MORBUS HANSEN
DR.ISNA SANTIKA
Nama : Ny. M.S
IDENTIT No. RM
Jenis Kelamin
: 067385
: Perempuan
AS Umur : 50 tahun
PASIEN : Pekerjaan
Agama
: Ibu Rumah Tangga
: Islam
Alamat : Jln. Dusun Tugu 31/05 Sukorame
Tanggal Pemeriksaan : 20 Juni 2023 (pukul 18:30)
ANAMNESIS …1
Keluhan Utama
Bercak merah
Keluhan Tambahan
Pilek (+), hidung terasa buntu, gatal
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Daha Husada Kota Kediri diantar anaknya dengan keluhan bercak kemerahan di muka, telinga, tangan kanan
dan kiri, punggung, paha, punggung kaki kanan dan kiri, jari-jari kaki sejak 6 bulan yang lalu, awal muncul bercak tersebut pada pipi
kiri, nyeri (-), gatal (-), setelah itu pasien memutuskan berobat ke Rs Dr.Soedomo Trenggalek dan di diagnosis kusta, pasien lalu diterapi
MDT pada bulan januari tetapi setelah pasien meminum obat berawarna putih (Dapson) muncul gatal seluruh badan atau timbul reasi
alergi. Saat ini keluhan gatal (+), pilek (+), dan hidung terasa buntu, demam (-), mual muntah (-), BAB BAK normal.
Pasien sudah melakukan pengobatan dari bulan Januari di RS Dr.Soedomo Trenggalek, pasien datang ke RS Daha Husada
karena dirujuk oleh rumah sakit RS Dr Soedomo karena timbul bercak yang semakin banyak.
ANAMNESIS … 2
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, Tinea Kruris (+), Hipertensi (+), Diabetes mellitus
disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa atau yang pernah mengalami sakit seperti ini
maupun penyakit kulit dan kelamin lainnya.
Riwayat Alergi (-)
Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah pernah berobat dan mendapatkan MDT MH MB paket dari Rs Dr. Soedemo Trenggalek
(pengobatan berjalan bulan ke 6)
Riwayat Alergi:
Pasien alergi Obat Dapson, Parasetamol, Antibiotik Ampicillin
PEMERIKSAAN FISIK … 1
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis; GCS : 4-5-6
Vital Sign
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,8 °C
SPO2 : 100%
PEMERIKSAAN FISIK …2
Status Generalis
Kepala – Leher :
◦ A(-)/I(-)/C(-)/D(-), Normocephalli
◦ Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)
◦ Tampak macula eritematous pada regio fasialis D/S
- Inspeksi : simetris, distended (-), jejas - Ekstremitas atas dan bawah kiri dan kanan
(-), vena prominen (-), darm contour (-) akral hangat kering merah, oedema (-), CRT <2
detik
- Auskultasi : BU (+) normal
bulan kemudian pada telinga kanan dan kiri, punggung, tangan kanan N.Ulnaris D/S Abduksi jari kelingking kekuatan
dan kiri, paha kanan dan kiri, punggung kaki, jari -jari kanan dan kiri, berkurang / Gangguan Fungsi Otonom Tidak
disertai gatal pada seluruh lesi dan timbul reaksi alergi pada bulan dilakukan
januari
- Status Dermatologis: Lokasi Regio fasialis D/S,
- Riwayat penyakit dahulu (+) MH, Tinea Cruris, Hipertensi, Riwayat Auricula D/S, Manus D/S, Paha D/S, Pedis D/S,
keluarga (-), riwayat alergi (Dapson, Parasetamol, Ampicilin) Punggung / Efloresensi Multiple makula eritematus
hiperpigmentasi berbatas tegas
- Pemeriksaan fisik tampak baik, compos mentis (GCS 4-5-6), vital
sign (TD 160/90mmHg, lain-lain DBN), Kepala dan leher / Thorax/ - Hasil LAB: DL dalam batas normal
abdomen/ extremitas DBN
DIAGNOSIS
- Diagnosis Utama:
- Morbus Morbus Hansen Tipe Multibaciler (MB) dengan
Reaksi Tipe 1
- Diagnosis Banding:
- Tinea Korporis, Tinea Versicolor, Lupus Vulgaris
TATALAKSANA
Planning diagnosis: POD besok pagi, CO Sp, JP Planning monitoring:
- Inf PZ 14 tpm
- Pemeriksaan penunjang
- Cerini 2 dd I 10 mg
- Pelembab TPC
TATALAKSANA
Planning Edukasi
- Menjelaskan kepada Pasien Kusta, disebabkan oleh kuman kusta dan dapat disembuhkan dengan MDT, bila diminum teratur tiap hari sesuai
dosis dan lama terapi yang ditentukan.
