Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

PENANGANAN PREEKLAMPSIA BERAT

PEMBIMBING:
DR. DJOLLY RUMOPA, SPOG

OLEH:
BUDI DARMAWAN
PENDAHULUAN

Perdarahan
Hipertensi

 Preeklampsia  6% dari seluruh kehamilan


Infeksi  12% primigravida
 Primigravida > Multigravida

KEMATIAN dalam
KEHAMILAN
Hipertensi dalam Kehamilan
TD 140/90

< 20 minggu > 20 minggu


Superimpose
Hipertensi d Hipertensi Preeklampsia Preeklampsia
Kronis Preeclampsi Gestasional Ringan Berat
a
Proteinuri (+)
Proteinuri (-) TD ≥ 160/110
atau TD ≥ 140/90
Menetap setelah 12 Menghilang dalam < Proteinuri ≥ +3 /
HT kronis yang Proteinuri min +1 / min
minggu 12minggu pasca >5gr/24jam
diperberat dengan 300mg/24jam
persalinan Gangguan organ lain
adanya preeklampsia
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. Yesita Londonaung


• Tanggal lahir : 2 November 1999
• Umur : 19 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• CM : 143580
• Alamat : Dendengan dalam lk. V Ka Paal II
• Pekerjaan : IRT

G1P0A0, 19 tahun, MRS pada tanggal 18 Januari 2018, jam 14.30,


datang dengan keluhan nyeri perut bawah jilang timbul sejam 3 jam SMRS.
ANAMNESIS

Nyeri perut bagian


bawah ingin Penglihatan kabur Pelepasan lendir
Nyeri ulu hati (-) Nyeri kepala (-)
melahirkan belum (-) campur darah (+)
dirasakan teratur

Riwayat penyakit
Pergerakan janin PAN: 6 kali di
Pelepasan air dari jantung, paru-paru, HPHT: 25 April
(+) dirasakan saat Puskesmas, 4 kali
jalan lahir (-) ginjal, dan hati 2018
MRS di posyandu
disangkal

Menarche 13 G1 : Hamil ini,


Menikah: 1 kali
tahun, siklus 28 KB: tidak pernah tidak ada riwayat
selama 2 tahun
hari, 4-5 hari abortus
STATUS GENERALIS

 Keadaan umum : cukup


 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan darah : 170/110 mmHg
 Nadi : 82 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 36,5C
 Tinggi badan : 165 cm
 Berat badan : 75 kg
 IMT : 27,6 (Obesitas kelas 1)
 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)
 Cor/Pulmo : dalam batas normal
 Ekstremitas : akral hangat, edema (+), CRT < 2 detik
STATUS OBSTETRIK

Letak janin: letak


TFU: 30 cm kepala U punggung BJJ: 135-140 x/menit
kiri

Proteinuri: +3
His: jarang-jarang TBBJ: 2790 gram
(kualitatif)
DIAGNOSIS KERJA

G1P0A0, 19 tahun, hamil 38-39


Ibu:
minggu + Preeklampsia Berat

Janin intrauterine, tunggal, hidup,


Janin:
letak kepala
PENATALAKSANAAN

Sikap:
• IVFD
• MgSO4 40% 4 gr IV bolus pelan
• MgSO4 40% 6 gr drips 28 tetes/menit dalam RL 500 cc
• Kateterisasi  urine + 100 cc

Pemeriksaan Dalam
Portio tebal lunak arah axial, effacement 75%, pembukaan 1-2cm, ketuban (+), PP kepala H1
DIAGNOSIS KERJA

G1P0A0, 19 tahun, hamil 38-39


Ibu: minggu, inpartu kala I +
Preeklampsia Berat

Janin intrauterine, tunggal, hidup,


Janin:
letak kepala
SIKAP

Rencana partus pervaginam, percepat kala II dengan ekstraksi vakum

MgSO4 sesuai protokol

Laboratorium, USG, EKG

Konsul interna

Konseling, informed consent

Cross match, sedia donor, setuju operasi

Nifedipine 3x10mg
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium: USG:
 Hemoglobin 11,7 gr/dL, Hematokrit 36% • Janin intrauterin tunggal hidup
Leukosit 15.300/uL, Trombosit 348.000/uL • FM (+), FHM (+)
• BPD : 8,61 cm, AC : 31,85 cm, FL : 6,94 cm
 SGOT 17 U/L, SGPT 6 U/L, • Placenta implantatsi di fundus grade II.
 Asam Urat 6,25 mg/dl • AFL > 2 cm
• EFW : ± 2700 - 2800 grams
 Urin warna kuning, agak keruh, BJ 1.015, • KESAN : Kehamilan aterm + presentasi kepala
pH 7,5, Protein +3, leukosit 8-10, silinder :
butir kasar, epitel 8-10, bakteri +. EKG:
• Kesan : dalam batas normal
PENATALAKSANAAN

Konsul Interna:
• Kesan : hipertensi dalam kehamilan
• Advis : Nifedipine 3x10 mg,
penangananan sesuai bidang TS
OBSERVASI

18 Januari 2019 19 Januari 2019


15.00-16.00 160/100 8’-9’ 10”-15” 145-150 00.00-01.00 160/90 6’-7’ 20"-25" 135-140
16.00-17.00 160/90 8’-9’ 10”-15” 140-145 01.00-02.00 160/100 5’-6’ 25"-30" 135-140
17.00-18.00 160/90 8’-9’ 10”-15” 135-140 02.00-03.00 160/100 5’-6’ 25"-30" 135-140
18.00-19.00 160/90 8’-9’ 10”-15” 135-140 03.00-04.00 160/100 4’-5’ 30"-35" 140-145
19.00-20.00 160/100 7’-8’ 15"-20" 135-140 04.00-05.00 160/90 4’-5’ 30"-35" 140-145
20.00-21.00 160/100 7’-8’ 15"-20" 140-145 05.00-06.00 160/90 3’-4’ 35"-40" 140-145
21.00-22.00 160/90 7’-8’ 15"-20" 135-140 06.00-07.00 160/90 3’-4’ 35"-40" 140-145
22.00-23.00 160/100 7’-8’ 15"-20" 140-145 07.00-08.00 170/110 3'-4' 40"-45" 145-150
23.00-00.00 160/100 6’-7’ 20"-25" 140-145 08.00-09.00 160/100 3'-4' 40"-45" 145-150
09.00-10.00 160/100 2'-3' 45"-50" 145-150
10.00-11.00 160/90 2'-3' 50"-55" 140-145

11.09 lahir bayi laki-laki / EV / 2800gr / 47cm / AS 6-8

11.20 lahir plasenta kesan lengkap dengan selaputnya, BPL : 500gr


FOLLOW UP 19 JANUARI 2019
 S : Nyeri luka perineum
 O : KU : cukup, Kesadaran : Compos Mentis
T : 150/90mmHg N : 80x/m R: 18x/m S: 36ºC
Mata : anemis -/-, ikterik -/-
Thorax : C/P dalam batas normal
Abdomen: TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik
V/V : lochia rubra, perdarahan (-), perineum terawat
 A : P1A0 19 tahun post ektraksi vakum 2jam a.i Preeklampsia Berat
Lahir bayi laki-laki / EV / 2800gr / 47cm / AS 6-8
 P:
 IVFD Line I: MgSO4 40 % 6 gr dalam RL 500 cc/ 6jam  28 tts/menit (sampai 24 jam post op)
Line II: RL + Oksitosin 10 IU  20 tetets/menit
 Nifedipine 3x10mg
 Inj Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
 Drip Metronidazole 2 x 500 gr
 SF 1 x 1 tab
 Observasi TTV, kontraksi, perdarahan
FOLLOW UP 20 JANUARI 2019
 S : Nyeri luka perineum
 O : KU : cukup, Kesadaran : Compos Mentis
T : 150/90mmHg N : 82x/m R: 16x/m S: 36,5ºC
Mata : anemis -/-, ikterik -/-
Thorax : C/P dalam batas normal, ASI +/+
Abdomen: TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik
V/V : lochia rubra, perdarahan (-), perineum terawat
 A : P1A0 19 tahun post ektraksi vakum a.i Preeklampsia Berat H-1
Lahir bayi laki-laki / EV / 2800gr / 47cm / AS 6-8
 P:
 Aff infus
 Nifedipine 3x10mg PO
 Cefadroxil 3x500mg PO
 Metronidazole 3 x 500mg PO
 SF 1 x 1 tab
 Observasi TTV, kontraksi, perdarahan
FOLLOW UP 21 JANUARI 2019
 S : Nyeri luka perineum
 O : KU : cukup, Kesadaran : Compos Mentis
T : 140/90mmHg N : 80x/m R: 20x/m S: 36ºC
Mata : anemis -/-, ikterik -/-
Thorax : C/P dalam batas normal, ASI +/+
Abdomen: TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik
V/V : lochia rubra, perdarahan (-), perineum terawat
 A : P1A0 19 tahun post ektraksi vakum a.i Preeklampsia Berat H-2
Lahir bayi laki-laki / EV / 2800gr / 47cm / AS 6-8
 P:
 Nifedipine 3x10mg
 Cefadroxil 3x500mg po
 Metronidazole 3x500mg po
 SF 1 x 1 tab
 Observasi TTV, kontraksi, perdarahan
 ASI on demand
 Rawat luka perineum
 Rencana Pulang
PEMBAHASAN - DIAGNOSIS

Diagnosis Preeklampsia Berat pada pasien ini didasarkan atas anamnesis


ditemukannya riwayat tekanan darah tinggi pada saat ANC

Serta didukung juga dengan pemeriksaan fisik berupa tekanan darah yang tinggi
yaitu 170/110, proteinuri kuantitatf +3

Kemudian untuk memastikan proteinuri dilakukan pemeriksaan urinalisis dan


didapatkan proteinuri +3
PREEKLAMPSIA RINGAN

Tekanan darah sistolik


antara 140-150 mmHg dan Diastolik 90-100 mmHg
tekanan

Proteinuria minimal (< 2


g/L/24 jam) atau positif 1 Tidak disertai gangguan
atau 2 pada pemeriksaan fungsi organ
kuantitatif
PREEKLAMPSIA BERAT

Tekanan darah sistolik Proteinuria (> 5 g/L/24


Disertai dengan
> 160 mmHg atau jam) atau positif 3 atau
gangguan organ
tekanan darah diastolik 4 pada pemeriksaan
lainnya
> 110 mmHg. kuantitatif.

• Hematologi: Trombositopenia (<100.000/ul), hemolysis mikroangiopati


• Hepar: peningkatan SGOT, SGPT, Nyeri epigastrium/ kuadran kanan
atas
• Neurologis: sakit kepala persisten, skotoma penglihatan
• Janin: pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Paru: edema paru dan atau gagal jantung kongestif
• Ginjal: oliguria (≤500cc/24jam), kreatinin ≥1,2mg/dl
PREEKLAMPSIA

PEB

PEB Kejang Eklampsia

Impending
nyeri kepala Eclampsia
pandangan kabur,
nyeri epigastrium,
nyeri abdomen
kuadran kanan atas,
mual dan muntah.
PEMBAHASAN - DIAGNOSIS

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 11,7 gr/dL, hematokrit 36%,


leukosit 15.300/uL, trombosit 348.000/uL, SGOT 17 U/L, SGPT 6 U/L

Maka dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini tidak mengalami sindroma
HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet count) dimana
sindrom HELLP ini tidak jarang terjadi pada penderita PEB
HELLP SYNDROME

• Abnormal Peripheral Blood Smear with Nucleated RBC’s


Hemolysis • Total Bilirubin > 1.2mg/dl
• Lactat Dehydrogenase (LDH) > 600U/L

Elevated Liver • SGOT > 70 U/L

Enzyme • Lactat Dehydrogenase (LDH) > 600U/L

Low Platelets • Platelet Count <100.000/mm3


PEMBAHASAN - TATALAKSANA

Penggunaan MgSO4 pada pasien sudah tepat, karena sampai saat ini MgSO4 tetap digunakan sebagai
agen profilaksis dan definitif pada kasus preeklampsia. Sebagai profilaksis eklampsi diberikan MgSO4
40 % 4gr(10cc) iv bolus perlahan 5-10 menit, dilanjutkan dengan MgSO4 40% 6gr(15cc) drips dalam
500cc RL /6jam.

Penggunaan obat antihipertensi berupa Dopamed 3x500mg pada pasien sudah tepat. Berdasarkan
penelitian terbaru yang dilakukan oleh Jayasutha et al, menemukan bahwa penggunaan kombinasi
metildopa merupakan terapi yang sangat efektif pada pasien PEB dengan atau tanpa komplikasi,
dibandingkan penggunaan tunggal metildopa.
PEMBAHASAN –
TATALAKSANA

Rekomendasi pemberian
MgSO4
PEMBAHASAN – TATALAKSANA

Rekomendasi pemerian
antihipertensi pada
preeklamsi
PEMBAHASAN - TATALAKSANA

Kemudian diputuskan untuk dilakukan terminasi kehamilan segera merupakan


tindakan yang harus dilakukan, karena penanganan terpenting pada kasus-kasus
preeklampsi berat terutama dengan komplikasi adalah terminasi kehamilan
segera mungkin

Pada pasien ini usia kehamilan 38-39 minggu sehingga untuk pematangan paru
janin sudah tidak perlu diberikan kortikosteroid injeksi
PENANGANAN UMUM PEB

Tirah baring
SYARAT
- Refleks Patela (+/+)
- RR > 16x/m MgSO4 40% Oksigen
- Output urin
0,5cc/kgBB/jam atau
>100/4jam
- Tersedia Ca glukonas
10%
Cairan Kateter
intravena menetap
PENANGANAN UMUM PEB
PENANGANAN UMUM PEB
PATOFISIOLOGI

Nutrisi

Perubahan
Kardiovaskule Genetik gangguan invasi arteri spiralis
invasi trofoblas yang tidak
r oleh sel-sel sinsitiotrofoblast dan
normal  arteri spiralis
disfungsi sel  diperantarai
berkurangnya sirkulasi
oleh peningkatan pelepasan
uteroplasenta  iskemia
sitokin, enzim proteolitik dan
plasenta
radikal bebas
Iskhemia PREEKLAMPASIA
Intoleransi
Plasenta imunologis
PERSALINAN PADA PREEKLAMPSIA

Pada preeklampsia berat  persalinan harus terjadi dalam 24 jam

Pada eklampsia  6 jam sejak gejala eklampsia timbul

Jika terjadi gawat janin atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12jam  lakukan bedah Caesar

Jika bedah caesar akan dilakukan, perhatikan bahwa:

• tidak terdapat koagulopati.


• anestesi yang aman untuk eklampsia adalah anestesi umum dan spinal untuk PEB

Jika serviks telah mengalami pematangan  induksi dengan Oksitosin 2-5IU dalam 500cc Dextrose
10tetes/menit, atau dengan pemberian prostaglandin/misoprostol
TATALAKSANA POST PARTUM

Lakukan
pemantauan
Teruskan terapi jumlah urin
hipertensi jika
MgSO4 tekanan diastolik
diteruskan masih
sampai 24 jam >90mmHg
postpartum atau
kejang terakhir
KESIMPULAN

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri akibat kehamilan,


setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Eklampsia adalah kelainan akut pada preeklampsia dalam kehamilan, persalinan,


atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dengan atau tanpa penurunan
kesadaran (gangguan sistem saraf pusat).
Impending eclampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan nyeri kepala hebat,
penglihatan yang berkurang, dan atau nyeri epigastrium.
KESIMPULAN

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Tujuan dasar dari penatalaksanaan preeklampsia adalah terminasi kehamilan dengan


kemungkinan setidaknya tidak terdapat trauma pada ibu maupun janin, kelahiran bayi
yang dapat bertahan, dan pemulihan kesehatan lengkap pada bayi.
KESIMPULAN

Penatalaksanaan preeklamsia meliputi;


• Manajemen ekpektatif yang bertujuan untuk memperbaiki luaran perinatal
dengan mengurangi morbiditas neonatal serta memperpanjang usia kehamilan
tanpa membahayakan ibu terutama pada usia kehamilan <37 minggu,
• Penggunaan MgSO4 sebagai agen profilaksis dan definitif,
• Penggunaan antihipertensi, dan
• Pemberian steroid juga dilakukan pada kehamilan preterm.
SARAN

Angka kejadian preeklampsia rata-rata sebanyak 6% dari


seluruh kehamilan dan 12% pada kehamilan primigravida.
Kejadian penyakit ini lebih banyak dijumpai pada
primigravida terutama primigravida pada usia muda
daripada multigravida.
Oleh karena itu, edukasi pasien mengenai kunjungan ANC
teratur sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi preeklampsi yang dapat mengancam nyawa.

Anda mungkin juga menyukai