Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ilham Nawawi,Amd.

Kep
Kelas : Keperawatan C (Ekstensi)
MK : Keperawatan Anak
Oleh : Ns. Amatus Yudi, S.Kep, M.Kep,SP,Kep.An

Tugas Individu Keperawatan Anak

1. Pengertian Penyakit Kronis/Terminal

Penyakit terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi, kematian
adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau
mengikuti priode sakit yang panjang.Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi selalu
menunggu yang tua.

Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial dan spiritual bagi individu. (Carpenito ,
1995 ). Pasien Terminal adalah : Pasien –psien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa
mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens,
dkk ,hal 282, 1999 ) Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan
dalam kehidupan , karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan . Manusia dilahirkan ,
hidup beberapa tahun , dan akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah
kehidupan, dan itu memang akan terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan ( P.J.M.
Stevens, dkk, 282,1999 ). Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya,
kematian tidak dapat dihindari dalam waktu
yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

2. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan, dan
kesulitan bersosialisasi.

3. Trend Keperawatan dengan Penyakit Kronik/Terminal

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari
keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga karena anak selalu
membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau program perawatan
lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak.
Program terapi yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat
selalu membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang dirawat, hal ini
hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada anak. Perawat dengan
menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit selama
dirawat. Kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama
perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi dampak psikologis anak
sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan
tercapai.

4. Kebijakan pemerintah berhubungan dengan

1. Penyakit kronis/terminal

Kebijakan pelayanan kesehatan di Indonesia, dalam menangani penyakit kronis (Long Term
Disease) dinilai belum spesifik. Kebijakannya pun belum dikenal secara khusus sebagai Long Term
Care, tapi sering diistilahkan sebagai paliatif, hospice care, home care, keperawatan keluarga, praktik
mandiri, holistic care, dan continum care. Padahal, dari beberapa istilah yang ada itu belum semuanya
mengarah pada pelayanan kesehatan untuk pasien penyakit kronis (Long Term Disease).

2. Anak Kebutuhan Khusus

UU Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat disebutkan bahwa “setiap penyandang
cacat mempunyai hak yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”.
Tentunya aspek-aspek tersebut mencakup pula aspek pendidikan yang menjadi kebutuhan semua
orang. Menjadikan bahan rujukan kita bersama untuk lebih mengayomi mereka yang berkebutuhan
khusus. ABK juga manusia sama seperti yang lainnya dan mereka mempunyai hak yang sama juga
untuk memperoleh pendidikan yang layak.
Kemudian terdapat penjelasan tentang pendidikan khusus ini disebutkan pada pasal 32 ayat 1,
pendidikan merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelaianan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki
potensi kecerdasan.
Permendiknas No. 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa:
· Pasal 3 (1): Setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendididkan secara inklusif
pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
· Pasal 4: Pemerintah kabupaten/kota menunjuk paling sedikit 1 (satu) sekolah dasar, dan 1 (satu)
sekolah menengah pertama pada setiap kecamatan dan 1 (satu) satuan pendidikan menengah untuk
menyelenggarakan pendidikan inklusif yang wajib menerima peserta didik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 (1).
· Pasal 6 (1): Pemerintah kabupaten/kota menjamin terselenggaranya pendidikan inklusif sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
· Pasal 6 (2): Pemerintah kabupaten/kota menjamin tersedianya sumber daya pendidikan inklusif pada
satuan pendidikan yang ditunjuk.
· Pasal 6 (3): Pemerintah dan Pemerintah Provinsi membantu tersedianya sumber daya pendidikan
inklusif.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8520638/ADAPTIVE_Kebijakan_Pemerintah_tentang_Anak_Berkebutuhan_
Khusus_di_Indonesia?auto=download

https://pauddikmaskalbar.kemdikbud.go.id/berita/mengenal-anak-berkebutuhan-khusus.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

https://www.umy.ac.id/kebijakan-pelayanan-kesehatan-long-term-disease-belum-spesifik

Anda mungkin juga menyukai