Anda di halaman 1dari 21

50

BAB 3
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek


1. Sejarah Singkat
RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng didirikan pada
tahun 1921 dan merupakan warisan Pemerintah Belanda yang berada
dijantung kota Bantaeng terletak di sebelah selatan Provinsi Sulawesi
Selatan dengan posisi 5 derajat 21’113” – 5 derajat 31’26” Lintang
Selatan dan 119 derajat 51’42” – 120 derajat 05’27” Bujur Timur dengan
batas wilayah :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Gowa
b. Sebelah Timur : Kabupaten Bulukumba
c. Sebelah Selatan : Laut Flores
d. Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto
Nama rumah sakit diambil dari salah satu Putra Daerah Kabupaten
Bantaeng yang merupakan Guru Besar pada Bagian Ilmu Kulit dan
Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yaitu
Prof.Dr.H.M. Anwar Makkatutu.
Pada tahun 2000 RSUD Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu
Bantaeng beralih status kelembagaan dari UPTD Dinas Kesehatan
menjadi Kantor RSUD Bantaeng.
Tahun 2001 RSUD Bantaeng beralih nama menjadi RSUD Prof. DR.
Anwar Makkatutu Bantaeng. Nama Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu
diambil dari seorang nama Putera Daerah Kabupaten Bantaeng yang
merupakan salah seorang Guru besar dari Fakultas Kedokteran UNHAS
Bagian Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Pada tanggal 17 Desember
2004, Penetapan RSUD Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng
sebagai Rumah Sakit Type B berdasarkan SK Menkes No.
1284/Menkes/SK/XII/2004 yang selanjutnya pada Tahun 2009 RSUD
Prof DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng terakreditasi 5 pelayanan
51

(rekam medik, IGD, Rawat Inap, Pelayanan Medik, serta Menejemen


dan Administrasi) dengan sertifikat No : YM. 01. 10/III/3136/09.
Selanjutnya pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 19 Maret 2012,
RSUD Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng ditetapkan sebagai
SKPD yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) sesuai SK Bupati No. 161/119/III/2012.11.
Direktur yang pernah menjabat di RSUD Prof. DR. H. M. Anwar
Makkatutu Bantaeng antara lain :
- Prof. Dr. H. Misbahuddin Adnan
- Dr. Hj. Rosmawar Maknun
- Dr. Irsan Halim (1988-1993)
- Dr. H. AH. Simadiah, MHA (1993-1999)
- Dr. Hj. Takudaeng, M. Kes (1999-2006)
- Dr. H. Agus Rusfandi, M. Kes (2006-2009)
- Dr. H. M. Syafruddin Nurdin, M. Kes (2009-2014)
- Dr.H.Sultan, M.Kes (2014-sekarang)
2. Motto,Visi, dan Misi

a. Motto

Motto RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makktutu Bantaeng

‘’Menjaga mutu Pelayanan dengan spirit kompetensi dan integritas moral’’.

b. Visi dan Misi

Rumah Sakit sebagai sebuah institusi yang menyelenggarakan

pelayanan jasa sebagai produk utamanya. Dalam penyelenggaraan

pelayanan tersebut, maka kualitaskeamanan dan kenyamanan menjadi

inti dari hasil produknya. Di sisi lain, Rumah Sakit menghadapi

tuntutan masyarakat yang semakin kompleks dan kritis serta adanya

persaingan global sehingga Rumah Sakit memerlukan semangat atau


52

spirit serta harapan yang diinginkan dalam menjaga eksistensi

perkembangannya.

Untuk itu RSUD Prof.DR.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng

menetapkan visinya :

‘’ Terwujudnya RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng sebagai

Primadona Di Selatan Sulawesi Selatan ‘’

c. Misi
Berdasarkan Visi diatas, maka dirumuskan misi, yaitu rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
menwujudkan visi,yaitu :
1) Menciptakan pelayanan kesehatan mandiri dan proaktif.
2) Menciptakan pelayanan kesehatan berorientasi kendali mutu dan

kendali biaya.

3) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.

3. KedudukanTugas dan Fungsi

a. Kedudukan

RSUD berkedudukan pada pasal 3 merupakan sebagairumah sakit

milik pemerinta daerah dan merupakan unsur pendukung atas tugas

Bupati di bidang pelayanan kesehatan.RSUD sebagimana dimaksud

dalam pasal 3 merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehtan perorangan secara paripurna.

b. Tugas

Tugas pokok dari rumah sakit umumdaerah adalah melaksanakan

upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan

secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan


53

melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dengan melaksanakan :

1) Perumusan kebijakan tknis bidang pelayanan kesehatan.

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

bidang pelayanan kesehatan.

3) Pembinaan dan peelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan.

4) Pelaksanaan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

c. Fungsi

Fungsi RSUD Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng adalah :

1) Penyelenggaran pelayanan medik.

2) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik.

3) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan.

4) Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

5) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

6) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

d. Jenis-jenis pelayanan kesehatan

RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu memberikan beragam

jenis pelayanan medis dan Pelayanan Penunjang antara lain :

1) Pelayanan Medis

a) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)

b) Pelayanan Instalasi Rawat jalan

(1) Poliklinik Spesialis Saraf


54

(2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

(3) Poliklinik Spesialis kebidanan/kandungan

(4) Poliklinik Spesialis Bedah

(5) Poliklinik Spesialis Mata

(6) Poliklinik Spesialis Anak

(7) Poliklinik Spesialis THT

(8) Poliklinik Spesialis Saraf

(9) Poliklinik Spesialis Mulut

(10) Poliklinik Spesialis Jantung

(11) Poliklinik Spesialis Gizi Klini

(12) Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin

(13) Poliklinik Spesialis Jiwa

(14) Poliklinik Ortopedi

c) Pelayanan Rawat Inap


d) Pelayanan Bedah Sentral
e) Pelayanan Intensive care Unit
f) Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
g) Pelayanan NICCU
h) Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah (IJPD)
2) Pelayanan Penunjang Medis
a) Laboratorium
b) Radiologi
c) Farmasi
d) Anastesi
e) Fisioterapi
f) UTDRS
g) Gas Medis
3) Pelayanan Penunjang Non Medis
55

a) Rekam Medik
b) Gizi
c) IPRS
d) Kesehatan lingkungan
e) Keamanan RS
f) Laundry
g) CSSD
h) Ambulance
i) Kamar Jenazah.

B. Pengumpulan Data
1. Data Umum
a. Tenaga dan pasien (MI dan Man)
Tenaga keperawatan adalah tenaga seseorang yang telah
menyelesaikan jenjang pendidikan keperawatan.
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis yang
menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya.
Jumlah tenaga keseluruhan di perawatan Marina (tenaga perawat
di ruang perawatan Marina Rawat Inap RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar
Makkatutu Bantaeng berjumlah 27 orang. Adapun beberapa informasi
terkait tenaga perawatan Marina Rawat Inap sebagai berikut:
1) Distribusi Tingkatan pendidikan:

a) SI Kep + Ners : 11 orang

b) SI .Kep : 4 orang

c) DIII : 12 orang
56

2) Distribusi Status kepegawaian:

a) PNS :5 orang

b) NON PNS :22 orang

c) Distribusi perawat berdasarkan jenis kelamin

a. Laki –laki :4 orang

b. Perempuan :23 orang

d) Distribusi perawat berdasarkan jenis kelamin berdasarkan lama

bertugas di ruang perawatan Rawat Inap :

a. ≥ 1 tahun : 26 orang

b. ≤ t tahun : 1 orang

b. Bangunan Sarana dan Prasarana (M2/Material)


1) Bangunan
Ruang perawatan Marina Rawat Inap kamar terdiri dari 2
kamar yang terdiri dari 4 tempat tidur, bangsal 8 kamar yang
masing-masing terdiri dari 7 tempat tidur
2) Sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
yang dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan
tujuan dari suatu produksi.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselanggaranya produksi.
Sarana dan prasarana yang di miliki oleh Rumah Sakit umum
Daerah Prof. Dr.H.M Anwar Makkatutu Bantaeng khususnya pada
bagian Perawatan Marina Rawat Inap terdiri dari:
NO Pertanyaan Jumlah Kondsi

Tempat tidur 64 Baik

Meja pasien 37 Baik

Brangkar Baik
57

Jam dinding 13 Baik

Kamar mandi dan wc 14 Baik

Wastafel 16 Baik

Baik
Kursi roda / Rostur
Rusak

Kulkas Baik

Lemari alkes / logistic Baik

10 Seprei 20 Baik

11 Peng light Tidak

12 Tempat sampah umum12 Baik

13 Lemari pasien 59 Baik

17 Standar infuse 64 Baik

18 Pispot 10 Baik

Spignomanometer
19 Baik
dewasa

20 Stetoskop dewasa Baik

21 Ekg Baik

23 Troli tindakan Baik

24 AC 26 Baik

25 Apar Baik

26 Helem pelindung Baik

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Ruang


perawatan Marina Rawat Inap diantaranya adalah memiliki
58

fasilitas tempat tidur sebanyak 64 bed. Fasilitas AC sebanyak 2


buah disetiap kamar pasien, fasilitas WC, wastafel, lemari. Di
Ruang perawatan Marina Rawat Inap terdapat sarana penunjang
dalam memberikan asuhan keperawatan diantaranya brangkar,
kursi roda, stetoskop, tensimeter, nebuliser, Ekg, tiang infus,
tabung oksigen, troli tindakan, pispot, Gv Set, handscoon, masker,
kain has, kapas, alcohol, plaster. Serta beberapa cairan
diantaranya NaCl, Ringer Lactat.
Sedangkan fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri dari
ruang kepala ruangan.
a) Kamar mandi perawat / WC perawat
b) Lemari dan meja
c) Nurse station berada didepan pintu masuk ruangan
d) AC
e) Lemari loker
f) Iphone
g) Kipas
c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3/Methode)
1) Penerapan Sistem Fungsional
Berdasarkan hasil pengkajian terhitung mulai tanggal 28 Juni s/d 8 Juli 2021
maka model asuhan keperawatan professional yang dilakukan di
Ruang Perawatan rawat inap saat ini adalah Penanggung Jawab Sift.
Perawat ruangan terdapat 2 tim dalam tim tersebut terdapat
2 penanggung jawab (katim) dari 25 orang perawat pelaksana
diruang perawatan rawat inap (Marina). Dalam pelaksanaannya,
Penanggung Jawab Shift tim ini sebagian sudah maksimal.
2) Timbang Terima
Pelaksanaan timbang terima di Ruang Perawatan Marina
Rawat Inap saat ini dilakukan dengan laporan di nurse station
dipimpin oleh Ketua TIM kemudian PP shift pagi melaporkan ke PP
shift siang dan PP shift siang ke PP shift malam maupun PP
shift malam ke PP shift pagi. timbang terima terdokumentasi
59

