Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

MORBUS HANSEN
DR.ISNA SANTIKA
Nama : Ny. M.S

IDENTIT No. RM
Jenis Kelamin
: 067385
: Perempuan
AS Umur : 50 tahun

PASIEN : Pekerjaan
Agama
: Ibu Rumah Tangga
: Islam
Alamat : Jln. Dusun Tugu 31/05 Sukorame
Tanggal Pemeriksaan : 20 Juni 2023 (pukul 18:30)
ANAMNESIS …1
Keluhan Utama
Bercak merah
Keluhan Tambahan
Pilek (+), hidung terasa buntu, gatal
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RS Daha Husada Kota Kediri diantar anaknya dengan keluhan bercak kemerahan di muka, telinga, tangan kanan
dan kiri, punggung, paha, punggung kaki kanan dan kiri, jari-jari kaki sejak 6 bulan yang lalu, awal muncul bercak tersebut pada pipi
kiri, nyeri (-), gatal (-), setelah itu pasien memutuskan berobat ke Rs Dr.Soedomo Trenggalek dan di diagnosis kusta, pasien lalu diterapi
MDT pada bulan januari tetapi setelah pasien meminum obat berawarna putih (Dapson) muncul gatal seluruh badan atau timbul reasi
alergi. Saat ini keluhan gatal (+), pilek (+), dan hidung terasa buntu, demam (-), mual muntah (-), BAB BAK normal.

Pasien sudah melakukan pengobatan dari bulan Januari di RS Dr.Soedomo Trenggalek, pasien datang ke RS Daha Husada
karena dirujuk oleh rumah sakit RS Dr Soedomo karena timbul bercak yang semakin banyak.
ANAMNESIS … 2
Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, Tinea Kruris (+), Hipertensi (+), Diabetes mellitus
disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa atau yang pernah mengalami sakit seperti ini
maupun penyakit kulit dan kelamin lainnya.
Riwayat Alergi (-)
Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah pernah berobat dan mendapatkan MDT MH MB paket dari Rs Dr. Soedemo Trenggalek
(pengobatan berjalan bulan ke 6)
Riwayat Alergi:
Pasien alergi Obat Dapson, Parasetamol, Antibiotik Ampicillin
PEMERIKSAAN FISIK … 1
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis; GCS : 4-5-6
Vital Sign
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,8 °C
SPO2 : 100%
PEMERIKSAAN FISIK …2
Status Generalis
Kepala – Leher :
◦ A(-)/I(-)/C(-)/D(-), Normocephalli
◦ Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)
◦ Tampak macula eritematous pada regio fasialis D/S

Mata : mata cowong -/-


Hidung: sekret (+), darah (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : mukosa bibir kemerahan, lidah kotor (-), gusi berdarah (-), faring
hiperemi (-), pembesaran tonsil (-)
Telinga : sekret -/- , darah -/-
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), deviasi trakea (-)
PEMERIKSAAN FISIK …3
Thorax: Thorax:
Pulmo Cor
Inspeksi : normochest, gerak Inspeksi: Gerak dada kanan dan kiri simetris,
dinding dada simetris retraksi (-)
Palpasi : ekspansi dinding dada Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-)
simetris Perkusi: batas kiri jantung ICS V midclav
Perkusi : semua lapang paru sonor sinistra, batas kanan jantung ICS IV

Auskultasi : suara vesikuler, wheezing parasternal dextra

(-), ronki (-) Auskultasi: S1 S2 tungggal, murmur (-), gallop (-)


PEMERIKSAAN FISIK …4
Abdomen: Extremitas:

- Inspeksi : simetris, distended (-), jejas - Ekstremitas atas dan bawah kiri dan kanan

(-), vena prominen (-), darm contour (-) akral hangat kering merah, oedema (-), CRT <2
detik
- Auskultasi : BU (+) normal

- Palpasi : supel, nyeri tekan (-),


hepar/lien/ginjal tidak teraba

- Perkusi : timpani seluruh area abdomen


PEMERIKSAAN FISIK …5
Status Neurologis/POD:

- Pembesaran saraf : N. Medianus D/S Tebal

- Gangguan Fungsi Sensoris : Dalam batas normal

- Gangguan Fungsi Motoris : N.Ulnaris D/S Abduksi jari kelingking kekuatan


berkurang

- Gangguan Fungsi Otonom : Tidak dilakukan


PEMERIKSAAN FISIK …6
Status Dermatologi:

