IMPENDING EKLAMSIA +
PRETERM + IUFD
dr. Ferry AFM., Sp.OG
Disusun oleh :
Selvi Putri Oktari
Egi Ardhi Saputra
Identitas
Istri
Nama : Ny. E Suami
Usia : 40 tahun Nama : Tn. Y
Alamat : Bojong Kunci Usia : 40 tahun
Pendidikan : SMA Alamat : Bojong Kunci
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Suku : sunda Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah Suku : sunda
tangga Pekerjaan : Swasta
2
Keluhan Utama
Nyeri ulu hati
3
Anamnesis
G3P2A0 merasa hamil 8 bulan datang ke
IGD RSUD Al-Ihsan mengeluh nyeri ulu hati
sejak 3 hari SMRS. Nyeri ulu hati dirasakan
terus-menerus dan seperti ditusuk-tusuk.
Keluhan disertai mual. Keluhan tidak
disertai muntah, nyeri kepala, penglihatan
buram, kejang ataupun pingsan. Keluhan
tidak disertai mules-mules, keluar air-air
dan lendir bercampur sedikit darah dari
jalan lahir.
4
Pasien mengatakan memiliki tekanan darah tinggi
sejak 1 minggu yang lalu ketika kontrol ke bidan. Riwayat
tekanan darah sebelum hamil atau pada kehamilan
sebelumnya disangkal pasien.
Selama hamil pasien menyangkal pernah terjatuh
atau terbentur pada bagian perutnya, menyangkal
mengonsumsi rokok atau alkohol, menyangkal memiliki
penyakit pada organ reproduksi.
Selama hamil pasien mengatakan makan makanan
yang bergizi dan rutin konsumsi vitamin selama kehamilan.
Selama kehamilan pasien secara rutin kontrol ke bidan,
namun belum pernah melakukan imunisasi selama hamil.
5
Riwayat Marital
Riwayat Marital:
○ Usia menikah: 22th Siklus Menstruasi:
○ Usia suami: 24th HPHT: 28 Mei 2018
○ Pernikahan ke: 1 Siklus: Teratur, ,
○ Lama menikah: 15 jumlah darah yang
tahun keluar biasa tidak
disertai nyeri haid.
Menarch: 14th
6
Riwayat ANC dan
kontrasepsi
8 kali, ke bidan IUD
Terakhr 2/2/2019 Berhenti : Januari 2018
Alasan : Ingin punya anak
lagi
7
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : CM
TD : 210/150 mmHg
N : 128 kali/menit
R : 20 kali/menit
S : 36,8oC
8
Pemeriksaan Fisik
BB sebelum hamil : 63 kg
TB : 150 cm
BMI : 28 (Obes)
BB setelah hamil : 72 kg
Peningkatan berat : 9 kg
badan selama hamil
9
Kepala
○ Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak
ikterik
Leher
○ Tidak ada pembesaran KGB
Thoraks
○ Gerakan simetris
○ Cor : SI S II murni, reguler
○ Pulmo : VBS kanan=kiri
Abdomen : pemeriksaan obstetrik
Ekstremitas
○ Atas : edema -/- CRT < 2s
○ Bawah : edema -/- CRT <2s 10
Status Obstetri
• TFU : 27 cm
• LP : 100 cm
LA : kepala, puki
DJJ : 146x/menit, reguler
HIS :-
Pemeriksaan dalam :
v/v : tidak ada kelainan
Portio : tebal, kaku
Pembukaan : -
11
Diagnosis Sementara
saat pasien masuk rawat
inap
12
Rencana Pemeriksaan
NST
Darah Rutin
Kimia Darah
Urinalisis
USG
13
Tatalaksana
Lakukan pengecekan DJJ dengan menggunakan NST
Berikan loading dose : infus NACl 100cc + MgSO4
4 gram (10 cc MgSO4 40%) selama 15-20 menit
Maintenance dose : infus RL + MgSO4 10 gram 20
gtt/menit
Anti hipertensi oral : nifedipin 10 mg, dopamet 500
mg
14
Hematologi Rutin
Kimia Darah
Hemoglobin : 16,3 g/dL AST (SGOT) : 114 U/L
Lekosit : 19900 ALT (SGPT) : 104
sel/uL U/L
Eritrosit : 5,65
Ureum : 33
juta/uL
Hematokrit : 48 % Kreatinin :1
Trombosit : 87000 GDS : 97
sel/uL
Golongan darah : O +
15
Urinalisis
KIMIA URINE
○ Warna urine : kuning
○ Kejernihan : agak keruh
○ pH urine : 7,0
○ BJ urine : 1,015
○ Keton Urine : negatif
○ Albumin urine : +++
○ Nitrit urine : negatif
○ Glukosa : negatif
○ Urobilinogen : <1
○ Bilirubin : negatif
○ Darah sama : negatif
16
MIKROSKOP URINE
○ Lekosit : 2-4
○ Eritrosit : 0-2
○ Sel epitel : +
○ Kristal : negatif
○ Silinder : negatif
○ Jamur : negatif
○ Bakteri : negatif
○ Trikomonas urine : negatif
17
Follow Up IGD
TANGGAL S O A P
03/02/19 G3P2A0 merasa KU : sedang G3P2A0 gravida 35-36 16.45-18.15 WIB
16.45 hamil 8 bulan Kes:CM minggu + Impending - Oksigen 5
mengeluh nyeri ulu TD : 210/150 mmHg Eklamsia + HELLP ltr/menit
hati sejak 3 hari N : 128 x/menit syndrome - Nifedipine 4 x 10
SMRS. RR : 20 ---- mg
Riwayat hipertensi S: 36,5 Hemoglobin : 16,3 - MgSO4 40% 10 cc
sejak 1 minggu lalu Mata : CA -/- SI -/- g/dL - Inf RL + MgSO4
Tanda persalinan (-) Thorax : Lekosit : 19900 40 % (20
Gerak janin (+) Cor :S1 S2 reguler, murni sel/uL gtt/menit)
dirasakan murmur -/-, gallop -/- Eritrosit : 5,65 - Cek DR, kimia,
Pulmo : VBS kanan=kiri whezzing - juta/uL urine
/-, ronkhi -/- Hematokrit : 48 % - NST
Abdomen : BU+ Trombosit : 87000 - EKG
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm sel/uL - Furosemid 2 amp
His : (-) Golongan darah : O + (IV)
DJJ : 143x/menit, reguler 18.50
Akral hangat CRT < 2 s, edema (-) AST (SGOT) : 114 - Masuk HCU
U/L - Pantoprazole 1 amp
PD : ALT (SGPT) : 104 U/L (IV)
V/V : t.a.k Ureum : 33 - Pronalges supp
Pembukaan : - Kreatinin :1 - NST ulang
Portio : tebal, kaku GDS : 97 - Pro USG
Ket : +, cukup
Urin :
Albumin : +++
Follow Up HCU
TANGGAL S O A P
04/02/19 - Nyeri ulu hati (- KU : sakit ringan G3P2A0 gravida 35- - O2 5 ltr/menit
22.00 ), sakit kepala Kes:CM 36 minggu + PEB - Inf RL
(-), pandangan TD : 140/100 mmHg --------------- - Ceftriaxone IV 1 x
buram (-) N : 100 x/menit Hb : 14,8 mg/dL 2 gr
- Gerak janin + RR : 20 Wbc :11190 sel/uL - Pantoprazole 1 x
dirasakan S: 36,3 RBC : 5,19 1 amp
Mata : CA -/- SI -/- Ht : 43,8 - Dexamethasone 2
Thorax : Tr : 113000 x 6 mg (untuk 2
Cor : S1 S2 reguler, murni hari)
murmur -/-, gallop -/- - Dopamet 3 x 500
Pulmo : VBS kanan=kiri mg
whezzing -/-, ronkhi -/- - Nifedipine 4 x 10
Abdomen : BU+ mg
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm
His : (-) - NST pagi-sore
DJJ : 120x/menit, reguler - Pindah ruangan
Akral hangat CRT < 2 s, edema
(-)
PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : -
Portio : tebal, kaku
Follow Up HCU
TANGGAL S O A P
PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : -
Portio : tebal, kaku
Follow Up HCU
TANGGAL S O A P
PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : -
Portio : tebal, kaku
Follow Up VK
TANGGAL S O A P
05/02/2018 - Nyeri ulu hati (- KU : baik G3P2A0 gravida 35- - IC kondisi bayi
17.00 ), sakit kepala Kes:CM 36 minggu + PEB + buruk
(-), pandangan TD : 175/109 Fetal Distress - O2 5 liter/menit
buram (-) N : 115 - Inf RL
- Gerak janin + RR : 20 - Ceftriaxone IV 1 x
dirasakan, S: 36,1 2 gr
menurun Mata : CA -/- SI -/- - Pantoprazole 1 x
- Tanda Thorax : 1 amp
persalinan (-) Cor : S1 S2 reguler, murni - Dexamethasone 2
murmur -/-, gallop -/- x 6 mg (untuk 2
Pulmo : VBS kanan=kiri hari)
whezzing -/-, ronkhi -/- - Dopamet 3 x 500
Abdomen : BU+ mg
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm - Nifedipine 4 x 10
His : (-) mg
DJJ : 115x/menit, ireguler - Misoprostol 1
Akral hangat CRT < 2 s, edema tab/po/6 jam
(-)
PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : OUE
Portio : tebal, kaku
Follow Up VK
TANGGAL S O A P
PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : 1 cm
Portio : tebal, kaku
Follow Up VK
TANGGAL S O A P
PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : 10 cm
Portio : tipis,lunak
Ket : -, jernih, tidak berbau
Diagnosa Akhir
P3A0 Partus Prematurus +
PEB + IUFD
26
Tatalaksana lanjutan
untuk IUFD
Pemeriksaan dalam, cek pembukaan
Lakukan terminasi kehamilan :
Misoprostol 50 µg intravaginal
Oksitoksin 5 UI dalam dextrose 5%
20 gtt/menit
Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam
Lakukan amniotomi
27
Kondisi bayi saat
lahir
Bayi lahir pukul 23.45
JK : laki-laki
BB : 2450 gr
PB : 49 cm
Tanda-tanda kehidupan negatif
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad
bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
Quo ad sanationam : dubia
ad bonam
29
Dasar Teori
1. Hipertensi dalam Kehamilan
2. IUFD
Maps Hipertensi dalam
kehamilan
menyumbang
komplikasi kehamilan
HIPERTENSI
HIPERTENSI sebanyak 5-10% dan
HIPERTENSI
menjadi satu dari trias
penyebab kematian
pada ibu hamil setelah
HIPERTENSI
perdarahan dan infeksi.
Di Negara maju, 16% kematian ibu
HIPERTENSI
diakibatkan karena hipertensi dalam
kehamilan, 13% perdarahan, 8%
aborsi dan 2% sepsis.
31
Superimposed
Preeklampsia
Hipertensi
Preeklampsia Eklampsia
Gestasional
Hipertensi
32
Klasifikasi dan
Terminologi
Hipertensi
Gestational
BP systolic ≥ 140 mmHg Hipertensi kronik
atau diastolic ≥90 mmHg Hipertensi tanpa
yang sebelum hamil proteinuria yang
tidak pernah timbul dari sebelum
mengalami hipertensi kehamilan dan
Tidak ada proteinuria menetap setelah
BP kembali normal < 12 persalinan
minggu Tidak ada
proteinuria
BP ≥140/90 mmHg
33
Klasifikasi dan
terminologi
Preeklampsia
Kriteria minimal :
BP ≥140/90 mmHg
setelah 20 minggu
kehamilan
Proteinuria ≥300
mg/24 jam atau
+1 dipstick protein
34
PRE EKLAMSIA BERAT
TEORI
Diperkuat dengan kriteria :
BP ≥160/110 mmHg
Proteinuria 2,0 gr/24 jam
atau +2 dipstick KASUS
Serum creatinine >1,2 mg TD : 210/150
/dl mmHg
Platelet <100.000 /Ul
Albumin +++
Meningkatnya LDH (>600),
AST (>70), ALT Trombosit 87.000
Persistent headache, AST : 114
epigastric pain dan visual
disturbance Nyeri ulu hati +
PJT, Edema paru disertai
sianosis, HELLP Syndrome
35
Klasifikasi dan
Terminologi
Eklampsia Superimposed
Gejala Preeklampsia pada
hipertensi kronik
preeclampsia
dengan seizure Ibu dengan riwayat hipertensi
kronik (Sudah ada sebelum
usia kehamilan 20 minggu)
Proteinuria dipstick +1 atau
platelet count <100.000 ul
pada usia kehamilan >20
minggu
36
FAKTOR RESIKO
KASUS
Obesitas (BMI = 28)
Usia 40 tahun
37
Invaginasi trofoblast abnormal
Etiologi
Faktor imunologi
◦ Rendahnya ekspresi HLA-G di jaringan trofoblast ->
hambat invasi trofoblast terhadap desidua
Faktor nutrisi
◦ Menurut John and co-workers (2002) konsumsi buah
buahan dan sayuran yang memiliki antioksidan tinggi dapat
menurunkan tekanan darah.
◦ Zhang and associates (2002) menyatakan bahwa insiden
preeclampsia meningkat pada wanita yang mengkonsumsi
asam ascorbic <85 mg dalam sehari.
Faktor genetik
◦ Penyebab Preeclampsia adalah multifactorial.
◦ Menurut Ward and Lindheimer (2009) incident
risk untuk preeclampsia:
20-40% untuk anak perempuan dg ibu riwayat
preeklampsia
11-37% saudara perempuan dg preeklampsia
22-47% pada saudara kembar dg preeklampsia
Faktor endotel
◦ Perlekatan plasenta yang kurang baik
pengeluaran sitokin (TNF alfa,
interleukin) stress oksidatif radikal
toksik mencederai endotel dan
mengganggu keseimbangan
prostaglandin disfungsi endotel.
◦ Stress oksidatif
produksi sel busa makrofag
aktivasi koagulasi mikrovaskular
trombositopenia
peningkatan permeabilitas vaskuler
proteinuria dan edema
TATALAKSANA
PREEKLAMSI BERAT
Preeclamsia berat
1. Infuse larutan Ringer Laktat.
2. check darah lengkap
2. Pemberian MgSO4
◦ Dosis awal
MgSO4 4 g IV (20 cc MgSO4 20%) dilarutkan ke dalam
100 cc RL, diberikan selama 15-20 menit.
◦ Dosis pemeliharaan
10 gr (50 cc MgSO4 20%) dalam 500 cc cairan RL,
diberikan dengan kecepatan 1-2 gram/jam (20-30 tetes
per menit)
TEORI KASUS
• Nifedipin 10 mg dan dapat Nifedinie 4 x 10 mg
diulangi setiap 30 menit
(maksimal 120 mg/24 jam) TD 03/02/2019 16.45:210/150 mmHg
sampai terjadi penurunan MABP : 170
MABP 20% . Dosis rumatan Target :
3 x 10mg 20% MABP = 34 mmHg
• Nikardipine ≥180 mmHg Sistol = 176 mmHg
dan diastolik ≥110 mmHg
Diastol = 116 mmHg
dengan dosis 1 ampule 10
mg dalam 50cc/jam TD 04/02/2019 22.00:140/100 mmHg
PEMBERIAN ANTIHIPERTENSI
45
TEORI KASUS
Kalsium glukonas 10%(1 gram dalam
10 cc) diberikan IV dalam waktu 3-5
Antidotum tersedia
menit Refleks patella tidak
Reflek patella (+) kuat dilakukan pemeriksaan
Frekuensi pernafasan ≥ 16 kali per
RR = 20 x/menit
menit
Produksi urin ≥30 cc dalam 1 jam Urin output : 50 cc
sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam)
Pengelolaan obstetrik
selama perawatan konservatif , tindakan observasi dan evaluasi
sama seperti perawatan aktif, termasuk pemeriksaan NST dan
USG untuk memantau kesejahtraan janin,
bila setelah 2 kali 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini
dianggap sebagai kegagalan perawatan konservatif
pengobatan medisinal dan harus diterminasi. Cara terminasi
sesuai dengan pengelolaan aktif
INDIKASI PENGELOLAAN
AKTIF
TEORI KASUS
Indikasi IBU Indikasi Ibu :
○ Kehamilan ≥ 34 minggu.
○ Adanya gejala impending - Usia kehamilan 35-26
eklampsi minggu
○ serta kegagalan terapi - Ada gejala impending
pada perawatan eklamsia (nyeri ulu hati)
konservatif. Indikasi Janin
• Indikasi JANIN - Gawat Janin
− Gawat janin dan PJT Lab
- Trombosit 87000
• Laboratorik Hellp Syndrome
- SGOT : 114
48
PENGELOLAAN OBSTETRI
TEORI
KASUS
Cara terminasi kehamilan
belum inpartu 05/02/2019 Pukul 10.00 WIB
Induksi persalinan bila score Skor bishop = 0 (<6)
bishop ≥6, bila perlu lakukan P/ Misoprostol ½ tab per fornix/6
pematangan serviks dengan jam
misoprostol. Induksi persalinan
harus sudah mencapai kala II Misoprostol 1 tab/po/ 6 jam
dalam 24 jam, bila tidak
induksi dianggap gagal dan
Mencapai kala II > 24 jam
harus dilakukan SC
tidak SC karena janinnya IUFD
49
TEORI KASUS
Cara terminasi kehamilan belum
inpartu Gawat Janin Pro
SC cito tanggal
Sectio caesarea bila :
◦ syarat pervaginam tidak dipenuhi 05/02/2019 pukul
◦
◦
Kontraindikasi pervaginam
Induksi persalinan gagal
05.00 WIB
◦ Terdapat gawat janin
◦ Kelainan letak
◦ Bila umur kehamilan kurang dari 34
PENGELOLAAN OBSTETRI
50
Cara terminasi kehamilan sudah inpartu :
Perjalanan persalinan normal diikuti dengan partograf WHO
Memperpendek kala II
SC dilakukan jikaada gawat ibu dan janin
Score bishop ≤ 6
Anesthesia : regional, epiduralanesthesia
TEORI
KASUS
Pengobatan Mediastinal
Infus larutan RL
- MgSO4 40% 10 cc
Pemberian Mgso4
- Inf RL + MgSO4 40 % (20
gtt/menit)
Obat anti kejang :
Pemberian MgSO4 sesuai dengan
pengelolaan preeklampsi berat.
◦ Bila timbul kejang-kejang ulangan
maka dapat diberikan 2 gr MgSO4
40% i.v selama 2 menit, sekurang-
kurangnya 20 menit setelah
loading dose. Dosis tambahan 2 gr
hanya diberikan sekali saja.
◦ Bila setelah diberi dosis tambahan
masih tetap kejang maka
diberikan amobarbital 3-5
mg/kg/bb/i.v pelan-pelan.
TATALAKSANA EKLAMSI 52
Perawatan pasien dengan serangan kejang:
◦ Dirawat dikamar isolasi yang cukup terang
◦ Masukkan sudip lidah ke mulut pasien
◦ Kepala direndahkan, daerah orofsring dihisap
◦ Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup longgar guna
menghindari fraktur
Lain-lain:
◦ Antipiretik diberikan jika suhunya >38,5
◦ Antibiotik diberikan sesuai indikasi
◦ Anti nyeri bila pasien gelisah karena kontraksi Rahim dapat
diberikan petidin HCl 50-75 mg sekali saja
Pengelolaan Obstetrik
• Sikap terhadap kehamilan:
• Sikap dasar
– Semua kehamilan dengan eklampsi atau impending eklampsi harus
diakhiri tanpa memandang usia kehamilan
– Gejala impending eklampsi: pandangan buram, nyeri ulu hati, nyeri
kepala hebat
• Sikap pengakhiran kehamilan
– Terminasi impemding eklampsi adalah dengan persalinan pervagina,
sc bila ada indikasi obstetri
TEORI KASUS
Diagnosis laboratorium : Hemolisis : SADT dan
- Hemolisis : sel sel
spherositocytes, triangular kadar bilirubin tidak
dan sel Blurr pada apus diperiksa
darah perifer, kadar bilirubin
total > 1,2 mg/% Kenaikan kadar
- Kenaikan kadar enzim hati; enzim hati : SGOT
SGOT > 70 IU/L, SGPT > 600 :114
IU/L
- Trombosit < 100 x 10 / mm3 Trombosit : 87.000
HELLP SYNDROME
55
HELLP SYNDROME
56
TATALAKSANA
• Atasi hipertensi dengan pemberian obat antihipertensi
• Terapi konserfatif dilakukan apabila umur kehamilan <34 mg, tekanan darah terkontrol
<160/110 mmHG, diuresis normal (>30 cc/jam) kenaikan kadar enzim hati yang tidak disert
ai nyeri perut kuadran kanan atas atau nyeri ulu hati
• Bila akan dilakukan oprasi SC, kadar Tr >50.000/mm3. bila kurang dari nilai tersebut merup
akan indikasi untuk melakukan transfuse trombosit. Pervaginam > 30.000/mm3.
EKLAMSI
(impending
Eklamsi)
Rawat ICU
Konsultasi dengan
bagian penyakit
dalam, radiologi
intensifis
MgSO4
R/A Antihipertensi
r/ supportif
Dalam Pervaginam :
kehamilan Inpartu kala II Pascasalin
Terminal state Observasi
Terminasi tanda-tanda
Kelainan sereberal impending/
Bila sarana pemantauan pasca eklamsi
SC ulanagn
SC tidak memungkinkan
PERSALINAN
PRETERM
59
TEORI KASUS
Persalinan yang HPHT: 28 Mei 2018
berlangsung antara Usia kehamilan 35-36
umur kehamilan 24-36 minggu
(+6 hari) minggu dari BBL Janin : 2450 gram
HPHT atau antara hari
ke 140 dan 259 dengan
BBL janin < 2500 gram
DEFINISI
60
TEORI KASUS
Konfirmasi usia kehamilan
Penilaian kontraksi uterus
Pemantauan TTV, DJJ - Dexamethasone 2x6
Bila ada korioamnionitis, lakukan kultur
dan berikan AB mg (untuk 2 hari)
Berikan obat untuk pematangan paru
janin
Dexametason 6 mg, tiap 12 jam (IM)
sampai
4 dosis
Betametason, 12 mg (IM) sampai 2
dosis
dengan interval 24 jam
MgSO4 untuk proteksi otak janin
Persalinan per abdominan hanya atas
indikasi
TATALAKSANA
Intra Uterine Fetal
Death (IUFD)
DEFINISI
TEORI KASUS
Menurut WHO : janin yang
mati dalam rahim dengan Usia janin : 35-36
berat 500 gram atau lebih minggu
atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan 20 Tanda kehidupan : DJJ
minggu atau lebih -
Kematian janin merupakan
hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat
janin atau infeksi
63
DEFINISI
TEORI KASUS
Menurut WHO : janin yang
mati dalam rahim dengan Usia janin : 35-36
berat 500 gram atau lebih minggu
atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan 20 Tanda kehidupan : DJJ
minggu atau lebih -
Kematian janin merupakan
hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat
janin atau infeksi
64
Penyebab kematian janin dibagi menjadi
◦ Fetal
◦ Placental
◦ Maternal
Etiologi
65
KASUS
1. Maternal :
Impending Eklamsia
ETIOLOGI 66
TEORI KASUS
DJJ = -
DIAGNOSIS
67
TEORI KASUS
Tidak ada indikasi SC
Bayi lahir pukul 23.45
secara per vagina
TATALAKSANA 68
Penatalaksanaan
Lakukan induksi persalinan, dapat terjadi secara
pervaginam maupun perabdomen
Bila kematian janin lebih dari 3-4 minggu kadar fibrinogen
mulai menurun
Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan
misoprostol secara pervaginam 50-100 µg tiap 4-6 jam dan
dilakukan induksi oksitoksin
Kehamilan diatas 28 minggu dosis misoprostol 25 µg
pervaginam/6 jam
69
Pencegahan
Bila ibu merasakan penurunan gerakan janin harus
dilakukan segera USG
70
Tingkat maserasi
71
TERIMAKASIH~
72