Anda di halaman 1dari 25

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

S DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DIAGNOSA REUMATHOID
ATRITIS PEMBERIAN INTERVENSI KOMPRES BAWANG MERAH HANGAT DI BR.
ANYAR KELOD, DESA PENYARINGAN

OLEH
KOMANG SRI PURNAMA DEWI
209012429

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. S DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DIAGNOSA REUMATHOID ATRITIS
PEMBERIAN INTERVENSI KOMPRES BAWANG MERAH HANGAT DI BR. ANYAR
KELOD, DESA PENYARINGAN

A. IDENTITAS/DATA PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 68 th
Jenis kelamin : perempuan
Diagnosa keperawatan : Reumathoid Atrithis

B. KEADAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. -Suhu : 36,5 0C
-Tekanan darah : 110/80 mmHg
-Nadi : 88x/menit
-Respirasi : 20x/menit

3. Kesadara : Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)

4. GCS : 15 (E: 4, M: 5, V: 6)

5. Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada kedua lutut kanan dan kiri nyeri
sangat dirasakan saat beraktivitas, nyeri timbul pada pagi hari, malam dan pada
cuaca yang dingin.

C. DATA FOKUS

1. Data Subjektif

Pasien mengatakan kurang lebih 4 tahun memiliki riwayat rematik, pasien


mengatakan sering mengalami nyeri dikedua lutut, dan kaku pada lutut, serta pasien
sering merasakan kesemutan pada kaki, pasien mengatakan nyeri sering timbul pada
saat cuaca dingin dan sering muncul pada malam hari dan sering mengalami kaku pada
sendi lutut pada pagi hari saat bangun tidur
2. Data Objektif
Keadaan umum klien tampak baik
TTV:
- TD : 110/80 mmhg
- Suhu : 36,5 0C
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 88x/menit
- Respirasi : 20x/menit

D. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Masalah
1. Ds: Faktor penyebab Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri ↓
Artritis Reumatoid
P: Klien mengatakan ↓
sudah sekitar 5 tahun Sinovitis

menderita rematik. Semua Hiperemia & pembengkakan
sendi kaki terasa nyeri ↓
Nekrosis & kerusakan dalam ruang
Q: Rasa nyeri seperti sendi
ditusuk-tusuk. ↓
Nyeri akut
R: Merasa nyeri di kedua
lutut kanan dan kiri
S: Skala nyeri 4 (sedang)
(1-10)
T: Nyeri dirasa saat
beraktifitas terutama saat
berjalan biasanya muncul
paling sering pagi hari
dan malam hari

Do:
Klien tampak meringis

2. DS: Klien mengatakan Faktor penyebab Gangguan mobilitas


↓ fisik
sulit menggerakkan kaki
Artritis Reumatoid
kanan dan kiri, merasa ↓
nyeri saat berjalan Tenosinovilis

Invasi kolagen
DO: pasien tampak ↓
dibantu saat ingin duduk Ruptur tendon secara parsial / lokal

begitu juga saat pasien ↓


ingin berdiri Hasil Gangguan mobilitas fisik
pemeriksaan kekuatan
otot, kekuatan otot pada
ekstermitas
5555 5555

4444 4444

E . DIAGNOSA KEPERAWATAN

1). Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri di kedua lutut kanan dan kiri. Nyeri
dirasakan pada skala 4, nyeri dirasakan hilang timbul seperti tertusuk – tusuk.
Pasien mengatakan nyeri semakin terasa saat pasien melakukan aktivitas.
Pasien tampak sesekali meringis karena rasa nyeri di area lututnya. Hasil
TTV: Suhu: 36,5°C, Nadi: 88x/menit, Tekanan darah: 110/80 mmHg,
Pernafasan: 20x/menit.

2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuluskeletal


ditandai dengan pasien mengatakan nyeri, pasien tampak dibantu saat ingin
duduk begitu juga saat pasien ingin berdiri Hasil pemeriksaan kekuatan otot,
kekuatan otot pada ekstermitas

5555 5555

4444 4444

F. INTERVENSI KEPERAWATAN

No DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Observasi:
dengan agen pencedera asuhan keperawatan - Identifikasi lokasi,
fisiologis (inflamasi) selama 3 x kunjungan, karakteristik, durasi,
ditandai dengan pasien diharapkan nyeri yang frekuensi, kualitas,

mengatakan nyeri di dirasakan pasien dapat. intensitas nyeri

kedua lutut kanan dan kiri. berkurang dengan - Identifikasi skala

Nyeri dirasakan pada kriteria hasil: nyeri


- Melaporkan nyeri - Identifikasi faktor
skala 4, nyeri dirasakan
berkurang atau yang memperberat
hilang timbul seperti
dapat dikontrol dan memperingan
tertusuk – tusuk. Pasien
- Tekanan darah nyeri
mengatakan nyeri semakin
dalam batas Terapeutik:
terasa saat pasien
normal (120/80 - Berikan teknik non
melakukan aktivitas.
mmHg) farmakologis untuk
Pasien tampak sesekali
- Nadi pada rentang mengurangi rasa
meringis karena rasa nyeri
normal (60 – nyeri kompres
di area lututnya. Hasil
100x/menit) hangat, terapi
TTV : Suhu : 36,5°C, - Pola nafas pasien rendam kaki dengan
Nadi: 88x/menit, Tekanan teratur dan dalam air hangat dicampur
darah : 110/80 mmHg, rentang normal (12 bawang karena
Pernafasan : 20x/menit. – 20x/menit) bawang dapat
memperlancar
peredaran darah.
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi:
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri (pengalihan dari
rasa nyeri)
- Anjurkan pasien
untuk menggunakan
kaos kaki atau
menggunakan
selimut saat tidur
untuk menghindari
sensasi dingin
- Anjurkan pasien
untuk mengurangi
makan makan yang
dapat memperparah
timbulnya rematik
(seperti kacang –
kacangan, daun
singkong)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Observasi:
fisik berhubungan asuhan keperawatan - Identifikasi adanya nyeri
dengan gangguan selama 3 x kunjungan atau keluhan fisik lainnya
muskuluskeletal diharapkan kemampuan - Identifikasi toleransi fisik
ditandai dengan dalam gerak fisik melakukan pergerakan
pasien mengatakan membaik. Dengan - Monitor kondisi umum
nyeri pasien tampak kriteria hasil: selama melakukan
dibantu saat ingin - Kekuatan otot mobilisasi
duduk begitu juga dalam rentang Terapeutik:
saat pasien ingin normal - Fasilitasi melakukan
berdiri Hasil - Rentang gerak pergerakan, jika perlu

pemeriksaan membaik - Libatkan keluarga untuk

kekuatan otot, - Tidak ada keluhan membantu pasien dalam

kekuatan otot pada nyeri, kaku sendi meningkatkan pergerakan

ekstermitas dan kelemahan fisik Edukasi:


- Jelaskan tujuan dan
5555 5555 prosedur mobilisasi
4444 4444 - Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (duduk di
tempat tidur, pindah
tempat)

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Kunjungan Pertama
No Tjam No. Implementasi Evaluasi
Dx
1 8 Maret 2021 1 1. Mengidentifikasi nyeri secara DS: Klien mengatakan su
09.00 WITA komperhesif: (Provokatif, Qualitas, tahun menderita rematik.
Region, Skala, Timing/waktu)
kaki terasa kaku. Rasa
ditusuk-tusuk. Merasa nye
lutut kaki dan pinggang,
saat beraktifitas terutama
dan biasanya muncul palin
hari dan malam hari. s
(sedang) (1-10)
DO: Klien tampak meringi
2. Mengidentifikasi faktor yang DS: Klien mengatakan nye
memperberat dan memperingan nyeri beraktifitas terutama saat b
sering muncul pagi dan ma
DO: Klien tampak mence
memberat nyeri yang dirasa