- Lokasi: Regio fasialis D/S, Auricula


D/S, Manus D/S, Paha D/S, Pedis
D/S dan Punggung

- Efloresensi: Multiple makula


eritematus hiperpigmentasi berbatas
tegas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Indikator Hasil Result Nilai Rujukan
Leukosit 4.42 103/ uL 5.000-10.000

Hemoglobin 12.1 g/dL 11.7-15.5


Hematokrit 36.9 % 35-47
MCV 98.3 fL 80-100
MCH 32.3 pg 26-34
MCHC 32.8 g/dL 32-36
Trombosit 239 103/ uL 150.000-440.000
GDA 111 Mg/dL <200
Rapid Antigen negatif negatif negatif
RESUME
- Ny. M.S, usia 50 tahun , Ibu rumah tangga - Pemeriksaan Neurologis: Pembesaran saraf N.
Medianus D/S Tebal/ Gangguan Fungsi Sensoris
- Pasien datang rujukan dari RS Dr. Soedomo Trenggalek dengan
keluhan bercak merah meninggi awalnya pada area wajah (pipi kiri),6
dalam batas normal/ Gangguan Fungsi Motoris

bulan kemudian pada telinga kanan dan kiri, punggung, tangan kanan N.Ulnaris D/S  Abduksi jari kelingking kekuatan

dan kiri, paha kanan dan kiri, punggung kaki, jari -jari kanan dan kiri, berkurang / Gangguan Fungsi Otonom Tidak
disertai gatal pada seluruh lesi dan timbul reaksi alergi pada bulan dilakukan
januari
- Status Dermatologis: Lokasi Regio fasialis D/S,
- Riwayat penyakit dahulu (+) MH, Tinea Cruris, Hipertensi, Riwayat Auricula D/S, Manus D/S, Paha D/S, Pedis D/S,
keluarga (-), riwayat alergi (Dapson, Parasetamol, Ampicilin) Punggung / Efloresensi Multiple makula eritematus
hiperpigmentasi berbatas tegas
- Pemeriksaan fisik tampak baik, compos mentis (GCS 4-5-6), vital
sign (TD 160/90mmHg, lain-lain DBN), Kepala dan leher / Thorax/ - Hasil LAB: DL dalam batas normal
abdomen/ extremitas DBN
DIAGNOSIS
- Diagnosis Utama:
- Morbus Morbus Hansen Tipe Multibaciler (MB) dengan
Reaksi Tipe 1
- Diagnosis Banding:
- Tinea Korporis, Tinea Versicolor, Lupus Vulgaris
TATALAKSANA
Planning diagnosis: POD besok pagi, CO Sp, JP Planning monitoring:

Planning terapi: - Keadaan umum, TTV


- Lanjutkan MDT MH MB packet  (Rifampicin 600mg,
Lampren/Klofazimin 50 mg, Dapson 100 mg (dihentikan - Keluhan utama
karena pasien alergi),

- Inf PZ 14 tpm
- Pemeriksaan penunjang

- Inj Dipenhidramin 1 dd 1 - Komplikasi yang dapat muncul


- Inj Ranitidin 2 dd I
- Kepatuhan terapi
- Inj Santagesik PRN

- Cerini 2 dd I 10 mg

- Pelembab TPC
TATALAKSANA
Planning Edukasi

- Menjelaskan kepada Pasien Kusta, disebabkan oleh kuman kusta dan dapat disembuhkan dengan MDT, bila diminum teratur tiap hari sesuai
dosis dan lama terapi yang ditentukan.

- Penjelasan tentang efek samping obat MDT seperti urin berwarna merah, bercak kulit gatal, berwarna kekuningan dan perubahan warna kulit.

- Penjelasan tentang gejala dan tanda reaksi kusta.

- Cacat baru dapat timbul saat atau setelah pengobatan dan dapat diobati.

- Penyembuhan cacat yang sudah ada sebelumnya, tergantung pada lamanya cacat diderita.

- Cari dan periksa kontak untuk konfirmasi dan pengobatan.

- Perawatan diri harus dilakukan tiap hari secara teratur.

- Pasien diberikan informasi mengenai efek samping obat dan komplikasi serta prognosis dari penyakit yang dideritanya
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
FOLLOW UP...1
Subjective Objective Assesment Planning
- Pasien mengatakan Gatal - TD : 160/90 Morbus Hansen Tipe Inf.PZ 14 tpm
dan kemeng berkurang, - N : 89 Multibaciler dengan Inj. Ranitidine 2ddI
hidung masih terasa - S : 36,2 dengan Reaksi Tipe 1 + Inj. Santagesik PRN
Dubia ad bonam
buntu - RR : 20x
- Pagi ini jam 10:30 pasien - Spo2 : 98%
Tinea Cruris + HT Lanjutkan MDT MH MB (tanpa
Dapson)
melakukan POD - GCS : 456 Po Cerini 2 x 10 mg
- KU: baik Amlodipin 10 mg 2x1
- K/L : A-/I-/C-/D- Bisoprolol 5 mg 1-0-0
- Thorax : ves/ves, Rh -/-, Wh -/-, Itraconazole 1dd2
Ret-/-, Simetris +/+
- Abdomen : BU +, soepel Planning monitoring :
- Status lokalis : Lesi hiperemi Keluhan pasien
berkurang TTV
Edukasi:
- Hindari untuk tidak menggaruk lesi
-Hindari meminum Dapson karena
pasien alergi
- Istirahat yang cukup
FOLLOW UP...2
Subjective Objective Assesment Planning
-TD : 140/80 Morbus Hansen Tipe Inf.PZ 14 tpm
- Pasien pagi ini masi - N : 79 Multibaciler dengan Inj. Ranitidine 2ddI
mengatakan Gatal dan - S : 36 dengan Reaksi Tipe 1 + Inj. Santagesik PRN
kemeng sudah jauh - RR : 20x Tinea Cruris + HT Inj. Dipenhidramine
berkurang, tetapi - Spo2 : 99% Lanjutkan MDT MH MB (tanpa Dapson)
hidung masih terasa - GCS : 456 Po Cerini 2x 10 mg
buntu - KU: baik Candesarta 8 mg 0-0-1
- K/L : A-/I-/C-/D- Amlodipin 10 mg 2x1
- Thorax : ves/ves, Rh -/-, Wh -/-, Bisoprolol 5 mg 1-0-0
Ret-/-, Simetris +/+ Itraconazole 1dd2
- Abdomen : BU +, soepel
- Status lokalis : Lesi hiperemi Planning monitoring :
berkurang Keluhan pasien
TTV
Edukasi:
- Hindari untuk tidak menggaruk lesi
- Hindari meminum Dapson karena
pasien alergi
- Istirahat yang cukup
FOLLOW UP...3
Subjective Objective Assesment Planning
- TD : 130/90 Morbus Hansen Tipe Inf.PZ 14 tpm
- Pasien pagi ini - N : 77 Multibaciler dengan Inj. Ranitidine 2ddI
mengatakan Gatal - S : 36 dengan Reaksi Tipe 1 + Inj. Santagesik PRN
sudah tidak ada dan RR : 20x Tinea Cruris + HT Lanjutkan MDT MH MB (tanpa
Dubia ad bonam
hidung sudah tidak - Spo2 : 99% Dapson)
buntu, tapi kaki terasa - GCS : 456 Po Cerini 2x 10 mg
kebas KU: baik Candesartan 8 mg 0-0-1
- K/L : A-/I-/C-/D- Amlodipin 10 mg 2x1
Thorax : ves/ves, Rh -/-, Wh -/-, Bisoprolol 5 mg 1-0-0
Ret Itraconazole 1dd2
-/-, Simetris +/+ Planning monitoring :
Abdomen : BU Keluhan pasien
+, soepel TTV
Status lokalis : Lesi hiperemi Edukasi:
berkurang - Hindari untuk tidak menggaruk lesi
- Hindari meminum Dapson karena
pasien alergi
- Istirahat yang cukup
TATALAKSANA PULANG
- Lanjut terapi MDT MB
- Cetirizin 2 dd 10mg
- Itraconazole 1 dd 200 mg
- Corovit 2 dd I
- Vaselin ue
- ISDN 3 dd I
- ASPILET 1 dd I
- AMLODIPIN 0-0-1
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Kusta → Penyakit infeksi menular pada kulit
“The Great Imitator Disease”
Infeksi bakteri → Mycobacterium Leprae (M. Leprae)
Menginfeksi :
1. Saraf tepi/perifer
2. Kulit/jaringan sekitarnya
EPIDEMIOLOGI
Kusta di Dunia (WHO) → 2016 ↑, 211.973 → 214.783 di
tahun 2016.
Asia Tenggara insiden kusta tertinggi →161.263.
Indonesia insiden kusta ke-3 tertinggi di dunia → (16.286),
setelah Brazil (25.218 kasus) & India (145.485 kasus).
Jawa Timur insiden kusta tertinggi di pulau jawa yakni
sebanyak 3.373 kasus dan kasus cacat kusta tingkat 2 nya
nomor 2 tertinggi, sebanyak 293 kasus pada tahun 2017.
ETIOLOGI
Mycobacterium Leprae
Ditemukan oleh G.A Hansen di Norwegia
Bakteri Gram Positif Tahan Asam
Bentuknya bervariasi (Pleomorfik)
M.leprae

