Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

SYSTEMATIC LUPUS ERITHEMATOSUS (SLE )

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD MA’SUM
RIDHWANSYAH MAULANA AZHAR
RIKA ARISTA DEWI
Definisi

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah suatu


penyakit autoimun menahun yang menimbulkan
peradangan dan bisa menyerang berbagai organ
tubuh, termasuk kulit, persendian dan organ dalam.
Etiologi

Etiologi utama SLE sampai saat ini belum diketahui.


Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang
berperan dalam timbulnya penyakit SLE:
1. Faktor genetik
2. Faktor imunologi
3. Faktor hormonal
4. Faktor lingkungan
PATOFISIOLOGI

Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi


kekebalan yang menyebabkan peningkatan
autoantibody yang berlebihan. Gangguan
imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi
antara faktor-faktor genetik, hormonal
(sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang
biasanya terjadi selama usia reproduksi) dan
lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).
Lingkungan
Immunologi (inveksi virus
(antigen dan bakteri,
Genetik kelainan Hormonal paparan sinar
antibody, ultra violet
kelainan stress, obat-
intersik selT obatan
dan sel B

Sistem regulasi kekebalan


terganggu

Mengaktivasi sel Tdan B

Fungsi sel T-suppressor


abnormal

Peningkatan produksi antibodi


Penumpukan
Kerusakan jaringan
kompleks imun

Vaskuler respirasi integumen muskuloskaletal

Inflamasi pada Penumpukan


Adanya lesi Pembengkakan
arteriole cairan pada
akut pada kulit sendi
terminalis pleura

Lesi papuler Pasien merasa Nyeri tekan dan


diujung kaki, Efusi pleura malu rasa nyeri saat
tumit dan siku
bergerak

KERUSAKAN GANGGUAN
Ekspensi dada
INTEGRITAS CITRA
tidak adekuat NYERI AKUT
KULIT TUBUH

KETIDAKEFE
KTIFAN POLA
NAPAS
MANIFESTASI KLINIS

Penyakit ini seringkali diawali dengan


gejala demam, fatigue, dan kehilangan
berat badan. Tanda dan gejala yang
muncul pada anak tidaklah sama dengan
pada dewasa. Lupus yang dimulai pada
masa anak-anak biasanya secara klinis
lebih berat. Dua gejala yang sering
muncul pada anak adalah ruam kulit
dan arthritis. Ruam malar yang khas,
atau disebut butterfly rash (ruam kupu-
kupu) muncul akibat adanya sensitifitas
yang berlebihan terhadap cahaya
matahari (photosensitive) dan dapat
memburuk dengan adanya infeksi virus
atau stress emosional. Ruam ini tidak
sakit dan tidak gatal.
Keadaan umum Mudah lelah
Demam dan malaise
Penurunan berat badan
Limfadenopati

Kulit Ruam kupu-kupu dengan fotosensitifitas


Alopesia
Lesi diskoid
Lesi pada kuku
Lupus tumidus
Lupus kutaneus subakut
Purpura vaskulitis

Muskuloskeletal Arthritis / arthralgia non-erosif


Tenosinovitis
Miopati
Nekrosis avaskular

Sistem Pencernaan Ulserasi oral dan nasal


Anoreksia, penurunan berat badan, nyeri perut difus
Dismotilitas esofagus
Kolitis
Hepato-splenomegali
Pankreatitis
Protein losing enteropathy / sindrom malabsorbsi
Kardiovaskuler Fenomena Raynaud
Perikarditis
Lesi valvular
Lesi vaskulitik
Trombophlebitis
Kelainan konduksi jantung
Miokarditis
Endokarditis Libman-Sacks
Accelerated coronary artery disease
Gangren perifer

Sistem Pernapasan Pleuritis, efusi pleura


Subklinis (hanya kelainan pada tes fungsi paru)
Pneumonitis, infiltrat pulmoner, atelektasis
Perdarahan
Paru menyusut (disfungsi diafragma)
Pneumotoraks

Sistem Persarafan Migrain


Depresi / cemas
Psikosis organik
Kejang
Neuropati saraf pusat dan saraf tepi
Khorea
Kelainan serebrovaskular
Ginjal Glomerulonefritis
Hipertensi
Gagal ginjal

