PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
orang di seluruh dunia menderita asma dengan angka kematian lebih dari
National Center Fot Health Statistics (NCHS) pada tahun 2011, prevalensi
asma menurut usia sebesar 9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa,
(Gisella, 2016).
diikuti Riau, dan Bengkulu (2%). Prevalensi kasus asma di Jawa Tengah
10.393 kasus.
1
satu pencetus asma ini asap rokok, penyakit ini bisa karena bawaan,
infeksi, kehidupan seharihari, tidak menular. Itu salah satu pengaruh dari
luar itu asap rokok. Pencegahannya tadi salah satunya menghindari asap
rokok, pola hidup bersih dan sehat, mencegah alergen, dan rajin olahraga.
Initiatif for Asthma (GINA) pada tahun 2012 dinyatakan bahwa jumlah
penderita asma seluruh dunia adalah tiga ratus juta orang, dengan jumlah
kematian yang terus meningkat hingga 180.000 orang per tahun (GINA,
2012).
sakit dan puskesmas di ibu Kota Jakarta sebanyak 40% di tahun 2013.
terhadap sesuatu, seperti udara dingin atau panas, asap, debu, bulu, atau
karena gangguan psikis, alergi ini biasanya bersifat menurun atau faktor
gen.
meningkat di seluruh dunia. Asma dapat timbul pada berbagai usia, baik
2
anakanak, penyakit ini berhubungan dengan faktor keturunan (Pratyahara,
2011).
yang luas dan derajatnya dapat berubahubah secara spontan yang ditandai
napas. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kekambuhan pada klien
asma pada seseorang. pada saat serangan asma terjadi klien mengalami
frekuensi napas cepat, mudah lelah, dan sulit untuk bernapas. Asma akan
dalam tubuh berkurang. Selain itu juga akan menimbulkan suara napas
3
menimbulkan reaksi yang berlebihan. Akibatnya saluran napas menyempit
dan jumlah udara yang masuk ke dalam paru berkurang. Hal ini
sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari
(Soedarto, 2012).
2015).
4
sampai pemberian nebulizer itu selesai. Sedangkan pada situasi seperti ini
pada klien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
5
Pernafasan : Asma secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-
2. Tujuan Khusus
Gawat Darurat.
Gawat Darurat.
Gawat Darurat.
6
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Asma.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
c. Bagi Perawat
7
E. Sistematika Penulisan
terdiri dari isi Bab I s/d Bab II antara lain : Bab I : Pendahuluan, bagian ini
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
Penilaian awal tersebut dimulai dari primary survey yang terdiri dari
(Permenkes, 2018).
komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
9
suatu keadaan cedera atau sakit akut yang membutuhkan intervensi segera
serta rasa sakit pada pasien. Pasien gawat darurat merupakan pasien yang
tindakan
2013).
10
2. Prinsip Keperawatan Gawat darurat
tepat serta harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama
didalam maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap
panik).
saksi.
keracunan).
e. Jika korban sadar jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk
11
3. Klasifikasi Kegawat daruratan
a. Gawat darurat
lanjut
tertutup.
12
memerlukan perhatian segera. Contoh : syok oleh berbagai kausa,
terjadi pada penyakit atau cidera tumor. Contoh : luka minor, dan
kelas yaitu :
tepat).
segera ditangani).
13
4. Sistem penanggulangan Gawat Darurat
Kondisi gawat darurat dapat terjadi dimana saja, baik pre hospital
maupun in hospital ataupun post hospital, oleh karena itu Sistem dari
a. Pre Hospital
kondisi korban
b. In Hospital
adalah:
14
1) Memberikan pertolongan profesional kepada korban bencana
Lanjut (BHL)
akurat
menimpanya
c. Post Hospital
15
nyata korban
1. Definisi Asma
dimana frekuensi dan keparahan dari tiap orang berbeda. Kondisi ini
akibat kelainan dari jalan napas di paru dan memengaruhi sensitivitas saraf
udara dari paru-paru terhambat, dan demikian pula dengan udara yang
dan saat udara dingin, biasanya dimulai mendadak dengan gejala batuk
dan rasa tertekan di dada, disertai dengan sesak napas (dyspnea) dan
mengi.
dan jumlah udara yang masuk ke dalam paru berkurang. Hal ini
16
sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari
(Soedarto, 2012).
2. Anatomi Fisiologi
kekurangan oksigen, maka oksigen yang berada di luar tubuh akan dihirup
a. Hidung
17
mencegah masuknya benda benda asing yang menganggu proses
ͦC.
4) Melakukan penciuman.
b. Faring
c. Laring
ligamentum. Tepi lubang dari pita suara asli kiri dan kanan
18
melibatkan sistem respirasi. Siste respirasi meliputi pusat
d. Trakea
e. Bronkus
dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan
19
bronkiolus terminal (0.5 mm diameter) dan
otot polos.
f. Pulmo
bintik ini antara lain karena partikel debu yang masuk termakan
3. Etilogi
dan respon saluran nafas yang berlebihan ditandai dengan dengan adanya
dolor (rasa sakit karena rangsagan sensori),dan function laesa fungsi yang
terganggu (sudoyoAru,dkk.2015).
20
(debu, kapuk, tunggau, sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau
asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-
4. Patofisiologi Asma
setelah terpajan satu atau lebih rangsangan iritan. Stimulan yang diketahui
memicu reaksi asmatik antara lain infeksi virus; respon alergik terhadap
debu, serbuk sari, tungau, atau bulu binatang; latihan fisik; pajanan dingin;
dan refluks saluran cerna. Karena jalan napas yang rentan dan hiper-
serius.
Asma yang lebih akut adalah efek dari histamin kimiawi pada otot
21
merangsang awal terjadinya degranulasi. Antibodi IgE, bertanggung jawab
akumulasi mukus, edema, dan obtruksi aliran udara. Infeksi virus, alergi,
napas. Olahraga atau latihan fisik juga dapat menjadi iritan karena aliran
keluar masuk udara ke paru dalam jumlah besar dan cepat. Udara ini
22
5. Pathways Asma
Penyempitan/ Hipoksemia
obtruksi
proksimal dari
bronkus pd tahap
ekspirasi dan
inspirasi Gangguan Pertkaran Gas Asidosis Metabolik Suplai darah dan O2 ke
jantung berkurang
Muncul berlebih :
a. Batuj Tekanan partial
b. Wheezing oksigen dialveoli ↓
c. Sesak
Nafas Suplai O2 kejaringan ↓ Perfusi jaringan perifer Penurunan Cardiac output
Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Penyempitan Jalan
Nafas Pernafasan Penurunan Curah Jantung Tekanan Darah menurun
(Kowalac, J. 2011).
23
F. Manifestasi Klinis
dan gejala yang paling mudah dikenali oleh setiap orang, yaitu :
b. Sering batuk, baik disertai dahak maupun tidak. Batuk adalah pertanda
secara terusmenerus.
sesak.
e. Perasaan selalu merasa lesu dan lelah. Ini akibat kurangnya pasokan
masalah pernafasan.
g. Susah tidur karena sering batuk atau terbangun akibat dada sesak.
24
6. Pemeriksaan Penunjang
d. Uji Kulit
f. AGD : Terjadi para asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia dan
(Muttaqien 2010)
7. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan medis
2) Antikolinergik
5) Metilxantin
25
b. Penatalaksanaan keperawatan menurut Claudia, (2010) yaitu:
1) Penyuluhan
kesehatan.
2) Menghindari faktorpencetus
cukup.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat teradi pada Asma apabila tidak segera ditangani,
adalah :
a. Gagal napas.
b. Bronkhitis.
26
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
ruangan.
27
1. Pengkajian
a. Identitaspasien/ biodata
b. Pengkajian Primer
1) Airway
2) Breathing
oksigen.