Masuk melalui jalur saluran pernapasan /


kontak lansung

Makrofag Masuk Jaringan Saraf Sel Schwann

PATO- Sel-sel Otot dan sel-sel endotel

FISIOLOGI pembuluh darah

M. leprae membelah 12-14 hari (tidak Dikenali oleh system imun tubuh menimbulkan
menimbulkan gejala) gejala-gejala awal

Lepra tipe MB SIS SIS


Muncul gejala-gejala (Lion face, needle Lesi sembuh
nose, penebalan saraf, dll) (-) (+)

Lepra tipe PB
DIAGNOSIS… 1
KLINIS DAN LABORATORIS
1. Bercak kulit yang mati rasa
◦ Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar (makula) atau meninggi (plak). Mati rasa pada bercak bersifat
total atau sebagian saja terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri .

2. Penebalan saraf tepi


◦ Dapat/tanpa disertai rasa nyeri dan gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu :
 Gangguan fungsi sensoris
 Gangguan fungsi motoris
 Gangguan fungsi otonom

3. Ditemukan kuman tahan asam


◦ Bahan pemeriksaan berasal dari apusan kulit cuping telinga dan lesi kulit pada bagian yang aktif. Kadang-kadang
bahan diperoleh dari biopsi saraf.
DIAGNOSIS… 2
PEMERIKSAAN FISIK:
1. Inspeksi
◦ Dengan pencahayaan yang cukup (sebaiknya dengan sinar oblik), lesi kulit (lokasi dan morfologi) harus
diperhatikan.

2. Palpasi
◦ Kelainan kulit: nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki.
◦ Kelainan saraf: pemeriksaan saraf tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri tekan, dan nyeri spontan).

3. Tes fungsi saraf


◦ Tes sensoris: rasa raba, nyeri, dan suhu
◦ Tes otonom: kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut yang terganggu.
◦ Tes motoris: voluntary muscle test (VMT)
DIAGNOSIS… 3
Pemeriksaan Fisik Saraf
Perifer
Neuropati perifer paling sering
bermanifestasi sebagai mononeuropati,
polineuropati atau mononeuropati
multipleks. Saraf perifer yang sering
terkena ialah N.ulnaris, N.radialis,
N.medianus, N. poplitea lateralis, N.
tibialis posterior, N. trigeminus serta
N.auricularis magnus.
KLASIFIKASI (WHO)
DIAGNOSIS… 4
Pemeriksaan Bakterioskopik: Indeks Morfologis (IM):
• kerokan kulit diwarnai dengan pewarnaan
ZIEHL NEELSEN IM = jumlah BTA utuh
X 100%
• Indeks Bakteriologis (IB): Jumlah seluruh BTA
1 + bila 1-10 BTA dalam 100 LP
2 + bila 1-10 BTA dalam 10 LP
3 + bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP
Histopatologi :
4 + bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP Dapat ditemukan : sel datia langhans,
tuberkel, sel Virchow
5 + bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1
LP
6 + bila > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
DIAGNOSIS BANDING
Tinea Corporis
Tinea Versicolor
Lupus Vulgaris
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
…1
Lini 1
◦ Dapson
◦ Rifampisin
◦ Klofazimin

Lini 2
◦ Ofloxacin
◦ Minoksidil
TERAPI MDT (DEWASA)
PAUSIBASILER MULTIBASILER
• Pengobatan bulanan: hari pertama (obat diminum di depan • Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya dan obat diminum

petugas): didepan petugas:

 2 kapsul rifampisin @300 mg (600 mg)  2 kapsul rifampicin @300mg (600mg)

 1 tablet dapson/DDS 100mg


1 tablet dapson/DDS 100 mg Pengobatan
 3 tablet lampren @100mg (300mg)
• Harian : hari ke-2 hingga 28:
• Pengobatan harian : hari ke 2-28 setiap bulannya:
1 tablet dapson/ DDS 100 mg
 1 tablet dapson 100mg
• Dibutuhkan 6 blister yang diminum selama 6-9 bulan
 1 tablet lampren 50mg

• Dibutuhkan 12 Blister yang diminum selama 12-18 bulan


TATALAKSANA NON-
FARMAKOLOGI … 1
- Menjaga kebersihan diri, terutama pada region yang mengalami penurunan fungsi neurologis.

