Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit Kusta Lau Simomo adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam urusan pelayanan pengobatan, perawatan dan pemulihan
kesehatan masyarakat secara umumnya dan pelayanan rehabilitasi medis secara
khusus sesuai standar yang ditentukan.
Orotik Prostetik adalah sebuah profesi yang membidangi tentang pelayanan
rancang bangun, serta pembuatan, pemasangan alat bantu bagi pasien yang
mengalami kelemahan, kelayuhan, serta kehilangan anggota gerak tubuh pada
manusia agar dapat mobilisasi kembali. Ortotik Prostetik sendiri sudah menjadi
salah satu pelayanan Rehabilitasi Medik pada Rumah Sakit yang ada di Indonesia.
Sebanyak 130 Rumah Sakit di Indonesia yang sudah memberikan pelayanan.
Adanya Layanan Ortotik Prostetik di RSK UPT Lau Simomo merupakan
terobosan yang sangat dibutuhkan untuk pelayanan pasien kusta.
Mengingat salah satu komplikasi terbanyak kusta adalah kecacatan anggota
gerak yang berakibat terhadap penurunan kualitas hidup para eks penderita kusta.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi masalah tersebut
adalah dengan pembuatan alat bantu gerak seperti kaki palsu. RS Kusta Lau
Simomo memiliki sumber daya yang cukup, baik SDM maupun sarana dan
prasarana, untuk memberikan pelayanan ortotik prostetik tidak hanya bagi pasien
kusta tetapi juga bagi semua pasien yang membutuhkan pelayanan ortotik
prostetik secara umum.

1.2 Tujuan Pedoman


Tujuan dari Pengorganisasian Unit Ortotik Prostetik adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya serta
meningkatkan kualitas hidup pasien pasca kusta dalam pemulihan supaya dapat
beraktivitas secara mandiri.

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 1


1.3. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup Unit Ortotik Prostetik di UPT. Rumah Sakit Umum Kusta
Provinsi Sumatera Utara yaitu Khususnya pasien kusta yang memiliki riwayat
kelemahan dalam anggota gerak dan seluruh pasien yang membutuhkan alat bantu
gerak dan perawatan rehabilitasi medik lebih lanjut.

1.4. Landasan Hukum

Dasar hukum penyusunan pedoman perorganisasian unit ortotik prostetik adalah :


1. Kepmenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 22 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Ortotis Prostetis (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 655)
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
977)

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 2


BAB 2
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 SEJARAH BERDIRINYA UPT. RUMAH SAKIT UMUM KUSTA


Rumah Sakit Kusta Lau Simomo merupakan Rumah Sakit kusta yang

dibawahi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di

Desa Lau Simomo, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi

Sumatera Utara.Rumah Sakit ini didirikan pada tanggal 26 Agustus

1906.Kawasan ini khusus diperuntukkan sebagai tempat penampungan atau

pemukiman bagi para penderita kusta dimana pada masa itu para penyandang

kusta disisihkan dan dikucilkan oleh mayarakat, sehingga mereka hidup

terisolasi di hutan dan dalam kondisi yang memprihatinkan.Pendeta E J Van

Den Berg merupaka orang yang memprakarsai berdirinya pemukiman

ini.Beliau merupakan seorang misionaris utusan NZG (Nederlandche Zending

Genootshap) untuk Dataran tinggi Karo. Pada tahun 1973 setelah selesai

dibangunnya ruang perawatan, maka pemukiman penderita kusta berubah

menjadi Rumah Sakit Kusta dan pada tahun 1948 setelah pengakuan

kedaulatan Negara Repulik Indonesia oleh Belanda, maka Rumah SakitKusta

Lau Simomo diberikan kepada Pemerintah Indonesia. Sejakdidirikansampai

dengan tahun 1958, RS Kusta Lau Simomo masih dipimpin oleh seorang

pendeta berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1959 RS Kusta Lau

Simomo dipimpin oleh orang Indonesia pertama yaitu R.D Sebayang.

