Anda di halaman 1dari 45

PRE EKLAMSIA BERAT

OLEH: dr. Alde Pitra Iztiawan


PEMBIMBING : dr. Umardi, Sp. OG

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSU NURDIN HAMZAH
TANJUNG JABUNG TIMUR
JAMBI
2020
Pendahuluan
Preeklampsia  hipertensi, 20 minggu kehamilan
disertai proteinuria.
Preeklampsia dan Eklamsia  penyebab utama
mortialitas materna dan perinatal.
Identitas pasien

Nama : Ny. S Alamat : Simpang Tuan


Umur : 35 th Sabak
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam MRS : 8 Januari 2020,
Pendidikan : SMP Pukul 05.03 WIB (dari
Pekerjaan : IRT IGD)
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Nyeri Kepala 1 hari SMRS
Riwayat penyakit sekarang

Os mengeluh sakit kepala sejak ± 1 hari SMRS, keluar air-air (-), darah
campur lendir (-), nyeri perut menjalar ke pinggang (-), demam (-),
batuk-pilek (-), kencing sedikit (+), pandangan mata kabur (-), bengkak
pada kaki (+), nyeri ulu hati(-).
Riwayat penyakit dahulu

• Hipertensi (+)
• DM (-)
• PJK (-)
• Asma (-)
Riwayat obstetri

 GPA : G2P1A0
 HPHT : 14 – 08 - 2020 Riwayat Persalinan
 TP : 21 - 05 - 2020 • P1
 UK : 20-21 minggu 2010, partus spontan aterm, laki-
 Menarche : Umur 12 tahun laki, 3.500 gr. Ditolong dukun
 Siklus haid : Teratur 28 hari
 Lama haid : 4-7 hari.
Riwayat Obstetri

• Riwayat Perkawinan : Pasien menikah 1 kali pada usia 25 tahun.

• Os pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik.

• Imunisasi TT : -

• ANC : -
Pemeriksaan fisik

 TD : 190/110 mmHg
N : 82 x/menit
 RR : 22 x/menit
 Suhu : 36,4 0C
 BB sebelum hamil : 70 kg
 BB saat hamil : 82 kg
 Tinggi Badan : 154 cm
Pemeriksaan fisik

 Kepala
 Mata
 THT
 Mulut
 Thorax
DBN
 Cor pulmo
 Abdomen
 Extremitas: edema (+/+)
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar • Abdomen: perut tampak membesar
Inspeksi : ke depan, striae gravidarum (+),
 Muka: cloasma gravidarum(-), linea nigra (-), sikatrik (-)
edema (-)
• Vulva: labia mayor/minor simetris,
 Leher: pembesaran vena
pembengkakan kel.bartholini(-),
jugularis(-) pengeluaran vagina (-) bloody
 Dada : pembesaran mammae show.
simetris, puting susu
menonjol, hiperpigmentasi • Ekstremitas: edema (+/+)
areola mammae (+),
colostrum (-)
Status Obstetri

TBJ : 1100 gram


Palpasi :
HIS : -
Leopold I :TFU 16 cm
Leopold II : Punggung di kanan Auskultasi : DJJ = 142 x/i
Leopold III : Preskep
Leopold IV : Konvergen
Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin (08-01-2020) :


Hb : 12.4 gr %
Ht : 38.0 %
Leukosit : 10,3 x 103/mm3
Trombosit : 199 x 103/mm3

Protein urin : (++++)


GDS : 86 mg/dl
Diagnosis

G2P1A0 gravida 20-21 minggu belum inpartu dengan


Preeklampsia berat JTH Intrauterin Preskep
Penatalaksanaan

• Observasi KU, TTV, dan DJJ


• Edukasi os untuk tirah baring.
• O2 2-4 L/i
• IVFD RL 20 gtt/i
• Pasang kateter