- Penjelasan tentang efek samping obat MDT seperti urin berwarna merah, bercak kulit gatal, berwarna kekuningan dan perubahan warna kulit.
- Cacat baru dapat timbul saat atau setelah pengobatan dan dapat diobati.
- Penyembuhan cacat yang sudah ada sebelumnya, tergantung pada lamanya cacat diderita.
- Pasien diberikan informasi mengenai efek samping obat dan komplikasi serta prognosis dari penyakit yang dideritanya
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
FOLLOW UP...1
Subjective Objective Assesment Planning
- Pasien mengatakan Gatal - TD : 160/90 Morbus Hansen Tipe Inf.PZ 14 tpm
dan kemeng berkurang, - N : 89 Multibaciler dengan Inj. Ranitidine 2ddI
hidung masih terasa - S : 36,2 dengan Reaksi Tipe 1 + Inj. Santagesik PRN
Dubia ad bonam
buntu - RR : 20x
- Pagi ini jam 10:30 pasien - Spo2 : 98%
Tinea Cruris + HT Lanjutkan MDT MH MB (tanpa
Dapson)
melakukan POD - GCS : 456 Po Cerini 2 x 10 mg
- KU: baik Amlodipin 10 mg 2x1
- K/L : A-/I-/C-/D- Bisoprolol 5 mg 1-0-0
- Thorax : ves/ves, Rh -/-, Wh -/-, Itraconazole 1dd2
Ret-/-, Simetris +/+
- Abdomen : BU +, soepel Planning monitoring :
- Status lokalis : Lesi hiperemi Keluhan pasien
berkurang TTV
Edukasi:
- Hindari untuk tidak menggaruk lesi
-Hindari meminum Dapson karena
pasien alergi
- Istirahat yang cukup
FOLLOW UP...2
Subjective Objective Assesment Planning
-TD : 140/80 Morbus Hansen Tipe Inf.PZ 14 tpm
- Pasien pagi ini masi - N : 79 Multibaciler dengan Inj. Ranitidine 2ddI
mengatakan Gatal dan - S : 36 dengan Reaksi Tipe 1 + Inj. Santagesik PRN
kemeng sudah jauh - RR : 20x Tinea Cruris + HT Inj. Dipenhidramine
berkurang, tetapi - Spo2 : 99% Lanjutkan MDT MH MB (tanpa Dapson)
hidung masih terasa - GCS : 456 Po Cerini 2x 10 mg
buntu - KU: baik Candesarta 8 mg 0-0-1
- K/L : A-/I-/C-/D- Amlodipin 10 mg 2x1
- Thorax : ves/ves, Rh -/-, Wh -/-, Bisoprolol 5 mg 1-0-0
Ret-/-, Simetris +/+ Itraconazole 1dd2
- Abdomen : BU +, soepel
- Status lokalis : Lesi hiperemi Planning monitoring :
berkurang Keluhan pasien
TTV
Edukasi:
- Hindari untuk tidak menggaruk lesi
- Hindari meminum Dapson karena
pasien alergi
- Istirahat yang cukup
FOLLOW UP...3
Subjective Objective Assesment Planning
- TD : 130/90 Morbus Hansen Tipe Inf.PZ 14 tpm
- Pasien pagi ini - N : 77 Multibaciler dengan Inj. Ranitidine 2ddI
mengatakan Gatal - S : 36 dengan Reaksi Tipe 1 + Inj. Santagesik PRN
sudah tidak ada dan RR : 20x Tinea Cruris + HT Lanjutkan MDT MH MB (tanpa
Dubia ad bonam
hidung sudah tidak - Spo2 : 99% Dapson)
buntu, tapi kaki terasa - GCS : 456 Po Cerini 2x 10 mg
kebas KU: baik Candesartan 8 mg 0-0-1
- K/L : A-/I-/C-/D- Amlodipin 10 mg 2x1
