Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN

Oleh :

INSTALASI FARMASI
RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA SERANG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan disebutkan bahwa pelayanan kesehatan terdiri atas pelayanan
kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat baik secara promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan ditempat-
tempat yang memenuhi kriteria sebagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan
salah satunya adalah Rumah Sakit. Salah satu instalasi di Rumah Sakit yang ikut
bertanggungjawab terhadap pengobatan pasien adalah instalasi farmasi.
Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan
seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Instalasi farmasi harus
dipimpin oleh seorang apoteker dan dibantu beberapa apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan kompeten secara profesional. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan
kefarmasian yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan
tenaga menengah farmasi/ asisten apoteker.
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 72 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Standar pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu :
A. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang
efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya, meliputi :
1. Pemilihan
2. Perencanaan kebutuhan
3. Pengadaan
4. Penerimaan
2
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
7. Pemusnahan dan Penarikan
8. Pengendalian
9. Administrasi
B. Farmasi Klinik yaitu pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada
pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan
terjadinya efek samping obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety)
sehingga kualitas hidup pasien terjamin. Kegiatan pelayanan farmasi klinik
meliputi :
1. Pengkajian dan pelayanan resep
2. Penelusuran riwayat penggunaan obat
3. Rekonsiliasi obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5. Konseling
6. Visite
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10. Dispensing sediaan steril (sarana khusus)
11. Pemantauan kadar obat dalam darah (sarana khusus)

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA

1. Periode Tahun 1938-1942


Mengenai sejarah berdirinya RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang,
tidak banyak informasi yang dapat dikumpulkan. Satu-satunya bukti yang
dapat dicatat disini adalah prasasti yang diletakkan pada dinding poliklinik
lama yang sudah dibongkar dan di atasnya telah dibangun Gedung Utama
Poliklinik 2 lantai yang sekarang berdiri. Prasasti tersebut mencatat tentang
peletakkan batu pertama oleh Raden Ajoe Toemenggoeng Djajadiningrat (istri
Bupati ketika itu) dengan menggunakan bahasa Belanda pada tanggal 20
Agustus 1938.
Berdasarkan prasasti inilah Direktur RSU Serang mengusulkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat II Serang untuk menjadikan tanggal tersebut
sebagai tonggak Hari Jadi RSU Serang dan sekaligus menetapkan nama “RSU
SERANG“ dalam Peraturan Daerah.
Mengenai perkembangannya setelah didirikan, juga tidak banyak
informasi yang dapat dikumpulkan karena tiadanya bukti tertulis.Yang
menjadi pegawai RSU Serang ketika itupun kini sudah meninggal.
Menurut keterangan Ibu Muti’ah (lahir tahun 1918), yang pernah
bekerja sebagai juru rawat di RSU Serang, tenaga Dokter Rumah Sakit Serang
waktu itu adalah dr. Nelsen dan dr. Wabes, tapi siapa diantaranya yang
menjadi pimpinannya tidak jelas.
Pada waktu itu pelayanan di RSU Serang ada dua yaitu untuk
keperluan serdadu beserta keluarganya dan untuk pribumi biasa.

2. Periode Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945


Pada waktu pendudukan Jepang Tahun 1942-1945, tidak banyak
informasi yang dapat dikumpulkan. Dari beberapa orang yang pernah bekerja
di RSU Serang pada jaman Jepang dapatdiperoleh informasi bahwa sejak
penjajahan Jepang sampai tahun 1943 yang memimpin RSU Serang adalah dr.
R. Supangat asal Solo, Jawa Tengah.
4
Tahun 1944-1945 kepala RSU Serang adalah dr. Zainul Arifin asal
Aceh dibantu oleh dr. Go Lie Nio khusus untuk bagian Wanita serta seorang
Asisten yaitu dr. Anwar. Kegiatan RSU Serang selama pendudukan Jepang
oleh pemerintah tentara Dai Nipon Taikoku semata-mata diarahkan untuk
kepentingan Jepang sendiri dalam menghadapi perang Asia Timur Raya.

3. Periode Awal Tahun 1945


Tahun 1945-1952 RSU Serang dipimpin oleh dr.Poerwoko (almarhum)
dibantu oleh dr.Dradjat Prawiranegara. Tahun 1949 ketika Banten diduduki
Belanda (Aksi Militer ke II) wabah penyakit cacar berkecamuk di Banten dan
dr. Dradjat Prawiranegara memimpin Rumah Sakit Cacar di Kabupaten
Serang.
Ketika Tentara Republik Indonesia melaksanakan perang gerilya
melawan penjajah Belanda, patut dicatat bahwa andil RSU Serang dalam
membantu gerilyawan di hutan-hutan tidaklah sedikit, terutama mengenai
bantuan obat-obatan melalui mantri-mantri yang tersebar di wilayah Kab.
Serang, meskipun pada waktu itu obat-obatan keperluan rumah sakit dibuat
sendiri di Apotek RSU Serang sebagai akibat blokade pihak Belanda terhadap
Pemerintah Republik Indonesia di Karesidenan Banten.
Selanjutnya Pimpinan Rumah Sakit Umum Serang berturut-turut
adalah sebagai berikut :
1. dr. Kamarga (1952-1954).
2. dr. Med H.Y. Rathscheck, Ahli Bedah dan Kebidanan, asal Jerman (1954-
1959) dibantu oleh dr. Bornhoupt.
3. dr. Mathew (1958-1950) dari Swiss.
4. dr. Tan Pek Sin (1959-1965) dari RRC.
5. dr. Kimar Wiradimadja (1965-1967).
6. dr. R. H. Yachya Sumabrata (1967-1969).
7. dr. R. Peoedjo Darmohoesodo (1969-1971).
8. dr. Yubahar (1971-1973).
9. dr. Soerjanto Sindoesoebroto, Ahli Bedah (1973-1986).
10. dr. Sunarso Kartohatmodjo, Ahli Bedah (1986-1989).
5
11. dr. H. Aris Halim., MARS (1989-2001).
12. dr. H. Encep Mukardi., MARS (2001-2005).
13. dr. H. Sulchi Aziz., MM (2005-2007).
14. dr. H. Budiardjo., MARS (2007- Agustus 2009).
15. dr. H. Encep Mukardi., MARS (Agustus 2009-November 2011).
16. dr. H. Agus Gusmara A., DHSM., M.Kes (November 2011 sampai
sekarang).

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2014


tanggal 31 Desember 2014 tentang Pemberian Nama Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Serang ditetapkan nama RSUD Kabupaten Serang yaitu RSUD “Prof. Dr.
dr. Dradjat Prawiranegara” yang dalam penulisan dan penyebutannya disingkat
dengan nama “RSUD dr. Dradjat Prawiranegara”. Pemberian nama tersebut
berdasarkan kriteria kewilayahan, ketokohan, sejarah, pendidikan dan sosiologis.

6
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA

1. Visi
Menjadi rumah sakit terbaik dengan pelayanan profesional dan berkualitas di
Banten.

2. Misi
 Memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
 Meningkatkan kuantitas SDM melalui rekruitmen yang baik dan kualitas SDM
melalui pendidikan serta pelatihan berkelanjutan.
 Meningkatkan sarana dan prasarana yang berkualitas dalam rangka menunjang
pelayanan kesehatan.
 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi tanpa mengurangi standar pelayanan
kepada masyarakat.
 Meningkatkan dan menumbuhkan budaya organisasi yang kuat, berkomitmen
tinggi serta bertanggung jawab.
 Memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan kesejahteraan SDM RS.

3. Nilai
Nilai-nilai yang terkandung dalam visi dan misi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
merupakan nilai-nilai yang harus dianut dan diterapkan dalam sikap dan perilaku
seluruh jajaran pegawai rumah sakit dalam menjalankan semua kegiatan.
CARE
C = Cakap
Setiap personil baik medis maupun paramedis dan pegawai administrasi lainnya
menjaga kecakapan agar dapat menjalankan fungsi secara professional. Kegiatan
rumah sakit yang inovatif menunjukkan bahwa setiap jajaran pegawai harus
dapat memberikan kontribusi secara optimal bagi peningkatan kinerja rumah
sakit dan peka terhadap aspirasi yang disampaikan masyarakat/pasien.
A = Akuntabel
7
Rumah sakit dapat mendayagunakan seluruh sumber daya untuk mencapai
kinerja optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
R = Responsif
Sebagai instansi yang sangat tanggap pada kegawatdaruratan ataupun kondisi
yang fatal maka sikap tanggap dibudayakan melebihi sikap lainnya.
E = Efisien
Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan kepada masyarakat/pasien
dengan menggunakan sumber daya rumah sakit yang tersedia secara optimal dan
bertanggungjawab.

4. Tujuan
Untuk mewujudkan visi dan misi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara tahun 2015
telah ditetapkan tiga tujuan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai dalam
kurun waktu lima tahun sebagai berikut :
1. Menyediakan dan meningkatkan jenis dan mutu pelayanan (medik, penunjang
medik dan non medik) yang sesuai dengan perkembangan IPTEK kedokteran
dan kebutuhan masyarakat.
2. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang efektif dan efisien,
dapat menjamin pelaksanaan bisnis yang sehat dan tetap menjalankan fungsi
sosialnya.
3. Menyediakan pelayanan yang optimal untuk masyarakat dalam program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

5. Motto
RCTI (Ramah, Cepat, Tepat, Ikhlas)

8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA

Secara struktur organisasi, RSUD dr. Dradjat Prawiranegara dipimpin oleh


seorang Direktur. Direktur membawahi 2 orang Wakil Direktur, yaitu Wakil Direktur
Umum dan Keuangan serta Wakil Direktur Pelayanan.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi 2 orang Kepala Bagian
yaitu Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Umum. Di bawah Kepala Bagian
Keuangan terdapat 3 Kepala Sub Bagian yaitu Perbendaharaan, Penyusunan
Anggaran dan Penyusun Akuntansi. Adapun di bawah Kepala Bagian Umum terdapat
3 Kepala Sub Bagian yaitu Sekretariat dan Rumah Tangga, Perencanaan serta
Kepegawaian dan Diklat. Terdapat 4 Instalasi yang bertanggung jawab langsung
kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
Wakil Direktur Pelayanan membawahi 2 orang Kepala Bidang Pelayanan
yaitu Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Kepala Bidang Perawatan. Di bawah
Kepala Bidang Pelayanan ada 2 Kepala Seksi yaitu Kepala Seksi Pelayanan Medis
dan Kepala Seksi Penunjang Medis. Adapun di bawah Kepala Bidang Perawatan ada
2 orang Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi Asuhan Keperawatan dan Kepala Seksi
Etika Mutu Keperawatan. Terdapat 18 Instalasi yang bertanggung jawab langsung
kepada Wakil Direktur Pelayanan. Salah satunya adalah Instalasi Farmasi.
Struktur organisasi dan tata kelola RSUD dr. Dradjat Prawiranegara bersifat
dinamis sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya perubahan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.

9
STRUKTUR ORGANISASI RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA

Komite Medis
Komite Keperawatan
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

10
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan


seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di rumah sakit harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian,
pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien dan standar prosedur
operasional. Pengorganisasian yang dimaksud harus menggambarkan uraian tugas,
fungsi dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar
pelayanan kefarmasian yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Standar prosedur
operasional ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat berkembang dalam tiga
tingkat, yaitu :
A. Manajer tingkat puncak bertanggung jawab untuk perencanaan, penerapan dan
pemfungsian yang efektif dari sistem mutu secara menyeluruh.
B. Manajer tingkat menengah, yaitu koordinator yang bertanggung jawab untuk
mendesain dan menerapkan berbagai kegiatan berkaitan dengan mutu dalam bidang
fungsional mereka guna mencapai mutu produk dan pelayanan yang diinginkan.
C. Manajer garis depan terdiri dari personil pengawas yang langsung memantau dan
mengendalikan kegiatan dengan mutu selama berbagai tahap memproses produk dan
pelayanan.
Instalasi Farmasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara dipimpin oleh Kepala
Instalasi Farmasi (manajer tingkat puncak) dibantu Wakil Kepala Instalasi Farmasiyang
membawahi 2 koordinator (manajer tingkat menengah), yaitu :
1. Koordinator Perencanaan dan Perbekalan Farmasi, bertugas mengkoordinir kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi meliputi pemilihan, perencanaan kebutuhan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan,
pengendalian dan administrasi perbekalan farmasi.
11
2. Koordinator Farmasi Klinik, bertugas mengkoordinir pelayanan farmasi klinik baik
di rawat jalan maupun rawat inap meliputi kegiatan pengkajian dan pelayanan resep,
penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, PIO, konseling, visite,
Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO).
Persyaratan utama dan bersifat mutlak untuk menjabat sebagai Kepala Instalasi
Farmasi, Koordinator dan Penanggung Jawab adalah Apoteker. Apoteker adalah
sarjanan farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian apoteker dibantu
oleh tenaga teknis kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi
dan Analis Farmasi.
Struktur organisasi dan tata kelola Instalasi Farmasi RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara bersifat dinamis sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya
perubahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara.

12
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA

Wadir Pelayanan

Kepala Instalasi Farmasi


Tim Farmasi dan Terapi
Wakil Kepala Instalasi Farmasi

Koordinator Perencanaan dan Koordinator Farmasi Klinik


Perbekalan Farmasi

Perencanaan Farmasi PJ Depo Farmasi Rawat Jalan Farmasi Klinik Rawat Jalan
Perbekalan Farmasi PJ Depo Farmasi Rawat Inap I Farmasi Klinik Rawat Inap
PJ Depo Farmasi Rawat Inap II
PJ Depo Farmasi Bedah Sentral
PJ Depo Farmasi Gawat Darurat
PJ Depo Farmasi Paviliun

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

13
BAB VI
URAIAN JABATAN INSTALASI FARMASI
RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA

14
Bertanggung Persyaratan dan
No Nama Jabatan Jawab Kualifikasi Uraian Tugas Wewenang Hasil Kerja
Kepada
1. Kepala Instalasi Wadir  Apoteker.  Membuat rencana kerja tahunan  Mengatur rotasi dan  Rencana kerja
Farmasi Pelayanan  Pengalaman sesuai dengan kebijakan Rumah penempatan SDM tahunan.
Definisi : Seorang bekerja di Sakit. Instalasi Farmasi.  Standar Prosedur
apoteker yang di Instalasi Farmasi  Membuat rencana kebutuhan  Memberikan Operasional
beri tanggung RSUD dr. sarana dan prasarana di Instalasi penilaian terhadap pelayanan farmasi.
jawab dan Dradjat Farmasi. kinerja SDM  Uraian tugas SDM.
wewenang dalam Prawiranegara  Merencanakan dan Instalasi Farmasi.  Jadwal dinas dan
mengawasi dan minimal 5 tahun. mengusulkan kebutuhan SDM  Mengusulkan daftar cuti.
mengkoordinir  Memiliki STRA, Instalasi Farmasi. promosi dan  Laporan supervisi
seluruh kegiatan SIPA dan  Memantau dan mensupervisi pengembangan kegiatan pelayanan
pelayanan farmasi Sertifikat seluruh kegiatan pelayanan SDM Instalasi kefarmasian.
di Rumah Sakit. Kompetensi. kefarmasian di Rumah Sakit. Farmasi  Laporan bulanan
 Sehat jasmani  Mengadakan koordinasi &  Melaporkan kepada kepada wadir
dan rohani. evaluasi setiap bulan bersama atasan langsung dan pelayanan (laporan
 Berjiwa wakil kepala instalasi, bagian kepegawaian pendapatan dan
pemimpin, koordinator dan penanggung apabila ada laporan penggunaan
amanah, disiplin, jawab di Instalasi Farmasi. pelanggaran tata obat).
tertib yang
15
jujur,  Membuat laporan kegiatan dilakukan SDM  Laporan bulanan
bertanggung pelayanan kefarmasian setiap Instalasi Farmasi. Narkotika dan
jawab, bulan kepada Wadir Pelayanan.  Menyetujui Psikotropika.
komunikatif dan  Berkoordinasi dengan bagian permohonan cuti  Laporan bulanan
memiliki lain di dalam maupun di luar SDM Instalasi lembur karyawan.
loyalitas. lingkungan rumah sakit untuk Farmasi.
kelancaran kegiatan di Instalasi  Membuat rencana
Farmasi. pengembangan jenis
 Bersama dengan wakil kepala pelayanan farmasi.
instalasi, koordinator dan
penanggung jawab membuat,
memantau, mengevaluasi dan
meninjau ulang Standar
Prosedur Operasional (SPO)
pelayanan farmasi.
2. Wakil Kepala Kepala  Apoteker.  Melaksanakan bimbingan dan  Mengatur jadwal  Laporan kegiatan
Instalasi Farmasi Instalasi  Pengalaman pengawasan tenaga kefarmasian orientasi tenaga orientasi tenaga
Farmasi bekerja di dan peserta didik sesuai dengan farmasi. farmasi.
Instalasi Farmasi perkembangan IPTEK dan  Mengatur jadwal  Laporan kegiatan
RSUD dr. kefarmasian. kegiatan mahasiswa mahasiswa praktek.

16
Dradjat  Berperan serta dalam kegiatan praktek.  Laporan tahunan
Prawiranegara penelitian bidang kefarmasian.  Memberikan persediaan
minimal 5 tahun.  Bersama Kepala Instalasi masukan rotasi dan perbekalan farmasi.
 Memiliki STRA, menyusun perkembangan penempatan SDM
SIPA dan program pendidikan mengenai di Instalasi Farmasi
Sertifikat kefarmasian di Instalasi kepada Kepala
Kompetensi. Farmasi. Instalasi.
 Sehat jasmani  Menciptakan kerjasama serta  Melakukan evaluasi
dan rohani. koordinasi yang harmonis antara hasil bimbingan
 Berjiwa sesama tenaga farmasi dan tim mahasiswa praktek.
pemimpin, kesehatan lainnya.
disiplin, jujur,  Mengikuti pertemuan ilmiah
bertanggung baik dalam bidang kesehatan
jawab, maupun bidang kefarmasian.
komunikatif dan  Melaksanakan orientasi pada
memiliki tenaga farmasi baru/mahasiswa
loyalitas. yang baru praktek.
 Mengkoordinir seluruh kegiatan
pelayanan farmasi meliputi
kegiatan distribusi di depo

17
farmasi rawat jalan, rawat inap,
bedah sentral dan gawat darurat
berupa pelayanan permintaan
perbekalan farmasi ke pasien
berdasarkan permintaan dokter
termasuk pengendalian dan
administrasinya
 Merekapitulasi,
mendistribusikan dan
menginventarisasi barang medis
rumah sakit.
 Melaksanakan tugas-tugas
lainnya yang diberikan atasan.
3. Koordinator Kepala  Apoteker.  Menyusun perencanaan  Memberikan  Laporan bulanan
Perencanaan dan Instalasi  Pengalaman perbekalan farmasi tahunan, masukan ketersediaan obat
Perbekalan Farmasi bekerja di bulanan dan mingguan sesuai perencanaan esensial.
Farmasi Instalasi dengan anggaran berdasarkan kebutuhan  Laporan tahunan
Farmasi RSUD prinsip efisien dan efektif. perbekalan farmasi persediaan
dr. Dradjat  Merencanakan sarana dan kepada atasan perbekalan farmasi.
Prawiranegara prasarana yang dibutuhkan langsung.
minimal 5 untuk berlangsungnya kegiatan  Menyeleksi obat
18
tahun. perencanaan perbekalan dan alat/bahan habis
 Memiliki farmasi. pakai serta
STRA, SIPA  Melakukan koordinasi dengan membuat
dan Sertifikat bagian lain guna kelancaran spesifikasi obat dan
Kompetensi. pelaksanaan kegiatan alat/bahan habis
 Sehat jasmani perencananan. pakai yang dipakai
dan rohani.  Membuat laporan dan evaluasi oleh medis,
 Berjiwa kegiatan perencanaan per bulan paramedis dan unit
pemimpin, kepada Kepala Instalasi yang ada di
disiplin, jujur, Farmasi. lingkungan rumah
bertanggung  Bersama dengan Bendahara sakit.
jawab, Logistik Medis membuat  Memberikan
komunikatif laporan tahunan persediaan masukan terkait
dan memiliki perbekalan farmasi. penerimaan,
loyalitas.  Melaksanakan tugas-tugas penyimpanan serta
lainnya yang diberikan atasan. pemusnahan dan
penarikan
perbekalan farmasi
kepada atasan
langsung.
4. Koordinator Kepala  Apoteker.  Mengkoordinir pelaksanaan  Membuat jadwal  Laporan bulanan
19
Farmasi Klinik Instalasi  Pengalaman kegiatan farmasi klinik. kegiatan farmasi kegiatan farmasi
Farmasi bekerja di  Merencanakan sarana dan klinik. klinik (PIO,
Instalasi prasarana yang dibutuhkan  Mengajukan usulan konseling dan
Farmasi RSUD untuk berlangsungnya kegiatan pembagian visite).
dr. Dradjat farmasi klinik. apoteker ruangan
Prawiranegara  Berkoordinasi dengan seluruh untuk pelaksanaan
minimal 5 bagian terkait guna kelancaran kegiatan farmasi
tahun. pelaksanaan kegiatan farmasi klinik ruangan.
 Memiliki klinik.  Membuat usulan
STRA, SIPA  Membuat laporan kegiatan sarana dan
dan Sertifikat Farmasi Klinik per bulan untuk prasarana yang
Kompetensi. dilaporkan kepada Kepala dibutuhkan untuk
 Sehat jasmani Instalasi Farmasi. berlangsungnya
dan rohani.  Melaksanakan tugas-tugas kegiatan farmasi
 Berjiwa lainnya yang diberikan atasan. klinik.
pemimpin,
disiplin, jujur,
bertanggung
jawab,
komunikatif
dan memiliki
20
loyalitas.
6. Penanggung Jawab Wakil Kepala  Apoteker.  Mengontrol dan mengawasi  Mengatur jadwal  Laporan tahunan
Depo Farmasi Instalasi  Pengalaman seluruh tahap pelayanan obat kerja dan cuti perbekalan
Farmasi bekerja di pasien pada unitnya masing- tahunan pada depo farmasi.
Instalasi Farmasi masing. yang terkait.  Jadwal shift
RSUD dr.  Mengelola persediaan obat dan  Memberikan bulanan.
Dradjat alat/bahan habis pakai di masukan tentang  Laporan lembur
Prawiranegara unitnya. kinerja SDM SDM di unitnya
minimal 2 tahun.  Melaksanakan stok opname kepada atasan masing-masing.
 Memiliki STRA, setiap akhir bulan. langsung.
SIPA dan  Membuat pembagian tugas,  Mengelola
Sertifikat uraian tugas dan jadwal kerja perbekalan farmasi
Kompetensi. harian staf di unitnya. di deponya sesuai
 Sehat jasmani  Membuat laporan absensi staf ketentuan yang
dan rohani. di unitnya. berlaku.
 Berjiwa  Bertanggung jawab atas
pemimpin, ketertiban dan kebersihan di
disiplin, jujur, lingkungan kerjanya.
bertanggung  Berkoordinasi dengan
jawab, Koordinator Farmasi Klinik

21
komunikatif dan dalam pelaksanaan kegiatan
memiliki Farmasi Klinik.
loyalitas.  Melaksanakan tugas-tugas
lainnya yang diberikan atasan.

22
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

1. Skema Hubungan Kerja

DIREKTUR

WADIR KOMITE-
PELAYANAN KOMITE

TIM FARMASI
PASIEN TERAPI

INSTALASI INSTALASI
REKANAN FARMASI LAIN

LAIN-LAIN
DEPKES KEUANGAN
DINKES,
BPOM
INSPEKTORAT PENGADAAN :
PPK
PPTK
PPHP
UPBJ

Keterangan :
Pihak Internal
Pihak Eksternal

23
2. Penjelasan Hubungan Kerja
Instalasi Farmasi langsung dibawahi oleh Wakil Direktur Pelayanan. Hubungan tata
kerja di Instalasi Farmasi bersifat garis komunikasi, koordinasi dan informasi dalam
pelaksanaan kegiatan. Dilakukan melalui pertemuan dan atau surat dinas.

Hubungan Internal :
1. Instalasi :
i. Merencanakan dan mendistribusikan kebutuhan perbekalan farmasi seluruh
instalasi terkait seperti Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Jalan
(IRJ), Instalasi Rawat Inap (IRI), Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi
Hemodialisa, Instalasi CSSD dan Instalasi Rehabilitasi Medik.
ii. Melakukan koordinasi dalam pelayanan obat untuk pasien baik di rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat, bedah sentral maupun di hemodialisa.
iii. Melakukan koordinasi dengan Instalasi SIM dalam hal sistem informasi
manajemen menyangkut pengelolaan perbekalan farmasi dan pelaporan.
iv. Melakukan koordinasi dengan Instalasi K3RS dalam hal menyangkut
keamanan dan keselamatan kerja.
v. Melakukan koordinasi dengan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
(IPSRS) dalam hal pemeliharaan sarana prasarana yang mendukung
berlangsungnya kegiatan pelayanan farmasi di rumah sakit.
vi. Melakukan koordinasi dengan Instalasi Kemitraan dalam hal kerjasama
pelayanan dengan pihak ketiga.
vii. Melakukan koordinasi dengan Instalasi Rekam Medik dalam hal pemenuhan
kelengkapan dokumen atau berkas rekam medik.
2. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) :
Melakukan koordinasi dengan PFT mencakup seluruh kegiatan kefarmasian meliputi
kebijakan, pedoman, panduan dan standar prosedur operasional terkait pelayanan
kefarmasian termasuk penyusunan formularium.
3. Keuangan

24
Melakukan koordinasi dengan bagian keuangan dalam hal pembayaran pembelian
perbekalan farmasi dan pelaporan rutin tahunan stok perbekalan farmasi.
4. Komite-komite
a. Komite Medis : melakukan koordinasi dalam hal pelayanan obat untuk pasien dan
penyusunan kebijakan terkait pelayanan kefarmasian.
b. Komite Keperawatan : melakukan koordinasi dalam hal pemberian obat ke pasien
dan penyusunan kebijakan terkait pelayanan kefarmasian.
c. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien : melakukan koordinasi dalam pelaksanaan
kegiatan pengendalian mutu terkait obat dan keselamatan pasien.
d. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba : melakukan koordinasi terkait
kebijakan penggunaan antimikroba.
5. Pengadaan
Melakukan koordinasi dengan PPK, PPTK, PPHP dan UPBJ dalam hal pengadaan
perbekalan farmasi.

Hubungan Eksternal :
1. Instalasi Farmasi memenuhi kebutuhan pasien dalam pelayanan kebutuhan perbekalan
farmasi guna menunjang terapi dan mendukung terwujudnya patient safety.
2. Instalasi Farmasi berhungan dengan rekanan dalam hal penyediaan perbekalan
farmasi, namun untuk kegiatan pengadaan tetap dilaksanakan oleh Unit Pengadaan
Barang dan Jasa.
3. Instalasi Farmasi berkewajiban memberikan pelaporan kepada instansi luar seperti
Inspektorat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Departemen Kesehatan/Kementerian
Kesehatan dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

25
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan tenaga farmasi yang handal, perlu kiranya melakukan
kegiatan menyediakan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah
mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat
dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Perencanaan
bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai
sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.

1. Pola Ketenagaan Instalasi Farmasi


Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Farmasi
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara adalah sebagai berikut :
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

No Nama Jabatan Persyaratan & Kualifikasi

1. Kepala Instalasi Farmasi a. Apoteker.


b. Pengalaman bekerja di Instalasi Farmasi RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara minimal 5 tahun.
c. Memiliki STRA, SIPA dan Sertifikat Kompetensi.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Berjiwa pemimpin, disiplin, jujur, bertanggung jawab,
komunikatif dan memiliki loyalitas.
2. Wakil Kepala Instalasi Farmasi a. Apoteker.
b. Pengalaman bekerja di Instalasi Farmasi RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara minimal 5 tahun.

26
c. Memiliki STRA, SIPA dan Sertifikat Kompetensi.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Berjiwa pemimpin, disiplin, jujur, bertanggung jawab,
komunikatif dan memiliki loyalitas.
3. Koordinator a. Apoteker.
b. Pengalaman bekerja di Instalasi Farmasi RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara minimal 5 tahun.
c. Memiliki STRA, SIPA dan Sertifikat Kompetensi.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Berjiwa pemimpin, disiplin, jujur, bertanggung jawab,
komunikatif dan memiliki loyalitas.
4. Penanggungjawab Depo a. Apoteker.
Farmasi b. Pengalaman bekerja di Instalasi Farmasi RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara minimal 2 tahun.
c. Memiliki STRA, SIPA dan Sertifikat Kompetensi.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Berjiwa pemimpin, disiplin, jujur, bertanggung jawab,
komunikatif dan memiliki loyalitas.
5. Apoteker Pelaksana a. Apoteker.
b. Memiliki STRA, SIPA dan Sertifikat Kompetensi.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Berjiwa pemimpin, disiplin, jujur, bertanggung jawab,
komunikatif dan memiliki loyalitas.
6. Tenaga Teknis a. SMF/D3 Farmasi/S1 Farmasi.
Kefarmasian/TTK b. Memiliki STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga
Teknis Kefarmasian).
c. Memiliki SITTK (Surat Ijin Tenaga Teknis Kefarmasian)
d. Memiliki kemampuan dalam teknis kefarmasian dan
administrasi perbekalan farmasi.
e. Teliti dan cekatan.
f. Sehat jasmani dan rohani.
g. Disiplin, jujur, bertanggung jawab, komunikatif dan

27
memiliki loyalitas.
7. Pelaksanaan Pekerjaan a. D3 Farmasi/S1 Umum/SMA.
Penunjang/PPP (Juru Racik, b. Memiliki kepribadian baik dan dapat berkomunikasi
Administrasi) dengan baik.
c. Teliti dan cekatan.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Disiplin, jujur, bertanggung jawab, komunikatif dan
memiliki loyalitas.