3. Memberikan teknik nonfarmakologis DS: Klien mengatakan


untuk mengurangi rasa nyeri: kompres berkurang saat dikompres
bawang merah hangat pada kedua kaki
masih 4 (1-10)
dengan suhu 36,20C, 1 kali sehari pada
pagi hari dengan waktu kompres 20 menit, DO: Klien tampak me
dengan jumlah bawang merah 20 gram ditemukan tanda-tanda infe
klien
DS: -
DO: Klien tampak me
4. Menjelaskan, penyebab, periode, dan
dijelaskan penyebab n
pemicu nyeri
rematik dan jarang melaku
sendi menjadi lebih kaku
DS: Klien mengatakan pah
5. Menganjurkan memonitor nyeri secara muncul atau saat pagi ha
mandiri kompres bawang merah
mengurangi nyeri
DO: Klien tampak koopera
2 8 Maret 2021 2 1. Memonitor kondisi umum selama DS: -
10.30 WITA melakukan mobilisasi DO: Klien tampak meringi
melakukan mobilisasi r
menggeser kakinya
2. Melibatkan keluarga untuk membantu DS: Keluarga menga
pasien dalam meningkatkan pergerakan
membantu pasien dalam m
pergerakan dengan jala
sebentar
DO: Keluarga klien tampak

3. Menjelaskan tujuan dan prosedur DS: -


mobilisasi DO: Klien tampak ko
dijelaskan tujuan dan p
mobilisasi
DS: Klien mengatakan sed
4. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang menggeser kaki untuk dud
harus dilakukan (mis. Duduk di tempat
ke kursi
tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi) DO: Klien tampak meri
mampu menggesar/berpind

Implementasi Kunjungan Kedua


No Tgl/jam No. Implementasi Evaluasi Nama /
Dx TTD
1 9 Maret 1 1. Mengidentifikasi nyeri DS: Klien mengatakan Sri
2021 secara komperhesif: skala nyeri 4 (sedang) (1-
(Provokatif, Qualitas,
09 .00 10)
Region, Skala,
WITA Timing/waktu) DO: Klien tampak Sri
meringis
2. Memberikan teknik DS: Klien mengatakan
nonfarmakologis untuk
nyeri berkurang saat
mengurangi rasa nyeri:
kompres bawang dikompres skala nyeri 3
merah hangat pada (0-10)
kedua kaki dengan
DO: Klien masih tampak
suhu 36,20C, 1 kali
sehari pada pagi hari meringis tidak ditemukan
dengan waktu kompres tanda – tanda infeksi
20 menit, dengan
jumlah bawang merah
20 gram
2 9 Maret 2 1. Memonitor kondisi DS: - Sri
2021 umum selama DO: Klien masih tampak
melakukan mobilisasi
10.00 meringis melakukan
WITA mobilisasi ringan yaitu
menggeser kakinya Sri
2. Melibatkan keluarga
DS: Keluarga mengatakan
untuk membantu
pasien dalam membantu pasien dalam
meningkatkan meningkatkan pergerakan
pergerakan
dengan jalan-jalan sore Sri
sebentar
DO: Keluarga klien
3. Mengajarkan tampak kooperatif
mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan DS: Klien mengatakan
(mis. Duduk di tempat sedikit sakit saat
tidur, duduk di sisi menggeser kaki untuk
tempat tidur, pindah
duduk/berpindah ke kursi
dari tempat tidur ke
kursi) DO: Klien masih tampak
meringis, saat
menggesar/berpindah ke
kursi

Implementasi Kunjungan Ketiga


No Tgl/jam No. Implementasi Evaluasi Nama /
Dx TTD
1 10 Maret 1 1. Mengidentifikasi nyeri DS: Klien mengatakan Sri
2021 secara komperhesif: skala nyeri 2 (ringan) (1-
10.00 (Provokatif, Qualitas, 10)
WITA Region, Skala, DO: Klien tampak Sri
Timing/waktu)
meringis
2. Memberikan teknik DS: Klien mengatakan
nonfarmakologis untuk merasa lebih enak saat
mengurangi rasa nyeri:
dikompres bawang
kompres bawang merah
hangat pada kedua kaki merah hangat, kakinya
dengan suhu 36,20C, tidak begitu kaku seperti
1kali sehari pagi hari
sebelumnya
dengan waktu kompres
20 menit. DO: Klien tampak rileks
saat dikompres tidak
ditemukan tanda-tanda
infeksi
2 10 Maret 2 1. Memonitor DS: - Sri
2021 kondisi umum DO: Klien masih tampak
selama melakukan
11.00 meringis melakukan
mobilisasi
WITA mobilisasi ringan yaitu
menggeser kakinya Sri
DS: Keluarga
2. Melibatkan
keluarga untuk mengatakan membantu
membantu pasien pasien dalam
dalam
meningkatkan Sri
meningkatkan
pergerakan pergerakan dengan jalan-
jalan sore sebentar
DO: Keluarga klien

3. Mengajarkan tampak kooperatif


mobilisasi DS: Klien mengatakan
sederhana yang sedikit sakit saat
harus dilakukan
menggeser kaki untuk
(mis. Duduk di
tempat tidur, duduk/berpindah ke kursi
duduk di sisi namun kaki sudah lebih
tempat tidur,
mudah digerakkan
pindah dari tempat
tidur ke kursi) DO: Klien masih tampak
meringis, saat
menggesar/berpindah ke
kursi
G. EVALUASI KEPERAWATAN

No Hari/tanggal No. Evaluasi Nama/TTD


diagnosa

1 10 Maret 1 S: Klien mengatakan merasa lebih enak Sri


2021 saat dikompres bawang merah hangat
selam 20 menit dengan jumlah
bawang merah 20 grm, kakinya tidak
begitu kaku seperti sebelumnya,
nyerinya mulai menghilang sedikit S:
Skala nyeri 3 (ringan) (1-10)
O: Pasien masih tampak sedikit meringis.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dengan Berikan
Health Education agar pasien rutin
mengompres kaki dengan kompres
bawang merah hangat saat sendi terasa
mulai kaku dan nyeri
2 10 Maret 2 S: Klien mengatakan sedikit sakit saat Sri
2021 menggeser kaki untuk
duduk/berpindah ke kursi namun kaki
sudah lebih mudah digerakkan
O: Klien masih tampak meringis saat
menggeser atau berjalan, gerakan
masih terbatas, klien masih berjalan
lambat/perlahan, Kekuatan otot kaki
tetap
5555 5555

4444 4444

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi dengan
menganjurkan pasien melakukan
mobilisasi sederhana (mis. Duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi) secara rutin agar sendi tidak
kaku dan meminta keluarga untuk
tetap membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan.

Pasien masih merasakan nyeri setelah diberikan kompres bawang merah hangat, hal ini
menunjukan bahwa pemberian kompres bawang merah tidak efektif untuk menghilangkan nyeri
reumatik pada pasien.

Lampiran 1 : Pengkajian Khusus Lansia

C. Pengkajian Fungsional
ADL (Activity Daily Living)
Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ
Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas
kehdupan sehari-hari/Activity Daily Living

1. INDEKS KATZ
Termasuk/katagori manakah klien?
Skore Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK),
A
berpindah, ke kamar kecil, mandi dan berpakaian
Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi
B
tersebut
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
C
tambahan
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu
D
fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke
E
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
F
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
Lain-Lain
diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F

Kesimpulan: pasien termasuk katagori B, pasien masih bisa melakukan


ktivitas sendiri, tetapi ada satu fingsi yang harrus di bantu

Keterangan:
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang lain,
seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan
fungsi meskipun ia dianggap mampu
2. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
Termasuk yang manakah klien?
Item yang
NO Skor Nilai
dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega,
1
dll
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan orang lain
1
(Bathing) 1 = Mandiri
3 Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, 1
dan bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5 Buang air kecil 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
(Bladder) terkontrol
2
1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
besar (Bowel) 1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
2
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang 3
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 1
2 = Mandiri
17
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan: Klien berada pada skor 17 yaitu ketergantungan ringan

D. PENGKAJIAN KOGNITIF
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status Questioner
(SPMSQ)

Skore No
Pertanyaan Jawaban
+ -
+ 1 Tanggal berapa hari ini? 8
+ 2 Hari apa sekarang? Senin
+ 3 Apa nama tempat ini? Rumah saya
4 Berapa nomor telepon Tidak memiliki
Anda? telepon
Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak
memiliki telepon)
- 5 Berapa umur Anda? Sekitar 68
- 6 Kapan Anda lahir? Tanggalnya lupa
tahun lahir lupa
+ 7 Siapa Presiden Indonesia Pak jokowi
sekarang?
+ 8 Siapa Presiden sebelumnya? Pak jokowi juga
2kali sebelumnya
baru Pak SBY
+ 9 Siapa nama Ibu Anda? Ny. R
+ 10 Berapa 20 dikurangi 3? 20 – 3 = 17
(Begitu seterusnya sampai 17 – 3 = 14
bilangan terkecil) 14 – 3 = 11
11 – 3 = 8
8–3=5
5–3=2
Keterangan
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat

Kesimpulan: Klien mampu menjawab 8 pertanyaan dengan tepat. Kesalahan 0-2:


Fungsi intelektual utuh
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan Mini Mental
Status Exam (MMSE)
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Orientasi
5 4 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan apa
sekarang?) 2021, hujan, 8, Senin , bulan Maret
5 5 Dimana kita: (Negara bagian) (wilayah) (kota)
(alamat rumah ) Indonesia, Bali, Jembrana,
dirumah, halaman rumah
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek: 1 detik untuk
mengtakan masing-masing. Beri 1 poin untuk
setiap jawaban yang benar ( meja,
kursi,lemari)
Perhatian dan kalkulasi
5 3 Seri 7’s 1 poin untuk setiap kebenaran.
Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja
“kata” ke belakang (Gelas, pintu , baju,
celana,jendela)
Mengingat
3 3 Meminta untuk mengulang ketiga objek di
atas. Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
(meja, kursi, lemari)
Bahasa
9 5 Nama pensil dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut : tidak ada jika, dan
atau tetapi (1 poin) Klien dapat menyebut
nama pensil
23 Nilai total 23

Keterangan
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut

Kesimpulan: Klien mendapatkan nilai 23 sehingga tidak ada kerusakan kognitif


E. PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL
Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
Tidak
b. Apakah klien sering merasa gelisah?
Tidak
c. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir?
Tidak
Kesimpulan: Tidak ada masalah emosional

Pertanyaan tahap 2
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan? Tidak
2. Ada atau banyak pikiran? Tidak
3. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain? Tidak
4. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
5. Cenderung mengurung diri? Tidak
Keterangan: berdasarkan hasil pengkajian didapatkan klien tidak memiliki
masalah emosional

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan masih biasa bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar
A. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Klien beragama hindu, klien sembahyang setiap sore hari. Menurut klien Kematian
sudah di atur oleh yang di atas kita hanya bisa berpasrah.
B. PENGKAJIAN DEPRESI
Menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)
NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa Ya
puas dengan kehidupannya?
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan Tidak
banyak kegiatan atau kesenangan akhir-
akhir ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ Tidak
kosong di dalam hidup ini?
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? Tidak
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai Ya
harapan yang baik di masa depan?
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai Tidak
pikiran jelek yang mengganggu terus
menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat Ya
yang baik setiap saat?
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu Tidak
yang buruk akan terjadi pada Anda?
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia Ya
sebagian besar waktu?
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa Ya
tidak mampu berbuat apa- apa? (1)
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah Tidak
dan gelisah?
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal Tidak
dirumah daripada keluar dan mengerjakan
sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir Tidak
tentang masa depan?
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini Ya
sering pelupa? (1)
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Ya
Bapak/ Ibu sekarang ini menyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih Tidak
dan putus asa?
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga Tidak
akhir-akhir ini?
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa Tidak
khawatir tentang masa lalu?
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini Ya
mengembirakan?
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk Tidak
memulai kegiatan yang baru?
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh Ya
semangat?
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi Tidak
sekarang ini tidak ada harapan?
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang Tidak
lain lebih baik keadaanya daripada Bapak/
Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena Tidak
hal- hal yang sepele?
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin Tidak
menangis?
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? Tidak
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu Ya
bangun tidur di pagi hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul Tidak
di pertemuan sosial?
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat Ya
suatu keputusan?
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap Tidak
mudah dalam memikirkan sesuatu seperti
dulu?

Ket: Setiap jawaban yang “ SESUAI” diberi skor 1


Skor 0-10 : Menunjukkan tidak depresi
Skor 11-20 : Menunjukkan depresi ringan
Skor 21-30 : Menunjukkan depresi sedang/ berat
Kesimpulan: Klien menjawab sesuai dengan jawaban yang ada pada kuesioner yaitu 2
jawaban nomor 10 dan 14. Skor klien 2, klien menunjukkan Skor 0-10 Menunjukkan
tidak depresi
C. Pengkajian Risiko Jatuh
1. Pengakjian dengan menggunakan skala MORSE
Tgl 8 Maret 2021
No Item Penilaian Jam 10.00 WITA
Skor IA 1 2 3 4
1 Usia
a. Kurang dari 60 0 2
b. Lebih dari 60 1
c. Lebih dari 80 2
2 Defisit Sensoris
a. Kacamata bukan bifokal 0
b. Kacamata bifokal 1 0
c. Gangguan pendengaran 1
d. Kacamata multifokal 2
e. Katarak/ glaukoma 2
f. Hamper tidak melihat/ buta 3
3 Aktivitas
a. Mandiri 0 0
b. ADL dibantu sebagian 2
c. ADL dibantu penuh 3

4 Riwayat Jatuh
a. Tidak pernah 0 0
b. Jatuh< 1 tahun 1
c. Jatuh < 1bulan 2
d. Jatuh pada saat dirawat sekarang 3
5 Kognisi
a. Orientasi baik 0 0
b. Kesulitan mengerti perintah 2
c. Gangguan memori 2
d. Kebingungan 3
e. Disorientasi 3
6 Pengobatan dan Penggunaan Alat
Kesehatan 0
a. >4 jenis pengobatan 1
b. Antihipertensi/ hipoglikemik/ 2
antidepresan 2
c. Sedative/ psikotropika/narkotika 2
d. Infuse/ epidural/ spinal/ dower
catheter/ traksi
7 Mobilitas
a. Mandiri 0
b. Menggunakan alat bantu berpindah 1 1
c. Kordinasi/ keseimbangan memburuk 2
d. Dibantu sebagian 3
e. Dibantu penuh/bedrest/nirse assist 4
f. Lingkungan dengan banyak furniture 4
8 Pola BAB/BAK
a. Teratur 0 0
b. Inkotinensia urine/feses 1
c. Nokturia 2
d. Urgensi/frekuensi 3
9 Komorbiditas
a. Diabetes/ penyakit jantung/ stroke/ 2 0
ISK 2
b. Gangguan saraf pusat/ Parkinson 3
c. Pasca bedah 0-24 jam

Total skor 7 3
Keterangan Klien
dirumah
Risiko Rendah 0-7
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf

Kesimpulan: skor 3 klien memiliki risiko jatuh rendah


Catatan:
1. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit,
dituliskan pada kolom IA (Initial Assessment)
2. Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh ditulis pada kolom keterangan dengan
kode:
a. Setelah pasien jatuh (Post Falls) dengan kode: PF
b. Perubahan kondisi (Change of Condition) dengan kode: CC
c. Menerima pasien pindahan dari ruangan lain (On Ward Transfer) dengan kode:
WT
d. Setiap minggu (Weekly) dengan kode: WK
e. Saat pasien pulang (Discharge) dengan kode: DC
Kode ini dituliskan pada kolom keterangan

2. Pengkajian dengan instrumen “THE TIMED UP AND GO” (TUG)


NO LANGKAH
1 Posisi pasien duduk di kursi
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah
(3 meter), kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
Ket: pasien melakukan TUG dalam waktu kurang dari 12 detik sehingga risiko
jatuh rendah
Skor:
>12 detik : risiko jatuh tinggi
≤ 12 detik : risiko jatuh rendah
Kesimpulan: Klien ≤ 12 detik: risiko jatuh rendah
A. APGAR Keluarga
N ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK
O (2) -KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi 
Saya puas bisa kembali pada keluarga
(teman- teman) saya untuk membantu
apabila saya mengalami kesulitan
(adaptasi)
2 P: Partnership 
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya membicarakan
sesuatu dan mengungapkan masalah
dengan saya (hubungan)
3 G: Growth 
Saya puas bahwa keluarga(teman-
teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek 
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya mengekspresikan
afek dan berespons terhadap emosi
saya, seperti marah, sedih atau
mencintai
5 R: Resolve 
Saya puas dengan cara teman atau
keluarga saya dan saya menyediakan
waktu bersama-sama mengekspresikan
afek dan berespon
JUMLAH 10

Penilaian:

Total nilai <3: disfungsi keluarga yang sangat tinggi

Total nilai 4-6: disfungsi keluarga sedang

Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga

B. Informasi Penunjang
1. Laboratorium
Tidak dilakukan pengkajian
2. Radiologi
Tidak dilakukan pengkajian
3. Diagnose medis
Reumathoid Artritis.
4. Terapi medis, obat dan lain-lain
Terapi komplementer yang diberikan yaitu terapi kompres hangat menggunakan
bawang merah
II. PEMBAHASAN JURNAL

a. Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Evidance Based Practice


dan Konsep Kasus Terkait (diceritakan sampai dengan kenapa memilih
intervensi tersebut

Rematik (Arthritis Rheumatoid) adalah penyakit inflamasi sistemik kronis,


inflamasi sistemik yang dapat mempengaruhi jaringan dan organ, terutama
menyerang fleksibel (sinovial) sendi (WHO,2016). Prevalensi reumatoid artritis di
Sumatera Utara sebanyak 22,2% dari total penduduk wilayah daerah (Nainggolan,
2011). Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari rematik,
dimana menyerang anggota tubuh yang bergerak, yaitu bagian tubuh yang
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dengan perantaraan persendian,
sehingga menimbulkan rasa. arttritis rematoid dapat dilakukan oleh perawat secara
mandiri tanpa adanya kolaborasi dengan tim medis lainnya. (Sunarti, 2014).

Sesuai dengan penelitian dari Universitas Geogia, ilmuwan menyatakan


untuk meredakan rasa sakit, bawang merah merupakan salah satu yang dapat
digunakan. Penelitian yang dilakukan O’conner pada tahun 2010 dalam riset yang
berjudul bawang merah redakan nyeri otot dimana melakukan dua riset untuk
meneliti khasiat bawang merah mentah dan bawang merah yang dipanaskan.
Responden dalam penelitian ini dibagi dalam dalam dua kelompok yaitu, kelompok
pertama diberi kapsul bawang merah yang berisi bawang merah mentah atau yang
di panaskan. Dan kelompok yang kedua di beri atau yang mendapat kapsul yang
tidak memiliki kandungan obat yang sesungguhnya atau plasebo), setiap hari
mereka harus meminum suplemen tersebut.

b. Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Evidance Based Practice

Penyakit rematik dan keradangan sendi merupakan penyakit yang banyak


dijumpai di masyarakat, khususnya pada orang yang berumur 40 tahun keatas.
Lebih dari 40 persen dari golongan umur tersebut menderita keluhan nyeri sendi
otot. Dalam hal ini masalah rematik dipandang sebagai salah satu masalah
kesehatan utama sejak tahun 2000 (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,
2010). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2008 penyakit sendi/ reumatik/ encok/
osteoartritis adalah penyakit yang sering terjadi dengan pertambahan umur

Untuk mengurangi sensasi nyeri yang ditimbulkan dari penyakit Artritis


reumatoid dapat diberikan terapi farmakologis maupun terapi non farmakologis.
Salah satu terapi non farmakologis yang dapat dilakukan yaitu kompres bawang
merah hangat untuk mengurangi rasa nyeri

Prevelensi nyeri sendi lebih banyak terjadi pada pada wanita daripada laki-
laki hal ini dikarenakan pengaruh hormone. Hormone yang dimaksud adalah
hormone esterogen dimana hormone pada wanita berperan untuk mengatur siklus
menstruasi dan mempertahankan massa tulang. Menurut Petti Lubis (2009), dari
hasil penelitian yang sudah dilakukan lansia yang mengalami nyeri sendi diberikan
kompres hangat bawang merah dan setelah dilakukan observasi efek dari rasa panas
pada bawang merah menimbulkan penurunan rasa nyeri.

c. Konsep Masalah Keperawatan dan Intervensi diberikan therapy sesuai


hasil review Jurnal

Pada jurnal pertama diberikan therapy komplementer kompres bawang


merah hangat lah satu intervensi non farmakologi yang dapat dilakukan perawat
secara mandiri dalam menurunkan skala nyeri artritis reumatoid yaitu dengan
kompres bawang merah hangat mempunyai manfaat yang beragam, antara lain
sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai obat. Kegunaan
bawang merah antara lain mengobati reumatik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes,
sakit otot, sakit tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam anajemen nyeri pada
artritis reumatoid bertujuan untuk mengurangi atau mengilangkan rasa sakit dan
tidak nyaman. Secara umum manajemen arteritis reumatoid ada dua yaitu
manajemen farmakologi (obat-obatan) dan manajemen non-farmakologi. Tindakan
yang sangat sederhana dan efektif untuk menangani nyeri pada arthritis rematoid
dapat dilakukan dengan menggunakan kompres bawang merah hangat pada bagian
yang nyeri. Tindakan yang dilakukan ini tidak menimbulkan resiko bagi pasien dan
tidak membutuhkan biaya yang banyak. Pengobatan secara komplementer ini yang
menggunakan kompres bawang merah hangat untuk mengurangi nyeri pada
Kompres hangat bawang merah dilakukan oleh peneliti kemudian skala nyeri lansia
diukur kembali. Bawang merah yang digunakan 20 gram, kemudian kulitnya
dibuang dan ditumbuk hingga lumat. Kemudian bawang merah tersebut direbus
sampai mendidih dan pada saat mengompres bungkus menggunakan handuk kecil.
Lakukan kompres hangat setiap kali lansia mengalami nyeri sendi.

Pada jurnal kedua bahwa penujukan prosedur yang pertama bahwa yaitu
melakukan therapy kompres bawang merah hangat . Bawang merah yang
digunakan 20 gram, kemudian kulitnya dibuang dan ditumbuk hingga lumat.
Kemudian bawang merah tersebut direbus sampai mendidih dan pada saat
mengompres bungkus menggunakan handuk kecil. Lakukan kompres hangat
setiap kali lansia mengalami nyeri sendi. Salah satu intervensi non farmakologi
yang dapat dilakukan perawat secara mandiri dalam menurunkan skala nyeri
rheumathoid arhtritis yaitu dengan kompres bawang merah (Santoso, 2013).
Bawang merah mempunyai kandungan senyawa-senyawa turunan seperti senyawa
alin yang berubah menjadi allisin, asam piruvat, dan ammonia karena adanya
enzim allinase selain itu juga pada bawang merah terdapat kandungan flavonoid
dan senyawa aktif berupa kaemferol yang mempunyai efek farmakologi sebagai
antiinflamasi dan analgesik (Kuswardhani, 2016). Selain itu juga bawang merah
mengandung allylcysteine sulfoxie (allin) dimana senyawa ini dapat menghasilkan
panas dan sering digunakan untuk kompres. Beberapa komponen kimia bawang
merah, seperti gingerol, shogaol dan zingerone memberi efek farmakologi dan
fisiologi seperti antioksidan, anti inflamasi, analgesik, antikarsinogenik (stoilova
et al.2007 dalam Hernani & Winarti, 2010). Kandungan air dan minyak tidak
menguap pada bawang merah berfungsi sebagai enhancer yang dapat
meningkatkan permeabilitas oleoresin menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi
atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer (Swarbrick dan Boylan, 2002).

Pada jurnal ketiga menunjukkan hasil Kompres hangat lebih berpengaruh


dari terapi massage bawang merah dikarenakan pada kompres hangat pada saat
terjadinya nyeri, air hangat akan meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri
dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan
prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal.
LAMPIRAN JURNAL

Jurnal Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK177
Efektivitas Kompres Bawang Merah terhadap Nyeri Sendi pada Lansia
Siti Fadlilah1, Ririn Wahyu Widayati2
1,2Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta, Indonesia
Email: sitifadlilah@respati.ac.id

Jurnal Keperawatan GSH Vol 8 No 2 Juli 2019 ISSN 2088-2734


Pemanfaatan Ramuan Tradisional Kombinasi Jahe Dan Bawang Merah Terhadap Skala
Nyeri Pada Pasien Osteoartritis Di Dusun Matah Singodutan Selogiri, Handono
PEMANFAATAN RAMUAN TRADISIONAL KOMBINASI JAHE DAN BAWANG
MERAH TERHADAP SKALA NYERI PADA PASIEN OSTEOARTRITIS DI DUSUN
MATAH SINGODUTAN SELOGIRI
Nugroho Priyo Handono
Dosen Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri
nphands.emperor123@gmail.com

PENGARUH KOMPRES BAWANG TERHADAP TINGKAT NYERI PADA LANSIA


DENGAN ASAM URAT DI POSYANDU ANGGREK DESA LANGENHARJO

NASKAH PUBLIKASI
Puji Rachmaeny

Anda mungkin juga menyukai