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 3


Sebelumnya Provinsi Sumatera Utara memiliki rumah sakit khusus

kusta sebanyak 4 (empat) UPT,yakni

1. UPT. RSK P.Sicanang


2. UPT. RSKBelidahan
3. UPT. RSK LauSimomo
4. UPT. RSKHutasalem
Kemudian pada tahun 2002 sesuai SK GUBSU No. 061-437k/2002, RS
Kusta Lau Simomo dimerger dengan RS Kusta Hutasalem dimana kegiatan
administrasi dipusatkan di RS Kusta Lau Simomo. Menurut SK tersebut RSK
Lau Simomo adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi SumateraUtara

Pada tahun 2013 terbit PERGUBSU Nomor 29 Tahun 2013 yang


mengakibatkan UPT RS Kusta Pulau Sicanang dimerger dgn RSK Lau
Simomo, sehingga pelayanan dan pengobatan, serta pemulihan penyandang
penyakit kusta di wilayah Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan di UPT. RSK
Lau Simomo. Berdasarkan hal tersebut, UPT. RSK Lau Simomo tidak lagi
mengurusi pasien mondok (pasien mantan kusta), tetapi menjadi
tanggungjawab Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Akan
tetapi seluruh pasien rawat inap RSK P. Sicanang, RSK Belidahan dan RSK
Hutasalem dipindahkan ke UPT. RSK Lau Simomo.

Berdasarkan PERGUBSU No 49 Tahun 2017 tanggal 15 Mei 2017, tugas


RSK Kusta Lau Simomo untuk membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalan urusan pelayanan pengobatan,
perawatan dan pemulihan kesehatan masyarakat secara umum, dan penyakit
kusta secara khusus sesuai standar yang ditentukan

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 4


2.2 SEJARAH KEPEMIMPINAN
1. Pada tahun 1938 – 1945: -
2. Pada tahun 1945 – 1972: Prof H. R. Soeroso, Sp.P;
3. Pada tahun 1972 – 1979: dr. Zainal Arifin, Sp.P;
4. Pada tahun 1979 – 1989: dr. H. Muchtar Tarigan, Sp.P;
5. Pada tahun 1989 – 1998: dr . Rusyda Nukman Sp.P;
6. Pada tahun 1998 – 2004 : dr . H. M. Rasyid Ngah Sp.P;
7. Pada tahun 2004 – 2009 : dr . H. Adlan N. Lufti Sitompul, Sp.P.

2.3. LETAK GEOGRAFIS RUMAH SAKIT


Letak Rumah Sakit : Desa Lausimomo, Kecamatan Kabanjahe,
Kabupaten Karo
Tipe RS :C
Luas Tanah : + 106 Ha
Luas bangunan : + 1.600, 5 m 2
Jumlah Tempat tidur : 10 TT
Pemilik / pengelola : Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

2.4. JENIS PELAYANAN


1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
a. Poli Umum
b. Poli Kusta
c. Poli Luka
3. Unit Rawat Inap
Jumlah Tempat Tidur : 10 (sepuluh) TT

NO KAMAR JUMLAH
1. Kelas 3 9
2. Isolasi 1
TOTAL 10

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 5


4. Unit Farmasi
5. Unit Laboratorium
6. Unit Rehabilitasi Medik
7. Unit Rekam Medik
8. Unit Ortotik Prostetik
9. Unit CSSD
10. Unit Gizi
11. Unit Laundry
12. Unit K3RS

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 6


BAB 3
VISI, MISI RUMAH SAKIT

3.1. VISI RUMAH SAKIT

“ TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU


MENUJU MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI “
3.2. MISI RUMAH SAKIT

Misi UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo


a. Mewujudkan pelayanan yang beriman dan bertakwa Menjadi Pusat

Rujukan, diklat dan litbang Rehabilitasi Kusta di Sumatera Utara

b. Meningkatkan Profesionalisme Dalam BidangPelayanan Kesehatan Dan

Manajemen Rumah Sakit

c. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yg Bermutu Dan Paripurna Dengan

Memanfaatkan Teknologi Mutakhir

d. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Berbasis Kemitraan

3.3. Nilai/ filosofi


Nilai/filosofi UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo
a. Nilai – nilai :
Sikap kerja pegawai UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo dalam

melaksankan tugas didasarkan atas nilai-nilai Sikap kerja pegawai UPT RS

Kusta Lau Simomo dalam melaksankan tugas didasarkan atas nilai-nilai

Disiplin, Profesional, Kerjasama, Transparan dan akuntabel, tulus dan

ikhlas, Inovatif

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 7


3.4 MOTTO PELAYANAN

“ Melayani Dengan KASIH ”


a. Komitmen
Melakasanakan pelayanan kepada pasien dengan penuh tanggung jawab
b. Adil
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tanpa membedakan
suku,agama maupun ras.
c. Sepenuh Hati
Sepenuh hati dalam meberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
d. Integritas Tinggi
Pelayanan yang bertu untuk meningkatkan kesehatan pasien dan
masyarakat
e. Hindari Stigma
Mengindari prasangka negatif atau buruk terhadap pasien kusta

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 8


BAB 4
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

4.1 BENTUK ORGANISASI


4.1.1 Kedudukan
Dalam PERDA No. 3 Tahun 2001 dan keputusan Gubernur Sumatera
Utara No. 061-437.K/Tahun 2002 dan telah di lakukan revisi berupa
STRUKTUR ORGANISASI UPT RSKP ( PERGUB NO 38 THN
2016) di nyatakan bahwa kedudukan KPM adalah Unit Pelaksanaan
Teknis di bidang kesehatan kusta dalam lingkungan Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.