dengan menggunakan format SOAP setelah dilaporkan kemudian


divalidkan ke bed pasien
3) Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh
kelompok kami pada tanggal 28 juni s/d 8 juli 2021, dan
berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Perawatan
Marina Rawat Inap bahwa supervisi keperawatan sudah
dilaksanakan secara rutin dan berkala, prosedur pelaksanaan
supervisi yang dilakukan oleh KARU berdasarkan SOP yang ada
sehingga dapat dilakukan pengukuran kepatuhan perawat terhadap
SOP (Standar Operasional Prosedur).
4) Discharge Planning
Discharge Planning di Ruang Perawatan Marina Rawat
Inap dilakukan secara lisan tentang penyakit, obat, dan nutrisinya
didokumentasikan dan tanpa diberikan leaflet, penderita diberikan
kartu untuk kontrol untuk kembali kontrol ke poli atau ke dokter
yang merawat.
5) Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di Ruang Perawatan Marina Rawat Inap
baik untuk obat oral maupun obat injeksi dilakukan sistem
sentralisasi.Yang mana pengelolaan dan pengawasan dilakukan oleh
perawat dan disimpan di nurse station. Alur pengambilan obat
adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan oleh
perawat untuk mengambil resep ke apotik. Setelah itu berdasarkan
resep obat diserahkan nurse station kemudian diletakkan dilemari
obat pasien sesuai dengan nomor kamar pasien, ketika waktunya
memasukkan obat perawat akan menjelaskan tujuan dari pemberian
obat tersebut.
6) Dokumentasi Keperawatan
Sampai saat ini sistem pendokumentasian yang berlaku di
Ruang Perawatan Marina Rawat Inap yaitu terstruktur untuk
mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
60

perhatian segera dan tindakan kontribusi terhadap esklasi yang


efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. Berdasarkan data
yang didapatkan pada tanggal 29 Juni 2021, Perawat juga memiliki
buku lain untuk pendokumentasian, dimana seluruh laporan kondisi
pasien tertuang dalam buku tersebut.
7) Penerimaan Pasien Baru
Selama ini setiap pasien baru di Ruang Perawatan Marina
Rawat Inap diantar ke kamar kemudian dilakukan pemeriksaan
TTV. Keluarga diminta untuk mengurus administrasi dan dilakukan
penjelasan/orientasi tentang fasilitas ruangan dan fasilitas perawatan
yang ada pada penerimaan pasien baru terdapat format dan
pendokumentasiannya.
d. Pembiayaan (Money/M4)
Pengadaan dana bagi ruangan (renovasi ruangan), sumber dana
operasional ruangan, pendanaan alat kesehatan, pendanaan fasilitas
kesehatan bagi pasien, dan pendanaan bahan kesehatan (habis pakai)
berasal dari Rumah Sakit yang diperoleh dari Unit anggaran jangka
panjang RS HVA. Sedangkan sumber kesejahteraan ruangan
diperoleh dari Rumah Sakit yaitu berasal dari jasa pelayanan berupa
uang yang diberikan berdasarkan jumlah pasien dan tindakan yang
dilakukan. Pembiayaan pasien sebagian besar berasal dari BPJS,
sedangkan biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas
perawatan.
e. Pemasran (M5/Marketing)
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang dan jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
2. Data Khusus (Fungsi Manajemen Keperawatan Dalam Ruangan)
a. Fungsi perencanaan
1. Visi dan Misi
Visi adalah gambaran atau pernyataan singkat dan tujuan
yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan
61

organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan


perencanaan organisasi.
Wawancara : Menurut informasi yang diperoleh dari kepala
ruangan sampai saat ini belum ada visi khusus di ruang marina,
yang ada hanya visi rumah sakit.
Observasi : Dari hasil pengamatan di ruang marina tidak terlihat
visi ruangan hanya visi rumah sakit yang terdapat di ID card
masing-masing perawat.
Masalah : Tidak terdapat visi khusus ruangan marina.
Misi ruangan adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan
organisasi dalam mencapai yang telah ditetapkan.
Wawancara : menurut informasi kepala ruangan sampai saat ini
belum ada misi khusus untuk ruangan marina, yang ada hanya misi
rumah sakit.
Observasi : Dari hasil pengamatan di ruang marina tidak terlihat
misi ruangan hanya misi rumah sakit yang terdapat di ID Card
perawat.
Masalah : Tidak ada misi khusus untuk ruangan marina.
2. Standar Operasional Prosedur
Suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan
untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi SOP merupakan tata atau harapan yang
dilakukan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses
kerja tertentu.
Wawancara : Dari hasil pengamatan kosener semua memilih Ya
Observasi : Dari hasil observasi terdapat SOP diruangan.
Masalah : Tidak ada masalah SOP diruagan.
3. Standar Asuhan Keperawatan
Standar asuhan keperawatan merupakan uraian pernyataan
tingkat kinerja yang diinginkan sehingga asuhan keperawatan
berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai dalam
pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien.
62

Dari hasil wawancara kepala ruangan didapatkan bahwa


perawatan marina memiliki standar asuhan keperawatan yang baik.
Wawancara : Dari hasi pengamatan kousioner semua perawat
menjawab Ya
Observasi : Setelah di lakukan observasi terdapat SAK di
ruang perawatan marina
Masalah : Tidak ada masalah SAK diruangan diruang
perawtan marina.

4. Standar Kinerja
Standar kinerja merupakan suatu kegiatan untuk menilai
hasil atau fungsi seseorang/kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi untuk berbagai faktor untuk mencapai tujuan
organisasi dalam periode tertentu. Perawat salah satu tenaga
kesehatan di rumah sakit berperan penting dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan
bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berkalitas pada pasien.
Wawancara : Menurut kepala ruangan bahwa standar kinerja
perawat ada, dan perawat bekerja dengan berpedoman pada standar
kinerja yang ada.
Observasi : Standar kinerja ada
Masalah : Tidak ada masalah pada standar kinerja.
b. Fungsi pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen
dalam satu organisasi. Pada struktur organisasi menunjukkan
adanya pembagian kerja dan menukjukkan bagaimana fungsi-
fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi
pekerjaan.
63

Struktur organisasi ruang MPKP menggunakan system penugasan


tim primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala
ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim
berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat.
pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh kepada sekelompok pasien.
Wawancara : Menurut kepala ruangan diperoleh informasi bahwa
struktur organisasi sudah ada di ruanga.
Observasi : Dari hasil pengamatan di ruangan marina terdapat
struktur organisasi lama yang terdapat di ruangan kepala ruangan.
Masalah : Tidak ada masalah.
2. Uraian Tugas
Dari hasil wawancara kepala ruangan mengatakan bahwa
tugas dalam struktur organisasi kepala ruangan membagi dua
ruangan tim.
Wawancara : menurut kepala ruangan bahwa perawat yang bekerja
di ruang perawatan marina telah memiliki uaraian tuga yang jelas.
Observasi : Uraian tugas ada
Masalah : Tidak ada masalah.
3. Pengaturan Jadwal Dinas
Daftar yang berisi jadwal dinas perawat yang bertugas dan
penanggung jawab dinas. Daftar dinas ruangan disusun
berdasarkan
Jadwal shif, dibuat dalam satu tahun sekali sehiingga
perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk
melakukan dinas. Pembuatan jadwal dinas perawat disusun oleh
kepala ruangan pada hari terakhir tepatnya pada minggu terakhir
untuk jadwal dinas pada bulan selanjutnya dan bekerjasama dengan
ketua tim. Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi,
sore, dan malam hari serta yang lepas dinas (libur) terutama yang
telah berdinas malam hari.
64

