Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
B.
Etiologi
1. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun).
2. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
3.
4.
1.
Perdarahan
2.
3.
4.
Cepat lelah
5.
6. Anemia
D.
1.
Klasifikasi
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
2.
3. I a Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma
tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah.
4. I b Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi
ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
5. II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan
parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
6.
7.
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
8. III a Penyebaran sampai bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal
tidak sampai dinding panggul.
9. III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara
tumor dengan dinding panggul.
10. IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan
atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh
11. IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari
pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
12.
E.
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim.
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak
terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.
F.
Manifestasi Klinis
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen yang berbau
dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau busuk yang khas. Dapat
juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik
serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat
lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan
histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.
G.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker
serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76%
pada dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan
pengambilan sediaan yang tidak adekuat. Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
3.
Kolposkopi
4.
Servikografi
5.
6.
Gineskopi
7.
H.
Penatalaksanaan Medis
1.
0 :Biopsi kerucut
2.
I a : Histerektomi trasnsvaginal
3.
4.
5.
IV a dan IV b : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar
limfe paraorta (bila terdapat metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan), Histerektomi,
transvaginal, Radioterapi, Radiasi paliatif, Kemoterapi
II.
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Alasan dirawat
riwayat obstetric
riwayat menstruasi
riwayat perkawinan
riwayat kontrasepsi
Data bio-psiko-sosial-spiritual
sebelumnya
Data biologis ( bernafas, makan dan minum, eleminasi, istirahat dan tidur, gerak dan
aktivitas, pengaturan suhu tubuh, berpakaian, kebersihan diri, seksualitas
Data spiritual
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Perdarahan
keputihan
b. Palpasi
nyeri abdomen
nyeri punggung bawah
Pemeriksaan Dignostik
a.
Sitologi
b.
Biopsi
c.
Kolposkopi
d.
Servikografi
e.
Gineskopi
f.
B.
Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses perkembangan penyakit.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
4. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian
kemoterapi.
5. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampak diagnosis kanker terhadap peran
pasien dalam keluarga.
6. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubbungan dengan terbatasnya
informasi.
C.
Intervensi Keperawatan
1.
Dx 1 :
dan muntah.
Tujuan: Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi
Intervensi
1.
R : Harapan nyeri pasien akan berkurang setelah mampu melakukan theknik distraksi dan
relaksasi
4.
R : Minum banyak air putih mencegah dehidrasi karena kehabisan tenaga dalam menahan nyeri
5.
Intervensi
1.
R : Istirahat cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah infeksi kuman
5.
R : Membantu mendeteksi adanya penyebaran infeksi dari pemeriksaan kultur dan membantu
pencegahan infeksi dari pemberian antibiotika
4.
Dx 4 : Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan
pemberian kemoterapi.
Intervensi :
1.
Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan yang dialami.
Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya
dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
Intervensi :
1.
Bantu pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan
komunitasnya.
R : Pasien dapat mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan
komunitasnya.
2.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan
sehubungan dengan penyakitnya.
R : Pasien dapat mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan sehubungan
dengan penyakitnya.
3.
Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran anggota
yang sakit.
R : Pasien dan keluarga paham terhadap perubahan peran anggota yang sakit.
6.
Tujuan : Pasien dapat mengetahui secara jelas penyakit yang sedang dideritanya.
Intervensi:
1.
Fasilitasi pasien dengan informasi disetiap tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
R : Pasien tidak kekurangan informasi dari setiap tindakan yang berhubungan dengan
penyakitnya
4.
R : Keluarga dapat membantu menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita
D.
Implementasi Keperawatan
Evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.
Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan
mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
6.