Anda di halaman 1dari 35

HIPERTENSI

EMERGENCY
Rhyco Andrean Sugianto Putra

Pembimbing:
dr. Arief Bowo Sp.JP, FIHA
Identitas Pasien

Nama : Sukari
Tempat, tanggal lahir : 23-03-1959
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa, Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sedati Agung 5/3 Sedati
Tanggal MRS : 23-03-2017
Tanggal Pemeriksaan : 23-03-2017
No. Rekam Medis : 1847737
Anamnesa

Keluhan
Badan Lemas
utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Sidoarjo pada tanggal 23
Maret 2017 pukul 02:30 Datang dengan keluhan badan
lemas di sertai menggigil secara mendadak namun tida
k ditemukan adanya kelemahan anggota gerak, maupu
n wajah dan di sertai mual dan muntah sebanyak 3x m
untah makanan yg di makan selama berada di rumah,
sebelumnya pasien mengalami nyeri kepala sejak 5 hari
dan hilang timbul namun nyeri kepala semakin membe
rat belakangan ini. perdarahan dari hidung/gusi (-). Na
mun saat ini pandangan menjadi berkunang-kunang. N
apas terasa sesak (+), dada terasa nyeri (-), dada berde
bar (-), keringat dingin (-), nyeri ulu hati (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami hal yang serupa pada
tahun 2014 dan pernah mrs dengan Hipertensi
dan setelah itu pasien hanya kontrol ke poli 1 ka
li, setelah itu selalu berobat ke mantri dekat rum
ah pasien jika sudah terasa tekanan darahnya m
ulai tinggi
Riwayat Penyakit Keluarga
ada anggota keluarga yang menderita sep
erti ini kakak kandung pasien.
Riwayat Pengobatan
Pasien selalu berobat ke mantri dek
at rumah setiap kali terasa tidak ena
k badan dan nyeri kepala dan di ber
i obat digoxin
Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi obat ataupu
n makanan.
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital
– Keadaan Umum : lemah
– GCS : 456
– Tekanan darah : 200/100 mmHg
– Nadi : 98x/menit
– Respiratory rate : 22x/menit
– Suhu axilla : 36,8 C
Pemeriksaan Umum
-Kepala
Bentuk : bulat simetris
Rambut : pendek, warna hitam dan tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemia, sklera tidak ikterik , lensa jerni
h, pupil isokokor, refleks cahaya (+/+), tidak ada edem
a pada daerah palpebra kedua mata
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada bau, tidak ada perdarahan
Telinga : tidak ada sekret, tidak ada bau, tidak ada perdarahan
Mulut : tidak sianosis
Lidah : tidak kotor, tidak hiperemi
-Leher
Inspeksi : simetris, tidak tampak pembesaran KGB leher
Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB leher
- Cor
Inspeksi : Iktus tak tampak, pulsasi jantung tak ta
mpak
Palpasi : Iktus tidak teraba, pulsasi jantung tidak t
eraba, suara yang teraba tidak ada, getar
an (thrill) tidak ada
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : Suara 1 tunggal reguler, suara 2 tunggal
reguler Murmur (-) gallop (-)
- Pulmo
Inspeksi : simetris
Palpasi : fremitus raba (+) normal
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : rhonki (-), wheezing (-)
- Abdomen
. Abdomen
Inspeksi : perut datar, simetris, soepel
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-). Tidak teraba massa.
Hepar dan lien tidak teraba. Ren de
kstra dan sinistra tidak teraba.
Perkusi : timpani, shifting dullnes (-)
- Extremitas
Superior : akral hangat pucat +/+, edema -/-
Inferior : akral hangat pucat +/+, edema -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hipertensi
Diagnosa emergensi
PLANNING TERAPI
Rawat ICU agar monitoring tekanan darah bisa
dikontrol dan dengan pemantauan yang tepat
O2 Nasal 3 lpm
Infus RL 14 tpm
Cedocad pump 2 mcq / jam
Captopril 25mg 3X1
Amlodipin 0-0-1
OMZ 2x1
Ondancetron ( kalau perlu )
Analsik 3X1
PEMBAHASAN
DEFINISI