Lapor DPJP
• Lanjutkan observasi kehamilan, KU dan TTV serta DJJ.
• Inj. MgSo4 40% 10cc boka, 10 cc boki /6jam
• Nifedipin 3 x 10 mg per oral setiap 8 jam
08/01/2020, 08:30 WIB 28 Juli 2017
S : nyeri kepala (+)
O : TD : 190/120 N: 82x/i S: 36.4C RR: 22x/i
L1 : TFU: 16 cm
L2 : Puka, DJJ : 145 x/i
L3 : Preskep
L4 : konvergen
A : G2P1A0 gravida 20-21 minggu belum inpartu dengan Preeklampsia berat JTH
Intrauterin Preskep
P : - Lapor DPJP
- Obs KU/TTV/DJJ
- O2 2-4 L/i
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj. MgSo4 40% 10cc boka, 10 cc boki /6jam
- Nifedipin 3 x 10 mg per oral setiap 8 jam
- Metildopa 3 x 250 mg per oral setiap 8 jam
Pukul 18:00 WIB 28 Juli 2017
S : nyeri kepala (+)
O : TD : 180/120 N: 90x/i S: 36.4C RR: 22x/i
L1 : TFU: 16 cm
L2 : Puka, DJJ : 148 x/i
L3 : Preskep
L4 : konvergen
A : G2P1A0 gravida 20-21 minggu belum inpartu dengan Preeklampsia berat
JTH
Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- O2 2-4 L/i
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj. MgSo4 40% 10cc boka, 10 cc boki /6jam
- Nifedipin 3 x 10 mg per oral setiap 8 jam
- Metildopa 3 x 250 mg per oral setiap 8 jam
09/01/2020, 08:00 WIB28 Juli 2017
S : nyeri kepala (+) berkurang
O : TD : 150/100 N: 88x/i S: 36.7C RR: 20x/i
L1 : TFU: 16 cm
L2 : Puka, DJJ : 150 x/i
L3 : Preskep
L4 : konvergen
A : G2P1A0 gravida 20-21 minggu belum inpartu dengan Preeklampsia berat
JTH
Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- IVFD RL 20 gtt/i
- Konsul DPJP
- inj. MgSo4 40% 10cc boka, 10 cc boki /6jam (stop)
- Nifedipin 3 x 10 mg per oral setiap 8 jam
- Metildopa 3 x 250 mg per oral setiap 8 jam
Pukul 18.00 WIB : 28 Juli 2017
S : nyeri kepala (+) berkurang
O : TD : 160/100 N: 90x/i S: 36.7C RR: 20x/i
L1 : TFU: 16 cm
L2 : Puka, DJJ : 148 x/i
L3 : Preskep
L4 : konvergen
A : G2P1A0 gravida 20-21 minggu belum inpartu dengan Preeklampsia berat
JTH
Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- IVFD RL 20 gtt/i
- Nifedipin 3 x 10 mg per oral setiap 8 jam
- Metildopa 3 x 250 mg per oral setiap 8 jam
10/01/2020, 08:00 WIB 28 Juli 2017
S : nyeri kepala (-)
O : TD : 150/90 N: 90x/i S: 36.6C RR: 21x/i
L1 : TFU: 16 cm
L2 : Puka, DJJ : 152 x/i
L3 : Preskep
L4 : konvergen
A : G2P1A0 gravida 20-21 minggu belum inpartu dengan Preeklampsia berat
JTH
Intrauterin Preskep
P : - Konsul DPJP, pasien boleh pulang, terapi oral lanjutkan:
- Nifedipin 3 x 10 mg per oral setiap 8 jam
- Kontrol 5 hari ( 15/01/2020)
TINJAUAN PUSTAKA
PREEKLAMSIA
Definisi
• Hipertensi  20 minggu kehamilan disertai proteinuria.

•Preeklampsia berat  preeklamspia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160


mmHg dan tekanan darah sistolik ≥110 mmHg disertai proteinuria lebih 3,5
g/24 jam..
Klasifikasi

1. Hipertensi kronik  sebelum umur kehamilan 20 mingguatau hipertensi


yang pertama kali didiagnosis setelah umur 20 minggu dan menetap sampai
12 minggu pasca persalinan
2. Preeklamsia  setelah 20 minggu kehamilan dan disertai proteinuria
3. Eklamsia  preeklamsia disertai kejang dan/atau koma
Preeklamsia Berat

Preeklamsia dengan tekanan darah ≥160/110 mmHg disertai


proteinuria > 3,5 g/24 jam dan bila ditemukan satu atau lebih
gejala sebagai berikut:
Tanda dan Gejala

• Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg


• Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
• Peningkatan kadar enzim hati/ ikterus
• Trombosit < 100.000/mm³
• Oligouria < 500 ml/24 jam
• Proteinuria > 3,5 g/liter
• Nyeri epigastrium
• Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
• Perdarahan retina
• Edema pulmonum
• Koma
Tanda dan Gejala

Gejala eklampsia
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah
frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di epigastrium dan
hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenali dan tidak segera
diobati, akan timbul kejang terutama pada persalinan.
Klasifikasi

Preeklamsia berat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :


1. Preeklamsia tanpa impending eklamsia
2. Preeklampsia dengan impending eklamsia

Disebut impending jika  gejala sakit kepala, muntah-muntah, nyeri


epigastrium dan peningkatan tekanan darah progresif
Teori perkiraan etiologi preeklamsia

 Peran prostasiklin dan tromboksan


 Teori iskemia plasenta
 Peran faktor imunologis
 Peran faktor genetik/familial
Faktor Resiko

 Primigravida
 Usia > 35 tahun
 Usia < 20 tahun
 Ras kulit hitam
 Riwayat preeklamsia pada keluarga
 Nullipara
 Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
 Kondisi medis khusus : diabetes gestational, diabetes tipe 1, obesitas,
hipertensi kronis, penyakit ginjal, trombofilia
 Stress
Penegakan Diagnosa
Penatalaksanaan

 Rawat inap
 Tirah baring
 Oksigen
 Pemberian obat antikejang  MgSO4
 Loading dose :
initial dose  4 gram MgSO4 : intravena (40% dalam 10 cc) selama 4-5
menit.
Maintenace dose :
Diberikan infus 6 gram (15 cc) dalam larutan ringer 500cc /6 jam
selanjutnya maintanace dose diberikan 4 gram i.m.
Penatalaksanaan

Pemberian antihipertensi
 Nifedipin (Ca Channel Blocker) : 10 - 20 mg per oral, diulangi setelah 1
jam, dua jam, atau tiga jam, maksimum 120 mg dalam 24 jam.
 Jika diastolic ≥110mmHg juga dapat diberikan metildopa, dosis efektif
minimal 2x125 mg per hari dan dosis maksimal 3gr/hari
Sikap terhadap kehamilannya
* Aktif. bila :
Ibu :
 Kegagalan terapi medikementosa
 Ada tanda-tanda dan gejala Impending Eclamsia.
 Gangguan fungsi hepar
 Gangguan fungsi ginjal
 Dicurigai terjadi solutio placenta
 Timbulnya onset partus, KPD, dan perdarahan
 Umur kehamilan ≥ 37 minggu
 Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) berdasarkan pemeriksaan USG
timbulnya oligohidramnion
Sikap terhadap kehamilannya
Janin :
 tanda-tanda fetal distress.
 tanda-tanda intra uterine growth restriction (IUGR).
 oligohidramion.

Laboratorik :
 “Sindrom HELLP” khususnya menurunnya trombosit dengan cepat.
 Cara mengakhiri kehamilan dilakukan berdasar keadaan obstetrik pada
waktu itu, apakah sudah inpartu atau belum.
Sikap terhadap kehamilannya
Penatalaksanaan Ekspektatif
Tujuan:
1. Mempertahankan kehamilan sehingga mencapai umur kehamilan yang
memenuhi syarat janin dapat dilahirkan
2. Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir tanpa mempengaruhi
keselamatan ibu
SKEMA PENANGANAN PEB
Usia Kehamilan < 37 minggu Usia Kehamilan >37 minggu

Tanda impending Tanda impending


eklampsia (-), janin baik eklampsia (+)/ HELLP
sindrom, gawat janin

Gagal Pengelolaan Aktif


Pengelolaan
Konservatif Berhasil

Berhasil Gagal
Rawat 3 hari

FE/VE SC
Bila stabil boleh pulang
Rawat jalan sebagai PER
Komplikasi

Eklamsia  Solutio plasenta


Sindrom HELLP
 Prematuritas,
Perdarahan intrakranial
Kelainan ginjal dismaturitas, sepsis,
Edema paru cerebral palsy dan IUFG
Trombositopeni
Kelainan mata
Nekrosis hati
Prognosis

1.Ibu
Prognosis pasien preeklampsia baik jika tidak terjadi eklampsia.
Kematian <0,1%. Jika terjadi kejang eklamptik, 5-7% akan meninggal.
Penyebab kematian: perdarahan intrakranial, syok, gagal ginjal, pelepasan
premature plasenta dan pneumonia aspirasi.

2. Bayi
Kematian perinatal sebesar 20%. Sebagian besar bayi-bayi ini kurang bulan.
Namun dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, kematian ini
mungkin dapat dikurangi hingga < 10%.
ANALISA KASUS
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada Ny.S
didapatkan :

• Sakit kepala
• Kencing sedikit (Oliguria)
• Peningkatan tekanan darah 190/110 mmHg
• Edem pada kedua kaki
• Protein urin (++++)
• Riwayat hipertensi sebelum hamil (+)

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium pasien dapat


didiagnosa pre eklampsia berat.
Penatalaksanaan yang diberikan terhadap os merupakan terapi konservatif, yaitu:
• Rawat inap dan dianjurkan tirah baring
• Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, denyut jantung janin
• Pemberian obat-obatan.

Hal ini sesuai dengan teori, dimana berdasarkan untuk kehamilan preterm <37
minggu dilakukan penatalaksanaan konservatif terlebih dahulu selama 3 hari dan
jika berhasil pasien boleh pulang dan rawat jalan.
• Pasien diberikan MgSO4 40% 10cc IM boka/boki, berdasarkan teori obat ini
diberikan dengan dosis 4 gram MgSO4 intravena (40% dalam10 cc) secara intravena
loading dose dalam 4-5 menit. Diberikan infus 6 gram dalam larutan ringer /6 jam;
atau diberikan 4 atau 5 gram i.m. selanjutnya maintanace dose diberikan 4 gram
i.m. tiap 4-6 jam.
• Pemberian antihipertensi lini pertama yaitu Nifedipin (Ca Channel Blocker) : 10 -
20 mg per oral, interval satu jam, dua jam, tiga jam, seusai kebutuhan maksimum
120 mg dalam 24 jam.

• Hal ini sesuai dengan terapi oral yang diberikan pada os yaitu Nifedipin, namun
dosis pemberiannya berbeda, pada os diberikan 3 x 10 mg per oral setiap 8 jam.

• Pada os juga ditambahkan Metildopa per oral setiap 8 jam.


Manajemen umum perawatan preeklamsia berat dalam hal sikap terhadap
kehamilannya meliputi manajemen aktif dan konservatif. Pada kasus ini os hamil
preterm <37 minggu sehingga telah memenuhi indikasi manajemen konservatif
yaitu kehamilan dipertahankan. Setelah 3 hari perawatan dan mendapatkan
pengobatan os mengalami perbaikan, nyeri kepala (-), TD: 150/90, DJJ 152x/i,
sehingga os boleh pulang dan melakukan rawat jalan dan kontrol 5 hari lagi.
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai