Pengkajian primer A : nafas pasien tidak paten, terdapat obstruksi pada jalan nafas berupa sekret,
ronki (+). B : gerakan dada simetris, irama nafas cepat, pola nafas teratur, ada retraksi otot dada,
nafas sesak, RR 36 x/ menit. C : TD 130/90 mmHg, nadi teraba 106 x/ menit, irama teratur, kuat,
suhu 38,60 C, akral hangat, tidak pucat, CRT < 3 detik, tidak ada sianosis, tidak ada edema. D :
GCS = E4 M6 V5 = 15, Kesadaran Composmentis , Reaksi pupil isokor, reflek cahaya ada
ukuran 2mm/2mm. E : tidak ada kelaianan.
Terapi yang diberikan adalah IVFD Asering 12 jam /kolf, O2 binasal 4 L/menit. Therapy
parenteral : Inj furosemid, Inj omeperazol, Inj ondansentron, Inj cefoperazon. Therapy oral :
ambroxol, paracetamol, naradex, as. Folat, laxathym.
Pemeriksaan hematologi didapat GDR 236 mg/dL, WBC : 11,2x103/mm3.
Pengkajian sekunder : pasien mengatakan badan terasa lemah, nafas sesak, batuk berdahak, mual
dan muntah, pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat, pasien memiliki riwayat
penyakit DM sejak 3 tahun yang lalu, pasien mengatakan pola makan tidak teratur, pasien pernah
masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama sebanyak 2x. Terakhir pasien mengkonsumsi nasi,
lauk dan air putih.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik diperoleh hasih antara lain ; Keadaan Umum : Sedang,
TTV ; TD : 130/90 mmHg, S: 38,6 0C, N: 106x/i, RR: 36x/i. Keadaan kepala normochepal,
rambut merata, warna hitam, tidak ada jejas, tidak teraba adanya masa, tidak anemis, tidak
ikterik, reflek pupil terhadap cahaya ada, tidak ada edema, telinga, hidung, mulut tidak ada
kelainan. Paru : tidak ada kelainan. Jantung : tidak ada kelainan. Abdomen : tidak ada edema, BU
normal. Ekstremitas : tidak ada kelainan.
Hasil evaluasi setelah dilakukan implementasi yaitu: batuk masih berdahak, sesak pasien
berkurang, RR 26x/i, pasien mengatakan badan masih terasa lemah, mual masih terasa. Pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap kelas III.