Anda di halaman 1dari 45

Pembimbing : dr. Citra Dewi Sp.

OG
IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. y
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Warakas II Gg. V No. 15
No. RM : 35496
Tanggal masuk RS : 4 Agustus 2021
 Tidak ada
Keluhan Utama

 Pasien datang ke IGD direncanakan SC dengan BSC1x dan


PEB, pasien tidak ada keluhan. Mules, keluar air, keluar lendir
darah, pusing, pandangan kabur disangkal
Riwayat Penyakit
 Os Riwayat Covid-19 bulan Juli dan sudah dirawat, hasil PCR
Sekarang tgl 2 Agustus 2021 Negatif.
 Batuk, pilek, demam, mual, muntah disangkal
 Hipertensi pada kehamilan sebelumnya (+)
Riwayat Penyakit  Penyakit jantung, asma, diabetes melitus disangkal
Dahulu  Riw. Covid-19 : Juli 2021

 Dipijat/minum jamu selama hamil disangkal


Riwayat  Konsumsi amlodipine 1x10mg sejak 4 tahun lalu
Kebiasaan  Nifedipin 1x10mg semenjak hamil

Riwayat
Penyakit  Penyakit Jantung, Asma, Diabetes melitus, Hipertensi
disangkal
Keluarga
1. 1998, spontan, perempuan, 3200 gr
2. 1999, spontan, laki-laki, 3400 gr
3. 2005, spontan, laki-laki, 3300 gr
RIWAYAT
4. 2010, SC A/I gagal induksi + PEB, perempuan, 3500
KEHAMILAN gr
5. 2017, Abortus Blighted ovum, kuret +
G7P4A2 6. 2018, abortus Blighted ovum, kuret +
7. Hamil ini
 Menarche umur 12 tahun, siklus 28 hari, teratur, lamanya 7 hari,
Riwayat kuantitas dalam batas normal 2-3x ganti pembalut/hari, nyeri saat
Menstruasi haid (-)

 1x pada usia 22 tahun, usia pernikahan 22 tahun


Riwayat Menikah

 Tidak teratur, dibidan 4x periksa.


Riwayat ANC  USG ke dokter spesialis 7x

 Suntik 3 bulan dan Pil kombinasi 1 bulan, tetapi setelah 4 tahun


Riwayat lalu tidak KB.
Kontrasepsi  Rencana penggunaan kontrasepsi MOW/steril.
Vital Sign
TD : 160/90 mmHg
 pengukuran kedua
 Keadaan umum setelah diberikan protab
PEB 120/80 mmHg
baik, compos mentis
Nadi : 80x/menit
 Status generalis RR : 20x/menit
 Kepala: Suhu : 36,2°C

Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, pupil isokor


 Leher:
Tidak ada peningkatan JVP
 Thorax
Inspeksi : simetris, hiperpigmentasi aerola
Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor di kedua lapang paru, jantung
Auskultasi : vesikular (+), suara tambahan (-), suara jantung
S1-S2 reguler, bising jantung (-)
 Abdomen :
 Inspeksi : cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+)
 Auskultasi : BU (+) N
 Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien ttb
 Perkusi : timpani

 Ekstremitas :

Superior : deformitas (-/-), edema (-/-)


Inferior : deformitas (-/-), edema (-/-)
 Status Obstetrik
 Pemeriksaan Leopold

Leopold I : TFU 32 cm, bokong


Leopold II : punggung kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : konvergen
DJJ : DJJ (+) 143-152x/menit
His : tidak ada

 Pemeriksaan dalam

vulva/urethra tidak ada kelainan, portio tebal lunak, ø tidak


ada
Follow
Up
5 S Pusing
Agustus O Ku : CM
2021 TD : 120/80 mmHg
RR : 18x/menit
HR : 84x/menit
T : 36,6
Abomen : TFU 32cm, DJJ : 143-148x/menit, His (-) kontraksi (-)
A G7P4A2 gr 37 minggu + PEB + BSC 1x
P -IVFD RL + MgSO4 6gr 28 tpm
- Inj Ceftriaxone 2 gr bolus IV (Pre op)
-Metildopa 3x250mg PO
- Nifedipin 3x10mg PO
-Paracetamol K/P
- CTG/hari, TTV/shift

