Disusu Oleh:
Ambar Sri Utami NRP. 003170301
Dodi Harianto NRP. 003191021
1.4. Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat membantu penulis maupun penulis lainnya untuk mengembangkan
pengetahuan ,wawasannya dan menambah pengalaman nyata dalam
asuhan keperawatan pada pasien yang menderita stroke non hemoragik.
2. Bagi Ruang IGD
Dapat bermanfaat bagi Ruang IGD Rumah Sakit Hermina Bekasi dan
menjadi masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
yaitu program kesehatan yang ada khususnya tentang stroke non
hemoragik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Penyakit
2.1.1. Pengertian Stroke
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi
sirkulasi saraf otak. Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik
untuk menjelaskan infark serebrum (Nurarif & Hardhi, 2015).
Stroke non hemoragik adalah stroke yang terjadi akibat sumbatan
di pembuluh darah sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah
pada jaringan otak, trombosis otak, aterosklerosis, dan emboli
serebral. penyumbatan pembeluh darah timbul akibat pembentukkan
plak sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah yang dikarenakan
oleh penyakit jantung, diabetes, obesitas, kolesterol, merokok, stress,
gaya hidup, rusak atau hancurnya neuron motorikatas (upper motor
neuron), dan hipertensi (Mutaqqin, 2012).
Stroke merupakan penyakit neuroligis yang dapat menyebabkan
hilangnya kemampuan fungsi motoric pada penderitanya.Serangan
stroke mengakibatkan kemampuan motoric pasien mengalami
kelemahan, atau hemiparesis (Nasir, 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah
adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain selain vaskular (Ode, 2012).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan stroke adalah gangguan
fungsi otak karena penyumbatan, penyempitan atau pecahnya
pembuluh darah menuju otak. Hal ini menyebabkan pasokan darah
dan oksigen menuju ke otak menjadi berkurang.
2.1.2. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
Korteks serebri terdiri dari atas banyak lapisan sel saraf yang
merupakan.ubstansi kelabu serebrum. Korteks serebri ini
tersusun dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang
tidak teratur, dan dengan demikian menambah daerah
permukaan korteks serebri, persis sama seperti melipat sebuah
benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujung yang
sebenarnya. Korteks serebri selain dibagi dalam lobus juga
dibagi menurut fungsi dan banyaknya area. Cambel membagi
bentuk korteks serebri menjadi 20 area. Secara umum korteks
dibagi menjadi empat bagian:
1) Korteks sensori, pusat sensasi umum primer suatu hemisfer
serebri yang mengurus bagian badan, luas daerah korteks
yang menangani suatu alat atau bagian tubuh tergantung ada
fungsi alat yang bersangkutan. Korteks sensori bagian fisura
lateralis menangani bagian tubuh bilateral lebih dominan.
2) Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri
merupakan kemampuan otak manusia dalam bidang
intelektual, ingatan, berpikir, rangsangan yang diterima
diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan data yang
lain. Bagian anterior lobus temporalis mmpunyai hubungan
dengan fungsi luhur dan disebutpsikokortek.
3) Kortek motorik menerima impuls dari korteks sensoris,
fungsi
utamanya adalah kontribusi pada taktus piramidalis yang
mengatur bagian tubuhkontralateral.
4) Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan
dengan sikap mental dan kepribadian.
b. Batang otak
Batang otak terdiri :
1) Diensephalon, diensephalon merupakan bagian atas batang
otak. yang terdapat diantara serebelum dengan mesensefalon.
Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus
temporalis terdapat kapsul interna dengan sudut menghadap
kesamping. Fungsinya dari diensephalon yaitu:
a) Vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah.
b) Respirator, membantu prosespernafasan.
c) Mengontrol kegiatan refleks.
d) Membantu kerja jantung, Mesensefalon, atap dari
mesensefalon terdiri dari empat bagian yang menonjol
keatas. Dua disebelah atas disebut korpus kuadrigeminus
superior dan dua sebelah bawah selaput korpus
kuadrigeminus inferior. Serat nervus toklearis berjalan ke
arah dorsal menyilang garis tengah ke sisi lain.
Fungsinya:
I. Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak
mata.
II. Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
2) Ponsvaroli barikum pantis yang menghubungkan
mesensefalon dengan pons varoli dan dengan serebelum,
terletak didepan serebelum diantara otak tengah dan medulla
oblongata. Disini terdapat premoktosid yang mengatur
gerakan pernafasan dan refleks. Fungsinya adalah:
a) Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga
antara medulla oblongata dengan serebellum.
b) Pusat saraf nervustrigeminus.
3) Medulla oblongata merupakan bagian dari batang otak yang
paling bawah yang menghubungkan pons varoli dengan
medula spinalis. Bagian bawah medulla oblongata merupakan
persambungan medulla spinalis ke atas, bagian atas medulla
oblongata yang melebar disebut kanalis sentralis di daerag
tengah bagian ventral medulla oblongata. Medulla oblongata
mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraftak
yang penting. Selain itu medulla mengandung “pusat-pusat
vital” yang berfungsi mengendalikan pernafasan dan sistem
kardiovaskuler. Karena itu, suatu cedera yang terjadi pada
bagian ini dalam batang otak dapat membawa akibat yang
sangat serius.
c. Cerebellum
Otak kecil di bagian bawah dan belakang tengkorak
dipisahkan dengan cerebrum oleh fisura transversalis
dibelakangi oleh pons varoli dan diatas medulla oblongata.
Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan
pusat koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang
kecil pada sentral disebut vermis dan bagian yang melebar pada
lateral disebut hemisfer. Serebelum berhubungan dengan batang
otak melalui pundunkulus serebri inferior. Permukaan luar
serebelum berlipat-lipat menyerupai serebellum tetapi
lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan serebellum
ini mengandung zat kelabu. Korteks serebellum dibentuk oleh
substansia grisia, terdiri dari tiga lapisan yaitu granular luar,
lapisan purkinye dan lapisan granular dalam.Serabut saraf yang
masuk dan yang keluar dari serebrum harus melewati
serebellum.
2.1.3. Klasifikasi
Berdasarkan kelainan patologis, secara garis besar stroke dibagi
dalam 2 tipe yaitu :
1. Stroke Hemorrhagic
Stroke ini terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu. Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi
fokal akut yang disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak
yang terjadi secara spontan bukan karena trauma kapitis melainkan
pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. Perdarahan otak
dibagi dua, yaitu :
a. Perdarahan Intraserebral
Perdarahan intrasebral ialah keadaan pecahnya pembuluh darah
(mikroaneurisma) terutama karena hipertensi yang
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak membentuk
massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema
otak, jika peningkatan TIK terjadi secara cepat dapat
mengakibatkan kematian mendadak akibat herniasi otak.
b. Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan subaraknoid ialah keadaan pecahnya arteri dan
keluarnya darah ke ruang subaraknoid yang menyebabkan TIK
meningkat secara mendadak, menurunnya respon terhadap nyeri
dan vasospasme pembuluh darah cerebral yang berakibat
disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran)
maupun fokal (hemiparase, gangguan sensorik, afasia dll)
(Wijaya & Putri, 2013).
2. Stroke Ischemic atau Stroke Non Hemoragik
Stroke ischemic terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan sebagian atau seluruh aliran darah ke otak terhenti.
Hal ini disebabkan oleh plak aterosklerosis ataupun trombus.
Stroke ischemic dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Stroke trombotik : terjadi akibat sumbatan oleh trombus/bekuan
darah.
b. Stroke embolik : terjadi akibat tertutupnya pembuluh darah oleh
materi asing seperti plak aterosklerosis ataupun trombus yang
terbawa dalam aliran darah.
c. Hipoperfusion sistemik : terjadi akibat aliran darah ke seluruh
tubuh berkurang karena adanya gangguan denyut jantung
(Pudiastuti, 2011).
2.1.4. Etiologi
Aliran darah ke otak dapat menurun dengan beberapa cara.
Iskemia terjadi karena suplai darah di bagian otak terganggu atau
tersumbat. Iskesmia biasanya terjadi karena truombosis atau embolik.
Stroke terjadi kebanyakan disebabkan oleh trombosis dibandingkan
dengan embolik.(Joyce&jane, 2014).
Stroke juga bisa terjadi pada pembuluh darah kecil atau pembuluh
darah besar. Pada pembuluh darah besar terjadi karenasumbatan pada
arteri serebral utama seperti pada karotid interna, serebral anterior,
serebral media, serebral posterior, vertebral dan arteri basiralis. Stroke
pembuluh darah kecil terjadi pada cabang pembulu darah besar yang
masuk ke bagian lebih dalam otak (Joyce&jane, 2014).
Trombolisis serebral terjadi pada pembuluh darah, dimana oklusi
terjadi trombolisis yang dapat menyebabkan iskemia jaringan otak,
endema dan kongesti di area sekitarnya.
Embolik serebal penyumbatan darah di otak karena pembekuan
darah, lemak atau udara.
2.1.5. Pathway
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu
di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi
dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral
terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat.
Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada
gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler)
atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
jantung).
7. Kaki
- Inversi : memutar telapak kaki ke samping dalam
(medial)
- Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar (lateral)
8. Jari-Jari Kaki