PENDAHULUAN
pemukiman bagi para penderita kusta dimana pada masa itu para penyandang
Genootshap) untuk Dataran tinggi Karo. Pada tahun 1973 setelah selesai
menjadi Rumah Sakit Kusta dan pada tahun 1948 setelah pengakuan
dengan tahun 1958, RS Kusta Lau Simomo masih dipimpin oleh seorang
NO KAMAR JUMLAH
1. Kelas 3 9
2. Isolasi 1
TOTAL 10
ikhlas, Inovatif
4.1.2 Tugas
pemerintahan dalam urusan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemulihan kesehatan masyarakat secara umumnya, dan penyakit kusta
secara Umum sesuai standar yang ditentukan, pemenuhan standar mutu
fasilitas penunjang medik dan keperawatan rumah sakit serta
pembinaan, pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat terkait kusta tingkat Provinsi;
Melaksanakan upaya kesehatan yang menyeluruh (preventif, promotif,
kuratif, rehabilitasi) terhadap gangguan UPT. Rumah Sakit Umum
Kusta akibat infeksi bakteri, virus, jamur, parasit, pengaruh kebiasaan,
lingkungan hidup dan pekerjaan, serta dalam upaya pengembangan
kesehatan masyarakat.
4.1.3 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, RSKP menyelenggarakan
fungsi:
DEWAN PENGAWAS
KEPALA UPT RS UMUM KUSTA
KEPALA SUB.BAGIAN TATA USAHA KEPALA SEKSI PELAYANAN MEDIK KEPALA SEKSI PENUNJANG MEDIK
KOMITE ETIK DAN HUKUM
ROBERT TAMBUNAN, SE Dr. IDA LEILY Dr. POPPY
KOMITE MEDIK
KOMITE KEPERAWATAN
UMUM UNIT GAWAT DARURAT UNIT FARMASI
KOMITE PPI
KEPEGAWAIAN UNIT RAWAT INAP UNIT LABORATORIUM
KOMITE PMKP
KEUANGAN UNIT RAWAT JALAN UNIT RADIOLOGI
KOMITE FARMASI DAN TERAPI
PENGELOLA ASET DAN BANGUNAN UNIT KAMAR BEDAH UNIT CSSD
PERENCANAAN UNIT SANITASI DAN LINGKUNGAN
KEPALA UPT
PENANGGUNG JAWAB
dr. Popy
KEPALA RUANGAN
STAF
Bertanggungjawab atas :
IT/
SISMADAK
1. Pemeriksaan/Assesment
Suatu rangkaian kegiatan penegakan diagnosa Ortotik Prostetik
yang meliputi:
a. Anamnesis
Wawancara terhadap pasien/klien dan keluarganya untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan alat bantu yang
akan dipasangkan.
b. Observasi
Pemeriksaan secara singkat keadaan umum dan keadaan lain pasien/klien.
c. Palpasi
Pemeriksaan lanjutan dengan melakukan tes sentuhan dan tekanan pada lokasi
yang dibutuhkan untuk penegakan diagnosa dan penentuan material yang
akan diaplikasikan
d. Test Kekuatan otot
Melakukan test untuk mendalami secara detail kekuatan otot pasien/klien
sebagai dasar desain dan rancang bangun Ortosis atau Prostesis yang
dibutuhkan.
e. Penggunaan Hasil Rotngen
Hasil rontgen adalah salah satu dasar patokan yang digunakan untuk membuat
desain Ortosis atau Prostesis yang akan menentukan keberhasilan penggunaan
dan dipakai sebagai tolok ukur perkembangan pasien/klien dalam program
penggunaan Ortosis atau Prostesis
f. Pengukuran Lingkup Gerak Sendi
Lingkup gerak sendi diukur sebagai acuan untuk membuat desain dan
perencanaan pembuatan Ortosis maupun Prostesis.
3. Pengukuran
Pengambilan contoh/model dari pasien/klien, berupa ukuran atau negatif model
sebagai pedoman utama dalam proses pembuatan Ortosis atau Prostesis.
4. Fabrikasi
Melakukan Proses Pembuatan alat bantu Ortosis maupun Prostesis.
5. Pengepasan
pemasangan awal Ortosis atau Prostesis untuk melihat kesesuaian dan
kenyamanan alat pada pasien/klien.
9. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memantau secara bertahap hasil positif
atau negatif dari penggunaan Ortosis maupun Prostesis untuk dilakukan tindak
lanjut penanganannya.
10. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi Ortotik Prostetik sekurang-kurangnya memuat data
umum pasien/klien, data hasil pemeriksaan, tindak lanjut hasil pemeriksaan,
identitas ortotis prostetis, dan identitas perujuk (jika ada).