperti
tensi dan
pemeriksaan fisik
Keluarga menyatakan masalah √ ada hasil
kesehatan secara benar pemeriksaan
laboratorium
secara tertulis
meskipun hasil 4
bulan kebelakang
Keluarga memanfaatkan dasilitas √ Terbukti dengan
kesehatan yang di anjurkan adanya surat
berobat .surat
kontrol dan obat
untuk dikonsumsi
Keluarga melaksanakan √ Keluarga
perawatan sederhana sesuai menyiapkan
anjuran makanan yang
rendah garam
Keluarga melaksanakan tindakan √ keluarga
pencegahan secara aktif memberikan
tindakan
pencegahan
seperti
mengkonsumsi
makanan yang
sehat dan rendah
garam.
Keluarga melaksanakan tindakan keluarga selalu
promotive secara aktif memberitahu
anak-anak untuk
selalu
mengkonsumsi
makanan yang
bergizi, tidak
boleh memakan
makanan yang
sembarangan
yang dapat
menaikan
tekanan darah

Interprestasi Hasil
Kemandirian 1 : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 2
Kemandirian 2 : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
Kemandirian 3 : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
Kemandirian 4 : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga mandiri didapatkan bahwa
keluarga Ny. A berada pada tahap kemandirian tingkat 4 karena
memenuhi kriteri 1 s.d 7.
Dokumentasi
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Medulla Peningkatan
– Riwayat hipertensi TD
Saraf simpatis
DO:
Ganglia
– Kenaikan TD simpatis
TD : 190/90 mmhg
Nadi : 80x menit
Tekanan darah
Suhu : 36,6 celcius
Berat badan : 60 kg
Kontriksi

Peningkatan
tekanan darah

2 DS: Saraf simpatis Sakit kepala


– Keluarga klien
mengatakan klien merasa Ach
sakit kepala yang sangat
hebat Saraf pasca
ganglion
DO:
– Klien meringis sampai
Aorepinefrine
menangis menahan sakit
kepala yang dirasakan
– TD: 190/90 mmHg Konriksi
– ADL klien sedikit
terhambat Sakit kepala
3 DS: Peningkatan Intoleransi
Ibu R mengatakan sangat CO aktivitas
kelelahan atau mudah cape
DO: Peningkatan
Tekanan darah meningkat , afterload
Ibu R tampak pucat dan
nafas pendek Frekuensi
TD : 190/90 mmhg jantung
Nadi : 80x/ menit meningkat
Suhu : 36,6 celcius
Kelelahan

Tachipnea

Aktivitas
terhambat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan dan Rencana Tindakan