4.1.2 Tugas
pemerintahan dalam urusan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemulihan kesehatan masyarakat secara umumnya, dan penyakit kusta
secara Umum sesuai standar yang ditentukan, pemenuhan standar mutu
fasilitas penunjang medik dan keperawatan rumah sakit serta
pembinaan, pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat terkait kusta tingkat Provinsi;
Melaksanakan upaya kesehatan yang menyeluruh (preventif, promotif,
kuratif, rehabilitasi) terhadap gangguan UPT. Rumah Sakit Umum
Kusta akibat infeksi bakteri, virus, jamur, parasit, pengaruh kebiasaan,
lingkungan hidup dan pekerjaan, serta dalam upaya pengembangan
kesehatan masyarakat.

4.1.3 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, RSKP menyelenggarakan
fungsi:

Pedoman Pengorganisasian Ortotik Prostetik Page 9


a. Perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi pencegahan, pengobatan dan pelayanan penunjang
kesehatan kusta msyarakat
b. Perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi peningkatan
UPT. Rumah Sakit Umum Kusta.
c. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi rujukan
kesehatan kusta masyarakat
d. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan dan non kesehatan di bidang UPT.
Rumah Sakit Umum Kusta
e. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi penelitian dan
pengembangan teknologi tepat guna dibidang kesehatan kusta
masyarakat
f. Perencanaan, koordinasi pelaksanaan evaluasi pelaksanaan
kemitraan dan sosialisasi UPT. Rumah Sakit Umum Kusta
g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, keuangan dan rumah tangga
Balai Penyakit Kusta-Kusta Masyarakat

4.1.4 Susunan Organisasi


Dalam PERDA No. 3 Tahun 2001 dan keputusan Gubernur Sumatera
Utara No. 061-437.K/Tahun 2002 dan telah di lakukan
revisi berupa SUSUNAN ORGANISASI DINAS-DINAS DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA ( PERGUB NO 38 THN 2016) di
cantumkan semua organisasi RS. Umum Kusta yaitu:
a. Kepala UPT ( Eselon III/b )
b. Sub Bagian Tata Usaha ( Eselon IV/a )
c. Kepala Seksi Pelayanan Medik (Eselon IV/a)
d. Kepala Seksi Penunjang Medik (Eselon IV/a)

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 10


BAB 5
STRUKTUR ORGANISASI
UPT RUMAH SAKIT UMUM KUSTA LAU SIMOMO
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KEPALA DINAS KESEHATAN

DEWAN PENGAWAS
KEPALA UPT RS UMUM KUSTA

DRG. EMMI SIMBOLON, MARS


KOMITE

KEPALA SUB.BAGIAN TATA USAHA KEPALA SEKSI PELAYANAN MEDIK KEPALA SEKSI PENUNJANG MEDIK
KOMITE ETIK DAN HUKUM
ROBERT TAMBUNAN, SE Dr. IDA LEILY Dr. POPPY
KOMITE MEDIK

KOMITE KEPERAWATAN
UMUM UNIT GAWAT DARURAT UNIT FARMASI
KOMITE PPI
KEPEGAWAIAN UNIT RAWAT INAP UNIT LABORATORIUM
KOMITE PMKP
KEUANGAN UNIT RAWAT JALAN UNIT RADIOLOGI
KOMITE FARMASI DAN TERAPI
PENGELOLA ASET DAN BANGUNAN UNIT KAMAR BEDAH UNIT CSSD
PERENCANAAN UNIT SANITASI DAN LINGKUNGAN

KEAMANAN UNIT GIZI


AMBULANCE UNIT K3RS
UNIT REKAM MEDIK UNIT PKRS
Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage
LAUNDRY 11 UNIT FISIOTERAPI

UNIT ORTOTIK PROSTETIK


STRUKTUR ORGANISASI UNIT ORTOTIK PROSTETIK
UPT RUMAH SAKIT UMUM KUSTA LAU SIMOMO
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KEPALA UPT

drg. Emmi Suriani Simbolon, MARS

PENANGGUNG JAWAB
dr. Popy

KEPALA RUANGAN

Abdul Majiid, AMd.OP

STAF

Nur Anisa Firdaus, Amd.OP

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 12


BAB 6
URAIAN JABATAN

6.1. PIMPINAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


Tugas :
1. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan pelayanan ortotik prostetik.
2. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan
3. Menentukan kebijakan pelayanan ortotik prostetik
4. Mengadakan evaluasi kebijakan pelayanan ortotik prostetik
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian alat dan bahan yang rasional
6. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk Ortotik Prostetik

6.2. PENANGGUNG JAWAB UNIT ORTOTIK PROSTETIK


Tugas dan Tanggung jawab Penanggung Jawab Unit Orotik Prostetik:

1. Menyusun dan menetapkan serta megevaluasi kebijakan Pelayanan Ortotik


Prostetik
2. Melaksanakan sosialisasi dan promosi tentang pelayanan ortotik prostetik
3. Membuat SPO Ortotik Prostetik
4. Menyusun program Ortotik Prostetik dan mengevaluasi pelaksanaan program
tersebut
5. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan pelayanan ortotik
prostetik
6. Memberikan konsultasi pada petugas staf ortotik prostetik
7. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip Ortotik
Prostetik dan aman bagi yang menggunakan
8. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
9. Berkoordinasi dengan unit terkait lain dalam hal pelayanan ortotik prostetik
antara lain :
a. Poli rawat jalan (pemeriksaan awal pasien guna menentukan alat bantu
yang sesuai)
b. Fisioterapi ( Terapi lanjutan setelah penggunaan alat bantu)
10. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemprosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip pelayanan ortotik prostetik
11. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur/monitoring survailans proses

Bertanggungjawab atas :

a. Terselenggaranya dan evaluasi program Unit Ortotik Prostetik


b. Penyusunan rencana strategis program Unit Orotik Prostetik
c. Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman Unit Ortotik Prostetik
d. Tersedianya SPO Unit Ortotik Prostetik
e. Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan Unit Ortotik
Prostetik

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 13


f. Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan Staf Ortotik Prostetik
g. Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan Unit Ortotik
Prostetik
h. Terselenggaranya pertemuan berkala
i. Melaporkan kegiatan Unit Ortotik Prostetik kepada Kepala rumah sakit
setiap tiga bulan sekali

6.3. KEPALA RUANGAN


1. Melakukan kunjungan kepada pasien yang rawat jalan yang membutuhkan
pelayanan ortotik prostetik
2. Memonitor pelaksanaan program pelayanan ortotik prostetik, kepatuhan
penerapan SPO dan memberikan saran perbaikan bila diperlukan
3. Turut serta Memberikan pelayanan ortotik prostetik
4. Memantau staf dalam penggunaan alat kerja
5. Mendesain, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan
pelayanan unit ortotik prostetik
6. Meningkatkan kesadaran pasien terhadap pelayanan rehabilitasi pada unit
ortotik prostetik

6.4. STAF ORTOTIK PROSTETIK


1. Melakukan kunjungan kepada pasien yang rawat jalan yang membutuhkan
pelayanan ortotik prostetik
2. Turut serta Memberikan pelayanan ortotik prostetik
3. Mendesain, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan
pelayanan unit ortotik prostetik
4. Memproduksi alat bantu yang dibutuhkan pasien dalam proses rehabilitasi

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 14


BAB 7
TATA HUBUNGAN KERJA

6.1. TATA HUBUNGAN KERJA PPI DENGAN INTERNAL

KEPALA UPT. RS. UMUM


KUSTA

IT/

SISMADAK

Pelayanan Perawatan Penunjang Unit Kerja Tata Usaha


Medis Medis Lainnya

Unit Ortotik Prostetik

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 15


BAB 8
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1. Kualifikasi Kepala Ruangan


1. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident
2. Menempuh pendidikan Ortotis Prosetis dengan Pendidikan minimal D3
3. Memiliki komitmen di bidang pelayanan ortotik prostetik
4. Bekerja purna waktu
8.2. Kualifikasi Staf Ortotik Prostetik
1. Menempuh pendidikan Ortotis Prosetis dengan Pendidikan minimal D3
2. Memiliki komitmen di bidang pelayanan ortotik prostetik
3. Bekerja purna waktu

