Anda di halaman 1dari 23

Pertanyaan Ujian IKM

1. Indikator Keluarga Sehat


 Keluarga berpartisipasi aktif dalam program KB
 Ibu melakukan persalinan di faskes resmi
 Bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap
 Bayi mendapatkan ASI eksklusif
 TuKem bayi dan balita dimonitor setiap bulan
 Penderita TB berobat sesuai ketentuan
 Penderita HT berobaat teratur
 Seluruh anggota keluarga bebas rokok
 Seluruh keluarga yang tercantum di KK menjadi anggota JKN
 Memiliki akses terhadap air bersih dan layak minum
 Keluarga pengguna jamban sehat
 Keluarga dengan gangguan jiwa tidak ditelantarkan
2. Perbedaan perilaku dan budaya
Perilaku  suatu perbuatan yang dilakukan secara individu
Budaya  sebuah cirri/identitas dari sekumpulan orang yang mendiami wilayah tertentu
dan dilakukan berulang-ulang sehingga membentuk suatu kebiasaan
3. Perbedaan KLB dan wabah
KLB  Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu
kejadain kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok
penduduk dalam kurun waktu tertentu
Tergolong KLB jika ada unsure:
 Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tdk ada atau tdk dikenal
 Peningkatan kejadian penyakit terus menerus selama 3kurun waktu berturut-turut
menurut penyakitnya (jam,hari,minggu)
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
periode sebelumnya
 Jumlah penderita baru dalam 1 bulan menunjukkan 2 kali lipat bila dibandingkan
dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
Wabah  Peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang meluas secara cepat baik dalam
jumlah kasus maupun luas daerah penyakit dan dapat menimbulkan malapetaka
Wabah harus mencakup:
 Jumlah kasus yang besar
 Daerah yang luas
 Waktu yang lebih lama
 Dampak yang ditimbulkan lebih berat
4. Bonus demografi  suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk yang berusia
produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (usia
produktif: 15-64 tahun)
5. Paradigma sehat  cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat
holistic, proaktif antisipatif dengan melihat kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi
oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang
berorientasi pada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar
tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit
6. Sepuluh pelayanan posyandu lansia:
 Pemeriksaan ADL (makan minum, mandi, berjalan, berpakaian, BAK dan BAB)
 Pemeriksaan status mental
 Pemeriksan status gizi (TB, BB, IMT)
 Pengukuran TD, Hemoglobin
 Pemeriksaan glukosa dan protein pada urine
 Pelaksanaa rujukan ke puskesmas bila ditemukan kelainan pada pemeriksaan
diatas
 Konseling kesehatan dan gizi sesuai maslaah kesehatan yang dihadapi
 Kunjungan rumah oleh kader
7. Teori Pengetahuan (John Locke)
Empirisme merupakan suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia
Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran manusia
itu belum berfungsi atau masih kosong yang kemudian akhirnya mendapatkan isinya dari
pengalaman yang dijalani oleh manusia itu.
8. penularan TB :
- udara, droplet
- kontak dengan penderita TB
9. kenapa ambil topik penelitian ini (jiwa)
- ODGJ di desa petiyin terbanyak, banyak yang belum berobat teratur
- keluarga kurang perhatian, krn faktor pendidikan, budaya dll
- belum ada kader khusus di bagian jiwa
10. metode prioritas masalah

11. uu puskesmas : Permenkes 75 th 2014


12. beda cohort dan crossec, case control :
- cohort, crossec, dari faktor resiko dicari dampaknya
- case control, dari dampak dicari faktor resikonya
13. stunting adalah : Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. (kekurangan gizi
terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru
nampak setelah anak berusia 2 tahun).
14. dampak stunting :
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan
produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan ketimpangan.
Dampak jangka pendek antara lain terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.
Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin
akan menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah
sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit
jantung, dan penyakit pembuluh darah.
15. hub perubahan iklim sm stunting? Gagal panen, infeksi
16. rumus angka kematian kasar, angka kematian ibu

17. penentuan status gizi seseorang

18. beda marasmus (energi n protein) sm kwashiorkor (protein)


19. gizi kurang
20. gizi lansia arahan gizi lansia
21. beda monitoring & survailance

22. kriteria rumah sehat


Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara dalam Ruang). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat
berlindung/bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga dapat menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial.
b. Persyaratan Rumah Sehat
Menurut Kasjono (2011) rumah yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis terdiri dari kecukupan cahaya yang masuk ke dalam ruangan,
ventilasi atau penghawaan yang baik, tidak adanya kebisingan yang berlebihan, dan
terdapat ruang bermain yang cukup bagi anak-anak.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis
Kebutuhan psikologis dari penghuni rumah yaitu rasa nyaman dan rasa aman dari
penghuni rumah.
3) Mencegah penularan penyakit
Pembangunan rumah harus memperhatikan faktor yang dapat menjadi sumber penularan
penyakit. Faktor tersebut meliputi penyediaan air bersih, bebas dari serangga dan tikus,
pengelolaan sampah yang benar, pengelolaan limbah dan tinja yang benar.
4) Mencegah terjadinya kecelakaan
Rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi risiko terjadinya kecelakaan seperti
jatuh, terkena benda tajam, keracunan, bahaya kebakaran, dll.
23. isi dari KMS lansia
1) identitas
2) riwayat kesehatan
a. Riwayat keluarga
b. Riwayat pekerjaan
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat alergi
e. Analisis tempat tinggal
f. Imunisasi
g. Penyakit/ masalah kesehatan yang pernah/sedang diderita
h. Jenis operasi yang pernah dialami
i. Rawat inap di puskesmas, RS, dll
j. Perawatan di rumah, panti, dll
k. Obat-obatan yang sedang digunakan atau sedang digunakan dalam jangka
waktu lama
l. Kebiasaan sehari-hari
m. Aktivitas sosia; yang dilakukan
n. Keluhan saat ini
o. Keadaan fisik
p. Pemeriksaan mental
q. Tingkat kebugaran
r. Penilaian resiko jatuh
s. Pemeriksaan status gizi
t. Penilaian tingkat kemandirian
u. Pemeriksaan penunjang
v. Kesimpulan
w. Saran dan tindak lanjut
3) catatan keadaan kesehatan dan lingkungan
4) catatn perkembangan kesehatan pralansia/lansia
5) pemantauan penggunaan obat
6) informasi kesehatan/KIE
a. hal yang perlu diperhatikan oleh pra lansia/lansia
b. PHBS bagi pra lansia/lansia
c. Keluhan yang perlu diperhatikan
d. Masalah kesehatan pada pra lansia/lansia
e. Makanan gizi seimbang pra lansia/lansia
f. Aktivitas fisik bagi pra lansia/lansia
g. Hal2 yang perlu diperhatikan bagi pra lansia/lansia yang akan melakukan
perjalanan jauh
h. Peran anggota keluarga terhadap pra lansia/lansia
24. beda UKP & UKM puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
25. program unggulan puskesmas mentaras
UKM : UKP :
• SKT (Skrening Katarak Terpadu) • MTBS-MTBM
• Kampung KB • LAYANAN KIA DG
• Kelompok Pendukung ASI SKRENING KEWASPADAAN
• SEHARI DENGAN JELITA PRE EKLAMSIA
(Sehat Hari ini dengan Jeli • LAYANAN TB-MDR
Deteksi Dini Tangkis Ca Cervix • LAYANAN IMS
dg IVA) • PGD 24 JAM
• KADER CTPS • RAWAT INAP
• RUJUKAN 24 JAM
• UNIT TCM
26. menurut letak geografi pkm kita trmasuk pkm apa? (Desa, kota, terpencil)
PKM Desa
27. Diagnosis Status gizi

Penilaian status gizi


28. Syarat KLB apa aja,bedae mb wabah apa
KLB : (Permenkes RI No. 949/MENKES/SK?VII/2004)
Timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis
dalam kurun waktu dan daerah tertentu
Kriteria :
1) Timbulnya suatu penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
2) Peningkatan kejadian penyakit/kematian selama 3 kurun waktu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya (jam,hari,minggu,…..)
3) Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya
4) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih bila dibandingkan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
5) Beberapa penyakit dialami 1 atau lebih penderita : keracunan makanan dan
keracunan pestisida
6) Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan tahun sebelumnya
7) CFR suatu penyakit tertentu menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR
periode sebelumnya
8) Proportial rate penderita baru dari suatu periode tertentu menujukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
9) kholera, DHF/DSS, SARS, AI, tetanus neonatorum : setiap peningkatan kasus
dari periode sebelumnya (daerah endemis) dan terdapat satu atau lebih penderita
baru dimana 4 minggu sebelumnya dinyatakan bebas
Wabah: peningkatan kejaidan kesakitan/kematian yang meluas secara cepat baik dalam
jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.
Kriteria
 Jumlah kasus yang besar
 Daerah yang luas
 Waktu yang lebih lama
 Dampak yang ditimbulkan lebih berat
29. jumlah penduduk di Indonesia
Peringkat Negara Populasi Update
1 Tiongkok 1.400.750.000 3 Jan 2020
2 India 1.352.950.000 3 jan 2020
3 Amerika Selatan 332.388.000 3 jan 2020
4 Indonesia 268.074.600 1 juli 2019
5 Pakistan 218.154.000 3 Jan 2020
Mulai sensus feb – maret 2020 oleh BPS (Badan Pusat Statistik)
30. surveilans epidemiologi
 Definisi
 WHO = Surveilans adalah Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan
secara sistematis dan terus menerus, serta desiminasi informasi tepat waktu
kepada pihak – pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan
yang tepat
 CDC 1996 Surveilans adalah : Pengumpulan, analisis dan interpretasi data
kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk
perencanaan,implementasi dan evaluasi kesehatan masyarakat, dipadukan dengan
desiminasi data secara tepat waktu kepada pihak – pihak yang perlu
mengetahuinya
 Menurut Vaughan & Morrow Surveilans merupakan komponen penting dalam
Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat, karena menyediakan input informasi
yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah – masalah yang sedang timbul
serta mengevaluasi efektivitas tindakan pengendalian masalah lama. Penyediaan
informasi ini memungkinkan otoritas kesehatan mengambil tindakan yang tepat
dan cepat untuk pengendalian penyakit atau melakukan investigasi lebih
mendalam
 INTI : Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi dan
informasi data kesehatan secara sistematik dan terus menerus untuk sistem
kegiatan
 Tujuan (WHO, 2002)
1. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi
2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pecegahan dan
pengendalian penyakit
3. Sebagai sumber informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan,
perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan
4. Monitoring kecenderungan penyakit Endemis dan mengestimasi dampak penyakit
di masa mendatang
5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut
 Macam/klasifikasi
1. Surveilans Pasif
 pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan
kesehatan di daerah
2. Surveilans Aktif
 pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung untuk mempelajari penyakit tertentu
Dilakukan apabila :
a) Ditemukan kasus baru
b) Penelitian tentang cara penyebaran yang baru suatu penyakit tertentu
c) Resiko tinggi terjadinya penyakit musiman
d) Penyakit tertentu yang timbul di daerah baru atau akan menimbulkan pengaruh
pada kelompok penduduk tertentu atau penyakit dengan insidensi yang rendah
mendadak terjadi peningkatan
 Surveilans Epidemiologi dilakukan pada :
1. Penyakit yang dapat menimbulkan wabah
2. Penyakit kronis
3. Penyakit endemis
4. Penyakit baru yang dapat menimbulkan masalah epidemiologis
5. Penyakit yang dapat menimbulkan epidemi ulang
 Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi
1. SE Penyakit Menular : merupakan analisis terus menerus & sistematis terhadap
penyakit & faktor resiko untukmendukung upaya PPM
2. SE Penyakit Tidak Menular
3. SE Kesling& Perilaku (mendukung progam penyehatan lingkungan)
4. SE Masalah Kesehatan (mendukung program2 kesehatan tertentu)
5. SE Kesehatan Matra (kesh haji, udara, keracunan, pelabuhan, laut, KLB)
 Sasaran surveilans epidemiologi
1) Individu
 Dilakukan terhadap individu yang terinfeksi dan mempunyai potensi untuk
menularkan penyakit
 Dilakukan sampai individu tersebut tidak membahayakan dirinya maupun
lingkungannya
 Dimaksudkan untuk mengetahui:
a. Contact person
b. Terjadinya infeksi lebihlanjut
c. Pengobatan / keteraturan pengobatan yang dilakukan

2) Populasi Lokal / Kelompok Individu


adalah kelompok penduduk yang terbatas pada
orang – orang dengan resiko terkena suatu penyakit
(Population at Risk)
Sasaran dilakukan pada :
a) Individu yang kontak dengan penderita atau
karier
Mis ; pada epidemi morbili, pengamatan
dilakukan thd anak2 yang rentan , kontak dengan
penderita atau karier
b) Penjamu yang rentan
Mis ; bayi, anak yang belum mendapat imunisasi
c) Orang yang menderita penyakit yang mudah
relaps
d) Kelompok individu yang mempunyai peluang
untuk kontak dengan penderita. Mis ;
Dr, Perwt, petugas Lab
3) Populasi Nasional
Adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua
penduduk secara nasional
Mis ; pengamatan penyakit malaria setelah
dilakukan pemberantasan penyakit secara nasional
4) Populasi Internasional
 Pengamatan terhadap penyakit yang dilakukan oleh berbagai negara secara
bersama – sama yang ditujukan pada penyakit – penyakit yang mudah
menimbulkan epidemi atau pandemi, seperti ; pes, cacar, kolera, dan influenza
 Tujuan :
Untuk saling memberikan informasi tentang epidemi
yang timbul di suatu negara agar negara lain yang
tidak terkena dapat melakukan upaya pencegahan
 Siklus surveilans epidemiologi
 Kegiatan pokok surveilans epidemiologi
1. Pengumpulan Data
 Dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi terhadap orang –
orang yang dicurigai (Population at Risk) melalui kunjungan rumah
(active surveillance), laporan rutin dari sarana pelayanan kesehatan seperti
RS, laporan dari masyarakat serta petugas kesehatan lain (pasive
surveillance)
 Unsur yang diamati untuk Pengumpulan Data adalah (10 Elemen
Langmuir), yaitu :
a) Data Mortalitas
b) Data Morbiditas
c) Data Pemeriksaan Laboratorium
d) Laporan Penyakit
e) Penyelidikan Peristiwa Penyakit
f) Laporan Wabah
g) Laporan Penyelidikan Wabah
h) Survei Penyakit,Vektor dan Reservoir
i) Penggunaan Obat, Vaksin dan Serum
j) Demografi dan Lingkungan

2. Pengolahan Data
Dilakukan dengan cara manual atau dengan
komputerisasi sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan yang dimiliki

3. Analisis Data & Interpretasi Data


Dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1) Analisa Deskriptif
 Dilakukan berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu
 Visualisasi dalam bentuk Grafik, Tabel, Diagram
2) Analisa Analitik
 Dilakukan dengan cara : Uji Komparasi, Korelasi dan Regresi
 Uji komparasi : membandingkan kejadian penyakit pada kondisi
yang berbeda
 Uji korelasi : membuktikan keterkaitan antara satu variabel
dengan variabel lainnya
 Uji regresi : membuktikan pengaruh suatu variabel(kondisi)
terhadap kejadian penyakit
4. Penyebaran Informasi
 Perbedaan Surveilans dan monitoring

 Persamaan surveilans dan monitoring = penilaian status kesehatan

 Pendekatan surveilans epidemiologi


1. Pendekatan Surveilans Individu
Individual Surveillance Approach
 Rasionalisasinya adalah pendeteksian gejala pada kesempatan pertama (dini)
memungkinkan isolasi segera terhadap kontak, dan penyakit dapat
dikendalikan.
 Klasik pendekatan surveilans individu adalah Karantina
2. Pendekatan Surveilans Penyakit
Disease Surveillance Approach
 Mencakup kegiatan antara lain :
a. Pengumpulan data yang relevan secara
sistematis
b. Evaluasi data terus – menerus
c. Deseminasi data kepada pihak terkait
 Rasionalisasinya adalah bahwa institusi / instansi yang berwenang yang
memiliki informasi yang baik & lengkap tentang distribusi dan kecenderungan
penyakit, akan mampu mengambil tindakan perbaikan / penanggulangan yang
tepat
3. Pendekatan Surveilans Terpadu
Integrated Surveillance Approach dengan Multi-
Disease Approach ; Syndromic Surveillance
Approach
 Pendekatan ini menekankan Koordinasi, Integrasi, dan Sinergi dari semua
kegiatan surveilans
 Ciri pendekatan Surveilans Terpadu adalah memonitor gejala
 Contoh sistem Surveilans Terpadu melaporkan Accute Flaccid Paralysis =
AFP bukan Folio
 Keuntungan pendekatan ini :
# mencegah keterlambatan pemeriksaan
laboratorium lintas penyakit
# mengisi kesenjangan surveilans antar
penyakit (Surveilans Gap)

31. surveilans demografi (gatau maksud dan maunya yg mana)


32. gambar piramida epidemiologi (gatau maksud dan maunya yg
mana)
33. PIS apa saja (PMK no 39 th 2016)
12 indikator :
a) Keluarga ikut program KB
b) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
c) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d) Bayi mendapat ASI eksklusif
e) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
f) Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
g) Penderita HT melakukan pengobatan secara teratur
h) Penderita ggn jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
i) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
j) Keluarga sudah menjadi anggota JKN
k) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
l) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

34. UKP UKM apa saja (permenkes 75 th 2014)


- UKM ESENSIAL
a) pelayanan promosi kesehatan
b) pelayanan kesehatan lingkungan
c) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d) pelayanan gizi
e) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

- UKM Pengembangan
a) Pelayanan kesehatan jiwa
b) Upaya kesehatan gigi masyarakat
c) Pengobatan tradisional, komplementer dan alternatif
d) UKS
e) Kesehatan indera
f) Kesehatan lansia
g) Kesehatan kerja dan olahraga
- UKP
a) rawat jalan
b) pelayanan gawat darurat
c) pelayanan satu hari (one day care)
d) home care; dan/atau
e) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

35. AKI
 Dibedakan dalam 2 kelompok :
1. Kematian akibat penyebab obstetrik langsung yang
dikaitkan dengan penyebab obstetrik dan penyelenggara
layanan kesehatan
2. Tidak langsung, yang dikaitkan dengan kondisi yang
sudah dialami dan kematian bukan disebabkan oleh
tindakan penyelenggara layanan kesehatan

 Karena jumlah total ibu hamil tidak diketahui, rumus angka kematian ibu menggunakan
kelahiran hidup

36. Penyebab kematian ibu


a. Setiap hari, 830 ibu di dunia (di Indonesia 38 ibu, berdasarkan AKI 305) meninggal
akibat penyakit/komplikasi terkait kehamilan dan persalinan.
b. Penyebab kematian ibu
 Perdarahan post partum (atonia utei, robekan jalan lahir, retensio plasenta,
inversio uteri, gangguan pembekuan darah)
 Eklampsia
 Infeksi post partum
 Aborsi tidak aman
 Persalinan lama
 Dan sebab-sebab lain seperti kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.

37. Definisi sehat


 Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
 Menurut Badan Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO), sehat adalah
keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya sekedar tidak adanya
penyakit maupun cacat.

38. Upaya-upaya puskesmas


a. Upaya kesehatan wajib (UKW) adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Wajib diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Meliputi :

1. Upaya promosi kesehatan

2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya perbaikan gizi masyarakat

4. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular

5. Upaya kesehatan ibu, anak & KB

6. Upaya pengobatan dasar

b. Upaya kesehatan pengembangan (UKP) adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas. Bila ada masalah kesehatan, tetapi puskesmas tidak mampu menangani,
maka pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/Kota. UKP dipilih dari upaya kesehatan
pokok Puskesmas, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olah raga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)

4. Upaya Kesehatan Kerja

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

40. Kegiatan posyandu lansia


 Pelayanan dasar di puskesmas santun lansia

 Pelayanan rujukan di rumah sakit

 Pelayanan kesehatan preventif, promotif,kuratif, dan rehabilitatif di semua fasyankes

 Pelayanan kesehatan jiwa bagi lansia

 Pelayanan home care yang terintegrasi dalam perawatan kesehatan masyarakat

 Peningkatan intelegensia kesehatan bagi lansia

 Pencegahan penyakit tidak menular melalui Posbindu PTM

 Pelayanan gizi bagi lansia

 Promosi kesehatan
Pembagian usia:
 Pra Lansia (45-59 tahun)

 Lansia (60-69 tahun)

 Lansia risti (>70 tahun/ 60tahun dengan masalah kesehatan)

41. Jumlah dana BPJS (dana kapitasi) yang diberikan ke puskesmas


 Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar
tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
 BPJS Kesehatan akan membayar kepada FKTP dengan Kapitasi dan Non Kapitasi. Untuk
FKRTL, BPJS Kesehatan akan membayar dengan sistem paket INA CBG’s dan di luar
paket INA CBGs.
 Mekanisme Pembayaran Kapitasi oleh BPJS Kesehatan didasarkan pada jumlah peserta
yang terdaftar di FKTP sesuai dengan data BPJS Kesehatan. Pembayaran kapitasi kepada
FKTP dilakukan oleh BPJS Kesehatan setiap bulan paling lambat tanggal 15 bulan
berjalan.
 Jadi gak ada jumlah pasti setiap puskesmas dapat brapa dana BPJS, soalnya dananya itu
pke sistem kapitasi, diman sistem patitasi itu disesuaikan dengan jumlah peserta yg
terdaftar di FKTP. Tapi aku ada baca di web resmi BPJS secara keseluruhan (ke semua
puskesmas di Indonesia) 2,6 T (tahun 2014. Yang terbaru gak nemu)
Kalo mau baca lebih lanjut tentang sistem pendanaan silahkan buka dua undang-undang di
bawah ini:
http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/PMK%20No.%2028%20ttg%20Pedoman%20
Pelaksanaan%20Program%20JKN.pdf
https://djsn.go.id/storage/app/uploads/public/58d/485/e12/58d485e125a58718883350.pdf
39. Struktur organisasi puskesmas

Anda mungkin juga menyukai