Thorax : ves/ves, Rh -/-, Wh -/-, Bisoprolol 5 mg 1-0-0
Ret Itraconazole 1dd2
-/-, Simetris +/+ Planning monitoring :
Abdomen : BU Keluhan pasien
+, soepel TTV
Status lokalis : Lesi hiperemi Edukasi:
berkurang - Hindari untuk tidak menggaruk lesi
- Hindari meminum Dapson karena
pasien alergi
- Istirahat yang cukup
TATALAKSANA PULANG
- Lanjut terapi MDT MB
- Cetirizin 2 dd 10mg
- Itraconazole 1 dd 200 mg
- Corovit 2 dd I
- Vaselin ue
- ISDN 3 dd I
- ASPILET 1 dd I
- AMLODIPIN 0-0-1
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Kusta → Penyakit infeksi menular pada kulit
“The Great Imitator Disease”
Infeksi bakteri → Mycobacterium Leprae (M. Leprae)
Menginfeksi :
1. Saraf tepi/perifer
2. Kulit/jaringan sekitarnya
EPIDEMIOLOGI
Kusta di Dunia (WHO) → 2016 ↑, 211.973 → 214.783 di
tahun 2016.
Asia Tenggara insiden kusta tertinggi →161.263.
Indonesia insiden kusta ke-3 tertinggi di dunia → (16.286),
setelah Brazil (25.218 kasus) & India (145.485 kasus).
Jawa Timur insiden kusta tertinggi di pulau jawa yakni
sebanyak 3.373 kasus dan kasus cacat kusta tingkat 2 nya
nomor 2 tertinggi, sebanyak 293 kasus pada tahun 2017.
ETIOLOGI
Mycobacterium Leprae
Ditemukan oleh G.A Hansen di Norwegia
Bakteri Gram Positif Tahan Asam
Bentuknya bervariasi (Pleomorfik)
M.leprae
M. leprae membelah 12-14 hari (tidak Dikenali oleh system imun tubuh menimbulkan
menimbulkan gejala) gejala-gejala awal
Lepra tipe PB
DIAGNOSIS… 1
KLINIS DAN LABORATORIS
1. Bercak kulit yang mati rasa
◦ Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar (makula) atau meninggi (plak). Mati rasa pada bercak bersifat
total atau sebagian saja terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri .
2. Palpasi
◦ Kelainan kulit: nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki.
◦ Kelainan saraf: pemeriksaan saraf tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri tekan, dan nyeri spontan).
Lini 2
◦ Ofloxacin
◦ Minoksidil
TERAPI MDT (DEWASA)
PAUSIBASILER MULTIBASILER
• Pengobatan bulanan: hari pertama (obat diminum di depan • Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya dan obat diminum
- Tangan atau kaki yang anestetik dapat direndam setiap hari selama 10-15 menit.
- Menjaga nutrisi dan kelembaban yang adekuat pada kulit, dapat diberikan pelembab topical.
- Hindari tekanan yang berlebihan pada regio lesi, misalnya elevasi tungkai saat istirahat atau mencegah berjalan kaki
dalam jangka waktu yang lama.
- Memakai alas kaki ketika berjalan, tetapi dengan ukuran yang tidak sempit.
- Menjauhkan penderita kusta dari benda-benda dengan suhu ekstrem (terlalu panas atau terlalu dingin), benda tajam,
atau benda-benda lain yang dapat membahayakan penderita.