Keperawatan Kriteria Hasil
Peningkatan Setelah 1. Pantau TD klien
TD dilakukan 2. Amati warna kulit,
berhubungan tindakan kelembaban , suhu, dan masa
dengan keperawatan pengisian
penurunan selama 1×24 3. Berikan lingkungan tenang,
curah jantung jam TD klien nyaman, kurangi aktivitas/
dapat kembali keributan lingkungan. Batasi
normal jumlah pengunjung dan lamanya
Tupan: tinggal
Berpartisipasi 4. Pertahankan pembatasan
dalam aktivitas aktivitas, spt. Istirahat di tempat
yang tidur/kursi; jadwal periode
menurunkan istirahat tanpa gangguan; bantu
TD/beban kerja klien melakukan aktivitas
jantung perawatan diri sesuai kebutuhan.
Tupen: 5. Lakukan tindakan- tindakan
Keluarga klien yang nyaman seperti pijatan
mengatakan punggung dan leher, meninggikan
sakit kepala kepla tempat tidur
yang dirasakna 6. Kolaborasi dalam pemberian
klien tiazid, mis. Klorotiazid (diuril);
berkurang hidroklorotiazi(esidrix/hidroDIUR
IL)
7. Perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan/
bidang masalah vascular
Nyeri/ sakit Setelah 1. Mempertahankan tirah baring
kepala dilakukan selama fase akut
berhubungan tindakan 2. Berikan tindakan
dengan keperawatan nonfarmakologis untuk
peningkatan selama 1×24 menghilangkan sakit kepala, mis.
vascular jam dengan Kompres dingin pada dahi, pijat
serebral criteria: punggung bdan leher, redupkan
Tupan: lampu kamar, teknik relaksasi,
Klen dapat dan aktivitas di waktu senggang
kembali 3. Kolaborasi dalam pemberian
beraktifitas analgesic Meminimalkan
dengan normal stimulasi/meningakatkan relaksa
Tupen:
Keluarga klien
mengatakan
sakit kepala
yang dirasakan
klien
berkurang.
intoleransi Tujuan : 1. Kaji toleransi pasien terhadap
aktivitas Aktivitas aktivitas dengan menggunkan
berhubungan pasien parameter :frekwensi nadi 20 per
dengan terpenuhi. menit diatas frekwensi istirahat,
kelemahan Kriteria catat peningkatanTD, dipsnea,
umum, Hasil :Klien atau nyeridada, kelelahan berat
ketidakseimba dapat dan kelemahan, berkeringat,pusig
ngan antara berpartisipasi atau pingsan. (Parameter
suplai dan dalam aktivitas menunjukan respon fisiologis
kebutuhan yang di pasienterhadap stress, aktivitas
O2. inginkan / dan indicator derajat pengaruh
diperlukan,mel kelebihan kerja/ jantung).
aporkan 2. Kaji kesiapan untuk
peningkatan meningkatkan aktivitas contoh :
dalam toleransi penurunan kelemahan / kelelahan,
aktivitas yang TD stabil, frekwensi nadi,
dapat diukur. peningkatan perhatian
padaaktivitas dan perawatan diri.
(Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan
tingkat aktivitas individual).
Dorong memajukan aktivitas /
toleransi perawatan diri.
(Konsumsioksigen miokardia
selama berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah oksigen
yang ada. Kemajuan aktivitas
bertahap mencegah
peningkatantiba-tiba pada kerja
jantung).
3. Berikan bantuan sesuai
kebutuhan dan anjurkan
penggunaan kursi mandi,
menyikat gigi / rambut dengan
duduk dan sebagainya. (teknik
penghematan energi menurunkan
penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen).
4. Dorong pasien untuk partisifasi
dalam memilih periode aktivitas.
(Seperti jadwal meningkatkan
toleransi terhadap kemajuan
aktivitas dan mencegah
kelemahan, mengajarkan
melakukan senam hipertensi).

Skoring :
1. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung
No Kriteria Skor Bobot Nilai

1. Sifat masalah
Aktual 3 3/3 x 1
3 1
Resiko 2 =1
Potensial 1

2. Kemungkinan dapat di ubah


Skala:
2/2 x 2
Mudah 2 2 2
=2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3. Potensi dapat dicegah


Skala:
3/3 x 1
Tinggi 3 3 1
=1
Cukup 2
Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
Masalah berat harus segera ditangani 2 2/2 x 1
2 1
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1 =1
Masalah tidak ada 0
Total 5

2. Nyeri/ sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral.


No Kriteria Skor Bobot Nilai

1. Sifat masalah
Aktual 3 3/3 x 1
3 1
Resiko 2 =1
Potensial 1

2. Kemungkinan dapat di ubah


Skala:
1/2 x 2
Mudah 2 1 2
=1
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3. Potensi dapat dicegah


Skala:
1/3 x 1
Tinggi 3 1 1
= 0,3
Cukup 2
Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
Masalah berat harus segera ditangani 2 2/2 x 1
2 1
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1 =1
Masalah tidak ada 0

Total 3,3

3. intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
No Kriteria Skor Bobot Nilai

1. Sifat masalah
Aktual 3 2/3 x 1
2 1
Resiko 2 = 0,6
Potensial 1

2. Kemungkinan dapat di ubah 2 2 2/2 x 2


Skala: =2
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3. Potensi dapat dicegah


Skala:
2/3 x 1
Tinggi 3 2 1
= 0,6
Cukup 2
Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
Masalah berat harus segera ditangani 2 2/2 x 1
2 1
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1 =1
Masalah tidak ada 0

Total 4,2

Anda mungkin juga menyukai