Anda di halaman 1dari 14

RESUME KEAMANAN FISIK : KERACUNAN OBAT PADA NY.

A
DIRUANG INSTALASI GAWAT DARURAT BLUD RSU KOTA MAJENANG
PADA TANGGAL 30 NOPEMBER 2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan


Departemen Keperawatan Gawat Darurat & Kritis
Program Profesi Ners Stikes Bina Putera Banjar

Disusun Oleh :
Reni Nurazizah, S.Kep
NIM : 4012200017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERABANJAR


PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar


Tlp (0265) 741100 Fax (0265) 744043
web: www.stikesbp.ac.id
RESUME KEAMANAN FISIK : KERACUNAN OBAT PADA NY.A
DIRUANG INSTALASI GAWAT DARURAT BLUD RSU KOTA MAJENANG
PADA TANGGAL 30 NOPEMBER 2020

A. Pengkajian
 Biodata Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 32 Tahun
TTL : Cilacap, 10 Januari 1988
No. Medrek :-
Agama : Islam
Golongan Darah :O
Pekerjaan : Pelayan Restoran
Diagnosa Medis : Keracunan Obat
Tanggal Masuk RS : 30 Nopember 2020
Tanggal Pengkajian : 30 Nopember 2020
Alamat Lengkap : Wanareja Kab.Cilacap

 Biodata Penanggung jawab


Nama : Tn.B
Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Lengkap : Wanareja Kab.Cilacap
Primary Survey
A. Circulation
Akral dingin, Wajah Terlihat Pucat, CRT >3detik, Muntah bercampur darah,
berkeringat, Nadi 90x/menit, Suhu 360C, Tekanan darah 100/70 mmHg,
Tachipneu, Tachicardia.
A. Airway
- Terdapat sumbatan pada jalan nafas berupa lendir
B. Breathing
- Inspeksi : Frekuensi nafas 33x/menit, adanya pengembangan dinding dada,
dada terlihat simetris
- Auskultasi : Terdengar suara nafas whezzing
- Perkusi : Sonor
- Palpasi : Vocal fremitus tidak terkaji
B. Disabillity
GCS 5 (E3M1V1) dan keadaan Sopor
C. Exposure
1. Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
2. Rambut : Tidak rontok dan lembab
3. Mulut : Mukosa bibir kering
4. Mata : Isokor, Refleks pupil mengecil saat diberi rangsang cahaya
5. Leher : Tidak ada peningkatan JVP
6. Paru
- Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada luka dan tidak ada
lesi
- Palpasi : Vokal premitus tidak terkaji
- Perkusi : Suara Vesikuler
- Auskultasi : Suara Nafas Wezzing
7. Jantung
- Inspeksi : Icus cardis tidak nampak
- Palpasi : Batas jantung jelas
- Perkusi : Suara Pekak
- Auskultasi : Tachicardia
8. Abdomen
- Inspeksi : Tak ada bekas luka
- Palpasi : Kembung, redup
- Perkusi : Tidak ada pembesaran hepar
- Auskultasi : Bising usus tidak terdengar
9. Ekstremitas : Tidak ada pembengkakan pada kedua ekstremitas atas dan
bawah
D. Foley Cateter
- Terpasang Cateter bilas lanbung
E. Gastric Tube
- Tidak terpasang NGT/OGT
F. Heart Monitor
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Respirasi : 33x/menit
- Suhu : 360C

RE EVALUASI
Secondary Survey
1. Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
2. Mulut : Mukosa bibir kering
3. Mata : Isokor, Refleks pupil mengecil saat diberi rangsang cahaya
4. Telinga : Bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan
pendengaran
5. Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak terdapat polip pada hidung
6. Wajah : Wajah klien tampak simetris
7. Leher : Tidak ada Pembesaran kelanjar tyroid, tidak ada peningkatan JVP,
Tidak ada nyeri tekan.
8. Thorax
Inspeksi : Pergerakan simetris
Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris
Perkusi : Hipersonor, tidak terdapat cairan di rongga pleura
Auskultasi : Terdapat suara wezzing
9. Jantung
Inspeksi : Dada simetris, icus cardis tidak tampak
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara Pekak
Auskultasi : Tachicardi (Bunyi jantung cepat)
10. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites, tidak ada
luka memar, peristaltik usus 18x/menit perkusi hipertimpani
11. Genetalia : Bersih tidak ada kelainan, tidak terdapat luka ulkus, tidak
terpasang kateter
12. Ekstremitas : Terpasang infus RL 20x/menit, Tidak terdapat luka, Capilari
revil <3 detik
13. Integumen : Warna kulit sawo matang tidak ada lesi
14. Vital sign
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Respirasi : 33x/menit
- Suhu : 360C
15. Anamnesis
Keluhan : Penurunan Kesadaran
Obat :
- Infus RL 20x/menit
- Dexametahson 3x1,injeksi ampul (iv)
- Citicolin 3x1 ampul,injeksi (iv)
- Vit k 3x1 ampul,injeksi(iv)
- Keterolac 3x1 ampul, injeksi(iv)
Makanan : Mengkonsumsi makanan yang cukup serat, Protein sesuai
kebutuhan.
Alergi : Ny.A Tidak memiliki riwayat alergi
- Kejadian : Ny.A mengalami keracunan obat sehingga menyebabkan
penurunan kesadaran, Langsung di bawa ke IGD BLUD RSU Kota
Majenang pada tanggal 30 Nopember 2020 pukul 07.00 WIB dengan
keluhan Nafas cepat, detak jantung cepat, Nyeri perut hebat, Muntah
(+) bercampur darah dan sakit kepala hebat. TD : 100/70 mmHg,
Nadi : 90x/menit, Respirasi : 33x/menit, Suhu : 360C
Riwayat Penykit dahulu : Tidak ada
Pemeriksaan penunjang :
- Laboratorium (DPL,GDS,UrCr,Elektrolit
- EKG
- Radiologi : Thorax

G. Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera kimia (keracunan obat)
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada miokard
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi

H. Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
1 Ds: Nyeri akut Nyeri akut
- Keluarga klien mengatakan berhubungan
nyeri perut hebat, Skala nyeri 6 dengan agen cidera
Do: kimia (keracunan
- TD : 100/70 mmHg obat)
- Nadi : 90x/menit
- Respirasi : 33x/menit
- Suhu : 360C
2 Ds: Perubahan perfusi Perubahan
- Mengalami Penueunan jaringan perfusi jaringan
Kesadaran GCS 5 berhubungan
- Sakit Kepala Hebat dengan efek toksik
Ds: pada miokard
- Akral dingin, Wajah Terlihat
Pucat, CRT >3detik, Muntah
bercampur darah, berkeringat,
3 Ds : Ketidakefektifan Ketidakefektifan
- Keluarga pasien mengatakan pola nafas pola nafas
nafas pasien cepat berhubungan
Do : dengan
- Terdapat sumbatan pada jalan hiperventilasi
nafas berupa lendir, suara nafas
terdengar wheezing, terdapat
penggunaan otot bantu
pernafasan.
- RR :33X/menit
- Nadi:90x/menit
H. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara komprehensif - Berguna dalam
berhubungan tindakan perawatan termasuk lokasi, karakteristik, pengawasan keefektifan
dengan agen selama 2 x 24 jam durasi, frekuensi, kualitas dan obat, kemajuan
cidera kimia nyeri akut dapat faktor presipitasi penyembuhan,
(keracunan obat) diatasi dengan criteria 2. Gunakan teknik komunikasi perubahan dan
hasil : terapeutik untuk mengetahui karakteristik nyeri
 Mampu mengontrol pengalaman dan penerimaan - Dengan menggunakan
nyeri (tahu penyebab respon pasien komunikasi terapeutik
nyeri, mampu 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi akan mempermudah
menggunakan teknik ditraksi atau nafas dalam menggali pengalaman
nonfarmakologi 4. Kolaborasi dengan tim medis pasien terhadap respon
untuk mengurangi untuk pemberian obat analgetik nyeri
nyeri, mencari - Tekhnik relaksasi dan
bantuan) distraksi dapat
 Melaporkan bahwa menurunkan nyeri dan
nyeri berkurang mengurangi kecemasan
dengan - Pemberian obat analgetik
menggunakan yang tepat dapat
managemen nyeri membantu pasien untuk
 Mampu mengenali beradaptasi dan
nyeri (skala, mengatasi nyeri
intensitas, frekuensi,
dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
2 Perubahan perfusi Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-tanda vital - Data tersebut berguna
jaringan tindakan keperawatan 2. Observasi daerah ekstremitas dalam menentukan
berhubungan selama 2 x 15 menit dingin, lembab, sianosis perubahan perfusi
dengan efek toksik diharapkan perfusi 3. Berikan kenyamanan dan istirahat - Ekstremitas yang dingin,
pada miokard. jaringan pasien adekuat. 4. Kolaboorasi dengan dokter dalam sianosis menunjukan
Dengan kriteria hasil : pemberian terapi antidotum penurunan perfusi
- Tidak ada keluhan jaringan
sakit kepala, pusing - Kenyamanan fisik
hilang, TTV dalam memperbaiki pasien,
batas normal istirahat mengurang
konsumsi oksigen
- Obat antidotum
(penawar) dapat
mengkonsumsi
penumpukan racun
3 Ketidakefektifan Setelah dilakukan a) Mengidentifikasi faktor yang - Ketidakefekti fan pola
pola nafas tindakan keperawatan memicu ketidakefekti fan pola nafas disebabkan oleh
berhubungan selama 2 x 15 menit nafas dan tindakan yang tepat asites yang menekan
dengan diharapkan ketidak untuk menghindari nya diafragma kemudian
hiperventilasi efektfan pola nafas b) Pantau kecepatan, irama, ekspansi otot pernafasan
teratasi dengan kriteria kedalaman dan upaya pernapasan tidak optimal
hasil : c) Atur posisi pasien semi fowler - Mengetahui kemampuan
 Menunjukkan jalan untuk mengoptimalkan pernapasan dalam bernapas,
nafas yang paten mengetahui intervensi
(klien tidak merasa yang diambil untuk
tercekik, irama nafas, mengatasi adanya
frekuensi pernafasan kecepatan dalam benapas
cepat, ada suara nafas - Posisi semi fowler
tambahan) membuat oksigen di
 Tanda — tanda vital dalam paru — paru
dalam batas normal semakin meningkat
(tekanan darah, nadi, sehingga meringankan
pernafasan). kesulitan dalam
bernafas.
Implementasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


1 Nyeri akut berhubungan 1. Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk S: klien mengatakan nyerinya
denganagen cidera kimia lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas sudah berkurang, skala
(keracunan obat) dan faktor presipitasi nyeri 5
Hasil : Klien merasakan nyeri perut yang hebat, O : Klien tampak tenang
skala nyeri 6 A: Masalah nyeri teratasi
2. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagian
untuk mengetahui pengalaman dan penerimaan P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
respon pasien
Hasil: klien kooperatif dalam setiap menjawab
pertanyaan
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologi ditraksi
atau nafas dalam
Hasil: klien mampu melakukan teknik nafas
dalam
4. Berkolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian obat analgetik

2 Perubahan perfusi 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: klien mengatakan masih


jaringan berhubungan Hasil : TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90x/menit,
dengan efek toksik pada Respirasi : 33x/menit, Suhu : 360C sakit kepala
miokard. 2. Mengobservasi daerah ekstremitas dingin, - TTV : TD : 100/70 mmHg
lembab, sianosis - Nadi : 90x/menit
Hasil : tidak ada - Respirasi : 33x/menit
3. Memberikan kenyamanan dan istirahat Suhu : 360C
Hasil : klien mendengarkan apa yang dikatakan O: Klien tampak beristirahat
perawat untuk beristirahat dengan nyaman
4. Berkolaboorasi dengan dokter dalam pemberian A: Masalah perubahan perfusi
terapi antidotum jaringan teratasi sebagian
Hasil : Keluarga klien sepakat untuk diberikan P : Intervensi dilanjutkan
terapi terhadap klien 1,2,3,4
3 Ketidakefektifan pola 1. Mengidentifikasi faktor yang memicu S: Keluarga pasien masih
nafas berhubungan ketidakefektifan pola nafas dan tindakan yang mengatkan klien nafasnya
dengan hiperventilasi tepat untuk menghindari nya masih cepat RR: 33x/menit
Hasil : Terdapat sumbatan jalan nafas berupa O: Terdapat sumbatan pada
lendir,terdengar suara tambahan (Wezzing) jalan nafas berupa lendir, suara
terdapat otot bantu pernafasan nafas terdengar wheezing,
2. Memantau kecepatan, irama, kedalaman dan terdapat penggunaan otot bantu
upaya pernapasan pernafasan.
Hasil : Respirasi 33x/menit A: Masalah ketidak efektifan
3. Mengatur posisi pasien semi fowler untuk pola nafas belum teratasi
mengoptimalkan pernapasan. P: Intervensi dilanjutkan
Hasil : Klien dalam keadaan semi fowler (1,2,3)

Anda mungkin juga menyukai