- Mengedukasi pasien untuk memperhatikan kondisi tempat tinggal, yaitu adanya ventilasi, pencahayaan yang cukup,
dan tingkat kelembaban di dalam rumah.
KOMPLIKASI....1
• Kecacatan Cacat Primer dan Sekunder Cacat pada tangan dan kaki
KOMPLIKASI
....2 Saraf Sering terjadi, umumnya Dapat terjadi neuritis
berupa nyeri saraf. Silent
neuritis
Peradangan pada organ Hampir tidak ada Terjadi pada testis, sendi,
lain ginjal, KGB
TATALAKSANA
REAKSI KUSTA
PENCEGAHAN KECACATAN
Kegiatan pencegahan cacat dirumah (3M) Pencegahan di Unit Rujukan (Rumah Sakit)
- Memeriksa mata, tangan, dan kaki secara teratur. - Mata: bedah korektif pada kasus lagoftalmus berat dan
bedah katarak
- Melindungi mata, tangan, dan kaki dari trauma fisik.
- Tangan: alat bantu mencegah luka, penanganan intesif
- Merawat diri. kasus infeksi, dan operasi koreksi kelemahan jari yang
cacat
Pencegahan di Puskesmas
- Kaki: jika ada ulkus kronis dilakukan tindakan bedah
- Mata: tetes mata (Saline), pemberian AB, dan bebat mata
septik / skuestrektomi / amputasi jika sudah lebih dari satu
- Tangan: digerakkan secara rutin, dipasangkan bidai malam tahun, memberi alat bantu untuk mencegah luka pada kaki
hari yang mati rasa, dan tindakan bedah sepsis untuk kasus
operasi.
- Kaki: pemberian alas kaki untuk menghilangkan kalus dan
trimming pada tepi ulkus
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam hingga dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam hingga dubia ad malam
PEMBAHASAN
KASUS
RIWAYAT PENYAKIT PASIEN
• Anamnesis: •Pemeriksaan Fisik
• Ny. M.S/ 50 tahun • TD: 160/90 mmHg
• Neurologis: N.Medianus (S) tebal, N. Ulnaris
• Rujukan RS Dr. Soedomo Trenggalek
abduksi jari kelingking D/S kekuatan
• Bercak Merah tunggal 6 bulan lalu di pipi kiri berkurang
hipestesia/anastesia
• Riwayat Pengobatan : Dapson, Rifampisin, Pemeriksaan Dermatologis: Multiple makula
Lamprene (RS Dr. Soedomo) eritematus hiperpigmentasi berbatas tegas
pada Regio fasialis kanan-kiri, Auricula kanan-
• Riwayat Keluarga Disangkal kiri, Manus kanan-kiri, Paha kanan-kiri, Pedis
• Riwayat Penyakit Sekarang: bercak meluas, kanan-kiri, dan Punggung
bertambah banyak, gatal (+)
• Riwayat Penyakit Dahulu: HT, Kusta
• Riwayat Alergi: Dapson, Parasetamol, Ampicilin
DIAGNOSIS (WHO)
•Morbus Hansen Tipe MB
•Reaksi Kusta Tipe 1
DIAGNOSIS (WHO) Gejala Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2
NON-FARMAKOLOGI:
•Edukasi Efek samping Obat
•Edukasi Resiko Kecacatan dan Komplikasi
•Edukasi Prognosis
KOMPLIKASI
Pada Pasien Ny. M.S ditemukan tanda Cacat pada tangan dan kaki
Kecacatan minimal
Tingkat 0 Tidak ada gangguan sensibilitas, tidak ada kerusakan maupun
Pada Tangan Kanan dan Kiri didapatkan deformitas yang terlihat.
adanya gangguan Sensibiltas, tanpa Tingkat 1 Ada gangguan sensibilitas, tanpa kerusakan maupun
kerusakan/deformitas deformitas yang terlihat.
Tingkat 2 Terdapat kerusakan atau deformitas.