Oleh :
Leni Widia
Firdaus
Rini Kartika Komala Sari
Vivi Yarsi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
Makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Kritis Pasien Stroke ini ditulis
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis. Adapun penyusunan
makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang tidak bisa
Kelompok 2
Daftar isi
3
BAB I
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara global stroke merupakan penyakit urutan kedua yang dapat meyebabkan
kematian serta kecacatan serius. Penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran
darah ke otak mengalami gangguan sehingga mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik (Arum, 2015). World Health Organization
(WHO) menyatakan stroke atau Cerebrovascular disease adalah tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global karena adanya sumbatan
atau pecahnya pembuluh darah di otak dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih (Arifianto, Sarosa & Setyawati, 2014).
World Health Organization (WHO 2016) melaporkan bahwa penyakit kardiovaskuler
merupakan penyebab utama kematian di dunia, pada tahun 2012 terjadi 6,7 juta kematian
akibat stroke. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi stroke di
Indonesia mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk (Haryanto, Setyawan & Kusuma, 2014).
Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2013, prevalensi kasus
stroke tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (10,8%) dan terendah di Provinsi Papua
(2,3%), sedangkan Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki
dengan perempuan hampir sama (Kemenkes, 2013). Menurut Rikesdas tahun 2013, dalam
laporannya mendapatkan bahwa di Indonesia, setiap 1000 orang, 8 orang diantaranya terkena
stroke. Stroke 2 merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi
15,4%. Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke. Sumatera
Barat dalam prevelansi penyakit stroke menempati urutan ke 6 (enam) dari 33 provinsi
setelah provinsi Nangroe Aceh Darussalam,Kepulauan Riau, Gorontalo, DKI Jakarta, NTB,
dengan presentase 10,6% (BPS, 2011).
Penanganan stroke harus dilakukan dengan cepat dan tepat karena jika semakin lama
stroke tidak segera ditangani maka tingkat keparahan stroke semakin tinggi, maka dari itu
perlu dilakukan pemeriksaan CT-Scan, EKG, foto toraks, pemeriksaan darah perifer lengkap,
glukosa, APTT, kimia darah dan analisa gas darah. Saturasi oksigen merupakan presentase
oksigen yang telah bergabung dengan molekul hemoblobin (Hb), oksigen bergabung dengan
Hb dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, pada saat yang sama
oksigen dilepas untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Tubuh manusia normal membutuhkan
5
pasokan oksigen yang konstan untuk berfungsi secara sehat, kadar oksigen rendah dalam
darah dapat menyebabkan kondisi medis yang serius dan mengancam jiwa.
Oksigen merupakan kebutuhan vital bagi setiap makhluk hidup, agar dapat
mengukur berapa banyak presentase oksigen yang terkandung dalam darah, atau di dalam air
yang diminum ataupun oksigen di udara yang dihirup desebut sebagai sarurasi oksigen
(Hermawati, 2017). Terkait stabilisasi kondisi respirasi, sirkulasi dan status fisiologis lainnya
mengharuskan perawat terus fokus dalam pemantauan pasien kritis dan kompleksitas
program terapi untuk mempertahankan kehidupan pada pasien strokehemoragik yang sering
terjadi komplikasi yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Perfusi jaringan serebral
adalah penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan. Salah satu yang
bisa dilakukan perawat yaitu elevasi kepala 300. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Posisi elevasi kepala merupakan tindakan keperawatan konvesional, pemberian posisi
elevasi 30 derajat salah satu bentuk intervensi keperawatan dalam yang rutin dilakukan pada
pasien post op craniotomy. Teori yang mendasari elevasi kepala ini adalah peninggian
anggota tubuh di atas jantung dengan vertebralis axis, akan menyebabkan cairan serebro
spinal (CSS) teretribusi dari kranial ke ruang subarachnoid spinal dan memfasilitasi venus
retun serebral (Sunardi dkk, 2011) Posisi kepala paling umum yaitu kepala dan tubuh
ditinggikan 30 derajat agar dapat mengontrol Tekanan Intra Kranial (TIK), yaitu menaikkan
kepala dari tempat tidur sekitar 30 derajat. Tujuan untuk menurunkan TIK, jika elevasi lebih
tinggi dari 30 derajat maka tekanan perfusi otak akan menurun. Dengan menggunakan
elevasi kepala untuk memaksimalkan oksigenasi jaringan otak, posisi kepala yang lebih
tinggi dapat memfasilitasi peningkatan aliran darah ke serebral dan memaksimalkan
oksigenasi jaringan serebral (Hermawati, 2017).
Peran perawat yang paling utama di ruang HCU bangsal syaraf menurut Junaidi (2011)
diantaranya memastikan kepatenan ABC (Airway, Breathing, Circulation), serta memantau
tekanan darah tiap jam dan bagi pasien yang mengalami penumpukan saliva dilakukan
suction serta perubahan posisi miring setiap 2-4 jam sekali. Setelah dilakukan observasi di
ruangan HCU bangsal syaraf, tekanan darah pasien hanya dipantau per jam kerja dengan
menggunakan monitor, saturasi dan terpasang oksigen. Selain itu, pada saat pemberian obat
dan perubahan posisi, perawat selalu berkomunikasi dengan keluarga sehingga keluarga
mendapatkan informasi edukasi atas tindakanyang dilakukan perawat ke pasie
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Stroke
1. Definisi
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin,
2008).
CVA Infark adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat,
berupa defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi karena
trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang
jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria
karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% strokeadalah
stroke iskemik. Stroke iskemik penyebab infark yang paling sering terjadi,merupakan
2. Klasifikasi
a. Stroke Haemorhagi
7
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Mansjoer,
2007).
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi
saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat
darah atau kurangnya perfusi suatu jaringandisebabkan kurangnya atau tidak adanya
suplai darah, maka keadaan inidisebut iskemia. Stroke iskemik merupakan penyakit
8
yang diawali denganterjadinya serangkaian perubahan dalam otak yang
bagian otak tersebut, halini terjadi karena suplai darah ke otak terhambat atau
(Junaidi,
3. Etiologi
1. Trombosis serebri
iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya.
Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
Terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis
pembuluh darah.
serebral.
2. Emboli Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak
oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari thrombus di
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Keadaan-keadaan yang
b. Infark miokardium.
9
c. Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endokardium.
4. Patofisiologi
yang memberi vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari pembuluh darah diluar
otak yang tersangkut di arteri otak. Saat terbentuknya plak fibrosis (ateroma) di lokasi
pada permukaan plak bersama dengan fibrin, perlekatan trombosit secara perlahan
Trombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan terlepas dan terbawa
aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan mengalami kekurangan
nurisi dan juga oksigen, sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan glukosa
akan menyebabkan asidosis lalu asidosis akan mengakibatkan natrium, klorida, dan
air masuk ke dalam sel otak dan kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi
edema setempat. Kemudian kalsium akan masuk dan memicu serangkaian radikal
bebas sehingga terjadi perusakan membran selalu mengkerut dan tubuh mengalami
Infark batang
Perubahan perfusi jaringan Hemisfer kiri Hemisfer kanan otak
MK: Resiko MK: Intoleransi MK: Defisit MK: Gg MK: Nutrisi MK: Resiko MK: Gg MK:
Cidera Aktivitas Perawatan Diri gastrointestinal Kurang dari Ketidakefektifan Eliminasi Kerusakan
konstipasi Kebutuhan Bersihan Jalan Urin Integritas
Nafas Kulit
MK: Resiko
Infeksi MK: Gg
Saluran Keseimbangan
Kemih Cairan &
elektrolit
14
Obstruksi
Perubahan
jalan nafas
ukuran pupil
Bersihan jalan
Bola mata tidak dapat
mengikuti perintah tidak efektif
Gg persepsi
sensori
Gambar 2.1 Pathway CVA infark (Sumber carpenito, 2009, Doenges, 2010, Hudak & Gallo, 2011)
15
6. Manifestasi Klinik
1. Defisit Motorik
a. Hemiparese : jika satu tangan atau satu kaki atau satu sisi wajah menjadi
b. Hemiplegia : jika satu tangan atau satu kaki atau bahkan satu sisi wajah
2. Defisit Sensori
a. Defisit visual (umum karena jaras visual terpotong sebagian besar pada
hemisfer serebri).
dengan tepat).
indera).
4. Defisit Bahasa/Komunikasi
tulisan).
5. Defisit Intelektual
a. Kehilangan memori.
d. Penilaian buruk.
secara abstrak.
tepat).
baik.
1. Hipertensi.
3. Gangguan sensorik.
4. Gangguan visual.
5. Gangguan keseimbangan.
7. Muntah.
7. Faktor Resiko
Menurut Smeltzer & Bare (2009) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke
Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat yang
diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah penipisan dengan maneuver
Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis.
Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran
darah ke otak. Disamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada
1. Policitemia
Pada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat
7. Obesitas
8. Perokok
19
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin
1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,
hematokrit meningkat.
golongan besar :
a. Umur
Jika seseorang semakin tua maka kejadian stroke semakin tinggi. Setelah
individu berumur 45 tahun maka resiko stroke iskemik meningkat dua kali
b. Jenis Kelamin
Keluarga yang pernah mengalami stroke pada usia muda, maka anggota
a. Hipertensi
c. Merokok
d. Stres
8. Komplikasi
decubitus, Konstipasi.
4. Hipoksia serebral.
5. Herniasi otak.
21
6. Kontraktur.
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pada pemeriksaan paket stroke: Viskositas darah pada pasien CVA ada
2008: 249-252).
4. Angiografi serebrum
6. CT scan
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
(Muttaqin, 2014:140).
7. MRI
2008:14):
1. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV dengan :
e. Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.
2. Terapi Konservatif
2) Osmoterapi antara lain: Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/
kali dalam waktu 15-30 menit, 4-6 kali/hari. Infus gliserol 10% 250 ml
5) Hindari batuk.
masih aktif dan mencegah cedera sekunder lain, beberapa terapinya adalah :
tetapi terapi ini harus dimulai dalam waktu 3 jam sejak manifestasi klinis
hipertensi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringandi otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan ataukematian. Stroke terjadi ketika pasokan darah ke
satu bagian otak terhambat cukup parah (karena adanya bekuan darah atau
aterosklerosisatau sama sekali terhenti karena pecahnya pembuluh darah.
Kerusakanneurologis tersebut dapat diakibatkan oleh adanya sumbatan total atau parsial
yang pada satu atau lebih pembuluh darah serebral sehingga menghambat aliran darah ke
otak.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan denganadanya makalah
keperawatan kritis mengenai “Asuhan Keperawatan KritisDengan Pasien Stroke” ini
makalah keperawatan bisa menguasai konsep ini.