Tim Penyusun:
Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Medikal Bedah III
(Neurology)
UNIVERSITAS KLABAT
Oktober 202
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul asuhan keperawatan pada
Adapun tujuan dari penulis dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Medikal
Bedah III (Neurology). selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
asuhan keperawatan pada Penyakit Stroke ( iskemik dan infark) bagi para pembaca dan
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
Latar Belakang..................................................................................................................................4
Tujuan Penulisan...............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................................6
Definisi....................................................................................................................................................6
Anatomi dan Fisiologi...........................................................................................................................6
Etiologi.................................................................................................................................................15
Tanda dan Gejala................................................................................................................................15
Komplikasi...........................................................................................................................................16
Pemeriksaan Penungjang....................................................................................................................16
Penatalaksanaan..................................................................................................................................29
Patofisiologi..........................................................................................................................................29
Pathoflowdiagram...............................................................................................................................30
Asuhan keperawatan...........................................................................................................................31
Jurnal...................................................................................................................................................65
BAB III......................................................................................................................................................67
Kesimpulan..........................................................................................................................................67
Daftar pustaka.........................................................................................................................................67
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Stroke disebabkan oleh gangguan perfusi ke bagian otak mana pun. National Stroke
Association menggunakan istilah serangan otak untuk menyampaikan urgensi perawatan stroke
akut yang serupa dengan yang disediakan untuk infark miokard akut. Stroke adalah keadaan
darurat medis, dan harus segera ditangani untuk mengurangi kecacatan permanen. Sekitar 14%
pasien di rumah sakit di Amerika Serikat mengalami stroke saat berada di rumah sakit (Mink &
Miller, 2011). Stroke adalah penyebab utama kematian ketiga di Amerika Serikat dan dianggap
sebagai penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. Menurut Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 137.000 orang Amerika meninggal setiap tahun akibat
stroke (CDC, 2013b) Rata-rata, satu orang Amerika meninggal karena stroke setiap 4 menit
(CDC, 2013). Stroke merupakan salah satu penyakit yang mordalitas dan mortilitasnya tinggi.
Prevelensi stroke nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 12,1 % , tertinggi di provinsi
Sulawesi selatan ( 17,9%) dan terendah provensi papua barat, lampung dan jambi ( 5,3
%). Semple Registration system ( SRS) Indonesia tahun 2014 menunjukan stroke merupakan
penyebab kematian utama , yaitu sebesar 21,1 % dari seluruh penyebab kematian untuk semua
kelompok umur.
Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk stroke, pemerintah
focus upaya promotive dan preventif dengan tidak meninggalkan upaya kuratif dan
rehabilitative. Dengan dilakukan gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS) Sesuai dengan
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan Deteksi
dini,Peningkatan aktivitas fisik serta Konsumsi buah dan sayur. Gerakan pencegah stroke tidak
hanya digunaka oleh Kementrian Kesehatan RI. Perhimpunan Doketer Spesialis Indonesia
( PERDOSSI) bekerja sama dengan Boehringer Ingelheim juga telah meluncurkan ANGELS
intiative pada April 2017. ANGELS intiative merupakan inisiatif dan komitmen Boehringer
Ingelheim dalam meningkatkan pelayanan ruma sakit khususnya dalam penanganan stroke
preventif,diagnose dan terapi untuk stroke akut. Untuk menekan prevelensi stroke, ANGELS
initiative bekerja sama dengan para ahli pembimbing stroke spesialis seluruh dunia dalam
mengadakan dan meningkatkan kualitas stroke Center melalui program pelatihan penanganan
stroke.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan bisa memahami hal- hal yang menjadi konsep dari dasar dari asuhan
Definisi
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
kelumpuhan atau kematian. Sedangkan menurut Hudak (1996), stroke adalah deficit neurologis
yang mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagau akibat dari cardiovascular
desease.
Otak terkandung di dalam termpurung kepala; peran otak adalah untuk mengarahkan
regulasi sistem saraf dan sistem tubuh lainnya. Sumsum tulang belakang bersarang dikanal
vertebralis. Dari otak sumsum tulang belakang turun ketengah punggung dan dikelilingi serta di
lindungi oleh tulang belakang yang bertulang. Sumsum tulang belakang dikelilingi oleh cairan
bening yang disebut cairan serebrospinal. Yang melindungi jaringan saraf halus dari kerusakan
akibat benturan bagian tulang belakang. Terdiri dari 12 pasang kranial, 31 pasang saraf tulang
belakang dan sistem saraf otonom. Dibagi lagi menjadi serabut simpatis dan parasimpatis. Sistem
saraf mengandung dua jenis sel : neuron, yang mengirimkan atau melakukan impuls saraf, dan
sel neuroglia yang memilik peran yang saling bergantung dengan neuron.
Otak
Meninges membentuk lapisan pelindung otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan luar
adaah dura mater. Ruang subdural terletak di antara dura mater dan lapisan tengah, arachnoid.
Pia mater adalah ruang subrachnoid, tempat CSF bersikulasi. Ruang potensial disebut sebagai
ruang epidural, terletak diantara tengkorak dan lapisan luar dura mater. Area ini juga meluas ke
sumsum tulang belakang dan diguanakan untuk pengiriman analgesia epidural dan anastesi. Dura
mater terletak juga diantara belahan otak dan otak kecil di sebut tentorium. Ini membatu
mengurangi atau mencegah transmisi kekuatan dari satu belahan ke belahan lain dan melindungi
batang bagian otak bawah saat terjadi trauma kepala. Referensi klinis dapat dibuat untuk lesi
(miasalnya tumor) sebagai supratentorial (di atas tentorium) atau infarntentorial (dibawah
tentorium).
Otak terdiri dari tiga area utama. Yaitu batang otak, serebelum , dan otak depan.
1. Batang otak
2. Serebelum
Berkaitan dengan koordinasi gerakan dan bekerja sama dengan batang otak untuk focus
pada fungsi otot. Struktur ini terdapat dibawah lobus oksipital dan berada dibawah
3. Otak depan
Terletak diatas batang otak dan otak kecil dan merupakan yang paling maju dalam
evolusi.
Area otak ini dabagi menjadi tiga area.
1. Diencephalon
2. Serebellum
Berkaitan dengan koordinasi gerakan dan bekerja sama dengan batang otak untuk fokus
pada fungsi otot. Struktur ini terdapat dibawah lobus oksipital dan berdekatan dengan
batang otak.
3. Korteks serebral
Korteks serebral adalah bagian dari otak besar dan terlibat dengan hampir semua fungsi
otak yang lebih tinggi. Bagian otak ini memproses dan mengkomunikasikan semua
informasi yang dating dari sistem saraf tepi peripheral nervous system (PNS). Itu juga
menerjemahkan impuls menjadi perasaan dan pikiran yang bisa dimengerti. Korteks serebral
begitu kompleks sehingga dibagi lagi menjadi empat lobus. Yaitu : lobus frontal, lobus
Otak besar adalah bagian terbesar dari otak dan mengontrol kecerdasan, kreativitas dan
memori. “Materi abu-abu” otak besar adalah korteks sentral – pusat yang menerima informasi
dari talamus dan semua area bawah otak. Otak besar terdiri dari dua bagian, disebut sebagai
belahan kanan dan belahan kiri, yang bergabung dengan korpus kalosum. Belahan kiri adalah
belahan domminan pada kebanyakan orang. (bahkan pada banyak orang kidal). Di dalam struktur
yang lebih dalam dari otak besar adalah ventrikel lateral kanan dan kiri. Didasar otak besar
ventrikel adalah sekelompok neuron yang disebut ganglia basal, yang membantu mengatur
fungsi motoric. Korteks serebral adalah bagian dari serebum dan terlibat dengan hampir semua
fungsi otak yang tinggi. Bagian otak ini memproses dan mengkomunikasikan informasi yang
dating pada sistem saraf tepi. Korteks serebral begitu kompleks sehingga dibagi lagi menjadi
empat lobus. Yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital.
Otak Kecil
Menerima informasi langsung dan terus-menerus tentang kondisi otot, persendian dan
Memprediksi jarak dan mengukur kecepatan seseorang saat mendekati suatu objek.
Menjaga keseimbangan
Tidak seperti korteks motorik , kendali sereberal tubuh bersifat ipsilateral ( terletak disisi yang
sama). Sisi kanan otak kecil mengontrol sisi kanan tubuh, dan otak kecil kiri meengontrol sisi
kiri tubuh. Batang otak meliputi otak tengah, pons dan medulla. Diseluruh batang otak terdapat
sel-sel khusus yang membentuk pengaktifan rstikuler, yang mengontrol kesadaran dan
kewaspadaan. Misalnya jaringan ini membangunkan seseorang dari tidur saat diberikan
rangsangan seperti suara keras atau nyeri atau saatnya untuk bangun. Area pembentukan
retikuler memiliki banyak hubungan dengan serebrum, batang otak lainnya, dan otak kecil.
Sirkulasi di otak
Sirkulasi di otak berasal dari arteri karotis dan vertebralis. Arteri karotis interna
bercabang menjadi arteri serebral anterior (ACA) dan arteri serebral tengah (MCA), yang
terbesar. Kedua arteri vertebralis posterior menjadi arteri basilar, yang kemudian membelah
menjadi kedua arteri serebral posterior. Arteri serebral anterior, tengah dan posterior bergabung
bersama oleh arteri kecil yang berkomunikasi untuk membentuk cincin dan dasar itak yang
tengah keatas ( yaitu area untuk pendengaran dan motorik tubuh bagian atas dan neuron
sensorik). Arteri serbral mamasok aspek garis tengah atau medial, dari area yang sama (yaitu,
motorik tubuh bagian bawah dan neuron sensorik). Arteri serebral posterior menyuplai area
darah dari daerah pertengahan temporal kebawah dan kebelakang (lobus oksipital), serta
sebagian besar batang otak. Ketika aliran darah terganggu di salah satu arteri ini (misalnya, oleh
bekuan), area otak yang disuplai terpengaruh mungkint idak berfungsi sebagaimana mestinya.
Penghalang darah otak tampaknya ada karena sel-sel endotel dari kapiler serebral bergabung
erat. Penghalang ini membuat beberapa zat dialiran darah keluar daro sirkulasi serebrospinal dan
keluar dari jaringan otak. Zat yang dapat melewati penghalan darah otak antara lain oksigen,
glukosa, karbin dioksida, alcohol, anestesi, dan air. Molekul besar sepeerti albumin, zat apapun
yang terikat pada albumin, dan banyak antibiotic dicegah melewati penghalang. Cairan
serebrospinal juga bersirkulasi, mengelilingi dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
Saat bergerak melalui ruang subrachnoid, cairan tersebut secara kontinyu dirproduksi oleh
pleksus koroid, diserap kembali oleh vili arachnoid, kemudian dialurkan kesinus sagital
superior.
Stroke iskemik akut disebabkan oleh oklusi (penyumbatan) arteri serebral oleh trombus
atau embolus. Stroke yang disebabkan oleh trombus (bekuan) disebut sebagai stroke
trombotik, sedangkan stroke yang disebabkan oleh embolus (gumpalan yang terlepas)
disebut sebagai stroke emboli. Stroke trombotik terjadi lebih dari setengah dari semua
mana plak lemak berkembang di dinding bagian dalam pembuluh arteri yang
Pecahnya satu atau lebih plak meningkatkan pembentukan gumpalan. Ketika gumpalan
berukuran cukup, itu mengganggu aliran darah ke jaringan otak yang disuplai oleh
pembuluh darah, menyebabkan stroke iskemik (oklusif). Bifurkasi (titik pembelahan) dari
arteri karotis komunis dan arteri vertebralis di persimpangannya dengan arteri basilar
adalah tempat paling umum yang terlibat dalam pembentukan plak aterosklerotik. Karena
sifat pembentukan gumpalan secara bertahap ketika ada plak aterosklerotik, stroke
trombotik cenderung memiliki onset yang lambat, berkembang dari menit ke jam. Stroke
emboli disebabkan oleh trombus atau sekelompok trombus yang terlepas dari satu area
tubuh dan berjalan ke arteri serebral melalui arteri karotis atau sistem vertebrobasilar.
Sumber emboli yang biasa adalah jantung. Emboli dapat terjadi pada pasien dengan
fibrilasi atrium, penyakit katup jantung, trombus mural setelah infark miokard (MI), atau
katup jantung prostetik. Sumber emboli lainnya mungkin berupa plak atau gumpalan
yang terlepas dari sinus karotis atau arteri karotis internal. Emboli cenderung bersarang di
pembuluh darah otak yang lebih kecil di titik bercabang atau di mana lumen menyempit.
Arteri serebral tengah (MCA) paling sering terlibat dalam stroke emboli. Saat emboli
menutup pembuluh darah, iskemia berkembang dan pasien mengalami manifestasi klinis
dari stroke. Namun, oklusi mungkin bersifat sementara jika embolus pecah menjadi
fragmen yang lebih kecil, memasuki pembuluh darah yang lebih kecil, dan diserap.
Untuk alasan ini, stroke emboli ditandai dengan perkembangan yang tiba-tiba dan
terjadinya defisit neurologis yang cepat. Gejalanya bisa hilang dalam beberapa jam atau
beberapa hari. Konversi dari stroke oklusif menjadi stroke hemoragik dapat terjadi karena
dinding pembuluh arteri juga rentan terhadap kerusakan iskemik akibat gangguan suplai
darah. Stres hemodinamik yang tiba-tiba dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah,
Stroke Hemoragik.
Klasifikasi utama kedua dari stroke adalah stroke hemoragik. Pada jenis stroke ini,
integritas pembuluh darah terputus dan perdarahan terjadi ke dalam jaringan otak atau ke
dalam jaringan otak yang umumnya disebabkan oleh hipertensi berat atau berkelanjutan.
Tekanan darah tinggi (BP) menyebabkan perubahan di dalam dinding arteri yang
12 Saraf Kranial
1. Penciuman : Penciuman
pengunyahan (chweing)
6. Facial: Nyeri dan suhu dari area telinga , sensai yang dalam dari wajah, rasa dari 2/3
8. Glossopharyngeal : Nyeri dan suhu dari telinga, rasa dan sensasi dari sepertiga posterior
9. Vagus: Nyeri dan suhu dari telinga, sensasi dari faring,laring, toras dan perut sel kelenjar
10. Accessory: Otot rangka faring dan laring serta otot stemocleidomastoid dan trapizius
Seperti banyak masalah kesehatan lainnya, penyebab stroke kemungkinan besar merupakan
kombinasi faktor risiko genetik dan lingkungan. faktor risiko utama meningkatkan kemungkinan
stroke dan dapat dibagi menjadi, yang dapat dimodifikasi dan yang berkonotasi (faktor yang
tidak dapat dimodifikasi). Banyak dari faktor-faktor ini memiliki kecenderungan umum atau
genetik misalnya, risiko stroke kerabat pertama (ibu, ayah, saudara perempuan, saudara laki-laki)
meningkat dengan adanya riwayat keluarga hipertensi yang kuat, penyakit aterosklerotik, dan
diagnosis aneurisma. kerabat pasien dengan aneurisma, terlepas dari lokasi pembuluh darah,
mungkin berisiko lebih tinggi untuk aneurisma intrakranial dan harus mempertimbangkan
Gejala stroke bisa muncul kapan saja hingga siang atau malam hari.
• Tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai
• Kesulitan melihat secara tiba-tiba pada salah satu atau kedua mata
• Pusing mendadak, kesulitan berjalan, atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi
Komplikasi
1. Hipoksia serebral
4. Pneumonia aspirasi
5. ISK, Inkontinensia
6. Kontraktur
7. Tromboplebitis
8. Abrasi kornea
9. Dekubitus
10. Encephalitis
11. CHF
Pemeriksaan Penungjang
Assessment History
Memperoleh riwayat tidak boleh menunda kedatangan pasien ke pusat stroke atau radiologi
intervensi di dalam pusat stroke. Riwayat berfokus untuk menentukan apakah pasien baru saja
Riwayat yang lebih luas, baik setelah terapi fibrinolitik atau penentuan bahwa pasien tidak
dapat menerima terapi ini, membantu mengidentifikasi penyebab stroke dan area otak yang
terkena. Jika memungkinkan, dapatkan riwayat aktivitas pasien saat stroke dimulai. Stroke
hemoragik cenderung terjadi selama beraktivitas. Selanjutnya tanyakan kepada pasien atau
riwayat serangan stroke. Gejala stroke hemoragik cenderung terjadi secara tiba-tiba, sedangkan
stroke trombotik umumnya berkembang lebih bertahap. Tentukan tingkat keparahan gejala,
seperti apakah gejala memburuk setelah onset awal atau mulai membaik.
Selama wawancara, amati tingkat kesadaran (LOC) pasien dan kaji indikasi gangguan
kognitif atau memori dan kesulitan berbicara atau mendengar. Jika LOC tiba-tiba menurun atau
berubah, segera tentukan apakah ada hipoglikemia atau hipoksia karena kondisi ini dapat
menyerupai gangguan neurologis yang muncul. Hipoglikemia dan hipoksia mudah diobati tidak
Tanyakan pasien atau anggota keluarga tentang adanya defisit persepsi sensorik atau
perubahan motorik, masalah visual, masalah keseimbangan atau gaya berjalan, dan perubahan
dalam kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, tenyakan riwayat kesehatan pasien dengan
perhatian khusus diarahkan pada riwayat trauma kepala, diabetes, hipertensi, penyakit jantung,
anemia, dan obesitas. Dapatkan daftar obat saat ini, termasuk obat-obatan yang diresepkan, obat-
obatan yang dijual bebas (OTC), suplemen herbal dan nutrisi, dan obat-obatan rekreasional
(terlarang). Untuk melengkapi riwayat, dapatkan data tentang riwayat sosial pasien, termasuk
pendidikan, pekerjaan, perjalanan, aktivitas santai, dan kebiasaan pribadi (misalnya, merokok,
Pasien dengan SAH, terutama bila perdarahannya berasal dari aneurisma yang bocor, sering
melaporkan timbulnya sakit kepala parah yang tiba-tiba digambarkan sebagai “sakit kepala
terparah dalam hidup saya”. Gejala tambahan SAH atau aneurisma serebral dan perdarahan
AVM adalah mual dan muntah, fotofobia, neuropati kranial, leher kaku, dan perubahan status
pemeriksaan neurologis awal menggunakan alat penilaian stroke yang sudah mapan.
Penyelamatan Kritis di UGD, kaji pasien stroke dalam 10 menit setelah kedatangan. Standar
yang sama berlaku untuk pasien yang sudah dirawat di rumah sakit karena kondisi medis lain
yang mengalami stroke. Prioritasnya adalah penilain ABCS – jalan napas, pernapasan, dan
sirkulasi.
Nasional Institutes Of Health Stroke Scale (NIHSS) adalah alat penilaian valid dan andal yang
umum digunakan perawat sesegera mungkin setelah pasien tiba di UGD. Penilaian neurologis
lengkap saat masuk ke UGD juga berlaku untuk pasien yang sudah dirawat dirumah sakit karena
kondisi medis lain yang mengalami stroke. Prioritasnya adalah penilaian ABCS – airway,
kesadaran pasien (LOC). Gunakan Skala Koma Glasgow untuk sering memantau perubahan
LOC selama perawatan akut pasien. Menifestasi khusus pasien stroke juga harus dipantau.
Gejala stroke tergantung pada luas dan lokasi iskemia serta arteri yang terlibat.
Sindrom Stroke
• Hemianopsia homonim
• Defisit spasial
• Defisit persepsi
• Hemiparesis kontralateral
• Sakit kepala
• Bruit
• Ketekunan
• Gangguan memori
• Paralisis flaksid
Perubahan Kognitif
LOC bervariasi tergantung pada tingkat peningkatan tekanan intrakranial (ICP) yang
1. Penolakan penyakit
2. Disfungsi spasial dan proprioseptif (kesadaran akan posisi tubuh dalam rungan)
3. Gangguan memori, penilaian, atau pemecahan masalah dan kemampuan membuat keputusan
Belahan otak kanan lebih terlibat dalam kesadaran visual, spasial dan proprioception (rasa
posisi tubuh). Seseorang yang mengalami stroke yang melibatkan belahan otak kanan sering
tidak menyadari adanya defisit dan mungkin mengalami disorientasi ke waktu dan tempat.
Perubahan kepribadian termasuk impulsivitas (kontrol impuls yang buruk) dan penilaian yang
buruk. Sedangkan belahan otak kiri, yang dominan disemua kecuali sekitar 15% - 20% dari
populasi, adalah pusat bahasa, keterampilan matematika, dan pemikiran analitik. Oleh karena itu
stroke belahan otak kiri menyebabkan afasia (ketidakmampuan untuk menggunakan atau
memahami bahasa), alexia atau disleksia (masalah membaca), agraphia (kesulitan menulis), dan
Bekerja sama dengan ahli terapi fisik (PT) dan terapis okupasi (OT), kaji tonus otot pasien.
Pasien dengan hipotonia, atau lumpuh lembek, tidak dapat mengatasi gaya gravitasi, dan
ekstremitas cenderung jatuh ke samping. Ekstremitas terasa berat, dan tonus otot tidak memadai
menyebabkan posisi tetap atau kontraktur pada ekstremitas yang terlibat. Range of motion
(ROM) dari sendi dibatasi, dan subluxation bahu dapat dengan mudah terjadi baik dari spastisitas
atau flacciditas. Kaji juga kontrol kepala dan tubuh, keseimbangan, koordinasi, dan gaya
berjalan. Pasien yang mengalami stroke mungkin juga tidak dapat menggunakan suatu objek
dengan benar (agnosia) atau melakukan aktivitas motorik atau ucapan yang disengaja (apraxia).
Hilangnya kontrol neurologis oleh korteks serebral menyebabkan kandung kemih kejang
(motor neuron atas) tanpa hambatan. Fungsi usus juga bisa terpengaruh. Kaji pasien untuk
inkontinesia atau retensi urin dan tinja, karena ada beberapa pasien mengalami dua masalah
tersebut.
Perubahan Sensorik
Mengevaluasi respon pasien terhadap rangsangan sentuhan dan nyeri. Selain fungsi motorik
yang berkurang dan berdampak pada sisi tubuh yang terkena. Bisa terjadi akibat stroke di
belahan otak kanan. Pada sindrom ini, pasien tidak menyadari keberadaan sisi kirinya atau yang
lumpuh. Bagian penting lainnya dari pengkajian keperawatan berfokus pada kemampuan visual.
Infark atau iskemia yang melibatkan arteri karotis dapat menyebabkan penyempitan atau
pelebaran pupil, ptosis (kelopak mata terkulai), defisit lapang pandang, atau pucat dan petekie
konjungtiva. Amaurosis fugax, episode singkat kebutaan pada satu mata akibat iskemia retina
yang disebabkan oleh insufisiensi arteri ophthalmic atau kronis. Hemianopsia atau kebutaan pada
separuh lapang pandang terjadi akibat kerusakan seluruh optik atau lobus okspital. Biasanya
defisit ini terjadi sebagai hemianopsia homonim dimana terdapat kebutaan pada sisi yang sama
dari kedua mata. Pasien dengan kondisi ini harus menoleh untuk memindai seluruh jangkauan
penglihatan, Jika tidak dia tidak melihat setengah dari bidang visual. Pasien dengan kerusakan
batang otak atau serebelar mungkin mengalami gerakan mata yang tidak normal, seperti
Kaji kemampuan mengunyah, yang mencerminkan fungsi saraf kranial (CN V). Selain itu
perhatikan adanya paralisis atau paresis wajah (CN VII), tidak ada refleks muntah (CN IX), atau
gangguan gerakan lidah (CN XII). Pasien yang mengalami kesulitan mengunyah atau menelan
makanan dan cairan (disfagia) beresiko mengalami pneumonia aspirasi dan dapat menjadi
Penilaian Kardiovaskular
Pasien dengan stroke emboli mungkin mengalami murmur jantung, disritmia (paling sering
fibrilasi atrium), atau hipertensi (180-200/110-120 mmHg). Tenakan diatas nilai-nilai ini dapat
Psychosocial Assessment
Kaji reaksi pasien terhadap penyakitnya, terutama yang berkaitan dengan perubahan citra
tubuh, konsep diri, dan kemampuan melakukan PHBS. Bekerja sama dengan keluarga dan
teman pasien, identifikasi masalah apapun yang berkaitan dengan koping atau perubahan
kepribadian. Tanyakan tentang status keuangan dan pekerjaan pasien, karena pasien yang tidak
memiliki asuransi kesehatan mungkin khawatir tentang bagaimana keluarga mereka akan
mengatasi masalah keuangan. Keterlibatan awal layanan sosial, pelayanan spiritual atau
emosional, terutama jika lobus frontal otak telah terpengaruh (tertawa kamudian menangis),
Laboratory Assessment
Kaji riwayat klinis dan presentasinya. Tidak ada tes Laboratorium definitif yang
memastikan diagnosisnya. Kadar hematokrit dan hemoglobin yang meningkat sering dikaitkan
dengan stroke berat atau mayor kerena tubuh berusaha mengkompensasi kekurangan oksigen ke
otak. Jumlah sel darah putih yang meningkat dapat mengindikasikan adanya infeksi,
kemungkinan adanya bakteri subakut endokarditis, atau respon terhadap stres fisiologis atau
peradangan. Enzim jantung dapat meningkat pada pasien yang memiliki penyebab jantung
untuk stroke mereka. Akan dilakukan tes protrombin (PT) atau rasio normalisasi internasional
(INR) dan waktu tromboplastin parsial (PTT) untuk menetapkan informasi dasar jika terapi
antikoagulasi dimulai. Tes diagnostik ini memberikan bukti pendukung bahwa telah terjadi
stroke hemoragik.
Imaging Assessment
Pencitraan otak adalah alat yang paling penting untuk memastikan diagnosis stroke. CT
tanpa kontras adalah standar untuk diagnosis awal. Aneurisma otak atau AVM juga dapat
diidentifikasi. Untuk pasien dengan stroke iskemik atau oklusif, CT kepala biasanya awalnya
akan menunjukan hasil negatif, menunjukan stroke trombotik atau emboli dari pada perdarahan
intraserebral. Setelah 24 jam pertama, CT menunjukan perubahan progresif dari iskemia, infark,
dan edema serebral terkait. Tes ini menetapkan informasi dasar untuk perbandingan dimasa
mendatang jika kondisi pasien memburuk. Selain itu, pemindaian memugkinkan dokter untuk
mengidentifikasi perubahan patologis yang mungkin menyerupai stroke, seperti tumor otak atau
menunjukkan secera otak iskemik lebih awal dari CT. Angiografi resonansi magnetik (MRA)
dan teknik multimodal seperti pencitraan berbobot perfusi meningkatkan sensitivitas MRI untuk
tambahan.
Untuk membantu dalam menentukan penyebab jantung dari stroke, dapat menggunakan
Elektrokardiogram (EKG) 12-lead dan evaluasi enzim jantung. Seperti penyakit kardiovaskular
- Gelombang T terbalik
- Depresi ST
Untuk mengobati keadan akut perlu diperhatikan factor-faktor kritis sebagai berikut:
a. Mempertahan kan saluran nafas yang paten yaitu lakukan persiapan lender yang
dan hipertensi
4. Menetapkan pasien dalam posisi yang tepat ,harus dilakukan secepat mungkin pasien
harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif
Patofisiologi
Stroke disebabkan oleh gangguan perfusi pada bagian manapun diotak. National Stroke
Association menggunakan istilah serangan otak untuk menyampaikan urgensi perawatan stroke
akut serupa atau berhubungan dengan infark miokard akut. Stroke adalah keadaan darurat medis,
dan memang harus segera diobati untuk mengurangi kecacatan permanen. Sekitar 14% pasien
dirumah sakit di Amerika Serikat mengalami stroke selama di rumah sakit (Mink &Miller,
2011a).Stroke adalah penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan saat ini dianggap
sebagai penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. Menurut Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 137.000 Orang Amerika meninggal setiap tahun karena
stroke (CDC, 2013b) Rata-rata, satu Orang Amerika meninggal karena stroke setiap 4 menit
(CDC, 2013b).Otak tidak dapat menyimpan oksigen atau glukosa dan oleh karena itu harus
konstan untuk berfungsi normal. Jika suplai darah ke bagian otak manapun terputus selama lebih
dari beberapa menit, maka bisa menyebabkan jaringan otak mati(infark).ini bisa mengakibatkan
Pathoflowdiagram
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Meskipun riwayat yang akurat penting dalam diagnosis stroke,prioritas pertama adalah
memastikan pasien dibawa ke pusat stroke. stroke center ditunjuk oleh Komisi Gabungan karena
kemampuannya untuk cepat mengenali dan mengobati stroke secara efektif. Di tengah, para
pasien dievaluasi kelayakannya untuk menerima terapi fibrinolitik. Memperoleh riwayat tidak
boleh menunda kedatangan pasien ke salah satu pusat stroke atau radiologi intervensi di dalam
pusat stroke. Riwayat terfokus pada menentukan apakah pasien baru saja mengalami peristiwa
perdarahan atau sedang mengambil antikoagulan merupakan bagian penting dari penilaian
stroke.
Riwayat yang lebih luas, setelah terapi fibrinolitik atau penentuan bahwa pasien tidak
dapat menerima terapi ini, membantu mengidentifikasi penyebab stroke dan area otak yang
terlibat. Jika mungkin, dapatkan riwayat aktivitas pasien saat stroke dimulai. Stroke hemoragik
cenderung terjadi selama beraktivitas. Selanjutnya tanyakan pada pasien atau anggota keluarga
Gejala stroke hemoragik cenderung terjadi secara tiba-tiba, sedangkan stroke trombotik
umumnya lebih parah , perkembangan bertahap. Tentukan tingkat keparahan gejala, apakah
kognitif atau memori dan kesulitan berbicara atau mendengar. Saat LOC tiba-tiba menurun atau
diubah, segera tentukan apakah ada hipoglikemia atau hipoksia karena kondisi ini dapat
menyerupai gangguan neurologis yang muncul. Hipoglikemia dan hipoksia mudah diobati dan
dibalik, tidak seperti otak cedera akibat perfusi atau trauma yang buruk. Tanyakan pasien atau
anggota keluarga tentang keberadaan sensorik defisit persepsi atau perubahan motorik, masalah
visual, masalah dengan keseimbangan atau gaya berjalan, dan perubahan dalam kemampuan
membaca atau menulis. Selain itu, tanyakan tentang riwayat kesehatan pasien dengan spesifik
perhatian diarahkan pada riwayat trauma kepala, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, anemia,
dan obesitas. Dapatkan daftar terkini obat-obatan, termasuk obat resep, obat bebas (OTC),
suplemen herbal dan nutrisi, dan obat-obatan rekreasional (terlarang). Untuk melengkapi
riwayat, memperoleh data tentang riwayat sosial pasien, termasuk pendidikan, pekerjaan,
perjalanan, kegiatan rekreasi, dan pribadi kebiasaan (misalnya, merokok, diet, pola olahraga,
Pasien dengan SAH, terutama bila perdarahan berasal dari a bocornya aneurisma, sering
kali melaporkan timbulnya sakit kepala parah yang tiba-tiba digambarkan sebagai "sakit kepala
terburuk dalam hidupku". Gejala tambahan SAH atau aneurisma serebral dan perdarahan AVM
adalah mual dan muntah, fotofobia, neuropati kranial, leher kaku, dan perubahan status mental.
Masalah keperawatan
Masalah keperawatan untuk Stroke ada 7, yaitu Gangguan Perfusi Jaringan Otak, Risiko
Bersihan jalan napas tidak efektif, Gangguan mobilitas fisik, Risiko Gangguan komunikasi
verbal, Risiko gangguan persepsi sensorik (sentuhan), Risiko pengabaian sepihak, Kurang
Pengetahuan.
perdarahan intracranial
Defining Charakteristik
Perubahan perilaku
kelainan bicara
dysphagia
sakit kepala
oleh National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS), skor kurang dari 4, skor skala
koma glasgow (GCS) lebih besar dari 13, tidak adanya defisit neurologis baru dan
NOC Outcomes
NOC Interventions
Ongoing Assessment
transien sebelumnya.
Rasional : Pemeriksaan jantung diperlukan jika stroke tersebut emboli, fibrilasi
atrium adalah penyebab utama stroke emboli. hipertensi tampaknya terkait dengan
stroke trombotik.
dan penurunan perfusi otak terkait. karena edema serebral, keseimbangan cairan
harus diatur. Cairan dapat dibatasi jika pasien mengalami peningkatan ICP yang
signifikan, atau perluasan volume dapat digunakan jika pasien mengalami hipotensi
5. Gunakan oksimetri nadi untuk memantau saturasi oksigen: kaji gas darah arteri
Therapeutic Intervention
Thrombolytic
serebral. obat ini bekerja paling baik bila diberikan dalam waktu 3 jam setelah
Antihypertensive
Rasional : Antihipertensif diberikan untuk mengontrol hipertensi berat dan
Osmotic diuretic
edema serebral.
Rasional : bukti saat ini menunjukkan bahwa meninggikan kepala tempat tidur
mengurangi ICP dengan meningkatkan aliran keluar vena serebral. posisi ini juga
dapat mengurangi perfusi serebral dan berkontribusi pada peningkatan risiko infareksi
serebral.
Rasional : Posisi tersebut meningkatkan drainase vena dari otak dan menurunkan ICP
dan meningkatkan aktivitas otak dan ICP. kegiatan perawatan pengelompokan dalam
mengurangi ICP.
6. Pertahankan status volume pasien dengan mengganti atau membatasi cairan sesuai
resep
Disfungsi neurologis
Obstruksi
Sekresi
suara napas yang normal, frekuensi dan kedalaman pernapasan yang normal, serta
Noc outcome
Nic Intervention
Ongoing assessment
1. Pantau laju dan ritme pernapasan pasien, bunyi napas, dan kemampuan menangani
sekresi
Rasional: Obstruksi jalan nafas dapat terjadi dengan stroke akibat gangguan fungsi
saraf kranial yang menyebabkan berkurangnya refleks pelindung jalan nafas dan
lidah jatuh kembali ke faring dan menghalangi jalan napas. refleks batuk dan muntah
Rasional : Stroke batang otak dapat mengurangi fungsi saraf kranial dan
3. Kaji disfagia
skrining disfagia semua pasien dengan stroke sebelum asupan oral. ini adalah
Therapeutic Intervention
Rasional : Posisi ini mengurangi kerja pernapasan dan mendorong batuk yang lebih
efektif.
2. Jika pasien koma, gunakan jalan nafas orofaringeal
Rasional : Jalan nafas buatan membuat lidah tidak menghalangi jalan nafas.
Rasional : batuk adalah cara paling membantu untuk mengeluarkan sebagian besar
sekresi. pasien mungkin tidak dapat tampil sendiri. posisi duduk dan belat perut
mendorong batuk yang lebih efektif dengan meningkatkan tekanan perut dan gerakan
diafragma ke atas.
batuk. gangguan menelan dapat menyebabkan aspirasi sekresi oral dan obstruksi jalan
napas. penyedotan membantu pasien lebih efektif, mengatur sekresi jalan napas.
Defining Characteristics
dan pelatihan.
Pasien bebas dari komplikasi imobilitas, yang dibuktikan dengan kulit utuh, tidak adanya
Noc Outcomes
Nic Intervention
Ongoing Assessment
melakukan ROM pada semua sendi, pergerakan otot halus, dan pergerakan otot kasar.
Rasional : Mungkin ada derajat keterlibatan yang berbeda di sisi yang terkena,
kelumpuhan, paresis, dan kehilangan sensorik kontralateral ke sisi otak yang terkena
stroke. pada fase awal pemulihan stroke, pasien mungkin tidak dapat bergerak sama
sekali. saat pemulihan otak berlangsung, paresis atau kelumpuhan mungkin terbatas
3. Pantau integritas kulit pasien untuk area yang memucat atau kemerahan
Therapeutic Interventions
1. Ubah posisi pasien minimal setiap 2 jam, catat perubahan posisi dengan jadwal
balik.
Rasional : Perubahan posisi mengoptimalkan sirkulasi ke semua jaringan dan
2. Melakukan latihan ROM aktif dan pasif di semua ekstremitas beberapa kali
terutama pada ekstremitas spatis. mobilisasi dini dan latihan ROM harus dimulai
segera setelah pasien stabil dan tidak lagi membutuhkan perawatan intensif.
Rasional : Gangguan fungsi kognitif yang terjadi akibat stroke dapat menurunkan
Rasional : Setelah stabil secara medis, pasien mungkin mengalami defisit jangka
panjang seperti persepsi yang berubah dan kekuatan motorik. olahraga akan
meningkatkan kekuatan dan daya tahan, meningkatkan penggunaan sisi yang
terkena, dan meningkatkan keamanan pemindahan. pada saat pulang, pasien dan
Rasional : Rehabilitasi awal pada pasien yang stabil secara medis mencegah
panjang.
7. Membantu pasien dalam melakukan gerakan atau tugas. Mulailah dengan tugas-
tugas yang memerlukan sedikit gerakan dan dorong kontrol (misalnya, duduk
dimulai dengan pasien duduk di sisi tempat tidur. ketika tonus otot membaik dan
otot distal, seperti memulai dengan posisi tungkai dan berlanjut ke makan sendiri
dan menulis.
Rasional : Kelompok otot yang lebih besar lebih mudah untuk difokuskan dan
dikendalikan.
secara merata pada posisi duduk dan berdiri; berikan lingkungan yang aman untuk
aktivitas ini.
10. Ajarkan latihan dan teknik pasien dan keluarga untuk meningkatkan
kesuksesan.
synergi sering terjadi. Ini adalah gerakan tak sadar dari sebagian ekstremitas
spastisitas otot.
Noc Outcomes
Komunikasi
Nic Intervention
Rasional : Pasien dengan bentuk disfasia ekspresif akan kesulitan menemukan kata-kata.
ucapan tidak akan lancar, dengan penggunaan kata tunggal atau frasa pendek untuk
mengkomunikasikan ide. menulis akan sulit. pasien dengan bentuk reseptif disfasia akan
berbicara lancar tetapi menghasilkan bahasa tanpa makna. ritme, irama, dan artikulasi
normal. pasien tidak dapat memperbaiki kesalahan dalam berbicara, seperti kata-kata
Rasional : Pemahaman verbal biasanya utuh dengan disfasia ekspresif. beberapa pasien
pasien dengan disfasia reseptif mengalami gangguan pemahaman verbal dan membaca.
3. Menilai fungsi saraf kranial wajah dan hipoglosal.
Rasional : Kelemahan lidah dan otot wajah yang diperlukan untuk berbicara
berkontribusi pada disartria. pasien akan kesulitan membentuk suara yang jelas dan
bicara cadel.
Therapeutic Interventions
paling menyedihkan bagi pasien. staf harus peka terhadap martabat pasien.
Rasional : Pasien dengan disfasia membutuhkan petunjuk untuk sering diulang. tugas
perlu dijelaskan dalam langkah-langkah yang sangat sederhana dan disajikan satu per
satu.
Rasional : Input yang berbeda ini meningkatkan fungsi di area bahasa ucapan yang utuh.
Rasional : Input pendengaran tambahan ini (misalnya, papan komunikasi dengan gambar,
angka, kata, dan / atau alfabet). jika pasien menderita hemianopsia homonim, letakkan
bahan di tempat yang tidak terkena vison. hemianopsia homonim mempengaruhi bidang
penglihatan pada kedua sistem, berlawanan dengan sisi otak yang terkena stroke.
6. Gunakan isyarat bisikan, seperti gerak tubuh atau memegang benda yang sedang dibahas.
Rasional : Cucing visual dapat meningkatkan pemahaman pasien tentang pesan verbal.
pasien membutuhkan lebih banyak waktu untuk memproses informasi secara kognitif dan
mengharapkan hasil yang diinginkan. Metode ini menurunkan kecemasan pasien tentang
kemampuan komunikasi.
Rasional : Perawat harus merencanakan waktu yang cukup untuk menangani semua detail
10. Memberikan orientasi realitas dan memusatkan perhatian, tetapi hindari terus
mengoreksi.
Rasional : Konsistensi dalam pendekatan oleh perawat profesional dan anggota keluarga
mendorong komunikasi yang lebih efektif untuk pasien. Anggota keluarga mungkin
13. Berikan umpan balik kepada pasien tentang kemajuan yang dicapai dengan komunikasi
verbal.
Rasional : Umpan balik positif meningkatkan kepercayaan diri dan memfasilitasi upaya
Nic Intervention
Ongoing Assessment
1. Menilai kemampuan pasien untuk merasakan sentuhan ringan, batu bata, dan suhu.
sentuh sedikit kulit dengan pin, bola kapas, atau benda panas atau dingin, dan minta
Rasional : Penilaian awal menentukan tingkat perubahan dan mengidentifikasi area risiko
tertentu. defisit taktil meningkatkan risiko cedera yang terkait dengan ketidakmampuan
2. Menggunakan jari-jari kaki atau jari pasien, menilai rasa posisinya (kemampuan untuk
Therapeutic Intervention
1. Melakukan pemeriksaan kulit secara teratur, dan menginstruksikan pasien dan anggota
keluarga tentang teknik untuk melakukan hal yang sama. jelaskan konsekuensi dari
Rasional : Tekanan pada sisi yang terkena tidak boleh lebih dari 30 menit.
2. Berikan stimulasi sentuhan pada anggota tubuh yang terkena dengan menggunakan kain
atau tangan yang kasar, dan instruksikan pasien atau keluarga tentang metode yang
digunakan.
sensasi.
3. Menjelaskan bagaimana perasaan rangsangan (misalnya, air dingin, kain flanel lembut).
Rasional : deskripsi verbal meningkatkan pemahaman pasien tentang stimulus
4. Ajarkan pasien untuk memeriksa suhu air dengan sisi yang tidak terpengaruh sebelum
Rasional : Sensasi suhu yang berkurang, terutama untuk panas, meningkatkan risiko
5. Instruksikan pasien untuk secara teratur menggerakkan anggota tubuh yang terkena.
Rasional : Gerakan meningkatkan sirkulasi. gangguan kepekaan terhadap rasa sakit atau
mengatur pengaturan suhu pada pemanas air panas, dengan memindahkan furnitur tajam,
7. Memfasilitasi rujukan ke ahli terapi fisik atau terapis okupasi untuk mempelajari
keterampilan adaptif.
Rasional : Pasien dan pengasuh perlu mempelajari keterampilan adaptif untuk
Pasien dapat melewati garis tengah dengan mata dan lengan yang tidak terpengaruh.
Pasien mulai mencuci, berpakaian, dan makan dengan memperhatikan kedua sisi.
Noc Outcomes
Penentuan Posisi Tubuh: Inisiasi Diri; Perawatan Diri; Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Nic Intervention
Ongoing Assessment
perbandingan dengan cara pasien menggunakan sisi yang terkena. penggunaan mungkin
Rasional : Pasien mungkin tidak dapat melihat pada sisi yang terkena (hemianopsia).
cedera pada lobus parietal di belahan nondominan menyulitkan pasien untuk mengenali
Rasional : Informasi ini menentukan pengenalan pasien terhadap sisi yang terkena. pasien
tidak boleh, misalnya, memandikan sisi yang terkena, lupa bahwa sisi tersebut ada.
4. Menilai hubungan spasial yang terdistorsi.
Therapeutic Intervention
1. Dekati pasien dari sisi yang tidak terpengaruh saat pasien mulai sadar kembali.
Rasional : Dekati pasien dari sisi yang tidak terpengaruh saat pasien mulai sadar kembali.
2. Saat pasien menjadi lebih waspada, dekati dari sisi yang terkena sambil memanggil nama
pasien.
Rasional : Pendekatan ini akan meningkatkan kewaspadaan pasien pada sisi tubuh yang
terkena.
3. Memastikan lingkungan yang aman dengan menempatkan lampu panggilan pada pasien
penglihatan yang terkena. jika pasien tidak dapat menyalakan lampu panggil, dia
mungkin mencoba untuk bangun tanpa bantuan. perilaku ini meningkatkan risiko jatuh.
pendek membuatnya lebih mudah untuk menggambarkan makanan karena adanya ruang
di antara keduanya.
5. Letakkan semua makanan dalam jumlah sedikit, susun simpli di atas piring.
Rasional : Pendekatan ini mengurangi defisit spasial dan visual. jumlah yang sedikit
7. Dorong pasien untuk membasuh bagian tubuh yang sakit dan membalut bagian tubuh
terkena. peningkatan kesadaran sentuhan dan visual dari sisi yang terkena
9. Buatlah tanda terang di sisi koran atau buku saat pasien membaca.
Rasional: Teknik ini memberi isyarat akhir baris dan kembalinya baris berikutnya.
10. Ajarkan strategi kompensasi seperti pemindaian visual (memutar kepala untuk
Rasional.: pasien perlu mempelajari strategi untuk mengurangi kemungkinan cedera dan
Rasional: Terapis fisik dan okupasi dapat membantu pasien mempelajari keterampilan
Defining Characteristics
Pasien dan / atau pengasuh mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit dan
potensi hasil.
Noc Outcomes
Nic Interventions
Ongoing Assessment
teridentifikasi terpenuhi.
Therapeutic Interventions
Rasional : Menjelaskan perubahan fisik dan mental yang terjadi dengan stroke membantu
diharapkan selama pemulihan stroke mendorong penanganan yang efektif dan motivasi
2. Mempersiapkan pasien dan keluarga untuk kemungkinan perubahan dalam perilaku dan
penilaian pasien.
Rasional : Pasien mungkin mengalami perubahan mood dan depresi dalam 6 bulan
setelah cedera stroke awal. ketidakstabilan emosi dapat berlanjut selama beberapa bulan.
3. Menyertakan pengasuh dalam proses rehabilitasi untuk belajar dan membantu perawatan,
akan membutuhkan bantuan dan dukungan emosional. anggota keluarga perlu memahami
bagaimana stroke dapat memengaruhi peran dan aktivitas sosial dan pribadi mereka.
4. Ajarkan langkah-langkah untuk mengelola atau mengurangi faktor risiko stroke berulang.
stroke.
Rasional : Praktik klinis dari American Heart Association dan American Stroke
Association penggunaan harian obat antiplatelet untuk mencegah stroke berulang. obat
ini mungkin termasuk aspirin dosis rendah yang dikombinasikan dengan dipyridamole
untuk pasien dengan stroke emboli dari trombus atrium. Penambahan statin penurun
serebral.
dapat mempromosikan koping yang efektif dan mengurangi perasaan pengasuhan sebagai
beban. Korban stroke seringkali adalah orang-orang yang lebih tua, karena kecacatannya
bisa membebani pasangan yang sama-sama tua atau lemah. tanggung jawab pengasuhan
efektif oleh pasien dan keluarga. Keterlibatan pelayanan sosial akan memudahkan
Jurnal
Judul : Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Kemampuan Motorik
Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mencari tau tentang pengaruh latihan Range of
Motion terhadap kekuatan otot pasien post stroke di RSUD Gambiran Kediri. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian Pre Experimental dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi
dalam penelitian ini sebanyak 17 responden dansampel 16 responden yang diberikan latihan
range of motion 2x sehari selama 7 hari. Evaluasi penelitian ini dilakukan pada hari pertama dan
ketujuh. Teknik pengambilan sampel, purposive sampling. Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat (Paired Sample T-test). Hasil penelitian
menunjukkan ada pengaruh pemberian latihan range of motion terhadap kemampuan motorik
pada pasien post stroke di RSUD Gambiran Kediri 2014 dengan hasil sebelum latihan mean
Kesimpulan pribadi : jadi menurut kami kelompok sangat disarankan untuk melakukan ROM
BAB III
Kesimpulan
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
kelumpuhan atau kematian. Sedangkan menurut Hudak (1996), stroke adalah deficit neurologis
yang mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagau akibat dari cardiovascular
desease. Seperti banyak masalah kesehatan lainnya, penyebab stroke kemungkinan besar
merupakan kombinasi faktor risiko genetik dan lingkungan. faktor risiko utama meningkatkan
kemungkinan stroke dan dapat dibagi menjadi, yang dapat dimodifikasi dan yang berkonotasi
(faktor yang tidak dapat dimodifikasi). Banyak dari faktor-faktor ini memiliki kecenderungan
umum atau genetik misalnya, risiko stroke kerabat pertama (ibu, ayah, saudara perempuan,
saudara laki-laki) meningkat dengan adanya riwayat keluarga hipertensi yang kuat, penyakit
aterosklerotik, dan diagnosis aneurisma. kerabat pasien dengan aneurisma, terlepas dari lokasi
pembuluh darah, mungkin berisiko lebih tinggi untuk aneurisma intrakranial dan harus
mempertimbangkan pengujian diagnostik dan tindak lanjut. Gejala stroke bisa muncul kapan saja
hingga siang atau malam hari. Asuhan keperawatan pada penyakit stroke memiliki tanda dan
gejala seperti
Kebingungan mendadak atau kesulitan berbicara atau memahami orang lain, Tiba-tiba mati rasa
atau kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai, Kesulitan melihat secara tiba-tiba pada salah
satu atau kedua mata, Pusing mendadak, kesulitan berjalan, atau kehilangan keseimbangan atau
koordinasi, Sakit kepala parah mendadak tanpa penyebab yang diketahui Dan akhir menemukan
Daftar Pustaka