• Dilakukan Insisi saat SC, ditemukan perlekatan


intraabdomen hebat, sehingga diputuskan tidak
melanjutkan SC.
S Nyeri post op
O Ku : CM
TD : 130/90 mmHg
RR : 20x/menit
HR : 92x/menit
T : 36,5
Abomen : TFU 32cm, DJJ : 140-144x/menit, His (-) kontraksi (-) rembesan
perban (-)
A G7P4A2 gr 37 minggu + PEB + BSC 1x + Perlekatan Intraabdomen
P -IVFD RL + MgSO4 6gr 28 tpm
-Inj Ketorolac 3x1 amp IV
-Inj Asam Tranexamat 3x1 amp IV
-Metildopa 3x250mg PO
- Nifedipin 3x10mg PO
-Paracetamol k/p
-TTV/shift
-Mencari rujukan untuk back-up SpB
6 Agustus 2021 7 Agustus 2021
S : Tidak ada S : Tidak ada
O: O:
Ku : CM Ku : CM
TD : 140/90 mmHg RR : 20x/menit TD : 130/80 mmHg RR : 18x/menit
HR : 74x/menit T : 36,7 HR : 92x/menit T : 36,5
Abomen : TFU 32 cm, DJJ : 138 – 142 x/menit, His (-) Abomen : TFU 32 cm, DJJ : 145 – 148 x/menit, His (-)
kontraksi (-) rembesan perban (-) kontraksi (-) rembesan perban (-)
A : G7P4A2 gr 37 minggu + PEB + BSC 1x + Perlekatan A : G7P4A2 gr 37 minggu + PEB + BSC 1x + Perlekatan
Intraabdomen Intraabdomen
P: P:
- IVFD RL + MgSO4 6gr 28 tpm - IVFD RL 20 tpm
- Inj Ketorolac 3x1 amp IV
- Inj Ketorolac 3x1 amp IV
- Inj Asam Tranexamat 3x1 amp IV
- Metildopa 3x250mg PO
- Metildopa 3x250mg PO
- Nifedipin 3x10mg PO
- Nifedipin 3x10mg PO - Paracetamol k/p
- Paracetamol k/p
- TTV/shift
- TTV/shift
8 S Tidak ada keluhan
Agustus O Ku : CM
2021 TD : 130/80 mmHg
RR : 20x/menit
HR : 92x/menit
T : 36,6
Abomen : TFU 32cm, DJJ : 143-148x/menit, His (-) kontraksi (-)
A G7P4A2 gr 37 minggu + PEB + BSC 1x + Perlekatan Intraabdomen
P -IVFD RL 20 tpm
-Inj Ketorolac 3x1amp IV
-Metildopa 3x250mg PO
- Nifedipin 3x10mg PO
-Paracetamol K/P
-TTV/shift
-Rujuk ke RSUD Koja
 Preeklampsia adalah gangguan luas kerusakan endotel pembuluh darah dan vasospasme yang
terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan dapat timbul hingga 4-6 minggu post partum
 Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria pada umur kehamilan > 20
minggu atau segera setelah persalinan
Impending eclampsia  (+) gejala2 subjektif:
•Nyeri kepala hebat
•Gangguan visus
•Muntah The National High Blood Pressure
•Nyeri epigastrium Education Program Working Group on
•Kenaikan progresif TD High Blood Pressure in Pregnancy
(NHBPEP)
 Usia < 20 tahun atau > 35 tahun

 Nullipara

 Primigravida

 Hydatidiform mole

 Diabetes mellitus

 Thyroid disease

 Chronic hypertension

 Renal disease

 Riwayat keluarga dengan preeklampsia kehamilan normal

 Riwayat preeklampsia, eklampsia pada kehamilan sebelumnya

 Obesitas
Anamnesis  Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Penunjang
RINGAN BERAT
 Hipertensi: TD ≥ 140/90 mmHg • Hipertensi: TD ≥ 160/110 mmHg
• Proteinuria: > 5 g/24 jam atau tes dipstick urine >
 Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam
+1
atau tes semikuantitatif dipstick • Kreatinin plasma >1,2 mg/dL
urine +1 • Gangguan visus & serebral: kesadaran <<<, nyeri
 Tanpa gejala sistemik yang berat kepala, skotoma, pandangan kabur
• Nyeri epigastrium/nyeri pd kuadran atas abdomen
• Oliguria (urin < 500 cc/24 jam)
• Edema paru & sianosis
• Hemolisis mikroangiopatik  LDH 
• Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dgn cepat
• Ggn fx. Hepar  ALT & AST 2x
• Pertumbuhan janin terhambat
• Sindrom HELLP
EKLAMPSIA

Pasang Oksigen, miringkan kepala


Pasang IV line
Pemberian MgSO4
-Initial dose
oInjeksi 4gr IV bolus selama 5 menit (10cc MgSO4 40% di encerkan 10cc
Aquabidest)
-Dilanjutkan Syringe pump atau infusion pump
oLanjutkan pemberian MgSO4 1g/jam, contoh : sisa 15cc atau 6g di encerkan
dalam 15cc aquabidest dan diberikan selama 6 jam
-Atau dilanjutkan Infusion drip
oLanjutkan pemberian MgSO4 1g/jam, contoh : sisa 15cc atau 6g di encerkan
dalam 500cc RL dan diberikan selama 6 jam (28 tpm)

Jika didapatkan KEJANG ULANGAN setelah pemberian MgSO4 :


Tambahan 2g IV bolus, berikan MgSO4 40% 5cc diencerkan dengan 5cc aquabidest.
Berikan selama 2-5 menit, dapat diulang 2x
Pasang Urin Catheter

Turunkan Tensi (Target MAP 20% dari tensi awal) :


- Nifedipin : 4 x 10-30 mg PO (short acting) atau 1 x 20-30 mg PO (long acting/Adalat
OROS). Tidak boleh diberikan SL  hipoperfusi ibu dan janin.
Syarat Pemberian MgSO4 : - Nikardipin : 5 mg/jam, dapat dititrasi 2,5 mg/jam tiap 5 menit hingga maks 10 mg/jam
-Tersedia Ca Gluconas 10% - Metildopa : 2 x 250-500 mg PO (dosis maks 3000mg/hari)
- Ada reflex patella - Atenolol
- Urin output minimal 0,5ml / kgBB /
jam
Terminasi Kehamilan dalam 6 jam
- Pernapasan > 16x/menit
Magnesium Sulfat  terapi lini pertama preeklampsia / eklampsia
 Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklampsia pada pasien preeklampsia berat
 Merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam dan fenitoin
untuk mencegah terjadinya kejang atau kejang berulang  tanpa menimbulkan depresi susunan
saraf pusat baik bagi ibu/janin
 Cara kerja magnesium sulfat : Vasodilator serebral dan stabilisator membran, mengurangi
iskemia dan kerusakan neuron yang mungkin terjadi  vasodilatasi pembuluh darah dapat
menurunkan tekanan darah  meningkatkan aliran darah plasenta  menurunkan iskemia
plasenta
• Indikasi utama pemberian antihipertensi  keselamatan Ibu dalam mencegah penyakit
serebrovaskular
• Indikasi diberikan antihipertensi  jika TD ≥ 140/90 (ESC, 2010)
• Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah : nifedipin oral, hydralazine, dan labetolol
parenteral (ACOG, 2016)
• Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : metildopa, nitrogliserin, labetolol
• Target penurunan tekanan darah <160/110 (ACOG, 2016)
• Antihipertensi antenatal sebaiknya diberikan kembali postpartum dan dpt dihentikan saat
target TD sudah tercapai
• Penurunan tekanan darah yang terlalu besar akan mencetuskan fetal distress
 Perawatan Aktif (Agresif)  terminasi + medikamentosa
 Indikasi  1/> keadaan:
 Ibu
 Usia kehamilan ≥ 37 minggu (ringan), ≥ 34 minggu (berat)
 (+) gejala2 impending eclampsia
 Kegagalan terapi konservatif
 Diduga (+) solusio plasenta
 Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan
 Janin
 Ada tanda2 fetal distress
 Ada tanda2 intra uterine growth restriction (IUGR)
 NST nonreaktif dgn profil biofisik abnormal
 Tjd oligohidramnion
 Perawatan Aktif (Agresif)  terminasi + medikamentosa
 Indikasi  1/> keadaan:
 Laboratorium
 Tanda2 sindrom HELLP

 Perawatan Konservatif (Ekspektatif)  pertahankan kehamilan +


medikamentosa
 Indikasi  kehamilan preterm < 34 minggu tanpa tanda impending eclampsia dgn
keadaan janin baik
 Pada preeklampsia berat, perawatan di fasilitas kesehatan yang adekuat dg
tersedianya perawatan intensif utk maternal dan neonatal
 Pemberian kortikosteroid direkomendasikan utk membantu pematangan paru janin
Tatalaksana
Preeklampsia
Tatalaksana
Preeklampsia
Berat
Tatalaksana
Preeklampsia
Berat
 Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan pasien stabil. Penundaan persalinan meningkatkan risiko untuk ibu dan janin

 PREEKLAMPSIA BERAT  PERSALINAN DALAM 24 JAM

 EKLAMPSIA  PERSALINAN DALAM 12 JAM

 DILAKUKAN BEDAH CAESAR BILA :

- Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam (pada eklampsia) atau dalam 24 jam (pada preeklampsia), lakukan seksio sesarea/
- Jika denyut DJJ < 100/menit atau > 180/menit lakukan seksio sesaria
- Jika serviks belum matang, janin hidup, lakukan seksio sesaria.
- Tidak ada koagulopati
- Anestesi terpilih : anestesi umum
 JIKA TIDAK TERSEDIA ANESTESI UMUM, JANIN MATI, BBLR
 - LAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM

 JIKA PEMATANGAN SERVIKS BAIK  INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ML DEKSTROSE 5% ATAU PROSTAGLANDIN
 OLIGURIA (<400 ML/24 JAM)
 SINDROM HELLP
 KOMA BERLANJUT > 24 JAM SETELAH KEJANG

LAKUKAN RUJUKAN BILA:


 ANTI KONVULSAN DITERUSKAN SAMPAI 24 JAM POSTPARTUM / KEJANG
TERAKHIR
 ANTI HIPERTENSI JIKA TEKANAN DIASTOLIK > 110 mmHg
 PEMANTAUAN JUMLAH URIN
 Postpartum pasien harus di monitor
• Komplikasi yang berhubungan dengan prematuritas
• Insufisiensi uteroplasental akut
 infark plasenta dan atau abruptio plasenta
 intrapartum fetal distress
 stillbirth (pada kasus berat)

• Insufisiensi uteroplasental kronik


 Asimetris dan simetris janin SGA
 IUGR

• Oligohydramnion
 Manifestasi klinik
 Kejang
 Perdarahan serebral
 DIC dan trombositopenia
 Gagal ginjal
 Gagal hati atau ruptur hati
 Edema pulmo

 Komplikasi obstetri
 Insufisiensi uteroplasenta
 Abruptio plasenta
 Meningkatkan kejadian persalinan prematur
 Meningkatkan persalinan sesar
• Sekitar 10% pasien dengan preeklampsia berat  Hemolytic anemia:
berkembang menjadi sindrom HELLP  Schistocytes pada apusan darah
• Sindrom HELLP adalah subkategori dari
tepi
preeklampsia ditandai dengan Hemolytic anemia,
Elevated Liver enzymes, dan Low Platelets
 Peningkatan bilirubin total
• Hipertensi dapat minimal pada pasien dengan
 Peningkatan LDH
sindrom HELLP
 Elevated liver enzymes:

• Outcome maternal dan janin jelek


 Peningkatan AST, ALT
 Peningkatan LDH
• Tingginya angka stillbirth (10-15%) dan kematian
neonatus (20-25%)
 Low platelets:
 Trombositopenia
Penegakan diagnosa preeklampsia berat
Teori Kasus
• Pengelolaan umum : -MRS
- Tirah baring - Inj MgSO4 4gr bolus
- Infus ringer laktat - IVFD RL + MgSO4 6gr 28 tpm
- Dopamet 3x250mg
- Pemberian antikonvulsan MgSO4
- Nifedipin 3x10mg
- Pemberian antihipertensi - Cek DL, CT/BT, GDS, HbsAg
- Dilakukan pemeriksaan laboratorium tertentu (fungsi - Rencana Sectio Caesaria dan tubektomi
hati dan ginjal), dan jumlah produksi urine 24 jam. dengan persiapan operasi :
- Ukur keseimbangan cairan Informed consent
- Kateterisasi urine dan catat jumlah urin Persetujuan anestesi
- Pantau Edema Paru Pasang DC
- Pengawasan keadaan umum dan kesadaran Cukur rambut pubis
- Observasi tanda vital, refleks & DJJ tiap 1 jam Puasa 6 jam pre op
- Lakukan uji pembekuan darah Inj Cefotaxime 2 gr (pre-op)
- Observasi TTV, DJJ tiap shift

Planning monitor :
Keluhan, KU, DJJ dan HIS, tanda-tanda
impending eklampsia
Teori Kasus
Manajemen aktif  bila umur kehamilan ≥ 34 minggu, tanda-tanda Pasien G7P4A2 UK 37 minggu
impending eklampsia, adanya sindrom HELLP, terapi konservatif gagal Keluhan nyeri kepala
Manajemen konservatif  kehamilan preterm < 34 minggu, tidak Belum ada tanda-tanda persalinan
disertai tanda-tanda impending eklampsia (kontraksi belum teratur, serviks
• DILAKUKAN BEDAH CAESAR BILA : belum matang, pembukaan belum
- Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam (pada ada)
eklampsia) atau dalam 24 jam (pada preeklampsia), Akan dilakukan tubektomi
- Jika denyut DJJ < 100/menit atau > 180/menit lakukan seksio sesaria
- Jika serviks belum matang, janin hidup, lakukan seksio sesaria. Sehingga dilakukan terminasi
- Tidak ada koagulopati kehamilan dengan manajemen aktif
dengan sectio caesaria

Anda mungkin juga menyukai