3) Circulation
4) Disability
28
Berisi pengkajian kesadaran dengan Glasgow Coma Scale
5) Exposure
klien
c. Pengkajian Sekunder
Kesadaran :
Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah :
b) Nadi :
c) Respirasi :
d) Suhu :
2) History (SAMPLE)
diderita klien
29
f) E (event leading to injury or illnes) : pencetus/kejadian
penyebab keluhan
d. Pemeriksaan Fisik
2) Kesadaran : Composmetis
3) Tanda-tanda vital :
mmhg)
d) Pemeriksaandada
bernafas
pernapasan dangkal.
30
• Auskultasi : suara pernafasan yang meningkat
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
31
Tabel 2.1 Intervensi keperawatan
1. Setelah dilakukan
Bersihan jalan napas 1. Monitor
tindakan keperawatan
tidak efektif kecepatan,irama, dan
selama 1 x 6 jam
berhubungan dengan frekuensi pernafasan
diharapkan jalan nafas
bronkospasme 2. Auskultasi pada
pasien kembali efektif,
pemeriksaan fisik
dengan kriteria hasil :
paru
a. Klien udah untuk
3. Ajarkan batuk efektif
bernapas
4. Kolaborasi pemberian
b. Tidak ada sianosis
obat sesuaiindikasi
tidak ada dispneu
c. Saturasi oksigen
dalam batas
normal
e. Mengeluarkan
sekresi seara
efektif
f. Klien mempunyai
32
irama dan
frekuensi
pernapasan dalam
rentang
Normal
2. Setelah dilakukan
Pola nafas tidak efektif 1. Monitor pola nafas
tindakan keperawatan
berhubungan dengan pasien
selama 1x24 jam
hiperventilasi 2. Pantau tanda-
diharapkan pola nafas
tandavita
pasien dapat efektif
3. Atur posisi
Saturasi oksigen
semifowler Ajarkan
dalam rentang yang
tekni bernapas
diharapkan (90-
butyko
100%), dengan
4. Kolaborasi
kriteria hasil :
pemberian terapi
kemudahan dalam
bernapas
b. Ekspansi dada
simetris
c. Tidak ada
penggunaan otot
33
bantu pernapasan
napas tambahan
pendek
3. Setelah dilakukan
Intoleransi aktivitas 1. Evaluasi respon
tindakan keperawatan
berhubungan dengan pasien terhadap
selama 1 x 24 jam
kelemahan aktivitas. Catat
klien dapat
laporan dispnea,
menunjukkan toleransi
peningkatan
terhadap aktivitas,
kelemahan atau
dengan Kriteria Hasil :
kelelahan dan
a. Mentoleransi
perubahan tanda vital
aktivitas yag
selama dan setelah
biasa dilakukan
aktivitas.
dan dan
2. Berikan lingkungan
ditunjukan
yang tenang dan
dengan daya
batasi pengunjung
tahan,
selama fase akut
penghematan
sesuai indikasi.
energi dan
3. Bantu pasien memilih
perawatan diri
posisi yang nyaman
34
b. Menunjukan untuk istirahat dan
penghematan tidur.
diperlukan. Berikan
kemajuan
peningkatan aktivitas
selama fase
penyembuhan.
4. Implementasi
35
Menurut buku Carpenito (2000) dalam Skripsi Merlyn (2014)
5. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil
unit gawat darurat, dan evaluasi dengan cara subyektif, objektif, analisa,
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yaitu terhadap suatu obyek yang disebut sebagai kasus yang dilakukan
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
37
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada saat klien masuk ke Ruang
selama 3 hari.
C. Pengumpulan DataWOD
digunakan yaitu :
penelitian untuk mencari perubahan hal- hal yang akan diteliti. Metode
38
D. Keabsahan Data
(Prastowo, 2011).
utama
masalah yang diteliti yaitu pada klien yang mengalami asma dengan
E. Analisa Data
39
wawancara yang mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan
adalah.
1. Pengumpulan data
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan
40
perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode
F. Etika Penelitian
41
Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak
kode.
3. Confidentislity (kerahasiaan)
dan penyebarannya.
42
DAFTAR PUSTAKA
Rahajoe Nastini, Supriyanto Bambang, dkk. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi 1.
IDAI, 2012.
Jakarta : EGC
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8.Volume 1.
Jakarta : EGC.
43