DISUSUN OLEH:
Dosen Pengampu:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Kritis
dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa
kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak.
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem
saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, selain
menyebabkan kematian stroke juga akan mengakibatkan dampak untuk kehidupan.
Dampak stroke diantaranya, ingatan jadi terganggu dan terjadi penurunan daya ingat,
menurunkan kualitas hidup penderita juga kehidupan keluarga dan orang-orang di
sekelilingnya, mengalami penurunan kualitas hidup yang lebih drastis, kecacatan
fisik maupun mental pada usia produktif dan usia lanjut dan kematian dalam waktu
singkat.
. Stroke masih menjadi masalah kesehatan yang utama karena merupakan
penyebab kematian kedua di dunia. Sementara itu, di Amerika Serikat stroke sebagai
penyebab kematian ketiga terbanyak setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Sekitar 795.000 orang di Amerika Serikat mengalami stroke setiap tahunnya, sekitar
610.000 mengalami serangan stroke yang pertama. Stroke juga merupakan penyebab
134.000 kematian pertahun (Goldstein dkk., 2011). Dalam 2 terbitan Journal of the
American Heart (JAHA) 2016 menyatakan terjadi peningkatan pada individu yang
berusia 25 sampai 44 tahun menjadi (43,8%) (JAHA, 2016). Meningkatnya jumlah
penderita stroke diseluruh dunia dan juga meningkatkan penderita stroke yang
berusia dibawah 45 tahun. Pada konferensi ahli saraf international di Inggris
dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 1000 penderita stroke yang berusia kurang dari
30 tahun (American Heart Association, 2010).
Penyakit stroke juga menjadi penyebab kematian utama hampir seluruh
Rumah Sakit di Indonesia dengan angka kematian sekitar 15,4%. Tahun 2007
prevalensinya berkisar pada angka 8,3% sementara pada tahun 2013 meningkat
menjadi 12,1%. Jadi, sebanyak 57,9% penyakit stroke telah terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan (nakes). Prevalensi penyakit stroke meningkat seiring bertambahnya umur,
terlihat dari kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75
tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar
0,2%
B. Rumusan masalah
1. Apa saja konsep dasar medis dari penyakit stroke?
2. Apa saja konsep dasar keperawatan dari penyakit stroke?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar medis dari stroke?
2. Untuk Mengetahui Konsep dasar keperawatan stroke?
BAB II
PEMBAHASAN
b. Batang otak
Batang otak terdiri :
1) Diensephalon, diensephalon merupakan bagian atas batang otak.
Yang terdapat diantara serebelum dengan mesensefalon. Kumpulan dari
sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus temporalis terdapat kapsul
interna dengan sudut menghadap kesamping. Fungsinya dari diensephalon
yaitu:
a) Vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah.
b) Respirator, membantu prosespernafasan.
c) Mengontrol kegiatan refleks.
d) Membantu kerja jantung, Mesensefalon, atap dari mesensefalon
terdiri dari empat bagian yang menonjol keatas. Dua disebelah atas disebut
korpus kuadrigeminus superior dan dua sebelah bawah selaput korpus
kuadrigeminus inferior. Serat nervus toklearis berjalan ke arah dorsal
menyilang garis tengah ke sisi lain. Fungsinya:
I. Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.
II. Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
d. Saraf otak
I Nervus olfaktorius Sensorik Hidung, sebagai alat penciuman
II Nervus optikus Sensorik Bola mata, untuk penglihatan
III Nervus okulomotoris Motorik Penggerak bola mata dan
mengangkat kelopak mata
IV Nervus troklearis Motorik Mata, memutar mata dan penggerak
bola mata
V Nervus trigeminus N. Oftalmikus N. Maksilaris N. Mandibularis
Motorik dan sensorik Motorik dan sensorik Sensorik Motorik dan
sensorik Kulit kepala dan kelopak mata atas Rahang atas, palatum
dan hidung Rahang bawah dan lidah
VI Nervus abdusen Motorik Mata, penggoyang sisi mata
VII Nervus fasialis Motorik dan Sensorik Otot lidah,
menggerakkan lidah dan selaput lendir rongga mulut
VIII Nervus auditorius Sensorik Telinga, rangsangan pendengaran
IX Nervus vagus Sensorik dan motorik Faring, tonsil, dan lidah,
rangsangan citarasa
X Nervus vagus Sensorik dan motorik Faring, laring, paru-paru
dan esophagus
XI Nervus asesorius Motorik Leher, otot leher
XII Nervus hipoglosus Motorik Lidah, citarasa, dan otot lidah
3. Klasifikasi
Menurut Junaidi dalam HARTATI, (2020) klasifikasi stroke sebagai berikut :
1. Perdarahan Intra Serebral (PIS)
Perdarahan Intra Serebral diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah
intraserebral sehingga darah keluar dari pembuluh darah dan kemudian
masuk ke dalam jaringan otak (Junaidi, 2011). Penyebab PIS biasanya
karena hipertensi yang berlangsung lama lalu terjadi kerusakan dinding
pembuluh darah dan salah satunya adalah terjadinya mikroaneurisma.
Faktor pencetus lain adalah stress fisik, emosi, peningkatan tekanan darah
mendadak yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Sekitar 60- 70%
PIS disebabkan oleh hipertensi. Penyebab lainnya adalah deformitas
pembuluh darah bawaan, kelainan koagulasi. Bahkan, 70% kasus berakibat
fatal, terutama apabila perdarahannya luas (masif).
2. Perdarahan ekstra serebral / perdarahan sub arachnoid (PSA)
Perdarahan sub arachnoid adalah masuknya darah ke ruang
subarachnoid baik dari tempat lain (perdarahan subarachnoid sekunder) dan
sumber perdarahan berasal dari rongga subarachnoid itu sendiri (perdarahan
subarachnoid primer) Penyebab yang paling sering dari PSA primer adalah
robeknya aneurisma (51-75%) dan sekitar 90% aneurisma penyebab PSA
berupa aneurisma sakuler congenital, angioma (6-20%), gangguan
koagulasi (iatronik/obat anti koagulan), kelainan hematologic (misalnya
trombositopenia, leukemia, anemia aplastik), tumor, infeksi (missal
vaskulitis, sifilis, ensefalitis, herpes simpleks, mikosis, TBC), idiopatik atau
tidak diketahui (25%), serta trauma kepala
4. Etiologi
Penyebab stroke non hemoragik yaitu:
a) Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak)
b) Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain yang dibawah ke
otakdari bagian tubuh yang lain)
c) Iskemia (suplai darah ke jaringan berkurang).
Stroke non hemoragik terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah
yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
akibat penutupan aliran darah ke sebagian otak maka terjadi proses patologik
pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai dari tingkat seluler berupa
perubahan fungsi dan bentuk sel yang di ikuti dengan kerusakan fungsi dan
integritas susunan sel yang selanjutnya terjadi kematian neuron.
Penyebab Stroke non hemoragik di bagi lagi berdasarkan lokasi
penggumpalan, yaitu:
a) Stroke Non Hemoragik Embolik
Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak,
melainkan di tempat lain seperti di jantung dan sistem vaskuler sistemik.
Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada penyakit jantung dengan
shuntyang menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium atau
ventrikel. Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang
meninggalkan gangguan pada katup mitralis, fibrilasi atrium,infark kordis
akut dan embolus yang berasal dari vena pulmonalis. Kelainan pada jantung
ini menyebabkan curah jantung berkurang dan serangan biasanya muncul di
saat penderita tengah beraktivitas fisik seperti berolahraga.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui gejala apa yang dialami,
kapan gejala mulai dirasakan, dan reaksi pasien terhadap gejala tersebut.
Selain itu riwayat kesehatan, riwayat konsumsi obatobatan, dan cidera juga
perlu dikaji. Riwayat penyakit terkait jantung, serangan iskemik transien,
dan stroke juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Pemeriksaan fisik
meliputi tekanan darah dan denyut jantung, serta pemeriksaan bruit diatas
arteri leher (karotid) untuk memeriksa adanya arterosklerosis. Pemeriksaan
juga dapat melibatkan oftalmoskop untuk memeriksa tanda-tanda Kristal
kolesterol kecil atau gumpalan dipembuluh darah dibagian belakang mata.
a) Tes Darah
Pasien harus menjalani serangkaian tes darah agar tim perawatan
mengetahui seberapa cepat gumpalan darah 20 berkembang, apakah gula
darah tinggi atau rendah secara abnormal, apakah zat kimia darah tidak
seimbang, atau apakah pasien mengalami infeksi. Mengelola waktu
pembekuan darah dan kadar gula serta bahan kimia utama lainnya akan
menjadi bagian dari perawatan stroke.
b) Pemeriksaan CT Scan
CT scan menggunakan serangkaian sinar x untuk membuat gambar
detail dari otak. CT scan dapat menunjukkan perdarahan, tumor, stroke dan
kondisi lain. Dokter mungkin menyuntikkan pewarna ke pembuluh darah
pasien untuk melihat pembuluh darah di leher dan otak secara lebih detail.
c) Pencitraan Resonansi
Magnetik (MRI) MRI menggunakan gelombang radio dan magnet
yang kuat untuk menciptakan tampilan rinci otak. MRI dapat mendeteksi
jaringan otak yang rusak oleh perdarahan otak. Dokter akan menyuntikkan
pewarna ke pembuluh darah untuk melihat arteri dan vena dan menyoroti
aliran darah.
d) USG Karotis
Dalam tes ini gelombang suara menciptakan gambar terperinci dari
bagian dalam arteri karotid di leher. Tes ini menunjukkan penumpukan
deposit lemak (plak) dan aliran darah di arteri karotid.
e) Angiogram Serebral
Dalam tes angiogram serebral, dokter memasukkan tabung tipis
(kateter) melalui sayatan kecil (biasanya di pangkal paha), melalui arteri
utama dank e arteri karotidatau vertebral. Selanjutnya, dokter akan
menyuntikkan pewarna ke pembuluh darah untuk membuatnya terlihat
dibawah X-ray, prosedur ini memberikan gambaran rinci tentang arteri
diotak dan leher.
f) Ekokardiogram
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk membuat
gambar detail dari jantung. Ekokardiogram dapat menemukan sumber
gumpalan dijantung yang mungkin telah berpondah dari jantung ke otak dan
menyebabkan stroke.
9. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan Keperawatan
1) Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan pengisapan
lendir.
2) Pemberian oksigen
3) Mengendalikan tekanan darah klien dalam batas normal
4) Memperbaiki aritmia jantung
5) Perawatan kandung kemih
6) Memberikan kenyamanan pada klien dengan pemberian posisi yang
tepat dan lakukan perubahan posisi tiap 2 jam
7) Lakukan latihan gerak aktif maupun pasif
8) Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh
9) Kontrol diabetes dan berat badan.
10) Koreksi adanya adanya kelainan gas darah
11) Perhatikan pemenuhan nutrisi (kalori) dan keseimbangan cairan
elektrolit
12) Posisikan kepala dengan ditinggikan 30°
b) Penatalaksanaan Medis
1) Pemenuhan cairan dan elektrolit
2) Mencegah peningkatan Tekanan Intra Cranial (TIK):
3) Pemberian antihipertensi
4) Pemberian diuretika untuk menurunkan edema
5) Pemberian vasodilator perifer untuk meningkatkan aliran darah serebral
(ADS)
6) Pemberian antikoagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
thrombus
7) Pemberian diazepam untuk kejang
8) Pemberian anti tukak
9) Pemberian manitol untuk mengurangi udema otak
10) Kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan peningkatan
tekanan dalam otak
B. Konsep Dasar Keperawatan Stroke
1. Pengkajian (Padila, 2012, p. 62)
a) Biodata
Pengkajian pada biodata difokuskan pada:
Umur : Karena pada usia di atas 55 tahun, karena sangat berisiko
tinggi terjadinya serangan stroke.
Jenis kelamin : Laki-laki lebih tinggi 30% dibanding wanita
Ras : Kulit hitam lebih tinggi angka kejadiannya
b) Keluhan utama
Sering kali pasien yang datang ke rumah sakit dengan kondisi :
penurunan kesadaran atau koma yang disertai dengan kelumpuhan dan
keluhan sakit kepala hebat bila masih sadar.
c) Upaya yang telah dilakukan
Jenis CVA Bleeding memberikan gejala yang cepat memburuk,
sehingga klien biasanya langsung dibawa ke rumah sakit
d) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang berhubungan dengan kualitas pembuluh darah otak
menjadi menurun adalah riwayat DM, hipertensi, kelainan jantung, dan
policitemia.
e) Riwayat penyakit sekarang
Kronologis peristiwa CVA Bleeding sering setelah melakukan
aktivitas tiba-tiba terjadi keluhan neurologis, seperti sakit kepala hebat,
penurunan kesadaran sampai koma.
4) B4 (Bladder/Perkemihan)
Tanda-tanda inkontinensia uri
5) B5 (Bowel : Pencernaan)
Tanda-tanda inkontinensia alfi
6) B6 (Bone : Tulang dan Integumen)
Kaji adanya kelumpuhan ataupun kelemahan. Tanda-tanda
dekubitus karena tirah baring lama, kekuatan otot. Diagnosa
keperawatan
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif b/d hipertensi (D.0017)
2. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya napas (D.0005)
3. Deficit nutrisi b/d ketidakmampuan menelan makan (D.0019)
4. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot (D.0054)
5. Deficit perawatan diri b/d gangguan neuromuskuler (D.0109)
Intervensi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- anjurkan melakukan mobilisasi dini
- ajarkan mobilisasi sederhana yang
dilakukan
5. Deficit Setelah dilakukan Pencegahan jatuh (1.14540)
perawatan diri Tindakan keperawatan
b/d gangguan diharapkan Status Observasi
neuromuskuler Neurologis (L.06053), - Identifikasi factor risiko jatuh
(D.0109) dengan kriteria hasil: (mis.usia >65 tahun, penurunan tingkat
1. Tingkat kesadaran, deficit kognitif, hipotensi
kesadaran cukup ortostastik, gangguan keseimbangan,
meningkat gangguan penglihatan, angiopati)
2. Reaksi pupil Terapeutik
cukup - orientasikan ruangan pada pasien dan
meningkat keluarga
3. Tekanan darah - pastiakan roda tempat tidur terkunci
sistolik cukup - pasang hendrall tempat tidur
membaik - atur tempat tidur mekanis pada posisi
4. Frekuensi nadi rendah
cukup membaik - tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh
dekat denagan pantauan perawat dari
nurse station
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf
(deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Stroke adalah sindrom
yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau
global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
DAFTAR PUSTAKA
HARTATI, J. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DENGAN STROKE
HEMORAGIK DALAM PEMBERIAN INOVASI INTERVENSI POSISI ELEVASI
KEPALA 30 DERAJAT DI RUANGAN NEUROLOGI RSUD Dr.ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2020.
Padila. (2012). BUKU AJAR : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. Nuha Medika.
LeMone, P. (2016). Buku ajar keperawatan medikal bedah. EGC.
Purwanto, H. (2016). Keperawatan medikal bedah II. Kementerian Kesehatan RI.