1. Hipertensi refrakter
2. Hipertensi akselerasi
3. Hipertensi maligna
4. Hipertensi ensefalopati
ETIOLOGI

↑ TD secara
Perubahan cepat & ↑
vaskuler resistensi
vaskuler

Hipertensi,
emergensi,
urgensi
PATOFISIOLOGI
Pendekatan Diagnosis
Penatalaksanan

1. Hipertensi Urgensi
A. Penatalaksanaan Umum
Pemberian obat-obatan oral aksi cepat akan memberi manfaat untuk menurunkan
tekanan darah dalam 24 jam awal Mean Arterial Pressure (MAP) dapat diturunkan
tidak lebih dari 25%. Pada fase awal standard goal penurunan tekanan darah dapa
t diturunkan sampai 160/110 mmHg
Hipertensi Urgensi

Macam-macam obat

Captopril adalah golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dengan onset mulai
15-30 menit.

Labetalol adalah gabungan antara α1 dan β-adrenergic blocking dan memiliki waktu kerja mul
ai antara 1-2 jam.

Clonidine adalah obat-obatan golongan simpatolitik sentral (α2-adrenergicreceptor agonist) ya


ng memiliki mula kerja antara 15-30 menit
dan puncaknya antara 2-4 jam

Nifedipine adalah golongan calcium channel blocker yang memiliki pucak kerja antara 10-20
menit.
Hipertensi Emergensi
PENATALAKSANAAN
harus disesuaikan setiap individu tergantung pada kerusakan organ target
Manajemen tekanan darah dilakukan dengan obat-obatan parenteral seca
ra tepat dan cepat. Pasien harus berada di dalam ruangan ICU agar monit
oring tekanan darah bisa dikontrol dan dengan pemantauan yang tepat.
Tingkat ideal penurunan tekanan darah masih belum jelas, tetapi penurun
an Mean Arterial Pressure (MAP) 10% selama 1 jam awal dan 15% pada 2
-3 jam berikutnya. Penurunan tekanan darah secara cepat dan berlebihan
akan mengakibatkan jantung dan pembuluh darah orak mengalami hipop
erfusi (Devicaseria, 2014)
hipertensi emergensi

Penatalaksanaan Khusus

• hipertensi emergensi Neurologic emergency


• Cardiac emergency
• Kidney Failure. Acute kidney injury
•Hyperadrenergic states
PROGNOSIS

Penyebab kematian tersering adalah stroke (25


%) , gagal ginjal (19%) dan gagal jantun (13%).
Prognosis menjadi lebih baik apabila penangan
an tepat dan segera.
hipertensi emergensi
Obat-obatan spesifik untuk komplikasi hipertensi emergensi (Soenart
a, Eriwinanto, & dkk, 2015)
.Obat-obatan parenteral yang digunakan untuk terapi hiperte
nsi emergensi (Soenarta, Eriwinanto, & dkk, 2015)
KESIMPULAN

Hipertensi krisis merupakan salah satu kegawatan di bidang neuro


-cardiovaskular yang sering dijumpai di instalasi gawat darurat. Hi
pertensi krisis terdiri dari hipertensi emergensi dan hipertensi urge
nsi. Keduanya harus ditangani dengan tepat dan segera sehingga
prognosisnya terhadap organ target (otak, ginjal dan jantung) dan
sistemik dapat ditanggulangi.
DAFTAR PUSTAKA

Devicaseria, A. (2014). Hipertensi Krisis. Jakarta: Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Un


iversitas Indonesia/RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Soenarta, A. A., Eriwinanto, & dkk. (2015). Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardi
ovaskuler. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai