Disusun oleh:
Kelompok 5 Section A
Nim : 106011610079
Nim : 106011810115
Nim : 106011810027
Nim : 106011810082
UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS KEPERAWATAN
AGUSTUS, 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaannya
tugas Pediatrik II ini dapat selesai dengan baik. Kami sebagai mahasiswa perawat
mendapatkan kesulitan saat menulis makalah ini. Namun kami yakin kami dapat
menyelesaikan makalah ini hanya oleh karena tuntunan dan campur tangan dari Tuhan.
Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa sumber. Yaitu dari
buku-buku dalam bentuk E-book dari Internet. Isi makalah ini mencakup tentang penyakit
Nefrotic Syndrom. Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengetahuan tentang
Nefrotic Syndrom. Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih
banyak kekurangannya. Untuk itu kami sebagai mahasiswa minta maaf jika ada kesalahan
yang ditemukan saat membaca makalah ini. Kami juga minta kritik dan saran dari pembaca
mengenai makalah ini agar kami dapat memperbaikinya agar di waktu yang akan datang
bisa menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Penulis ( Kelompok 5)
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Definisi ………………………………………………………. 3
Etiologi ………………………………………………………. 4
Komplikasi …………………………………………………… 5
Patofisiologi/Pathway ………………………………………… 6
Penatalaksanaan ……………………………………………… 7
BAB IV Kesimpulan…………………………………………………….. 12
Saran …………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan data yang ada maka maka kami menulis makalah ini untuk
membantu mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk memberi penjelasan
mengenai Nefrotic Syndrom.
Rumusan Masalah
1
2
Tujuan umum
Tujuan khusus
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Nefrotic Syndrom adalah gejala cedera glomerulus yang paling umum pada
anak-anak. Ini didefinisikan sebagai proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema,
tetapi kelainan ini merupakan manifestasi klinis dari sejumlah besar gangguan
glomerulus yang berbeda dimana peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap
protein plasma mengakibatkan hilangnya protein urin masif (Gipson, Massengill,
Yao, et al, 2009).
Nefrotik Syndrom adalah entitas klinis yang ditandai dengan proteinuria masif
dan hipoalbuminemia (rendahnya kadar albumin dalam darah)yang menyebabkan
edema dan hiperlipidemia. Nefrotic Syndrom dapat berkembang selama penyakit
ginjal atau sistemik dan dapat diklasifikasikan sebagai primer, sekunder, MCNS, dan
Nefrotic Syndrom bawaan. Nefrotik Syndrom primer atau idiopatik terjadi akibat
penyakit glomerulus ginjal. Nefrotik Syndrom sekunder mengakibatkan kerusakan
ginjal sebagai akibat dari penyakit sistemik, obat-obatan, atau racun seperti kerusakan
hati, hepatitis, lupus eritematosus sistemik, keracunan timbal, kanker masa kanak-
kanak atau terapinya, atau penyakit lain yang pada akhirnya membuat stres sistem
ginjal. Jenis Nefrotik Syndrom yang paling umum pada anak-anak adalah primer.
(Potts, Nicki L.; Mandleco, Barbara L., 2012)
3
4
Etiologi
Etiologi dari Nefrotik Syndrom jenis primer diyakini adalah karena adanya
respon imun. Respon imun terhadap penyakit glomerulus atau ineksi sistemikole
tubuh yang mengubah struktur glomerulus. Ini juga merupakan hasil sekunder infeksi
HIV yang juga berkaitan dengan respon imun. (Lane, 2008).
Jenis Nefrotik Syndrom primer dapat terjadi jika cedera hanya terbatas pada
glomerulus. Dan sekunder dapat terjadi jika berkembang dari bagian penyakit
sistemik. Selain itu Nefrotic Syndrom juga di sebabkan karena toksisitas obat-obatan
(seperti trimetadion dan logam berat), sengatan atau racun. Nefrotic Syndrom adalah
gejala utama penyakit ginjal pada pasien anak dengan Nefrotic Syndrom defisiensi
imun yang didapat. Penyebab beragam dan jarang adalah penyakit sel sabit, hepatitis,
malaria, penyakit jantung sianotik, tuberkulosis, trombosis vena ginjal, atau
keganasan (Hockenberry; , Wilson;, 2015). Sedangkan etiologi dari Nefrotik
Syndrom bawaan adalah gen resesif (gen yang menutupi sifat gen lainnya
menyebabkan bentuk Nefrotik Syndrom herediter (keturunan). Pada bayi yang
memiliki syndrom ini akan berukuran lebih kecil untuk usia kehamilan yang
sebenarnya dan proteinuria serta edema terlihat lebih awal. (Hockenberry; , Wilson;,
2015).
Etiologi dari MCNS (nefrosis idiopatik, nefrosis lesi minimal, penyakit nihil,
nefrosis masa kanak-kanak, nefrosis lipoid, atau nefrosis tanpa komplikasi) masih
belum jelas. Penyakit nonspesifik biasanya infeksi saluran pernapasan atas akibat
virus, sering mendahului manifestasi dalam 4 hingga 8 hari, tetapi dianggap sebagai
faktor pencetus daripada penyebab. (Hockenberry; , Wilson;, 2015)
Gejala Klinis
Seorang anak yang tadinya sehat mulai bertambah beratnya, yang berkembang
selama beberapa hari atau minggu. Bengkak pada wajah, terutama di sekitar mata,
terlihat jelas saat timbul di pagi hari, tetapi mereda pada siang hari, ketika
pembengkakan perut, genitalia, dan ekstremitas bawah lebih menonjol. Edema umum
(anasarca) dapat berkembang secara bertahap atau cepat. Edema mutosa usus dapat
5
menyebabkan diare, kehilangan nafsu makan, dan penyerapan usus yang buruk.
Volume urine menurun, dan tampak seperti opalescent gelap dan berbusa
(Hockenberry; , Wilson;, 2015).
Dalam kasus yang jarang terjadi anak dengan MCNS mengalami hipertensi
yang signifikan atau persisten hematuria berat atau persisten, atau azotemia yang
signifikan atau persisten (yaitu peningkatan produk nitrogen dalam darah)
(Hockenberry; , Wilson;, 2015). Hiperlipidemia juga hadir dan kemungkinan besar
karena peningkatan metabolisme lipid hati sebagai respon terhadap hipoproteinemia
(Tang et al., 2007).
Komplikasi
Patofisiologi/Pathway
Infeksi/Peradangan
Permeabilitas glomerulus
Proteinuria/Hiperalbuminuria
Hiperlipidemia
COP di kapiler
Penatalaksanaan
1. Pengobatan
2. Manajemen Keperawatan
3. Pendidikan keluarga
N Nursing Planning
Date/ Goal* Interventio Ration Implem
o Diagnosis Evaluation
Time ns* ale* entation
. *
1 31-08- DX : NOC: NIC: 15.0 WITA
2020 Ketidaksei Keseim Manajeme S : Ibu pt
07.00- mbangan bangan n cairan mengataka
15.00 volume cairan 1. Ukur 1. 1. n “Sus
cairan b/d Setelah asupan Perba
07.00- anak saya
adanya dilakuk dan nding
07.05 tadi sudah
kehilangan an haluaran an WITA buang air
protein tindaka setiap 2 asupa
Sudah kecil lebih
ginjal yang n sampai 4 n dan
menguk banyak dan
mengakibat kepera jam haluar
ur bengkakny
kan watan an asupan a sudah
penurunan selama akandan menurun”
tekanan 8 jam membhaluara O : Urine
osmotik da pt akan antun pada pt
perpindaha mengal mengjam meningkat
n cairan ke am ukurpertama menjadi
ruang peruba fungsi
yaitu 400 ml,
interstisial han ginjal
asupan busa di
yang dengan 100 ml urine
2. Periksa
ditandai kriteria 2. dan ada berkurang,
urine
dengan : hasil : Urine haluara pt tampak
apakah
DS : Ibu pt 1. Pt yang n 10 ml lebih segar,
ada
berkata “sus akan berbu 2. edema
tampilan
anak saya mampu sa 07.05- derajat 1,
berbusa
sejak buang menu 07.08 pt tampak
kemarin air njuka Sudah sudah bisa
buang air kecil n memeri bercanda
kecil sedikit dengan protei ksa dengan
sekali dan efektif nuria apakah orang
juga secara 3. Berikan ada tuanya, T:
badannya bertaha terapi air tampila 37 derajat
minum 3. n busa
ada kayak p celsius, P:
sedikit Meme pada
bengkak- 2. 73x/menit,
nuhi
11
12
Jenis Nefrotik Syndrom primer dapat terjadi jika cedera hanya terbatas pada
glomerulus. Dan sekunder dapat terjadi jika berkembang dari bagian penyakit
sistemik. Selain itu Nefrotic Syndrom juga di sebabkan karena toksisitas obat-obatan
(seperti trimetadion dan logam berat), sengatan atau racun. Nefrotic Syndrom adalah
gejala utama penyakit ginjal pada pasien anak dengan Nefrotic Syndrom defisiensi
imun yang didapat. Penyebab beragam dan jarang adalah penyakit sel sabit, hepatitis,
malaria, penyakit jantung sianotik, tuberkulosis, trombosis vena ginjal, atau
keganasan (Hockenberry; , Wilson;, 2015). Sedangkan etiologi dari Nefrotik
Syndrom bawaan adalah gen resesif (gen yang menutupi sifat gen lainnya
menyebabkan bentuk Nefrotik Syndrom herediter (keturunan). Pada bayi yang
memiliki syndrom ini akan berukuran lebih kecil untuk usia kehamilan yang
sebenarnya dan proteinuria serta edema terlihat lebih awal. (Hockenberry; , Wilson;,
2015).
Tanda yang paling jelas dilihat untuk pasien adalah adanya eema.
Penatalaksanaan yang inti yang harus dilakukan adalah mengatur manajamen cairan
dari pasien.Pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga adalah mengatur gaya
hidup dari anak agar tidak terjadi infeksi yang merupakan penyebab paling umum.
Saran
Bagi sekolah
14
15
Bagi pembaca
Dapat membagikan informasi yang di dapat bagi orang lain agar kita bisa
bersama-sama mencegah penyakit ini.
Menerapkan pola hidup yang baik kepada anak agar anak bisa terhindar dari
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Potts, Nicki L.; Mandleco, Barbara L. (2012). Pediatric Nursing Caring for
Cildren and Their Families 3th Ed. USA: Delmar cengange learning.
14