B. Distribusi Ketenagaan
Pagi Siang Malam
Bagian
Apoteker TTK PPP Apoteker TTK PPP Apoteker TTK PPP
Depo 1 2 10 10 - - - - - -
Depo 2 5 8 1 - 2 - - - -
Depo 3 1 1 1 - 1 - - 1 -
Depo 4 1 1 1 - 1 1 - 1 1
Depo 5 1 3 1 - - - - - -
Depo 7 3 7 1 - 2 - - - -
Gudang 1 3 6 - - - - - -
Perencanaan 1 - 2 - - - - - -
Ka IFRS 1 - - - - - - - -

2. Kualifikasi Penarikan dan Seleksi Calon Karyawan


A. Penarikan Calon Karyawan
Penarikan calon karyawan oleh rumah sakit adalah aktivitas atau usaha yang
dilakukan untuk mengundang para pelamar sebanyak mungkin sehingga Instalasi
Farmasi memiliki kesempatan yang luas untuk menemukan calon yang paling
sesuai dengan tuntutan jabatan yang diinginkan.
Penarikan calon karyawan dilakukan berdasarkan analisa kebutuhan tenaga,
data jumlah pasien dan kegiatan pelayanan kefarmasian yang dijalankan.
28
Dilihat dari sumbernya, penarikan calon karyawan dapat dibagi dua, yaitu :
1.1. Dari dalam RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
Yaitu menarik calon karyawan dari dalam rumah sakit sendiri. Sistem ini
memiliki keuntungan lebih yaitu calon karyawan sudah mengenal alur kerja
dan lingkungan rumah sakit. Calon karyawan nantinya masuk ke Instalasi
Farmasi melalui mutasi atau promosi. Sistem rekruitmen ini khusus untuk
tenaga administrasi di Instalasi Farmasi.
1.2. Dari luar RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
Proses penarikan calon karyawan dari luar RS ini dapat dilakukan dengan
cara :
1. Iklan media cetak
2. Institusi pendidikan
3. Pengumuman internal

B. Seleksi Calon Karyawan


Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar sehingga Instalasi Farmasi dapat
memperoleh karyawan yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang
diinginkan. Proses seleksi yang dilakukan oleh rumah sakit dengan melibatkan
Instalasi Farmasi ini menyangkut pengetahuan dan kemampuan dalam
menjalankan fungsi dan tugas kefarmasian. Kompetensi yang harus dimiliki
adalah :
1. Pengetahuan tentang manajemen farmasi meliputi pengelolaan perbekalan
kefarmasian.
2. Pengetahuan tentang pelayanan farmasi termasuk pelayanan resep dan
informasi obat.
3. Khusus Apoteker juga harus menguasai pelayanan farmasi klinik.
Bentuk tes yang dilakukan terdiri dari :
a. Tes Tertulis diberikan dalam bentuk esai dengan materi soal sesuai dengan
kompetensi yang harus dimiliki sebagai tenaga kefarmasian.

29
b. Tes Keterampilan dalam bentuk pelayanan resep, meliputi :
 Dapat membaca resep dan analisa resep.
 Dapat mempersiapkan obat sesuai dengan resep.
 Dapat memberikan informasi obat.
c. Tes Psikologi (dari psikolog).
d. Tes Wawancara (oleh manajemen).

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara, diperlukan pembinaan/pengembangan kompetensi tenaga farmasi.
Pembinaan dan pengembangan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah:
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaksanaan pekerjaan kefarmasian.
 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.
 Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan farmasi.

Pendidikan
Tenaga Teknis Kefarmasian di Instalasi Farmasi dengan pendidikann SMF diberi
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke D3 Farmasi. Bagi yang sudah memiliki
pendidikan D3 Farmasi diberi kesempatan melanjutkan pendidikan S1 Farmasi dan
Apoteker. Untuk Apoteker diberi kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.
Dengan persyaratan utama yaitu masa kerja di Instalasi Farmasi RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara minimal 3 tahun dan memiliki kinerja yang baik. Sistem pendidikan
berkelanjutan ini juga dijalankan secara bergiliran agar pelayanan tidak terganggu.

Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatakan kompetensi Apoteker dan Asisten Apoteker di
Instalasi Farmasi dilaksanakan melalui:

30
 Internal (Inhouse) Training yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh
Instalasi Farmasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara bekerja sama dengan bagian
kepegawaian dengan melibatkan pembicara/nara sumber dari dalam rumah sakit
atau mendatangkan dari luar rumah sakit.
 External Training yaitu program pelatihan di luar rumah sakit yang diikuti sesuai
dengan kebutuhan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
khususnya mutu pelayanan Instalasi Farmasi.

31
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Setiap pegawai baru setelah mengikuti program orientasi pegawai yang


diselenggarakan oleh Rumah Sakit, wajib mengikuti orientasi yang diselenggarakan oleh
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Masa orientasi berlangsung selama 50 (lima puluh)
hari kerja untuk Apoteker dan 25 (dua puluh lima) hari kerja untuk non Apoteker. Setelah
menjalani masa orientasi, karyawan baru akan ditempatkan sesuai kebutuhan.
Kegiatan orientasi :
No Materi Waktu Metode Penanggung
Jawab
1. Pengarahan umum dari 120 menit Ceramah Kepala IFRS
Kepala IFRS, meliputi :
a. Penanaman pola pikir
mendasar dalam bekerja
yang tulus, ikhlas dan
penuh tanggung jawab
di IFRS.
b. Visi, Misi, Falsafah dan
tujuan IFRS.
c. Struktur organisasi RS
dan IFRS.
d. Tugas pokok dan fungsi
IFRS.
e. Uraian tugas pokok dan
fungsi IFRS.
f. Gambaran umum
kegiatan pelayanan
kefarmasian yang

32
dilaksanakan di IFRS.
g. Pengenalan Instalasi
Farmasi rawat jalan,
rawat inap, IGD, bedah
sentral (OK), gudang
farmasi dan farmasi
klinik.
2. Pengenalan kegiatan seleksi 120 menit Ceramah Koordinator
dan perencanaan. Perencanaan
dan Perbekalan
Farmasi
3. Pengenalan kegiatan 120 menit Ceramah Koordinator
pengadaan di UPBJ. Pelayanan
3. Pengenalan kegiatan Apt : 6 hari kerja Praktek dengan Wakil Kepala
penerimaan, penyimpanan TTK : 3 hari kerja supervisi IFRS
dan pendistribusian di
gudang farmasi.
4. Pengenalan jenis dan Praktek dengan Penanggung
sistem pelayanan supervisi Jawab Depo
kefarmasian, meliputi : Farmasi
a. Pelayanan farmasi Apt : 12 hari kerja
rawat jalan. TTK : 6 hari kerja
b. Pelayanan farmasi Apt : 20 hari kerja
rawat inap. TTK : 10 hari kerja
c. Pelayanan farmasi Apt : 3 hari kerja
gawat darurat. TTK : 3 hari kerja
d. Pelayanan farmasi Apt : 3 hari kerja
bedah sentral. TTK : 3 hari kerja
5. Pengenalan kegiatan 6 hari kerja Praktek dengan Koordinator

33
farmasi klinik (khusus supervisi Farmasi Klinik
Apoteker).

34
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

a. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu.

b. Tujuan
Umum :
 Membantu terselenggaranya pelayanan farmasi yang profesional di RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara Serang.
Khusus :
 Menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di Instalasi
Farmasi.
 Mencari jalan keluar untuk permasalahan yang terkait dengan pelayanan
farmasi.
 Mensosialisasikan kebijakan, pedoman, peraturan dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang terkait dengan pelayanan farmasi.

c. Kegiatan Rapat
Dilakukan oleh Instalasi Farmasi dipimpin Kepala Instalasi Farmasi dengan peserta
seluruh Koordinator, Penanggung Jawab dan atau seluruh karyawan Instalasi Famasi.
Rapat ada 3 macam, yaitu :
Macam Waktu Tempat Peserta Materi
Rapat
Rapat a. Bulanan : Instalasi Kepala IFRS,  Evaluasi kinerja, pelayanan dan
rutin Selasa Farmasi Wakil Kepala SDM.
minggu IFRS,  Perencanaan dan upaya

35
kedua Koordinator, peningkatan.
Penanggung  Sosialisasi kebijakan, pedoman,
Jawab. peraturan dan SPO.

b. Dua Instalasi Seluruh sivitas  Laporan kegiatan dari tiap unit.


mingguan Farmasi farmasi  Sosialisasi kebijakan,
: Senin dipimpin pedoman, peraturan dan SPO.
minggu Kepala IFRS.
kedua dan
ketiga

Rapat Sewaktu- Instalasi Kepala Sesuai permasalahan.


Insidentil waktu bila Farmasi Instalasi dan
ada masalah semua bagian
atau hal terkait yang
yang harus bertugas saat
dibahas dan itu.
diselesaikan
segera.
Briefing Tiap pagi Instalasi Penanggung  Laporan kegiatan harian.
harian habis apel Farmasi Jawab Depo  Sosialisasi kebijakan, pedoman,
hari Selasa dan anggotanya peraturan dan SPO.
sd Kamis

36
BAB XI
PELAPORAN

Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk
kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan farmasi.

Jenis Laporan
A. Laporan Bulanan
1. Laporan Pengeluaran Obat dan Bahan Habis Pakai (dalam bentuk nilai rupiah per
jenis cara bayar pasien).
2. Laporan Jumlah Lembar Resep.
3. Laporan Jumlah R/ (item obat yang diresepkan).
4. Laporan RL3 tentang Pengadaan Obat serta Penulisan dan Pelayanan Resep
(Generik dan Non Generik).
5. Laporan Farmasi Klinik (kegiatan PIO, Konseling dan Visite Tim/Mandiri).
6. Laporan Rekapitulasi Jam Lembur.
7. Laporan Narkotika dan Psikotropika (ekstern ke Kementerian Kesehatan).
8. Laporan kegiatan farmasi klinik
B. Laporan Tahunan
1. Laporan Persediaan Perbekalan Farmasi.

37
BAB XII
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi ini disusun sebagai acuan dalam


menentukan kebijakan dan pengelolaan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arah
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian sehingga dapat memberikan
kontribusi dalam pencapaian visi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang yaitu
menjadi rumah sakit terbaik dengan pelayanan profesional dan berkualitas di Banten.

38

Anda mungkin juga menyukai