Wawancara : Menurut kepala ruangan jadwal dinas terdiri dari


dinas pagi, sore, malam dan yang libur (perawat yang lepas dinas)
yang di buat setiap bulan.
Observasi : Dari hasil pengamatan terdapat jadwal dinas perawat
yang terdiri tiga shif yaitu pagi, sore, dan malam.
Masalah : Tidak ada masalah pengaturan jadwal dinas.
4. Pengaturan Daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama
dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien dan
alokasi perawat saat menjalankan dinas disetiap shift. Daftar pasien
adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap
tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang
bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift
dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan
alamat agar kerahasian pasien terjaga. Daftar pasien juga dapat
menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas
asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan
pasien yang holistik.
Wawancara : Menurut kepala ruangan pengaturan daftar pasien
disesuaikan dengan tingkat ketergantungan pasien dan kemampuan
perawat pelaksana.
Observasi : Dari hasil pengamatan terdapat nama pasien yang
tercantum dalam buku laporan ruangan.
Masalah : Tidak ada masalah pengaturan daftar pasien.
5. Pengorganisasian Perawatan Pasien
Menurut kepal a ruangan bahwa metode penugasan yang
dilakukan di ruang perawatan marina menggunakan metode tim
yang terdiri dari dua tim, dimana tim sudah menentukan jumlah
pasien dan perawat pelaksana disesuaikan dengan tingkat
ketergantungan pasien serta kemampuan perawat pelaksana.
Adapun jumlah tenaga perawat saat ini lebih banyak dari
65

sebelumnya karna penggabungan antara 2 ruangan akibat adanya


pandemic dan terjadi penurunan pasien.
6. Sistem perhitungan tenaga
Sistem perhitungan tenaga dapat dilakukan berdasarkan
klasifikasi pasien berdasarkan jenis kasus, rata-rata pasien perhari,
jam perawatan diperlukan / hari / pasien, jam perawatan yang
diperlukan / ruangan / hari, jam kerja efektif 7 jam perhari.
Menurut Douglas, L.M. (1996), klasifikasi ketergantungan pasien
dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam.
Perawatan parsial memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam.
Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam.
Berdasarkan kategori tersebut didapatkan jumlah perawat
yang dibutuhkan pada pagi sore dan malam sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien.
c. Fungsi Pengarahan
1. Operan
Komunikasi dan serah terima antara sift pagi sore dan malam
dilakukan di ruang perawat dan kamar pasien. Operan dari dinas
malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin
oleh kepala ruangan serta ketua Tim masing-masing sedangkan
operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung
jawab sift sore atau kepala jaga. Tujuan operan pasien menurut
taylor (1993) adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat
membantu untuk menetapkan rencana perawatan pasien,
mengevaluasi intervensi keperawatan, memberi kesempatan pada
pasien untuk mendiskusikan tentang perawatan yang diberikan
kepadanya, serta membantu menentukan prioritas diagnosa dan
tujuan dari perawatan yang diberikan. Dalam operan diterangkan
tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat
yang telah selesai tugas. Operan ini harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas lengkap tentang
66

tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah


dilakukan atau belum dan perkembangan klien saat itu.
Wawancara : Menurut kepala ruangan bahwa sistem operan di
ruangan perawatan marina telah dilaksanakan secara
rutin.
Observasi : Operan dilakukan secara rutin setiap shift.
Masalah : Tidak ada masalah.
2. Pre dan Post Conference
Pre conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpim oleh katim dan penanggung jawab tim. Jika yang
dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka preconference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari katim atau penanggung jawab
katim.
Wawancara : Menurut kepala ruangan bahwa sistem pre dan post
conference diruang perawatan Marina telah
dilaksanakan secara rutin.
Observasi : Pre dan Post conference dilakukan secara rutin setiap
shift
Masalah : Tidak ada masalah
3. Motivasi kepada perawat
Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan pleh seorang
individu untukm memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan
manusia bervariasi, maka motivasi memiliki rentang yang sangat
luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara
memotivasi ( Marquis & Huston, 1998).
Wawancara : Menurut kepala ruangan motivasi yang diberikan
untuk perawat ialah reword berupa pujian baik antar
tim, maupun individu perawat pelaksana itu sendiri.
Masalah : Tidak ada masalah terkait motivasi
4. Supervise
67

Supervise atau pengawasan adalah proses memastikan


kegiatan dilaksanakan sesuai terhadap tujuan organisasi dengan
cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Dalam MPKP kegiatan supervise dilaksanakan secra
optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai
dengan standar mutu profesional yang telah di tetapkan. Supervise
di lakukan oleh perawat yang dimiliki kompetensi baik dalam
manajamen maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar
profesionalisme yang di terapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan
berjenjang dilakukan sebagai berikut : kepala seksi keperawatan
atau konsultan melakukan pengawsan terhadap ruangan melkukan
pengawasan terhadap ketua Tim dan Perawat Pelaksana sedangkan
Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.
Menurut kepala ruangan supervise dilakukan oleh kepala
Bidang Keperawatan/ kepala ruangan untuk melihat kinerja
perawat akan tetapi tindak kontinu.
Wawancara : Menurut Kepala Ruangan bahwa system supervise
diruang perawatan Marina telah dilaksanakan
secara rutin.
Observasi : Kegiatan supervise dilakukan secara rutin
Masalah : Tidak ada masalah
5. Ronde keperawatn
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan, yang dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana, serta melibatkan
seluruh anggota tim.
Wawancara : Menurut kepala ruangan bahwa ronde keperawatan
diruang perawatan Marina sudah berjalan sesuai
dengan kebutuhan dan masalah pasien.
68

Observasi : Ronde keperawatan berjalan sesuai dengan


kebutuhan dan masalah pasien.
Masalah : Tidak ada masalah
d. Fungsi penegendalian
1. Indikator Mutu Umum
Telah dilakukan perhitungan BOR, ALOS dan TOI selama 15 hari
pada bulan Juli tahun 2021 dan didapatkan hasil:
BOR
Bed occupancy rate adalah presentase pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu tertentu, indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Standar international BOR dianggap baik adalah 80-
90% sedangkan standar national BOR adalah 70-80%, dengan
rumus sebagai berikut:
BOR = Jumlah hari perawatan x 100 %
Jumlah TT x jumlah periode

ALOS
Average length of stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien, indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer
(yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang
ideal antara 6-9 hari.
Rumus perhitungan:
ALOS = Jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien keluar (hidup atau mati)
TOI
Turn over interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1–3 hari.
69

Rumus perhitungan:
TOI = (jumlah TT x periode)-hari perawatan RS
(Jumlah pasien keluar ( hidup + mati )

2. Audit dokumentasi keperawatan


3. Survey tingkat kepuasan pasien
Dari hasil survey kuesioner yang diberikan kepada pasien
ditemukan sebanyak 22 pasien merasakan puas dan 0 merasakan puas.
B. Analisa SWOT (Streanght, Weakness, Opportunity, Threat)
1. Streanght / kekuatan
Rs berada di lokasi yang strategis.
Ruangan perawatan marina di pimpin oleh kepala ruangan
dengan tingkat pendidikan S1 ners
Terdapat banyak tenaga medis profesional dengan disiplin ilmu
masing-masing
2. Weakness / kelemahan
Belum ada visi misi tersendiri diruang perawatan marina,
kecuali visi dan misi rumah sakit.
3. Opportunity / peluang
Adanya kebiajakan untuk melanjutkan pendidikan
Ada mahasiswa ners yang melakukan paraktek manajemen
dalam keperawatan
Ada hubungan kerjasama dengan lembanga atau institusi
lainnya.
Rumah sakit sebagai sarana pendidikan.
Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
bentuk promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif.
Adanya komunikasi yang baik antar perawat dengan pasien dan
keluarga.
Adanya program latihan kepada perawat dan rumah sakit
memberi kebijakan pelatihan bagi perawat ruangan.
Adanya aspek yang membantu pekerjaan perawat ruangan.
70

Beberapa perawat mempunyai kemampaun untuk melanjutkan


pendidikan kejejnjang lebih tinggi
Adanya kesempatan bagi perawat untuk melanjutkan
pendidikan.
4. Threat/ancaman
Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari
masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik.
Kebijakan pemerintah dalam peningkatan standar mutu
pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai