Anda di halaman 1dari 22

Klasifikafi Data

NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

1. - Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk pada - Pemeriksaan Urinalisis dengan hasil
  abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 7-8 (1-
  Warna urin kemerahan agak keruh
10). Nyeri biasanya timbul hanya saat klien buang air
 
  kecil Leukosit esterase: +++
 
- P : Nyeri Nitrat : +
 
  Urobilinogen 0,1
Q : seperti tertusuk-tusuk
 
R : di bagian suprapubic - TTV :

S : 7-8 ( nyeri sedang) TD : 155/99 mmHg


S : 360C
T : saat buang air kecil. N : 81 x/ menit
R : 20 c/menit
Spo2 : 96%
- Klien tampak meringis

- Klien tampak gelisah


2. - Klien mengatakan sulit tidur karna ada nyeri

- Saat masuk rumah sakit klien mengatakan tidur


4-5/hari

 
Diagnosa Keperawatan
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN Data Subjektif Data Objektif
O
Nyeri
1 akut b.d agen pencedera Klien mengatakan nyeri seperti Klien tampak meringis dan gelisah
fisiologis
  (inflamasi) tertusuk-tusuk pada abdomen bagian
- Pemeriksaan Urinalisis dengan
  bawah dengan skala nyeri 8 (1-10).
hasil
Nyeri biasanya timbul hanya saat
  klien buang air kecil Warna urin kemerahan agak
keruh
P : Nyeri
Leukosit esterase: +++
Q : seperti tertusuk-tusuk
Nitrat : +
R : di bagian suprapubic
Urobilinogen 0,1
S : 7-8 ( nyeri sedang)
- TTV :
T : saat buang air kecil
TD : 155/99 mmHg
S : 360C
N : 81 x/ menit
R : 20 c/menit
- Spo2 : 96%
- Klien tampak geliah
- klien tampak meringis
Diagnosa Keperawatan
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN Data Subjektif Data Objektif
O
Gangguan
1 Pola Tidur b.d Kurang Klien mengatakan sulit tidur
Kontrol
  Tidur karna ada nyeri
 
Saat masuk rumah sakit klien
 
mengatakan tidur 4-5/hari.

Resiko Hipovelemia
Asuhan Keperawatan
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN Tujuan Intervensi
O
1 Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
Nyeri SLKI. 08066 SIKI. 08238 (Menejemen Nyeri)
Di  tandai dengan : Obsevasi
(Tingkat Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
DS:
  mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk pada
Klien Nyeri) nyeri
abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 8 (1-10). Ekspektasi : Identifikasi skala nyeri
Nyeri biasanya timbul hanya saat klien buang air kecil Menurun Identifikasi respon nyeri nonverbal
P : Nyeri Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
Kriteria Hasil : Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
R : di bagian suprapubic Keluhan nyeri Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
S : 7-8 ( nyeri sedang) menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
T : saat buang air kecil Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Meringis Monitor efek samping penggunaan analgetic
DO:
menuru Tindakan
Klien tampak meringis dan gelisah
Pemeriksaan Urinalisis dengan hasil Gelisah Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
menurun Fasilitasi istirahat dan tidur
Warna urin kemerahan agak keruh Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
Leukosit esterase: +++ meredakan nyeri
Nitrat : + Edukasi
Urobilinogen 0,1 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
TTV : Jelaskan strategi meredakan nyeri
TD : 155/99 mmHg Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
S : 360C Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
N : 81 x/ menit Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
R : 20 c/menit Kolaborasi
Spo2 : 96% Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Asuhan Keperawatan
N DIAGNOSA
Tujuan Intervensi
O KEPERAWATAN
Gangguan
1 Pola Tidur b.d Kurang SLKI 05045 Dukungan Tidur
Kontrol
  Tidur ( Pola Tidur) Observasi
Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Di  tandai dengan : Ekspektasi :
Identifikasi faktor penganggu tidur
DS: Menurun Identifikasi makanan dan minuman yang menggangu tidur
Klien mengatakan sulit tidur karna Kriteria Hasil : Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
ada nyeri Keluhan sulit Terapeutik
Saat masuk rumah sakit klien tidur menurun. Modifikasi linfkungan
mengatakan tidur 4-5/hari. Keluhan Batasi waktu tidur siang jika perlu
Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
  sering tejaga Tetapkan jadwal tidur rutin
menurun Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyaman
Keluhan pola Sesuaikan jadwal pemberian obat dan atau pindahkan untuk menunjang
tidur berubah siklus tidur-tejaga
menurun Edukasi
Keluhan Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
istirahat tidak Anjurkan menghindari makanan atau minuman yang menggangu tidur
cukup Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
menurun terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
Ajarkan relaksasi otot atau cara nonfarmakologis lainnya
Asuhan Keperawatan
N DIAGNOSA
Tujuan Intervensi
O KEPERAWATAN
Resiko
1 Hipovolemia Status Cairan Obsevasi
  L.03028 Pemeriksaan tanda dan gejala hipovolemia
  Ekspektasi - monitor intake dan output cairan
Membaik
Kriteria hasil :
Tindakan
-Intake Cairan - Hitung kebutuhan cairan
membaik -berikan posisi modified trendelenburg
-Output urin -berikan asupan cairan oral
meningkat edukasi
- Komsentrasi -anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Urin Menurun -anjurkan menghindari perubahan posisi mndadak
kolaborasi
- kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
-kolaborasi pemberian cairan aiV hopotonis
-kolaborasi pemberian cairan koloi
-ͦkolaborasi pembetian cairan produk darah
Catatan Perkembangan
DX Implementasi Evaluasi/SOAP

1 10-10-2022 D/S 19:30 WITA


15:10 WITA S : klien mengatakan nyeri
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, saat buang air kecil, klien
intesitas nyeri.
15:15 WITA
mengatakan sulit tidur karna
Mengidentifikasi skala nyeri 8 (0-10) dan Mengidentifikasi pola ada nyeri.
aktivitas dan tidur O : Keadaan umum compos
15:30 WITA mentis, skala nyeri 5. Vital sign
Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal. :
16:00 WITA TD : 155/99 mmHg
Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan S : 360C
nyeri. Dan mengidentifikasi faktor penganggu tidur N : 81 x/ menit
16:30 WITA
Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
R : 20 c/menit
16.35 WITA Spo2 : 96%
memonitor intake dan output cairan Skala nyeri : 5 (1-10)
16:45 WITA A : Masalah nyeri akut,
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri dan gangguan pola tidur dan risiko
memfasilitasi penghilang stress sebelum tidur hipovolemia belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
 
Catatan Perkembangan
16.50 WITA  
memberikan posisi modified trendelenburg
17:00 WITA
Melakukan vital sign
TD : 155/99 mmHg
S : 360C
N : 81 x/ menit
R : 20 c/menit
Spo2 : 96%
17:15 WITA
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
17.20 WITA
memberikan asupan cairan oral
17:30 WITA
Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
17: 45 WITA
Mengajarkan teknik norfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri dan
melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan klien.
Catatan Perkembangan
18:00 WITA  

Berkolaborasi dalam pemberian terapi oral:


Metapiron 500mg 3 x 1
Paracetamol 500mg3 x 1
Amlodipine10mg1 x 1
Ciprofloxacin500mg2x1
Dan menyesuaikan jadwal pemberian obat dan
atau pindahkan untuk menunjang siklus tidur-
tejaga
19:00 WITA
Menganjurkan klien untuk istirahat, menetapkan
jadwal tidur rutin klien, dan menjelaskan
pentingnya tidur cukup selama sakit.
Catatan Perkembangan
DX Implementasi Evaluasi
1 11-10-2022 /P 14:35 WITA
09:00 WITA S : nyeri saat buang air kecil
Mengidentifikasi skala nyeri 5 (0-10) dan Mengidentifikasi pola aktivitas dan O : Keadaan umum compos mentis,
tidur skala nyeri 3. Vital sign
09:15 WITA
Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal. TD : 130/80 mmhg
09 : 30 WITA S : 360C
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri dan N : 82 x/menit
memfasilitasi penghilang stress sebelum tidur R : 20 x/menit
09:45 WITA Spo2: 98%
Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
 
09.50 WITA A: Masalah nyeri akut, gangguan
Observasi vital sign pola tidur dan risiko hipovolemia
TD : 130/80mmhg belum teratasi
S : 360C
N : 82 x/menit
R : 20 x/menit
Spo2 : 98%
Dan mengontrol keadaan umum klien sakit sedang kesadaran compos mentis.
10:00 WITA
Mengajarkan teknik norfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri dan
melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan klien
Catatan Perkembangan
DX Implementasi Evaluasi
1 10.10 WITA
memberikan posisi modified trendelenburg
10:30 WITA
Berkolaborasi dalam pemberian terapi oral :
Metapiron 500mg 3 x 1
Paracetamol 500mg3 x 1
Amlodipine10mg 1 x 1
Ciprofloxacin500mg2x1
Dan menyesuaikan jadwal pemberian obat dan atau pindahkan
untuk menunjang siklus tidur-tejaga
10.35 WITA
memberikan asupan cairan oral
10:40 WITA
Menganjurkan klien untuk istirahat, menetapkan jadwal
tidur rutin klien, dan menjelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit.
Catatan Perkembangan
DX Implementasi Evaluasi
1 12-10-2022 D/P 14:00 WITA
S: Klien mengatakan sudah tidak
08:45 WITA nyeri saat buang air kecil dna pola
tidur membaik, minum >6 gelas
Mengidentifikasi skala nyeri 3 (0-10) dan air mineral/hari
Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur O: Wajah tampak tenang, skala
09:00 WITA nyeri 0
A : Masalah Nyeri akut, gangguan
Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal. pola tidur dan risiko hipovolemia
09:15 WITA teratasi
 
Menganjurkan memonitor nyeri secara P : Intervensi di berhentikan
mandiri.
09.20 WITA
memberikan asupan cairan oral
Catatan Perkembangan
DX Implementasi Evaluasi
1 09:30 WITA
Berkolaborasi dalam pemberian terapi oral:
Observasi vital sign
TD : 135/75 mmhg
S : 360C
N : 83 x/menit
R : 20 x/menit
Spo2 : 98%
Dan mengontrol keadaan umum klien sakit sedang
kesadaran compos mentis.
 
10:00 WITA
Pemberian terapi:
Metapiron 500mg 3 x 1
Paracetamol 500mg3 x 1
Amlodipine10mg 1 x 1
Ciprofloxacin500mg2x1
Pembahasan Data Subjektif
Dalam kasus ini, klien mengatakan mengalami nyeri seperti
tertusuk-tusuk pada abdomen bagian bawah dengan skala nyeri
7-8 (1-10). Klien juga mengatakan nyeri biasanya timbul hanya
saat klien buang air kecil. Menurut Dharma (2015), gejala yang
timbul pada ISK antara lain rasa nyeri pada saluran kemih, rasa
sakit saat buang air kecil atau setelahnya, anyang-anyangan,
warna air seni sangat pekat seperti air teh, nyeri pada bagian
pinggang, hematuria (kencing berdarah), perasaan tertekan pada
perut bagian bawah, rasa tidak nyaman pada bagian panggul
serta tidak jarang pula penderita mengalami panas tubuh.
Dalam kasus ini, klien mengatakan sulit tidur karna ada
nyeri, saat masuk rumah sakit klien mengatakan tidur
4-5 jam /hari. Tidur merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan penurunan kesadaran, berkurangnya
aktivitas dan berkurangnya metabolisme. Dengan
adanya nyeri, maka dapat menimbulkan peningkatkan
taraf kesadaran sehingga nyeri juga mempengaruhi
tidur juga mencegah tidur atau menjadi tetap terjaga.
Dari hasil pengkajian, klien juga mengatakan
minum air mineral hanya 3 gelas/hari atau
sekitar 600ml/hari. Asupan cairan yang
cukup adalah cara untuk mencegah
hipovolemia. Karena intake cairan yang
tidak adekuat, maka dapat menyebabkan
dehidrasi sehingga dapat terjadi
hipovolemia (Mullen, dkk. 2017).
Dari hasil pengkajian, klien juga mengatakan
minum air mineral hanya 3 gelas/hari atau
sekitar 600ml/hari. Asupan cairan yang
cukup adalah cara untuk mencegah
hipovolemia. Karena intake cairanyang
tidak adekuat, maka dapat menyebabkan
dehidrasi sehingga dapat terjadi
hipovolemia (Mullen, dkk. 2017).
Pembahasan Data Objektif
Dari pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada
klien, dari tanda-tanda vital didaptkan hasil
tekanan darah : 155/99 mmHg, Suhu: 36 ͦ c,
nadi: 81x/menit, respirasi: 20x/menit, dan SpO2:
96%. Dari tinjauan pustaka ditemukan adanya
tanda dan gejala dari ISK seperti :
1. Dysuria
2. Sering buang air kecil tapi urin yang
dikeluarkan sedikit.
3. Terdapat darah pada urin (hematuria).
4. Urin berwarna keruh
5. Urin memiliki bau yang kuat
6. Nyeri panggul pada wanita
7. Nyeri dubur pada pria
8. Demam, menggigil, mual dan muntah
Dalam tinjauan pustaka juga disebutkan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan pada suspek ISK antara lain:
Analisa urin rutin, kultur urin, serta jumlah kuman/mL
urin. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa klien
mengalami dysuria, sering buang air kecil tapi urine yang
dikeluarkan sedtkit dan urine berwarna keruh. Hasil
pemeriksaan urinalisis juga ditemukan bahwa urine
berwarna kemerahan dan agak keruh, leukosit esterase ++
+, dan nitrit+.
Kesimpulan
Infeksi saluran kemih berasal dari mikroorganisme yang naik dari
perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus
mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi
epitilium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui
berkemih, mekanisme pertahanan penjamu dan cetusan inflamasi.
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas
kuman. Infeksi terjadi bila bakteri atau kuman yang berasal dari
saluran cerna jalan ke uretra atau ujung saluran kencing untuk
kemudian berkembang biak.
Maka dari itu, kuman yang paling sering menyebabkan
ISK adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran
pencernaan bagian bawah. ISK ioni adalah radang,
bakteri akan menginap di uretra dan berkembang biak.
Akibatnya, uretra akan terinfeksi yang kemudian disebut
dengan nama uretritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas
menuju sakuran kemih dan berkembang biak maka
saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut
dengan istilah sititis.

Anda mungkin juga menyukai