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 16


BAB 9
KEGIATAN ORIENTASI

1. Pemeriksaan/Assesment
Suatu rangkaian kegiatan penegakan diagnosa Ortotik Prostetik
yang meliputi:
a. Anamnesis
Wawancara terhadap pasien/klien dan keluarganya untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan alat bantu yang
akan dipasangkan.
b. Observasi
Pemeriksaan secara singkat keadaan umum dan keadaan lain pasien/klien.
c. Palpasi
Pemeriksaan lanjutan dengan melakukan tes sentuhan dan tekanan pada lokasi
yang dibutuhkan untuk penegakan diagnosa dan penentuan material yang
akan diaplikasikan
d. Test Kekuatan otot
Melakukan test untuk mendalami secara detail kekuatan otot pasien/klien
sebagai dasar desain dan rancang bangun Ortosis atau Prostesis yang
dibutuhkan.
e. Penggunaan Hasil Rotngen
Hasil rontgen adalah salah satu dasar patokan yang digunakan untuk membuat
desain Ortosis atau Prostesis yang akan menentukan keberhasilan penggunaan
dan dipakai sebagai tolok ukur perkembangan pasien/klien dalam program
penggunaan Ortosis atau Prostesis
f. Pengukuran Lingkup Gerak Sendi
Lingkup gerak sendi diukur sebagai acuan untuk membuat desain dan
perencanaan pembuatan Ortosis maupun Prostesis.

2. Penegakan Diagnosa Ortotik Prostetik


Menyimpulkan hasil pemeriksaan yang akan menjadi patokan rancang bangun
pembuatan atau pemberian Ortosis atau Prostesis.

3. Pengukuran
Pengambilan contoh/model dari pasien/klien, berupa ukuran atau negatif model
sebagai pedoman utama dalam proses pembuatan Ortosis atau Prostesis.

4. Fabrikasi
Melakukan Proses Pembuatan alat bantu Ortosis maupun Prostesis.

5. Pengepasan
pemasangan awal Ortosis atau Prostesis untuk melihat kesesuaian dan
kenyamanan alat pada pasien/klien.

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 17


6. Finishing
Melakukan penyempurnaan dalam rangka kesesuaian, kekuatan, kenyamanan,
dan estetika Ortosis Prostesis.

7. Pemasangan dan Penyerahan


Memberikan Ortosis maupun prosthesis yang siap pakai kepada pasien.

8. Informasi dan Edukasi


Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien/klien tentang penggunaan,
perawatan, pantangan, dan perkembangan secara berkala dari pemakaian Ortosis
atau Prostesis dilakukan secara lisan dan tertulis. Selain informasi dan edukasi,
ortotis protetis juga harus memberikan motivasi kepada klien/pasien.

9. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memantau secara bertahap hasil positif
atau negatif dari penggunaan Ortosis maupun Prostesis untuk dilakukan tindak
lanjut penanganannya.

10. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi Ortotik Prostetik sekurang-kurangnya memuat data
umum pasien/klien, data hasil pemeriksaan, tindak lanjut hasil pemeriksaan,
identitas ortotis prostetis, dan identitas perujuk (jika ada).

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 18


BAB 10
PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan atau rapat berkala terdiri dari ;


1. Rapat Rutin
Rapat rutin Unit Ortotik Prostetik di UPT. Rumah Sakit Umum Kusta Provinsi
Sumatera Utara dilaksanakan setiap bulannya yang diselenggaraan pada
Tempat : ruang rapat
Peserta : Penanggung Jawab, Kepala Ruangan, Staf
Materi :
 evaluasi kinerja pelayanan ortotik prostetik
 masalah dan penyelesaiannya
 evaluasi dan rekomendasi
2. Rapat insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan sewatu-watu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 19


BAB 11
PELAPORAN
1. Laporan Harian
Monitoring, dilakukan oleh Staf setiap hari dengan menggunakan log book dan
rekam medis
2. Laporan Bulanan
- Evaluasi dengan frekuensi minimal setiap bulan
- Evaluasi dilakukan Penanggung Jawab Unit setiap 3 bulan.
- Laporan tertulis kepada Direktur/ Wakil Direktur Medik setiap bulan.
3. Laporan Tahunan
Dilakukan pencatatan dan pelaporan di UPT. Rumah Sakit Umum Kusta
Provinsi Sumatera Utara. Tahap pencatatan dan pelaporan dimulai dari harian,
mingguan, bulanan, triwulan, semester, tahunan.

Pedoman Pengorganisasian Ortotik ProstetikPage 20

Anda mungkin juga menyukai