Hematologi Anemia hemolitik dengan Coomb’s positif


Trombositopenia
Sindrom antifosfolipid

Endokrin Hipo / hipertiroidism


Klasifikasi

Ada 3 jenis penyakit lupus yang dikenal yaitu:


1. Discoid Lupus, yang juga dikenal sebagai Cutaneus
Lupus, yaitu penyakit Lupus yang menyerang kulit.
2. Systemics Lupus, penyakit Lupus yang menyerang
kebanyakan system di dalam tubuh, seperti kulit,
sendi, darah, paru-paru, ginjal, hati, otak, dan system
saraf. Selanjutnya kita singkat dengan SLE (Systemics
Lupus Erythematosus).
3. Drug-Induced, penyakit Lupus yang timbul setelah
penggunaan obat tertentu. Gejala-gejalanya biasanya
menghilang setelah pemakaian obat dihentikan.
Asuhan keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan
terakhir, alamat.
b. Keluhan utama :
1). Keluhan utama saat MRS
2). Keluhan utama saat pengkajian
c. Riwayat kesehatan :
1). Riwayat kesehatan sekarang
2). Riwayat penyakit dahulu
3). Riwayat penyakit keluarga
4). Riwayat psikososial
d. kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi :
2) Eliminasi :
3) Istirahat :
4) Aktivitas :
5) Personal hygiene :
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : dikaji bagaimana keadaan umum klien saat pengkajian


dilakukan.
TTV : tanda- tanda vital sangat penting untuk mengetahui kondisi umum
pasien. Tindakan yang dilakukan adalah pengukuran tekanan darah, nadi,
RR, dan suhu.
a. Integumen :kulit tampak adanya ruam, ada luka pada bibir atau
mulut
b. Thoraks :paru,riwayat inspeksi paru, riwayat abses paru, dapat juga
ditemukan adanya cairan dalam paru, nafas pendek saat istirahat dan
aktivitas, takipneu, distess pernapasan akut, dan penurunan buyi napas.
Jantung dan sirkulasi, nyeri dada, tekanan nadi melebar, desiran
( menunjukkan mekanisme anemia ), warna kulir pucat, ruam, sianosis.
c. Abdomen
d. Ekstremitas
e. Persyarafan/ neurosensori
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan


sendi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
kerusakan lapisan kulit
3. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan
dengan dispnea
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
penyakit
Intervensi DX 1

pain management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhesif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
faktor presitipasi
2. Gunakan tekni komunikasi teraupeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri
3. Kaji kultur yang mengetahui respon nyeri
4. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidak evektifan kontrol nyeri masa lampau
5. Pilih dan lakukan pengalaman nyeri (farmakologi, non-
farmakologi, dan interpersonal)
Intervensi DX 2

Monitoring :
1. Monitor warna dan suhu kulit
2. Monitor kulit dan membran mukosa pada area yang memar atau mengalami kerusakan
3. Monitor ruam dan abrasi pada kulit
4. Monitor terjadinya infeksi khususnya pada area edema

Intervensi mandiri perawat :


1. Kaji adanya alergi obat
2. Bersihkan area kulit yang mengalami gangguan

Pendidikan Kesehatan :
1. Anjurkan pasien untukmenjaga kebersihan di area sekitar edema
2. Beri tahu klien agar menghindari paparan matahari langsung

Kolaboratif :
1. Pemberian injeksi Stabixin 2x1 gram
Intervensi DX 3

Monitoring :
1. Monitor TD, nadi, suhu da RR
2.Monitor frekuensi dan irama pernafasan
3.Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit

Intervensi mandiri perawat :


1. Kaji paru klien dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
2.Posisikan klien dalam posisi fowler untuk memperlancar jalannya napas

Pendidikan Kesehatan :
1.Ajarkan treatment terapi napas yang baik
2.Anjurkan klien untuk tidak melakukan aktifitas yang terlalu berat

Kolaboratif :
1.Kolaborasi dengan dokter tentangpemeriksaan X-Ray dada klien
2.Pemberian oksigen 3 liter/ menit.
3.Pemberian injeksi medixon 2x1 gram
Intervensi DX 4

1. Dorong kontak mata pada saat berkomunikasi


dengan orang lain
2. Dorong pasien untuk menguatkan identitas
3. Buatlah pernyataan positif kepada pasien
4. Ajarkan keluarga untuk mengakui prestasi anaknya
5. Monitor tingkatan kepercayaan diri setiap waktu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai