Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Keperawatan Kritis Dengan Diagnosa Medis Sroke Hemoragik”.
Laporan Pendahuluan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas Keperawatan
Kritis. Semoga Laporan Pendahuluan ini dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan, dan
wawasan baru yang bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun.
Penulis
BAB 1
PENDAHYULUAN
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global karena adanya
dalam 2 tipe yaitu: ischemic stroke disebut juga infark atau non-
aterosklerosis (Arifianto,2014).
adalah tipe yang paling sering ditemukan, 85% dari seluruh kasus
factor resiko yang dapat dimodifikasi dan factor resiko yang dapat
resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia, jenis kelamin, berat
sebanyak 500.000 jiwa setiap tahun. Dari jumlah itu, sekitar 250.000
1.2 Tujuan
asuhan keperawatan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Stroke adalah cedera vascular akut pada otak. Ini berarti bahwa stroke
darah yang terkena dan luas daerah yang dialiri darah oleh pembuluh
terjadi penimbunan cairan dalam sel dan ion-ion kalsium serta kalium
dan terjadilah udema otak. Udema otak ini sangat berbahaya jika tidak
terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari.
atau arteri yang menuju ke otak, sindroma klinis yang awalnya timbul
saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis, sedangkan saraf
perifer terdiri atas saraf-saraf yang keluar dari otak (12 pasang) dan
dibagi menjadi dua yaitu system saraf somatic dan system saraf
a. Otak
b. Medulla Spinalis
a. Afferent (sensorik)
b. Efferent (motorik)
a. Otak
c. Meningen
d. Korteks Serebri.
hampir 75% sel bodi saraf dan denrit berada pada korteks
e. Cerebrum.
1. Lobus frontal
2. Lobus parietal
an penyimpanan ingatan.
4. Lobus oksipital
penyimpanan ingatan.
f. Diencephalon
g. Diencephalon
1) Thalamus
2) Hypothalamus
pituitary.
3) Epitalamus
perkembangan seksual.
4) Batang Otak
5) Reticular Formation
leher)
(Brunner & suddarth edisi 8). Menurut dr. Valery Feigin, PhD faktor
dari semua stroke terjadi pada orang berusia kurang dari ini,
dan hampir 4%terjadi pada orang berusia antara 15-40 tahun.
1. Hipertensi
muda.
2. Penyakit jantung
iskemik.
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
signifikan.
5. Diabete mellitus
6. Strees emosional
atau bagian mana yang terkena, rata-rata serangan, ukuran lesi dan
akibat hipoksia.
area pusat bicara primer yang berada pada hemisfer kiri dan
sebelah kiri.
Broca, yang terletak pada lobus frontal otak. Pada afasia jenis
bicara.
(2) Sensorik
ganda, gangguan lapang pandang pada salah satu sisi. Hal ini
g. Disfagia
cranial IX. Selama menelan bolus didorong oleh lidah dan glottis
h. Inkontinensia.
sementara
sama.
b. Deficit motorik dan sensorik pada wajah. Wajah dan lengan
sebagai berikut:
bilateral.
d. Hemianopsia homonym.
satu sisi tubuh, bicara pelo, wajah mencong, sulit menelan, tiba-
area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah
ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
(trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskuler) atau karena
Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, tem pat aliran darah mengalami pelambatan
infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan
meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
dan pons.
untuk waktu 4-6 menit. Perubahan inversibel jika anoksia lebih dari
2.1.7
Perembesan darah ke dalam
2.1.8 Emboli serebral parenkim otak
Pembuluh darah oklusi
2.1.9
2.1.10 Stroke (cerebrovaskular accident) Penekanan jaringan otak
Iskemik jaringan otak
2.1.11
2.1.12
Edema dan kongesti Deficit neurologis Infark otak, edema dan henrniasi
2.1.13
jaringan sekitar otak
2.1.14
Kerusakan terjadi
Infark Kehilangan Disfungsi bahasa
MK.Risiko pada lobus frontal
dan komunikasi
serebral control volunter kapasitas, memori,
peningkatan TIK
atau fungsi
intelektual kortikal
MK.Ketidak
Hemiplagi Kompresi
efektifan Disatria,
perfusi dan batang otak Kerusakan disfasia, afasia
jaringan hemiparesis fungsi dan apraksia
seserebral efek psikologis
MK.Hambatan
mobilitas fisik
Lapang perhatian MK.Hambata
Depresi saraf terbatas, kesulitan n komunikasi
kardiovaskuler dan dalam pemahaman verbal
koma
pernapasan lupa, kurang mtivasi,
Darah yang diperiksa antara lain jumlah sel darah merah, sel
pembekuan darah.
1. Angiografi serebri
3. USG Doppler
5. Cerebral Angiography
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1. Fase akut
b. Medis
dan embolisasi
2.1.8 Komplikasi
jaringan.
diperbaiki.
2.2.1 Pengkajian
proses ini sangat penting dalam akurasi data yang dikumpulkan. Data
a. Riwayat kesehatan
kesehatan keluarga.
pekerjaan.
koping mekanisme.
c. Keluhan utama
dan responya.
obat kejang.
f. Pemeriksaan Fisik
saraf kranial, saraf sensorik, saraf motorik, refleks dan sistem saraf
otonom.
g. Tanda vital
yang terjadi. Misalnya, pada pasien dengan spinal cord injury akan
h. Status mental
Respon Nilai
Tidak ada kontraksi otot. 0
Ada tanda dari kontraksi. 1
Bergerak tapi tak mampu menahan gaya gravitasi. 2
Beregerak melawan gaya gravitasi tetapi tidak 3
dapat melawan tahanan otot pemeriksa.
Bergerak dengan lemah terhadap tahanan dari otot 4
pemeriksa
Dapat menahan tahan dari otot periksa
1. Refleks Bisep
pemeriksa
sendi siku.
2. Refleks Trisep
3. Refleks Patella
m.quadrisep femoris.
4. Refleks Babinski
5. Refleks Achilles
7. Refleks Faring
neuromuskuler.
penurunan fungsi
cranial.
7. Kurangnya pengetahuan
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan
No SDKI SIKI
SLKI
1 Ketidak Setelah O:
meningkat. kesadaran.
diindikasikan
karakteristik,drainase cairan
serebrospinal
serebrospinal.
- kalibrasi transduser.
pemantauan .
leher netral.
- dokumentasikan hasil
pemantauan,jika perlu.
kondisi pasien.
E:
pemantauan.
2 Gangguan Setelah O:
meningkat T:
pergerakan
meningkatkan pergerakan
E:
mobilisasi
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
K:
Konsultasi kesehatan
No SDKI SLKI SIKI
3 Gangguan Setelah O:
mengunyah muntah.
makanan T:
selang
yang tepat
pemberian makan
pasien
E:
langkah prosedur
K:
selang,jika perlu
- Kolaborasi pemilihan jenis dan
4 Konstipasi Sestelah O:
meningat T:
meningkat perlu
halusinasi manual
-gelisah perlu
menurun E:
cairan
konstipasi.
K:
tentang penurunan/peningkatan
freuensi usus
pencahar,jika perlu
-minat melakukan T:
- fasilitas menggosok
gigi,sesuai kebutuhan
- fasilitas mandi,sesuai
kebutuhan
- pertahankan kebiasaan
kebersihan diri
tingkat kemandirian
E:
terhadap kesehatan
-kemampuan dengan
mendengar bicara(mis,memori,penden
-pemahaman komunikasi
komunikasi T:
komunikasi alternative
- sesuaikan gaya
komunikasi dengan
kebutuhan(mis,berdiri di
depan pasien,dengarkan
secara seksama )
- modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bantuan
sampaikan pasien
- berikan dukungan
psikologis
perlu
E:
- anjurkan berbicara
perlahan
keluarga proses
kognitif,anatomis,dan
fisiologisyang
berhubungan dengan
kemampuan berbicara
k:
meningkat sehat
-kemampuan T:
dengan kesepakatan
-pertanyaan E:
menurun kesehatan
-persepsi yang - ajarkan perilaku hidup
menurun.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
RS __________________________________ RM........ /ASKEP...... /2021
Tanggal : ___/___/_______Pukul : ____.____ WIB
A. Data Umum
Nama: Tn. A
DOKUMEN ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl.Lahir : 54 Tahun L/P
GAWAT DARURAT TERINTEGRASI
No. RM :
Penderita/ Rujukan
( ) Datang sendiri, diantar oleh : Anaknya
( ) Dikirim dari puskesmas/ RB/RS…………………………………………… Dengan pengantar dari paramedis / bidan/ perawat/ dokter
( ) Dikirim oleh polisi :………………………………………………………… Dengan/ tidak disertai permintaan visum Et Repertum
B. Kesehatan Umum Riwayat Alergi : Riwayat Alergi: ( )
Keluhan saat MRS / mekanisme kejadian : Anak klien mengatakan korban di temukan tidak
Toilet tadi pagi, kemungkinan terjatuh. ( ) Ya: jenis alergi:
______________________
( ) Obat, jelaskan
_______________________
Riwayat Penyakit / Pengobatan : ( ) Makanan, jelaskan
____________________
( ) lain-lain, jelaskan
_____________________
C. Data Khusus
Prioritas Triage: Biru √ Merah Kuning Hijau Putih Hitam
(Prioritas 1) (Prioritas 2) (Prioritas 3) (Prioritas 4) (Prioritas 5) (Prioritas 0)
JALAN NAPAS PERNAPASAN SIRKULASI KETIDAKMAMPUAN KETERPAPARAN
(AIRWAY) (BREATHING) (CIRCULATION) (DISABILITY) (EXPOSURE)
□ Bebas □ Spontan Nadi : □ Kuat □ Lemah Respon : Jejas : □ Tidak
□ Gargling □ Tachipneu □ Teratur □ Tidak teratur □Sadar □ Nyeri □ Verbal □ Ya:
□ Stridor □ Dispneu CRT : □ < 2’ □ > 2’ √ Tidak merespon Lokasi:
□ Wheezing □ Apneu Warna kulit: □ Norma □ Pucat Pupil : ……………………
□ Ronchi □ Ventilasi mekanik □ Kuning □ Isokor □ Anisokor …. ……..
□ Terintubasi □ Memakai ventilator Perdarahan : □ Tidak ada □ Pin Point □ Medriasis ……………………
□ SpO2: …………..% □ Terkontrol □ Tidak terkontrol Reflek : ____/____ ……………………
D. PRIMARY
SURVEY
- Thorax PEMERIKSAAN
E. SECONDARY SURVEY
PENUNJANG
- Cor Hasil Rontgen :
Hasil CT Scan :
Konsultasi Spesialis :
NRS
DIAGNOSA MEDIS : stroke hemoragik
WBS
Kebiasaan □ Merokok □ Alkohol □ Lainnya : ............. Jenis dan jumlah per hari : ...................................
Mandiri 2 Mandiri 2
SKOR TOTAL : ( ) Mandiri (20), ( ) Ketergantungan ringan (12-19), ( ) Ketergantungan sedang (9-11), ( ) Ketergantungan berat (5-8),
(√ ) Ketergantungan total (0-4)
Nilai : ( ) Resiko sangat tinggi (< 10) ( ) Resiko tinggi (10-14) ( ) Resiko sedang (15-18) ( ) Resiko rendah (>18)
Berat Badan (BB) sekarang : ______ kg 2. Apakah nafsu makan Anda berkurang?
IMT (Indeks Masa Tubuh) : ______ □ Tidak 0
BB Biasanya : ______ kg □ Ya 1
Tinggi Badan (TB) : ______ cm
1. Apakah Berat Badan (BB) Anda menurun
Total Skor
akhir-akhir ini tanpa direncanakan?
□ Tidak 0 Nilai MST : □ Resiko Rendah (MST = 0-1)
□ Ya, bila ya berapa penurunan berat badan Anda? □ Resiko Sedang (MST = 2-3)
□ 1 – 5 kg 1 □ Resiko Tinggi (MST = 4-5)
□ 6 – 10 kg 2 Catatan :
□ 11 – 15 kg 3 * Bila pasien beresiko tinggi (MST 4-5) dengan penyakit DM, batu ginjal,
□ > 15 kg 4 batu ginjal/jantung, kanker, stroke, hati, HIV, TB, gangguan saluran
□ Tidak yakin 2 cerna, geriatric dan pediatric dirujuk ke ahli gizi
1. Keefektifan bersihan jalan napas b.d. obstruksi trakeobronkial, adanya □ Lakukan manuver jaw trust, head thilt dan chin lift.
benda asing pada jalan napas, sekret tertahan di saluran napas. □ Keluarkan benda asing, lakukan suction, needle cricothyroidectomy.
2. Resiko aspirasi b.d. trauma wajah, mulut atau leher, penurunan tingkat □ Pasang OPA, NPA, ETT, stabilisasi cervical (collar brace).
kesadaran, peningkatan tekanan intragastrik. □ Berikan bantuan napas buatan, ventilasi mekanik, ventilasi dengan
3. Ketidakefektifan pola napas b.d. nyeri, cedera pada spinal, kelelahan ventilator.
otot pernapasan, kerusakan otot rangka. □ Berikan O2 sesuai kebutuhan melalui nasal canula, masker.
4. Gangguan pertukaran gas b.d. perubahan kapasitas darah membawa □ Monitor SaO2.
oksigen,ketidakseimbangan membran pertukaran kapiler dan alveolus. □ Monitor tanda-tanda vital secara periodik.
5. Penurunan curah jantung b.d. perubahan kekuatan jantung dalam □ Monitor tingkat kesadaran secara periodik.
melawan kontraksi otot jantung, menurunnya keluaran jantung, □ Monitor EKG.
penurunan isi sekuncup yang disebabkan oleh masalah elektrofisiologis. □ Pasang infus, sampel darah, cek AGD.
6. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan (cerebral, cardiopulmonar, renal, □ Hentikan perdarahan, KIE banyak minum.
gastrointestinal, periferal) b.d. penurunan pertukaran sel, hipovolemia, □ Berikan posisi semiflower.
penurunan aliran darah arteri. □ Berikan posisi head up 30º
7. Kekurangan / resiko kekurangan volume cairan b.d. kehilangan volume □ Pasang dower cateter untuk monitor cairan keluar.
cairan aktif, kerusakan mekanisme regulasi. □ Berikan cairan intravena, cairan koloid, darah atau produk darah,
8. Kelebihan volume cairan b.d. mekanisme regulasi yang terganggu. ekspander plasma.
9. Diare b.d. penyalahgunaan laxatif, proses infeksi, malabsorpsi. □ Kaji turgor kulit dan membran mukosa mulut.
10. Retensi urin b.d. obstruksi traktus urinarius, gangguan neurovaskular, □ Awasi tetesan cairan, berikan cairan sesuai kebutuhan.
trauma, hipertofi blader prostat. □ Pasang NGT
11. Nyeri akut, kronis b.d. spasme otot dan jaringan, trauma jaringan, □ Kumbah Lambung
ketidakmampuan fisik kronik. □ Atasi nyeri, delegatif pemberian analgetika, teknik distraksi, relaksasi.
12. Hipertermia b.d. dehidrasi, peningkatan kecepatan metabolisme, □ Lakukan perawatan luka dengan teknik septik aseptik.
trauma, proses perjalanan penyakit. □ Berikan kompres hangat.
13. Kerusakan mobilitas fisik b.d. kerusakan muskuloskletal dan □ Berikan posisi semiflower bila tidak ada kontraindikasi.
neuromuskular, kehilangan integritas struktur tulang, penurunan □ Delegatif pemberian antipiretik.
kekuatan dan ketahanan tubuh. □ Monitor intake dan output cairan.
14. Pk Anemia. □ Pasang spalk, lakukan imobilisasi.
15. Konstipasi b.d. diet, asupan cairan, tingkat aktivitas, kebiasaan defekasi. □ Kaji tanda-tanda kompartemen pada daerah distal dari fraktur.
16. Resiko jatuh b.d. penyakit, gangguan keseimbangan, penurunan status □ Pastikan pengaman terpasang dan rem tempat tidur terkunci dengan baik.
mental, penggunaan obat, penggunaan alkohol. □ Pasang gelang kuning pada pasien sebagai penanda pasien perlu
17. Resiko mencederai diri dan orang lain berhubungan dengan agresif. pengawasan.
18. Gaduh gelisah b.d. penyakitnya. □ Lakukan pengikatan pasien, kolaborasi obat penenang.
................................................................................................................... □ ...................................................................................................................
................................................................................................................... □ ...................................................................................................................
................................................................................................................... □ ...................................................................................................................
19. Ketidak efektifan perfusi jaringan serebral berhubungan □ - identifikasi peningkantan tekanan
dengan infark jaringan otak.
intracranial.
lainnya
mobilisasi
TENAGA
KESEHATAN NAMA
HARI/ PUKUL H. IMPLEMENTASI TENAGA (PERAWAT, TERANG/
TANGGAL / JAM KESEHATAN DOKTER, TANDA
AHLI GIZI TANGAN
DLL)
kamis, 08 09.00 DX 1: Ketidak efektifan perfusi jaringan
April 2021 WIB serebral berhubungan dengan infark
jaringan otak.
- Mengidentifikasi
intracranial.
- Memonitor penurunan
frekuensi jantung
- Memonitor penurunan
tingkat kesadaran.
mobilisasi
melakukan mobilisasi
TENAGA
KESEHATAN NAMATERAN
I. EVALUASI TENAGA KESEHATAN (PERAWAT, G/
TANGGAL PUKUL
(S.O.A.P) DOKTER, TANDATANG
AHLI GIZI AN
DLL)
kamis, 08 09.15 DX 1 : Ketidak efektifan perfusi jaringan
April 2021 WIB serebral berhubungan dengan infark
jaringan otak.
S : keluarga pasien mengatakan pasien masih
belum sadarkan diri
O : pasien terlihat masih terbaring di tempat
tidur
A : Masalah Ketidak efektifan perfusi jaringan
serebral belum teratasi Tedie Setiyo
P : Lanjutkan intervensi Perawat
1) Mengidentifikasi
peningkantan tekanan
intracranial.
jantung
kesadaran.
mobilisasi
melakukan mobilisasi
( Tedie Setiyo )
DAFTAR PUSTAKA
Canadia Best Practice Recommendation For Stroke Care. (2013). Diunduh pada
Depkes RI. (2013). Pola pembinaan kesehatan usia lanjut di panti werdha. Jakarta :
Lemone, P., & Burke, K. (2004). Medical surgical nursing: assement & management
of clinical problem. 7th Edition. St. Louis: Missouri. Mosby-Year Book, Inc
Mutaqqin, A. (2013). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan
Price, S.A., & Wilson, L. M. (2002). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit. Edisi
1. Jakarta : EGC
http://www.eprints.undip.ac.id/6482.pdf
Stockslager, J., & Schaeffer, L. (2008). Buku Saku: Asuhan Keperawatan Geriatric.
Suryagustina,
Ners.,M.Kep Tedie Setiyo
3 Kamis, 01 ACC LP ASKEP
April 2021