Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA AN. N DENGAN DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners

Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
NAMA : PELANGI RISMADANTI
NIM : 72020040383
RUANG : SAAD BIN ABI WAQQASH RSI SUNAN KUDUS

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN DHF

A. PENGERTIAN
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Nursalam, dkk. 2011). Dengue haemorhagic
fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala
utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF
sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayat, 2012).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan
oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty. Dari beberapa pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai ruam atau tanpa ruam. (Suriadi. 2011)

B. ETIOLOGI
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn Virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes aegypti
berbentuk batang, stabil pada suhu 370 C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam
berdarah menurut (Nursalam ,2011) adalah :
1. Badan kecil,warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah seperti
bak mandi, tempayan vas bunga.
C. MANIFESTASIKLINIS
Menurut Nursalam 2011 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain :
1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
6. Sakit kepala.
7. Pembengkakan sekitar mata.
8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

D. PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia.
Hal tersebut menyebabkan pengaktifan komplemen sehingga terjadi komplek imun
Antibodi–virus pengaktifan tersebut akan membetuk dan melepaskan zat (3a, C5a,
bradikinin, serotinin, trombin, Histamin), yang akan merangsang PGE2 di Hipotalamus
sehingga terjadi termo regulasi instabil yaitu hipertermia yang akan meningkatkan
reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan
peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran
palsma. Adanya komplek imun antibodi–virus juga menimbulkan Agregasi trombosit
sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, coagulopati. Ketiga hal
tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi shock dan jika
shock tidak teratasi terjadi Hipoksia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik.
Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi
perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun jika tidak teratasi
maka akan terjadi hipoksia jaringan .
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat
hidup dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama
dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh
manusia.sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen sehingga
dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler
sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular ke ekstravaskular, (2)
agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan
fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari
sumsum tulang dan (3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau
mengaktivasi faktor pembekuan.Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan (1)
peningkatan permiabilitas kapiler; (2) kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh
vaskulopati; trombositopenia; dan kuagulopati (Nursalam, 2011). Klasifikasi
Berdasarkan standar WHO , DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai berikut:
1. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II :
Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di kulitdan atau perdarahan
lain.
3. Derajat III :
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah, tekanan
darah menurun disertai kulit dingin, lembab dan gelisah.
4. Derajat IV :
Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.
E. PATHWAY

Arbovirus (Aedes aegypti)

Beredar di aliran darah

Infeksi virus (viremia)

Mengaktivasi sistem komplemen

Membentuk dan melepaskan C3a dan C5a

Hypothalamus Hipertermi

Domain 11. Kelas 6

Reabsorbsi Na+ +H2O

Permeabilitas kapiler

Terjadi renjatan dan hipotensi Trombositopenia

Kebocoran plasma trombosit dalam darah

Ke ekstravaskuler Perdarahan Gangguan volume cairan.

Abdomen: asites Hb dalam darah Domain 2. Kelas 5

Mual,muntah,anoreksia suplai O2

Perubahan nutrisi kurang dari Gangguan Perfusi Jaringan


(Nursalam, 2011).
Kebutuhan tubuh
Domain 4. Kelas 4
Domain 2. Kelas 1
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih),
trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2. Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).
3. Rontgen thoraks : effusi pleura

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. DHF tanpa rejatan
Pada pasien dengan demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan
pasien dehidrasi dan haus, beri pasien minum 1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam.
Dapat diberikan teh manis, sirup, susu dan bila mau lebih baik diberikan oralit.
Apabila hiperpireksia diberikan obat anti piretik dan kompres air biasa.Jika
terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan lainnya. Luminal diberikan
dengan dosis anak umur kurang dari 1 tahun 50 mg/ IM , anak lebih dari 1
tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti luminal diberikan lagi
dengan dosis 3mg / kg BB. Anak diatas satu tahun diberikan 50 mg dan
dibawah satu tahun diberikan 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi
fungsi vital. Infus diberikan pada pasien tanpa ranjatan apabila pasien terus
menerus muntah , tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam
terjadinya dehidrasi dan hematocrit yang cenderung meningkat.
b. Pasien yang mengalami rajatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai
pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan
biasanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon maka
dapat diberikan plasma atau plasma akspander, banyaknya 20 sampai 30 ml/kg
BB. Pada pasien rajatan berat pemberian infus diguyur dengan cara membuka
klem infus tetapi biasanya vena-vena telah kolaps sehingga kecepatan tetesan
tidak mencapai yang diharapkan, maka untuk mengatasinya dimasukkan cairan
secara paksa dengan spuit dimasukkan cairan sebanyak 200 ml, lalu diguyur.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah.
Jenis minuman yang diajurkan adalah jus buah, the manis, sirup, susu, serta larutan
oralit. Apabila cairan oralit tidak dapat dipertahankan maka cairan IV perlu
diberikan. Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan
kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan dextrose 5% di dalam 1/3 larutan NaCl
0,9%. Bila terdapat asidosis dianjurkan pemberian NaCl 0,9 % +dextrose ¾ bagian
natrium bikarbonat.
Kebutuhan cairan diberikan 200 ml/kg BB , diberikan secepat mungkin dalam
waktu 1-2 jam dan pada jam berikutnya harus sesuai dengan tanda vital, jadar
hematocrit, dan jumlah volume urine. Untuk menurunkan suhu tubuh menjadi
kurang dari 39°C perlu diberikan anti piretik seperti paracetamol dengan dosis 10-
15 mg/kg BB/hari. Apabila pasien tampak gelisah, dapat diberkan sedative untuk
menenangkan pasien seperti kloral hidrat yang diberikan peroral/ perektal dengan
dosis 12,5-50 mg/kg BB (tidak melebihi 1 gram) . Pemberian antibiotic yang
berguna dalam mencegah infeksi seperti Kalmoxcilin, Ampisilin, sesuai dengan
dosis yang ditemukan.
Terapi O2 2 liter /menit harus diberikan pada semua pasien syok.Tranfusi darah
dapat diberikan pada penderita yang mempunyai keadaan perdarahan nyata,
dimaksudkan untuk menaikkan konsentrasi sel darah merah.Hal yang diperlukan
yaitu memantau tanda-tanda vital yang harus dicatat selama 15 sampai 30 menit
atau lebih sering dan disertai pencatatan jumlah dan frekuensi diuresis. Adapun
komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever menurut (Hidayat Alimul ,
2012) diantaranya:
1. Ensepalopati
Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan dan
kemungkinan dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh darah ke otak.
2. Syok (renjatan)
Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat terjadi syok
hipovolemik.
3. Efusi Pleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda
pasien akan mengalami distress pernafasan.
4. Perdarahan intravaskuler menyeluruh.
1. PENGKAJIAN ((Pola Fungsional Kesehatan)
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien
dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan
pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :
1. Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai
sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
3. Kaji riwayat keperawatan.
4. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah,
tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok
(denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama
pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).
No
Pola Fungsional Virginia Handerson
.
A.
1. Pola Pernafasan
Umumnya terjadi peningkatan respirasi apabila suhu tubuh naik.
2. Kebutuhan Nutrisi
Pasien dengan DHF akan sering merasa haus saat mengalami kenaikan suhu.
3. Kebutuhan Eliminasi
Pada umumnya pasien dengan DHF BAB 1x/hari dan BAK 6x/hari
4. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Tidur selama kurang lebih 8-10 jam/hari.
5. Kebutuhan Rasa aman dan Nyaman
Pasien akan merasa nyaman apabila dalam lingkungan yang bersih dan
nyaman.
6. Kebutuhan Berpakaian
Menggunakan pakaian tipis saat mengalami kenaikan suhu. Mengganti baju
setiap habis mandi/ secukupnya.
7. Kebutuhan Mempertahankan Suhu Tubuh Dan Sirkulasi
Apabila pasien mnegalami kenaikan suhu, keluarga pasien akan melakukan
kompres hangat.
8. Kebutuhan Personal Hygine
Mandi dengan sibin 2x/hari karena terpasang infus.
9. Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
Kebutuhan gerak pasien terganggu karena kelemahan.
10. Kebutuhan Berkomunikasi Dengan Orang Lain
Mengalami kelemahan dalam mengekspresikan keinginan.
11. Kebutuhan Spiritual
Mengalami gangguan melakukan ibadah.
12. Kebutuhan Bekerja
Belum terkaji
13. Kebutuhan Bermain dan Berekeasi
Mengalami gangguan dalam melakukan kebutuhan berekreasi dan bermain.
14. Kebutuhan Belajar
Melakukan gangguan dalam melakukan aktifitas pembelajaran.

Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah
dan demam. (Domain 2. Nutrisi. Kelas 5. Hidrasi. Kode : 00027)
2) Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue.
(Domain 11. Keamanan/Perlindungan. Kelas 6. Termoregulasi. Kode : 3740)
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
(Domain 2. Nutrisi. Kelas 1. Makan. Kode : 00002)
4) Gangguan perfusi jaringan perifer b.d perdarahan. (Domain 4. Aktivitas/Istirahat.
Kelas 4. Respons Kardiovaskuler/Pulmonal. Kode: 00201)
B. Intervensi Keperawatan
No Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tanda-tanda vital 1) mengetahui atau memantau keadaan umum
keperawatan selama 3x24 jam 2) Monitor tanda-tanda meningkatnya klien
diharapkan gangguan volume kekurangan cairan 2) untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan
cairan tubuh dapat teratasi 3) Observasi dan catat intake dan output intervensi lanjut
dengan KH : cairan 3) untuk mengetahui keseimbangan cairan dan
 volume cairan perlahan-lahan 4) Berikan hidrasi yanga adekuat sesuai elektrolit atau balance cairan
teratasi dengan kebutuhan tubuh 4) memenuhi kebutuhan cairan klien
 tidak muntah – muntah lagi 5) Memonitor nilai laboratorium : 5) memantau keseimbangan cairan dalam darah
 Mukosa bibir kembali normal elektrolit darah, BJ urine, dan serum 6) mengontrol penambahan berat badan karena
albumin pemberian cairan yang berlebihan
6) Monitor dan catat berat badan 7) memulihkan dan membantu peredaran darah
7) Monitor tanda syok hipovolemik dalam tubuh supaya lancar sehingga
8) Kolaborasi dengan tim medis mengurangi syok yang terjadi
pemberian terapi parenteral/ infus 8) membantu proses perbaikan tubuh
2 Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji saat timbulnya demam 1) mengidentifikasi pola demam pasien
keperawatan selama 3x24 jam 2) Observasi tanda-tanda vital 2) Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
diharapkan Hipertemia dapat 3) Anjurkan klien untuk banyak minum mengetahuikeadaan umum klien
teratasi dengan KH : ± 2,5 liter/24 jam 3) Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
 Suhu tubuh dalam batas 4) Anjurkan untuk tidak memakai penguapantubuh meningkat sehingga perlu
normal (36-370 C). selimut dan pakaian yang tebal diimbangi dengan asupan cairanyang banyak.
 Mukosa lembab tidak ada 5) Kolaborasi dengan tim medis dalam 4) Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi
sianosis pemberian obat panasdalam tubuh.
5) Pemberian cairan dan obat antipiretik sangat
pentingbagi klien dengan suhu tinggi yaitu
untuk menurunkan suhutubuhnya.
3 Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji mual, sakit menelan, dan muntah 1) untuk menetapkan cara mengatasinya
keperawatan selama 3x24 jam yang dialami oleh pasien 2) Caramenghidangkan makanan dapat
diharapkan Anoreksia dan 2) Kaji cara/bagaimana makanan mempengarauhinafsu makan klien.
kebutuhan nutrisi dapat teratasi dihidangkan 3) Membantu mengurangi kelelahan pasien
dengan KH : 3) Berikan makanan yang mudah ditelan danmeningkatkan asupan makanan karena
 Berat badan stabil dalam batas seperti bubur, tim, dan hidangkan saat mudah ditelan.
normal masih hangat. 4) Meningkatkan pengetahuan pasien tentang
 Tidak ada mual dan muntah 4) Jelaskan manfaat makanan/nutrisi nutrisisehingga motivasi makan meningkat.
bagi klien terutama saat klien sakit. 5) Motivasi dan meningkatklan semangat pasien.
5) Berikan umpan balik positif pada saat 6) Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.
klien mau berusaha menghabiskan 7) Mengetahui perkembangan status nutrisi klien.
makanan. 8) Membantu proses penyembuhan klien
6) Catat jumlah/porsi makan yang
dihabiskan oleh klien setiap hari.
7) Timbang berat badan setiap hari
8) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diit yang tepat
4. Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji dan catat tanda-tanda vital 1) Tanda vital merupakan acuan untuk
keperawatan selama 3x24 jam 2) Kaji dan catat sirkulasi pada mengetahui penurunan perfusi ke jaringan
diharapkan Anak menunjukkan ekstrimitas 2) Suhu dingin, warna pucat pada ekstrimitas
tanda-tanda perfusi jaringan 3) Nilai kemungkinan kematian jaringan menunjukkan sirkulasi darah kurang adekuat
perifer yang adekuat dengan pada ekstrimitas seperti dingin, nyeri, 3) Mengetahui tanda kematian jaringan
KH : pembengkakan, kaki. ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk
 Suhu ekstrimitas hangat, tidak mencegah kematian jaringan
lembab, warna merah muda
 Ekstrimitas tidak nyeri, tidak
ada pembengkakan.
 CRT kembali dalam 1 detik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul. A., & Hidayat, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep

dan Proses Keperawatan. (D. Sjabana, Ed) (1st ed). Jakarta: Salemba Medik

2. Nursalam, dkk. 2011. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (P.P Lestari, Ed.) (4th

ed). Jakarta: Salemba Medika.

3. Suriadi. 2011. Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta : cv sagung Sentosa.

4. Huda Amin. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA,

NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media Action Publishing.

5. Huda Amin. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA,

NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publishing.

Anda mungkin juga menyukai