- Tangan atau kaki yang anestetik dapat direndam setiap hari selama 10-15 menit.

- Menjaga nutrisi dan kelembaban yang adekuat pada kulit, dapat diberikan pelembab topical.

- Hindari tekanan yang berlebihan pada regio lesi, misalnya elevasi tungkai saat istirahat atau mencegah berjalan kaki
dalam jangka waktu yang lama.

- Memakai alas kaki ketika berjalan, tetapi dengan ukuran yang tidak sempit.

- Menjauhkan penderita kusta dari benda-benda dengan suhu ekstrem (terlalu panas atau terlalu dingin), benda tajam,
atau benda-benda lain yang dapat membahayakan penderita.

- Mengedukasi pasien untuk memperhatikan kondisi tempat tinggal, yaitu adanya ventilasi, pencahayaan yang cukup,
dan tingkat kelembaban di dalam rumah.
KOMPLIKASI....1
• Kecacatan  Cacat Primer dan Sekunder Cacat pada tangan dan kaki

Tingkat 0 Tidak ada gangguan sensibilitas, tidak ada kerusakan maupun


deformitas yang terlihat.
• Kerusakan Neurologis
• Stage of involvement Tingkat 1 Ada gangguan sensibilitas, tanpa kerusakan maupun
deformitas yang terlihat.
• Stage of damage
Tingkat 2 Terdapat kerusakan atau deformitas.
• Stage of destruction Cacat pada Mata
Tingkat 0 Tidak ada kelainan / kerusakan pada mata (termasuk visus)
Tingkat 1 Ada kelainan / kerusakan pada mata, namun tidak terlihat,
• Reaksi Kusta dan visus sedikit berkurang.
• Reaksi Tipe 1 (Reaksi Reversal) Tingkat 2 Ada kelainan mata yang terlihat dan atau visus sangat
• Reaksi Tipe 2 (Eritema Nodosum Leprosum) terganggu
Gejala Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2
Tipe kusta Tipe PB dan MB Hanya pada tipe MB
Waktu timbulnya Biasanya segera setelah Biasanya setelah mendapat
pengobatan pengobatan lama (>6 bulan)

Keadaan umum Umumnya baik, demam Ringan sampai berat disertai


ringan (sub-febris) atau kelemahan umum dan
tanpa demam demam

Peradangan di kulit Bercak kulit lama menjadi Timbul nodus kemerahan,


lebih meradang, bengkak, lunak dan nyeri tekan.
berkilat, hangat. Dapat Umunya di lengan dan
timbul bercak baru tungkai. Nodus dapat pecah

KOMPLIKASI
....2 Saraf Sering terjadi, umumnya Dapat terjadi neuritis
berupa nyeri saraf. Silent
neuritis

REAKSI KUSTA Edema pada ekstremitas (+) (-)


Peradangan pada organ Anastesi kornea dan Iritis, irikorditis, glaucoma,
Mata lagofthalmus karena N.V katarak, dll
dan N.VII

Peradangan pada organ Hampir tidak ada Terjadi pada testis, sendi,
lain ginjal, KGB
TATALAKSANA
REAKSI KUSTA
PENCEGAHAN KECACATAN
Kegiatan pencegahan cacat dirumah (3M) Pencegahan di Unit Rujukan (Rumah Sakit)

- Memeriksa mata, tangan, dan kaki secara teratur. - Mata: bedah korektif pada kasus lagoftalmus berat dan
bedah katarak
- Melindungi mata, tangan, dan kaki dari trauma fisik.
- Tangan: alat bantu mencegah luka, penanganan intesif
- Merawat diri. kasus infeksi, dan operasi koreksi kelemahan jari yang
cacat
Pencegahan di Puskesmas
- Kaki: jika ada ulkus kronis dilakukan tindakan bedah
- Mata: tetes mata (Saline), pemberian AB, dan bebat mata
septik / skuestrektomi / amputasi jika sudah lebih dari satu
- Tangan: digerakkan secara rutin, dipasangkan bidai malam tahun, memberi alat bantu untuk mencegah luka pada kaki
hari yang mati rasa, dan tindakan bedah sepsis untuk kasus
operasi.
- Kaki: pemberian alas kaki untuk menghilangkan kalus dan
trimming pada tepi ulkus
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam hingga dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam hingga dubia ad malam
PEMBAHASAN
KASUS
RIWAYAT PENYAKIT PASIEN
• Anamnesis: •Pemeriksaan Fisik
• Ny. M.S/ 50 tahun • TD: 160/90 mmHg
• Neurologis: N.Medianus (S) tebal, N. Ulnaris
• Rujukan RS Dr. Soedomo Trenggalek
 abduksi jari kelingking D/S kekuatan
• Bercak Merah tunggal 6 bulan lalu di pipi kiri  berkurang
hipestesia/anastesia
• Riwayat Pengobatan : Dapson, Rifampisin, Pemeriksaan Dermatologis: Multiple makula
Lamprene (RS Dr. Soedomo) eritematus hiperpigmentasi berbatas tegas
pada Regio fasialis kanan-kiri, Auricula kanan-
• Riwayat Keluarga Disangkal kiri, Manus kanan-kiri, Paha kanan-kiri, Pedis
• Riwayat Penyakit Sekarang: bercak meluas, kanan-kiri, dan Punggung
bertambah banyak, gatal (+)
• Riwayat Penyakit Dahulu: HT, Kusta
• Riwayat Alergi: Dapson, Parasetamol, Ampicilin
DIAGNOSIS (WHO)
•Morbus Hansen Tipe MB
•Reaksi Kusta Tipe 1
DIAGNOSIS (WHO) Gejala Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2

•Morbus Hansen Tipe MB


Tipe kusta Tipe PB dan MB Hanya pada tipe MB
•Reaksi Kusta Tipe 1 Waktu timbulnya Biasanya segera setelah Biasanya setelah mendapat
pengobatan pengobatan lama (>6 bulan)

Keadaan umum Umumnya baik, demam Ringan sampai berat disertai


ringan (sub-febris) atau kelemahan umum dan
tanpa demam demam
Peradangan di kulit Bercak kulit lama menjadi Timbul nodus kemerahan,
lebih meradang, bengkak, lunak dan nyeri tekan.
berkilat, hangat. Dapat Umunya di lengan dan
timbul bercak baru tungkai. Nodus dapat pecah

Saraf Sering terjadi, umumnya Dapat terjadi neuritis


berupa nyeri saraf. Silent
neuritis
Edema pada ekstremitas (+) (-)
Peradangan pada organ Anastesi kornea dan Iritis, irikorditis, glaucoma,
Mata lagofthalmus karena N.V dan katarak, dll
N.VII
Peradangan pada organ lain Hampir tidak ada Terjadi pada testis, sendi,
ginjal, KGB
TATALAKSANA PASIEN
FARMAKOLOGI:
•Terapi MDT MB selama 12-18 bulan
•Menghentikan DAPSON  Timbul Reaksi ALERGI
•Melanjutkan pengobatan Rifampisin dan Lamprene/Klofazimin

NON-FARMAKOLOGI:
•Edukasi Efek samping Obat
•Edukasi Resiko Kecacatan dan Komplikasi
•Edukasi Prognosis
KOMPLIKASI
Pada Pasien Ny. M.S ditemukan tanda Cacat pada tangan dan kaki

Kecacatan minimal
Tingkat 0 Tidak ada gangguan sensibilitas, tidak ada kerusakan maupun
Pada Tangan Kanan dan Kiri didapatkan deformitas yang terlihat.
adanya gangguan Sensibiltas, tanpa Tingkat 1 Ada gangguan sensibilitas, tanpa kerusakan maupun
kerusakan/deformitas deformitas yang terlihat.
Tingkat 2 Terdapat kerusakan atau deformitas.

Kecacatan menurut WHO Tingkat 0


Cacat pada Mata
Tidak ada kelainan / kerusakan pada mata (termasuk visus)
 Tingkat 1 Tingkat 1 Ada kelainan / kerusakan pada mata, namun tidak terlihat,
dan visus sedikit berkurang.
Tingkat 2 Ada kelainan mata yang terlihat dan atau visus sangat
terganggu
KOMPLIKASI
REAKSI KUSTA TIPE 1
BERAT
TATALAKSANA REAKSI KUSTA
REAKSI RINGAN  NSAID
REAKSI BERAT 
KORTIKOSTEROID
PROGNOSIS
Pada Pasien Ny. M.S prognosis Dubia ad bonam

Pasien mendapat terapi awal


Kecacatan minimal  dapat diobati
Reaksi Kusta tipe 1 Berat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai