Penguji :
Dr. dr. M o h a m m a d Kuntadi Syamsul Hidayat,
M.Kes., MMR., Sp.OT
Usia 49 Tahun
Agama Islam
Pasien mengatakan memiliki riwayat Pasien datang control dengan keluhan Pasien mengeluh keringat dingin di
sakit syaraf kejepit. nyeri di kaki, tidak bisa berjalan dan dirujuk malam hari, nyeri ulu hati, jari kaki
sakit, sering bersendawa, dengan
ke spesialis syaraf RS UNISMA dengan diagnosis dyspepsia
diagnosis HNP.
23/9/22
ANAMNESI
SRiwayat keluarga
• Pasien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama berupa batuk-batuk lama.
Ayah dan ibu pasien meninggal dan ada riwayat DM (+). Pasien tinggal bersama istri, 2 orang anak yang
menderita TB paru dan TB kelenjar. Pasien tidak paham riwayat penyakit saudara/i nya, ayah dan ibu istri pasien,
kakak dan adik ayah pasien, kakak dan adik ibu pasien, serta kakak dan adiknya orangtua istri pasien.
• Anak pertama pasien, 16 tahun, Riwayat TB Paru, terdiagnosis TB pada Oktober 2021 dan telah selesai
menjalani terapi pada April 2022. Pada Juli 2022, anak pasien mengalami kekambuhan, batuk berulang yang
terus-menerus, penurunan berat badan. Pasien pergi berobat ke RS UM, dengan hasil Uji Mantoux (+) dan Uji
TCM (-) dan dianjurkan dokternya untuk melanjutkan terapi. Hingga saat ini anak masih mejalani terapi. BB anak:
40 kg, TB: 153 cm. IMT: 17,1 kg/m2 (Underweight).
• Anak kedua, 10 tahun, Riwayat TB kelenjar dengan benjolan yang muncul di bawah ketiak kiri berjumlah 2 buah sejak Juli
2022, kemudian keluarga membawa anak ke RS UM, dilakukan biopsy dan hasilnya terdiagnosis TB Kelenjar sejak Agustus
2022. Dokter memberikan terapi oral minum 1 hari sekali, setiap minum 5 tablet yang dilarutkan ke air, dan control setiap
2 minggu. Hingga saat ini anak masih menjalani terapi. BB anak: 25 kg, TB: 131 cm. IMT: 14,6 kg/m2 (Underweight).
Riwayat pengobatan: OAT : Rifampicin dan Isoniazid.
ANAMNESIS
Riwayat pengobatan
Tahap Waktu Obat Monitor obat
30/8/2022 NAC 3x20mg
Nerofa 1x1
Zinc 1x1
Vit D 500 IU 1x1
PCT 3x500mg
Awal 18/3/23 2RHZE sebanyak 14 dosis 1x5 tablet Efek samping obat: potensi urin berwarna merah
Vit B6 1x1
Amlodipin 5mg 0-0-1
Kontrol 31 Maret 2023
31/3/2023 2RHZE sebanyak 28 dosis Efek samping obat: potensi urin berwarna merah
Vit B6 1x3 tab
Kontrol 5 Mei 2023
ANAMNESI
SRiwayat sosial
- Aktivitas keseharian : Untuk sehari-hari pasien hanya berada dirumah saja dan tidak melakukan aktivitas
berat. Pasien sudah tidak bekerja, dulunya pasien adalah seorang tukang bangunan. Pasien sehari-hari
membantu pekerjaan di rumah seperti mencuci piring dan menyapu. Pasien bangun jam 04.00 dan tidur
jam 21.00 setiap hari.
- Internal : pasien mengkonsumsi makanan seimbang sayur, nasi, lauk porsi makanan cukup. Pasien mandi
2x sehari. Pasien tidur 6 hingga 7 jam sehari . Pasien berolahraga hanya jalan pagi.
- Eksternal : pasien sehari-hari tidak bekerja, merokok sejak lama,
- pasien mengatakan interaksi di dalam keluarga baik-baik saja.
- Pasien juga berhubungan baik dengan tetangga samping kanan dan kiri rumah.
- Pasien dulu sering mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh RT setempat, namun sejak sakit, pasien jarang
melakukan interaksi dengan warga sekitar.
- Rumah pasien berdempetan dengan rumah tetangga, dan kurang akses matahari. Rata-rata rumah
disekitar tempat tinggal pasien berdempetan. Jendela di rumah pasien tidak setiap hari dibuka. Di kamar
tidur pasien tidak terdapat jendela dan ventilasi. Pasien memiliki 1 burung dirumahnya.
ANAMNESI
S
Review of system
• Head / neck: pusing (-) nyeri/sulit menelan (-) nyeri tenggorokan (-), lemas (-),
mata kabur (-), gangguan telinga (-), ngorok/mengi (-)
• Respirasi: batuk pilek (+), sesak (-), keringat malam (+), demam(-)
• Kardiovaskular: berdebar (-), nyeri dada (-)
• Gastrointestinal: mual muntah (-), nafsu makan turun (-), diare/konstipasi (-), BAB
normal
• Genitouria: BAK berwarna merah (+), retensi (-),
• Musculoskeletal: linu/nyeri di kedua kaki (-), kesemutan (-), edema (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Status
gizi
BB : 90 kg
generalis
TD : 154/101 mmHg
TB : 162 cm HR : 105 x/menit, kuat regular
BMI : 34,3 kg/m2 RR : 18 x/menit
(Obesitas) SpO2 : 96% on room air
Suhu : 36,6 C
PEMERIKSAAN
FISIKStatus lokalis
Normosefal, deformitas (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pandangan kabur (-), pupil
Kepala/ bulat isokor 3mm/3mm, refleks cahaya (+), gangguan pendengaran (-), pembesaran KGB (-),
Leher pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP R+2cm H 2O
Thorak
Simetris, retraksi (-),
s
Perkusi : Auskultasi: R h o n chi W h e ezing Ste m Fre m itu s
Pulmo
√
1. Saya puas karena saya dapat bercerita kepada
keluarga saat saya m emiliki masalah
√
2. Saya puas d en g a n cara keluarga saya
bermusyawarah u ntu k m e m e c a h k a n masalah
Total Skor :6
Interpretas :Fungsi Keluarga Kurang Baik (Moderately Functional
i Family).
FAMILY
Resource
SCREEM Patologis
Social Pasien jarang mengikuti kegiatan warga dan jarang bersosialisasi dengan tetangga. Pasien sudah tidak aktif lagi mengikuti
kegiatan sosial di lingkungan sekitar karena
kondisi kesehatan pasien saat ini.
Cultural Pasien dan keluarga adalah orang suku jawa. Tidak ada perbedaan budaya yang -
bermakna.
Religious Pasien dan keluarganya beragama Islam. Ibadah wajib pasien lakukan setiap hari di -
rumah.
Ec o no m i c Pasien hidup di dalam keluarga dengan taraf ekonomi menengah ke bawah. Pasien -Pasien merasa kesulitan mendapatkan
merupakan tukang bangunan dan sekarang tidak bekerja, dan istri pasien hanya pendapatan karena hanya berasal dari istri dan
berjualan gorengan. istri berjualan makanan dan minuman di
pinggir jalan.
Education Tingkat pendidikan pasien adalah tamatan SMK. Istri pasien merupakan tamatan SMP. -Tingkat pemahaman serta kesadaran pasien
dan keluarga tentang kesehatan masih kurang,
khususnya terakit penyakit pasien yaitu TB.
Pasien masih kurang memahami bagaimana
penularan TB, skrinning TB, dan juga dampak
apabila anak-anak pasien terkena TB.
Medical Pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada dengan baik karena sudah -
memiliki kartu BPJS sehingga pasien jika mengalami masalah kesehatan cepat berobat
ke Puskesmas Dinoyo.
FAMILY COPING
SCORE
Pad a pasien didapatkan Family coping score dengan nilai 4
yang me nunj ukk an bahw a pasien d an keluarga sudah mau
untuk berpartisipasi dalam membantu pasien berobat, namun
sesekali harus diingatkan oleh provider kesehatan
MANDALA
OF
HEALTH
DIAGNOSIS HOLISTIK
&
INTERVENSIKOMPREHENSIF
DIAGNOSIS HOLISTIK INTERVENSI KOMPREHENSIF
Aksis 1 - Aspek PATIENT CENTERED
Personal
Alasan Kedatangan Alasan Kedatangan
Pasien datang untuk control Pasien di monitor apakah pengobatan dilakukan rutin dan memberi
mengambil hasil Uji Mantoux dan Uji edukasi bahwa pengobatan harus dilakukan sampai selesai hingga
TCM pada 18 Maret 2023. pasien dinyatakan sembuh.
Kekhawatiran Kekhawatiran
Pasien saat ini khawatir jika penyakit TB Menjelaskan kepada pasien bahwa potensi penularan TB bisa dicegah
yang dialaminya menular ke orang-orang dengan cara pasien diobati sampai sembuh dan pasien mematuhi perilaku
disekitarnya. untuk cegah transmisi yaitu dengan etika batuk dan memakai masker.
Persepsi Persepsi
Pasien menduga batuknya disebabkan karena Membenarkan pemahaman pasien bahwa penyakit TB yang dideritanya menular
ketularan anaknya yang terdiagnosis TB paru . melalui kontak erat dengan anaknya yang terinfeksi TB sehingga persepsi pasien
benar.
DIAGNOSIS HOLISTIK INTERVENSI KOMPREHENSIF
Aksis 1 - Aspek PATIENT CENTERED
Personal
Harapan Harapan
Pasien berharap bisa sembuh dari penyakitnya dan Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit TB ini dapat sembuh
tidak ada anggota keluarga yang terinfeksi bakteri apabila pasien dan keluarga patuh minum obat dan mau
Upaya Upaya
Pasien datang untuk berobat terkait keluhan Mengapresiasi upaya pasien karena sudah berusaha berobat ke
yang dideritanya. dokter.
DIAGNOSIS HOLISTIK INTERVENSI KOMPREHENSIF
PATIENT CENTERED
Aksis 2 - Aspek Biomedis Aksis 2 - Aspek Biomedis
Diagnosis kerja Tuberkulosis
Transmisi: adanya transmisi dari anak pasien karena tinggal satu rumah. • Transmisi: Melakukan terapi kepada seluruh anggota keluarga
Ekonomi: Kondisi ekonomi pasien golongan menengah kebawah. Pasien merasa yang terkena TB.
stress karena kondisi keuangannya. • Ekonomi: Mendorong pasien untuk membangun hubungan
Lingkungan Sosial: - relasi atau networking dengan lingkungan tetangga sekitar
Lingkungan Budaya: - untuk mendapat support social.
Lingkungan Fisik: Pasien tinggal di daerah yang jarak antar rumah warganya • Lingkungan Fisik: merekayasa kondisi rumah yang mempunyai
sempit dan penduduknya padat. Dinding rumah pasien kanan-kiri berhimpitan ventilasi dan pencahayaan matahari yang kurang, salah satunya
langsung dengan rumah tetangganya. Di lingkungan rumah pasien, sinar dengan membuat atap baru dengan menggunakan fibre glass
Teori
Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil
Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan
menyebabkan TB paru, namun bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB
ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya (PNPK, 2020).
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019.
TEORI
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan
pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis yang dimaksud adalah
KASUS
pemeriksaan mikroskopis, tes cepat molekuler TB, dan biakan. Anamnesis:
Pasien terdiagnosis TB paru sejak 17 Maret 2023.
A. Pemeriksaan TCM penegakan diagnosis TB, dengan menggunakan amplifikasi Pasien mengeluh batuk lebih dari 2 minggu dan
polymerase chain reaction (PCR) real-time multiplex. Metode ini dapat mengidentifikasi sering mengeluh keringat dingin di malam hari. Di
bakteri berdasarkan teknik DNA molekular, sensitivitas mencapai 98%, terutama dalam Puskesmas Dinoyo dilakukan pemeriksaan dahak
mendeteksi resistensi rifampisin. Pemeriksaan yang menggunakan RNA ribosom dan
dan hasilnya terinfeksi kuman TB.
PCR DNA ini dapat selesai dalam waktu 24 jam.
Pemeriksaan Penunjang: (17 Maret 2023 di PKM
B. Tes tuberkulin kulit atau tes Mantoux screening TB, dilakukan dengan
Dinoyo)
menginjeksi purified protein derivate (PPD) Uji TCM (+)
• Pasien dengan risiko paparan rendah (pasien yang tidak memiliki risiko terpapar TB) Uji Mantoux (+)
memiliki hasil Mantoux positif indurasi pada kulit ukuran 15 mm.
• Pasien dengan risiko sedang (pasien yang berasal dari negara endemik TB, tenaga
kesehatan, dan sebagainya) hasil Mantoux positif bila indurasi berukuran >10 mm.
• Pasien dengan risiko tinggi (pasien dengan HIV positif, riwayat TB, dan kontak erat
dengan pasien TB lain) hasil Mantoux positif bila indurasi berukuran >5 mm.
• Pembacaan hasil dilakukan 48–72 jam setelah injeksi 0,1 ml PPD secara intradermal.
Suntikan akan menimbulkan gelembung kulit pucat berdiameter 6–10 mm.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Tuberkulosis. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019.
ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Teori
Gejala klinis TB paru (Kemenkes, 2019) Kasus
Gejala penyakit TB tergantung pada lokasi lesi,
sehingga dapat
- Pasien terdiagnosis TB paru sejak 17 Maret 2023. Pasien
menunjukkan manifestasi klinis sebagai berikut:
mengeluh batuk lebih dari 2 minggu dan sering mengeluh
1. Batuk ≥ 2 minggu
2. Batuk berdahak keringat dingin di malam hari. Setelah sekitar 1 bulanan pasien
3. Batuk berdahak dapat bercampur darah terus mengalami batuk-batuk, akhirnya keluarga pasien
4. Dapat disertai nyeri dada menyarankan untuk pergi berobat. Pasien akhirnya
5. Sesak napas
memeriksakan diri ke Puskesmas Dinoyo. Di Puskesmas Dinoyo
Dengan gejala lain meliputi :
dilakukan pemeriksaan dahak dan hasilnya terinfeksi kuman TB.
1. Malaise
2. Penurunan berat badan
3. Menurunnya nafsu makan
4. Menggigil
5. Demam Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor
6. Berkeringat di malam hari
HK.01.07/MENKES/755/2019.
ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Teori Kasus
Faktor risiko TB (Kemenkes, 2019)
Terdapat beberapa kelompok orang yang memiliki risiko
lebih tinggi untuk mengalami penyakit TB, kelompok
RPK:
tersebut adalah : Anak 1, 16 tahun, Tb paru
1. Orang dengan HIV positif dan penyakit Anak 2, 10 tahun, Tb kelenjar
imunokompromais lain.
2. Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam
jangka waktu panjang. Pasien merawat anaknya yang
3. Perokok menderita TB paru dan TB
4. Konsumsi alkohol tinggi kelenjar.
5. Anak usia <5 tahun dan lansia Pasien merokok sejak lama.
6. Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit
TB aktif yang infeksius.
7. Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi
tuberkulosis (contoh: lembaga permasyarakatan, fasilitas
perawatan jangka panjang)
8. Petugas kesehatan
Faktor-faktor lain yang memungkinkan terjadinya Tb paru dan Tb RPK: Pasien memiliki dua anak dengan Tb
kelenjar yaitu faktor kondisi lingkungan. paru dan TB kelenjar.
Kondisi rumah seperti ventilasi, pencahayaan, kelembapan dan Pasien tinggal di daerah yang jarak antar
kepadatan hunian juga menjadi salah satu faktor terjadinya rumah warganya sempit dan penduduknya
limfadenitis TB dan TB paru. padat. Dinding rumah pasien kanan-kiri
berhimpitan langsung dengan rumah
Syarat ventilasi rumah yang baik yaitu perbandingan luas ventilasi tetangganya. Di lingkungan rumah pasien,
dengan luas rumah 10% sedangkan tingkat kelembapan rumah yang sinar matahari tidak langsung menembus
rumah warga-warganya. Kamar pasien
baik yaitu minimal 40-70% dengan suhu ideal 18-30C.
sendiri tidak memiliki jendela dan ventilasi.
Adanya transmisi dari anak pasien karena
Pencahayaan rumah yang cukup dapat dikatakan bahwa cahaya yang tinggal satu rumah.
masuk ke dalam rumah tidak kurang ataupun tidak lebih, terutama
cahaya matahari. Kurangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam
rumah akan menyebabkan kelembapan yang tinggi sehingga
mendukung berkembangnya berbagai macam bakteri, termasuk
bakteri TB.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019.
TEORI
KASUS
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019.
ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Teori
• Foto thorax tehnik pencitraan yang cepat dan salah
Kasus
satu alat utama yang memiliki sensitifitas tinggi untuk
mendiagnosis TB paru. Temuan radiologis yang paling A d ap u n pemeriksaan yang diusulkan
umum yaitu infiltrat, kavitas. Bayangan awan dan yaitu:
bercak yakni infiltrate merupakan kelainan radiologi 1. X-Ray Toraks
yang memang ditemukan pada kasus TB paru. Yang
2. Kultur sputum
ditemukan di bagian lapangan paru tetapi paling sering
terdapat di apeks paru. Infiltrat sering ditemukan
berdasarkan lesi awal pada penderita TB paru adalah
lesi yang berbentuk patchy dan nodular yang
menunjukkan proses penyakit yang sedang aktif setelah
10 minggu terjadi infeksi.
Review of sistem
Pasien mengalami BAK berwarna merah
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019.
ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Teori
Kasus
ISPA
Gejala ISPA berlangsung antara 1–2 minggu. Pada
sebagian besar kasus, penderita gejala akan mereda
setelah minggu pertama.
Anamnesis: Pasien mengeluh pilek dan hidung tersumbat
Gejala infeksi saluran pernapasan akut di saluran sejak 2 hari yang lalu dan tidak ada demam.
pernapasan atas dan bawah bisa berbeda. Pada penderita
ISPA yang terjadi di saluran pernapasan atas, gejala yang
dapat timbul adalah:
Batuk, bersin, hidung tersumbat, pilek, demam, mudah
lelah, sakit kepala, nyeri telan, mengi, pembesaran
kelenjar getah bening.
Nabovati, E., et al. (2021). Information Technology Interventions to Improve Antibiotic Prescribing for Patients
with Acute Respiratory Infection: A Systematic Review. Clinical Microbiology and Infection, 27(6), pp. 838–45.
Definisi Hipertensi
HIPERTENSI Anamnesis:
RPD: Pasien mempunyai riwayat Hipertensi
terkontrol namun pasien lupa sejak kapan
terdiagnosis Hipertensi.
Faktor Risiko:
Pasien jarang berolahrga, memiliki faktor risiko
obesitas, dan perokok berat.
Pemeriksaan Fisik: (20 Maret 2023 di PKM
Dinoyo)
TD: 154/101 mmHg
TD:155/101 mmHg (25 Maret 2023 follow up)
TD = 152/102 mmHg (5 April 2023 follow up)
ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Teori
Kasus
Anamnesis:
RPD: Pasien mempunyai riwayat Hipertensi
terkontrol namun pasien lupa sejak kapan
terdiagnosis Hipertensi.
Faktor Risiko:
Pasien jarang berolahrga, memiliki faktor risiko
obesitas, dan perokok berat.
Pemeriksaan Fisik: (20 Maret 2023 di PKM
Dinoyo)
TD: 154/101 mmHg
TD:155/101 mmHg (25 Maret 2023 follow up)
TD = 152/102 mmHg (5 April 2023 follow up)
ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Teori
Kasus
Pemberian obat-obatan Hipertensi
Selain melakukan perubahan gaya hidup, penderita
hipertensi juga memerlukan obat untuk mengontrol 18 Maret 2023 Pasien diberikan Amlodipin 5
tekanan darahnya. Obat antihipertensi ini umumnya perlu mg 0-0-1.
dikonsumsi seumur hidup dengan dosis yang secara
berkala akan diturunkan atau dinaikkan sesuai kondisi
pasien. Namun, perubahan dosis obat darah tinggi harus
berdasarkan pertimbangan dokter.