Anda di halaman 1dari 72

Clinical Report Session (CRS)

IMPENDING EKLAMSIA +
PRETERM + IUFD
dr. Ferry AFM., Sp.OG
Disusun oleh :
Selvi Putri Oktari
Egi Ardhi Saputra
Identitas
 Istri
 Nama : Ny. E  Suami
 Usia : 40 tahun  Nama : Tn. Y
 Alamat : Bojong Kunci  Usia : 40 tahun
 Pendidikan : SMA  Alamat : Bojong Kunci
 Agama : Islam  Pendidikan : SMA
 Suku : sunda  Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu rumah  Suku : sunda
tangga Pekerjaan : Swasta

2
Keluhan Utama
Nyeri ulu hati

3
Anamnesis
G3P2A0 merasa hamil 8 bulan datang ke
IGD RSUD Al-Ihsan mengeluh nyeri ulu hati
sejak 3 hari SMRS. Nyeri ulu hati dirasakan
terus-menerus dan seperti ditusuk-tusuk.
Keluhan disertai mual. Keluhan tidak
disertai muntah, nyeri kepala, penglihatan
buram, kejang ataupun pingsan. Keluhan
tidak disertai mules-mules, keluar air-air
dan lendir bercampur sedikit darah dari
jalan lahir.

4
Pasien mengatakan memiliki tekanan darah tinggi
sejak 1 minggu yang lalu ketika kontrol ke bidan. Riwayat
tekanan darah sebelum hamil atau pada kehamilan
sebelumnya disangkal pasien.
Selama hamil pasien menyangkal pernah terjatuh
atau terbentur pada bagian perutnya, menyangkal
mengonsumsi rokok atau alkohol, menyangkal memiliki
penyakit pada organ reproduksi.
Selama hamil pasien mengatakan makan makanan
yang bergizi dan rutin konsumsi vitamin selama kehamilan.
Selama kehamilan pasien secara rutin kontrol ke bidan,
namun belum pernah melakukan imunisasi selama hamil.

5
Riwayat Marital
 Riwayat Marital:
○ Usia menikah: 22th Siklus Menstruasi:
○ Usia suami: 24th  HPHT: 28 Mei 2018
○ Pernikahan ke: 1  Siklus: Teratur, ,
○ Lama menikah: 15 jumlah darah yang
tahun keluar biasa tidak
disertai nyeri haid.
 Menarch: 14th

6
Riwayat ANC dan
kontrasepsi
 8 kali, ke bidan  IUD
 Terakhr 2/2/2019  Berhenti : Januari 2018
 Alasan : Ingin punya anak
lagi

7
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan

 Kesadaran : CM

 TD : 210/150 mmHg

 N : 128 kali/menit

 R : 20 kali/menit

 S : 36,8oC

8
Pemeriksaan Fisik
 BB sebelum hamil : 63 kg
 TB : 150 cm
 BMI : 28 (Obes)
 BB setelah hamil : 72 kg
 Peningkatan berat : 9 kg
badan selama hamil
9
 Kepala
○ Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak
ikterik
 Leher
○ Tidak ada pembesaran KGB
 Thoraks
○ Gerakan simetris
○ Cor : SI S II murni, reguler
○ Pulmo : VBS kanan=kiri
 Abdomen : pemeriksaan obstetrik
 Ekstremitas
○ Atas : edema -/- CRT < 2s
○ Bawah : edema -/- CRT <2s 10
Status Obstetri
• TFU : 27 cm

• LP : 100 cm
 LA : kepala, puki
 DJJ : 146x/menit, reguler
 HIS :-
 Pemeriksaan dalam :
 v/v : tidak ada kelainan
 Portio : tebal, kaku
 Pembukaan : -
11
Diagnosis Sementara
saat pasien masuk rawat
inap

 G3P2A0 Gravida 35-36


minggu + Impending
Eklamsia

12
Rencana Pemeriksaan
 NST
 Darah Rutin
 Kimia Darah
 Urinalisis
 USG

13
Tatalaksana
 Lakukan pengecekan DJJ dengan menggunakan NST
 Berikan loading dose : infus NACl 100cc + MgSO4
4 gram (10 cc MgSO4 40%) selama 15-20 menit
 Maintenance dose : infus RL + MgSO4 10 gram 20
gtt/menit
 Anti hipertensi oral : nifedipin 10 mg, dopamet 500
mg

14
Hematologi Rutin
Kimia Darah
 Hemoglobin : 16,3 g/dL  AST (SGOT) : 114 U/L
 Lekosit : 19900  ALT (SGPT) : 104
sel/uL U/L
 Eritrosit : 5,65
 Ureum : 33
juta/uL
 Hematokrit : 48 %  Kreatinin :1
 Trombosit : 87000  GDS : 97
sel/uL
 Golongan darah : O +

15
Urinalisis
 KIMIA URINE
○ Warna urine : kuning
○ Kejernihan : agak keruh
○ pH urine : 7,0
○ BJ urine : 1,015
○ Keton Urine : negatif
○ Albumin urine : +++
○ Nitrit urine : negatif
○ Glukosa : negatif
○ Urobilinogen : <1
○ Bilirubin : negatif
○ Darah sama : negatif

16
 MIKROSKOP URINE
○ Lekosit : 2-4
○ Eritrosit : 0-2
○ Sel epitel : +
○ Kristal : negatif
○ Silinder : negatif
○ Jamur : negatif
○ Bakteri : negatif
○ Trikomonas urine : negatif

17
Follow Up IGD
TANGGAL S O A P
03/02/19 G3P2A0 merasa KU : sedang G3P2A0 gravida 35-36 16.45-18.15 WIB
16.45 hamil 8 bulan Kes:CM minggu + Impending - Oksigen 5
mengeluh nyeri ulu TD : 210/150 mmHg Eklamsia + HELLP ltr/menit
hati sejak 3 hari N : 128 x/menit syndrome - Nifedipine 4 x 10
SMRS. RR : 20 ---- mg
Riwayat hipertensi S: 36,5 Hemoglobin : 16,3 - MgSO4 40% 10 cc
sejak 1 minggu lalu Mata : CA -/- SI -/- g/dL - Inf RL + MgSO4
Tanda persalinan (-) Thorax : Lekosit : 19900 40 % (20
Gerak janin (+) Cor :S1 S2 reguler, murni sel/uL gtt/menit)
dirasakan murmur -/-, gallop -/- Eritrosit : 5,65 - Cek DR, kimia,
Pulmo : VBS kanan=kiri whezzing - juta/uL urine
/-, ronkhi -/- Hematokrit : 48 % - NST
Abdomen : BU+ Trombosit : 87000 - EKG
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm sel/uL - Furosemid 2 amp
His : (-) Golongan darah : O + (IV)
DJJ : 143x/menit, reguler 18.50
Akral hangat CRT < 2 s, edema (-) AST (SGOT) : 114 - Masuk HCU
U/L - Pantoprazole 1 amp
PD : ALT (SGPT) : 104 U/L (IV)
V/V : t.a.k Ureum : 33 - Pronalges supp
Pembukaan : - Kreatinin :1 - NST ulang
Portio : tebal, kaku GDS : 97 - Pro USG
Ket : +, cukup
Urin :
Albumin : +++
Follow Up HCU
TANGGAL S O A P

04/02/19 - Nyeri ulu hati (- KU : sakit ringan G3P2A0 gravida 35- - O2 5 ltr/menit
22.00 ), sakit kepala Kes:CM 36 minggu + PEB - Inf RL
(-), pandangan TD : 140/100 mmHg --------------- - Ceftriaxone IV 1 x
buram (-) N : 100 x/menit Hb : 14,8 mg/dL 2 gr
- Gerak janin + RR : 20 Wbc :11190 sel/uL - Pantoprazole 1 x
dirasakan S: 36,3 RBC : 5,19 1 amp
Mata : CA -/- SI -/- Ht : 43,8 - Dexamethasone 2
Thorax : Tr : 113000 x 6 mg (untuk 2
Cor : S1 S2 reguler, murni hari)
murmur -/-, gallop -/- - Dopamet 3 x 500
Pulmo : VBS kanan=kiri mg
whezzing -/-, ronkhi -/- - Nifedipine 4 x 10
Abdomen : BU+ mg
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm
His : (-) - NST pagi-sore
DJJ : 120x/menit, reguler - Pindah ruangan
Akral hangat CRT < 2 s, edema
(-)

PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : -
Portio : tebal, kaku
Follow Up HCU
TANGGAL S O A P

05/02/2018 - Nyeri ulu hati (- KU : baik G3P2A0 gravida 35- - O2 5 liter/menit


05.00 ), sakit kepala Kes:CM 36 minggu +PEB+ - Infus RL 30 gtt
(-), pandangan TD : 161/101 Fetal Distress - Pro SC cito
buram (-) N : 88
- Gerak janin + RR : 20
dirasakan S: 36,1
- Tanda Mata : CA -/- SI -/-
persalinan (-) Thorax :
Cor : S1 S2 reguler, murni
murmur -/-, gallop -/-
Pulmo : VBS kanan=kiri
whezzing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : BU+
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm
His : (-)
DJJ : 110x/menit, ireguler
Akral hangat CRT < 2 s, edema
(-)

PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : -
Portio : tebal, kaku
Follow Up HCU
TANGGAL S O A P

05/02/2018 - Nyeri ulu hati (- KU : baik G3P2A0 gravida 35- - O2 5 liter/menit


10.00 ), sakit kepala Kes:CM 36 minggu + PEB + - Infus RL 30 gtt
(-), pandangan TD : 161/101 Fetal Distress - Pindah VK
buram (-) N : 88 - Rc/ terminasi
- Gerak janin + RR : 20 pervagina :
dirasakan, S: 36,1 Misoprostol ½
menurun Mata : CA -/- SI -/- tab
- Tanda Thorax : per fornix/6
persalinan (-) Cor : S1 S2 reguler, murni jam
murmur -/-, gallop -/-
Pulmo : VBS kanan=kiri
whezzing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : BU+
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm
His : (-)
DJJ : 94-96x/menit, ireguler
Akral hangat CRT < 2 s, edema
(-)

PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : -
Portio : tebal, kaku
Follow Up VK
TANGGAL S O A P

05/02/2018 - Nyeri ulu hati (- KU : baik G3P2A0 gravida 35- - IC kondisi bayi
17.00 ), sakit kepala Kes:CM 36 minggu + PEB + buruk
(-), pandangan TD : 175/109 Fetal Distress - O2 5 liter/menit
buram (-) N : 115 - Inf RL
- Gerak janin + RR : 20 - Ceftriaxone IV 1 x
dirasakan, S: 36,1 2 gr
menurun Mata : CA -/- SI -/- - Pantoprazole 1 x
- Tanda Thorax : 1 amp
persalinan (-) Cor : S1 S2 reguler, murni - Dexamethasone 2
murmur -/-, gallop -/- x 6 mg (untuk 2
Pulmo : VBS kanan=kiri hari)
whezzing -/-, ronkhi -/- - Dopamet 3 x 500
Abdomen : BU+ mg
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm - Nifedipine 4 x 10
His : (-) mg
DJJ : 115x/menit, ireguler - Misoprostol 1
Akral hangat CRT < 2 s, edema tab/po/6 jam
(-)

PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : OUE
Portio : tebal, kaku
Follow Up VK
TANGGAL S O A P

06/02/2018 - Nyeri ulu hati (- KU : baik G3P2A0 parturien - Drip Oxytoxin 5


00.30 ), sakit kepala Kes:CM preterm kala I fase IU dalam D5%
(-), pandangan TD : 158/106 laten + PEB + IUFD untuk 20
buram (-) N : 115 gtt/menit, flat
- Gerak janin - RR : 20 (labu 1)
dirasakan, S: 36,1
- Tanda Mata : CA -/- SI -/-
persalinan : Thorax :
mules + jarang Cor : S1 S2 reguler, murni
murmur -/-, gallop -/-
Pulmo : VBS kanan=kiri
whezzing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : BU+
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm
His : fase laten
DJJ : -
Akral hangat CRT < 2 s, edema
(-)

PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : 1 cm
Portio : tebal, kaku
Follow Up VK
TANGGAL S O A P

06/02/2018 - Nyeri ulu hati (- KU : baik G3P2A0 parturien 09.55


09.55 ), sakit kepala Kes:CM preterm kala 1 fase - Metrolisa 80 cc
(-), pandangan TD : 180/100 laten+ PEB+ IUFD
buram (-) N : 115 13.15
- Gerak janin - RR : 20 - Metrolisa lepas
dirasakan, S: 36,1 spontan
- Tanda Mata : CA -/- SI -/- PD :
persalinan : Thorax : V/V : t.a.k
mules + Cor : S1 S2 reguler, murni Pembukaan : 3-4
murmur -/-, gallop -/- cm
Pulmo : VBS kanan=kiri Portio : tebal, kaku
whezzing -/-, ronkhi -/- Ket : +, cukup
Abdomen : BU+ Penurunan kepala :
TFU : 27 cm/ LP : 100 cm Station -3
His : 1-2 x/20”, kurang
kuat/10’ 14.40
DJJ : - - Drip Oxytoxin 5 IU
Akral hangat CRT < 2 s, edema dalam D5% untuk
(-) 20 gtt/menit,
naikkan sampai 30
PD : gtt/menit (labu 2)
V/V : t.a.k
Pembukaan : 2 cm
Follow Up VK
TANGGAL S O A P

06/02/2018 - Nyeri ulu hati (- KU : baik G3P2A0 parturien Pimpin Persalinan


23.30 ), sakit kepala Kes:CM preterm kala 2+
(-), pandangan TD : 150/90 PEB + IUFD
buram (-) N : 115
- Gerak janin - RR : 20
dirasakan, S: 36,1
- Tanda Mata : CA -/- SI -/-
persalinan : Thorax :
mules +, lendir Cor : S1 S2 reguler, murni
campur darah murmur -/-, gallop -/-
+, air-air - Pulmo : VBS kanan=kiri
whezzing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : BU+
His : 3-4 x/40”, kuat/10’
DJJ : -
Akral hangat CRT < 2 s, edema
(-)

PD :
V/V : t.a.k
Pembukaan : 10 cm
Portio : tipis,lunak
Ket : -, jernih, tidak berbau
Diagnosa Akhir
P3A0 Partus Prematurus +
PEB + IUFD

26
Tatalaksana lanjutan
untuk IUFD
 Pemeriksaan dalam, cek pembukaan
 Lakukan terminasi kehamilan :
 Misoprostol 50 µg intravaginal
 Oksitoksin 5 UI dalam dextrose 5%
20 gtt/menit
 Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam
 Lakukan amniotomi

27
Kondisi bayi saat
lahir
Bayi lahir pukul 23.45
JK : laki-laki
BB : 2450 gr
PB : 49 cm
Tanda-tanda kehidupan negatif
Prognosis
 Quo ad vitam : Dubia ad
bonam
 Quo ad functionam : dubia ad
bonam
 Quo ad sanationam : dubia
ad bonam
29
Dasar Teori
1. Hipertensi dalam Kehamilan
2. IUFD
Maps Hipertensi dalam
kehamilan
menyumbang
komplikasi kehamilan
HIPERTENSI
HIPERTENSI sebanyak 5-10% dan

HIPERTENSI
menjadi satu dari trias
penyebab kematian
pada ibu hamil setelah
HIPERTENSI
perdarahan dan infeksi.
Di Negara maju, 16% kematian ibu
HIPERTENSI
diakibatkan karena hipertensi dalam
kehamilan, 13% perdarahan, 8%
aborsi dan 2% sepsis.

31
Superimposed
Preeklampsia

Hipertensi
Preeklampsia Eklampsia
Gestasional

Hipertensi

Terminologi dan Klasifikasi Kronis

32
Klasifikasi dan
Terminologi
 Hipertensi
Gestational
 BP systolic ≥ 140 mmHg  Hipertensi kronik
atau diastolic ≥90 mmHg  Hipertensi tanpa
yang sebelum hamil proteinuria yang
tidak pernah timbul dari sebelum
mengalami hipertensi kehamilan dan
 Tidak ada proteinuria menetap setelah
 BP kembali normal < 12 persalinan
minggu  Tidak ada
proteinuria
 BP ≥140/90 mmHg

33
Klasifikasi dan
terminologi
 Preeklampsia
Kriteria minimal :
 BP ≥140/90 mmHg
setelah 20 minggu
kehamilan
 Proteinuria ≥300
mg/24 jam atau
+1 dipstick protein

34
PRE EKLAMSIA BERAT
TEORI
Diperkuat dengan kriteria :
 BP ≥160/110 mmHg
 Proteinuria 2,0 gr/24 jam
atau +2 dipstick KASUS
 Serum creatinine >1,2 mg  TD : 210/150
/dl mmHg
 Platelet <100.000 /Ul
 Albumin +++
 Meningkatnya LDH (>600),
AST (>70), ALT  Trombosit 87.000
 Persistent headache,  AST : 114
epigastric pain dan visual
disturbance  Nyeri ulu hati +
 PJT, Edema paru disertai
sianosis, HELLP Syndrome

35
Klasifikasi dan
Terminologi
 Eklampsia  Superimposed
 Gejala Preeklampsia pada
hipertensi kronik
preeclampsia
dengan seizure  Ibu dengan riwayat hipertensi
kronik (Sudah ada sebelum
usia kehamilan 20 minggu)
 Proteinuria dipstick +1 atau
platelet count <100.000 ul
pada usia kehamilan >20
minggu

36
FAKTOR RESIKO

KASUS
 Obesitas (BMI = 28)
 Usia 40 tahun

37
 Invaginasi trofoblast abnormal

Etiologi
 Faktor imunologi
◦ Rendahnya ekspresi HLA-G di jaringan trofoblast ->
hambat invasi trofoblast terhadap desidua

 Faktor nutrisi
◦ Menurut John and co-workers (2002) konsumsi buah
buahan dan sayuran yang memiliki antioksidan tinggi dapat
menurunkan tekanan darah.
◦ Zhang and associates (2002) menyatakan bahwa insiden
preeclampsia meningkat pada wanita yang mengkonsumsi
asam ascorbic <85 mg dalam sehari.
 Faktor genetik
◦ Penyebab Preeclampsia adalah multifactorial.
◦ Menurut Ward and Lindheimer (2009) incident
risk untuk preeclampsia:
 20-40% untuk anak perempuan dg ibu riwayat
preeklampsia
 11-37% saudara perempuan dg preeklampsia
 22-47% pada saudara kembar dg preeklampsia
 Faktor endotel
◦ Perlekatan plasenta yang kurang baik 
pengeluaran sitokin (TNF alfa,
interleukin)  stress oksidatif  radikal
toksik mencederai endotel dan
mengganggu keseimbangan
prostaglandin  disfungsi endotel.

◦ Stress oksidatif
produksi sel busa makrofag
aktivasi koagulasi mikrovaskular 
trombositopenia
peningkatan permeabilitas vaskuler 
proteinuria dan edema
 TATALAKSANA

PREEKLAMSI BERAT
Preeclamsia berat
 1. Infuse larutan Ringer Laktat.
 2. check darah lengkap
 2. Pemberian MgSO4
◦ Dosis awal
 MgSO4 4 g IV (20 cc MgSO4 20%) dilarutkan ke dalam
100 cc RL, diberikan selama 15-20 menit.
◦ Dosis pemeliharaan
 10 gr (50 cc MgSO4 20%) dalam 500 cc cairan RL,
diberikan dengan kecepatan 1-2 gram/jam (20-30 tetes
per menit)
TEORI KASUS
• Nifedipin 10 mg dan dapat  Nifedinie 4 x 10 mg
diulangi setiap 30 menit
(maksimal 120 mg/24 jam) TD 03/02/2019 16.45:210/150 mmHg
sampai terjadi penurunan MABP : 170
MABP 20% . Dosis rumatan Target :
3 x 10mg 20% MABP = 34 mmHg
• Nikardipine ≥180 mmHg Sistol = 176 mmHg
dan diastolik ≥110 mmHg
Diastol = 116 mmHg
dengan dosis 1 ampule 10
mg dalam 50cc/jam TD 04/02/2019 22.00:140/100 mmHg

PEMBERIAN ANTIHIPERTENSI
45
TEORI KASUS
 Kalsium glukonas 10%(1 gram dalam
10 cc) diberikan IV dalam waktu 3-5
 Antidotum tersedia
menit  Refleks patella tidak
 Reflek patella (+) kuat dilakukan pemeriksaan
Frekuensi pernafasan ≥ 16 kali per
 RR = 20 x/menit

menit
 Produksi urin ≥30 cc dalam 1 jam  Urin output : 50 cc
sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam)

MgSO4 dihentikan bila : Dipasien, MgSO4 dihentikan


• Tanda intoksikasi setelah 30 jam dikarenakan
• 24 jam pasca salin telah terjadi perbaikan
• Dalam 6 jam sudah terjadi perbaikan

Syarat Pemberian MgSO4


46
PENGELOLAAN
KONSERVATIF
 Indikasi :
kehamilan preterm (<34 minggu) tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsi dengan keadaan janin baik

Pengelolaan obstetrik
 selama perawatan konservatif , tindakan observasi dan evaluasi
sama seperti perawatan aktif, termasuk pemeriksaan NST dan
USG untuk memantau kesejahtraan janin,
 bila setelah 2 kali 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini
dianggap sebagai kegagalan perawatan konservatif
pengobatan medisinal dan harus diterminasi. Cara terminasi
sesuai dengan pengelolaan aktif
INDIKASI PENGELOLAAN
AKTIF
 TEORI KASUS
 Indikasi IBU Indikasi Ibu :
○ Kehamilan ≥ 34 minggu.
○ Adanya gejala impending - Usia kehamilan 35-26
eklampsi minggu
○ serta kegagalan terapi - Ada gejala impending
pada perawatan eklamsia (nyeri ulu hati)
konservatif. Indikasi Janin
• Indikasi JANIN - Gawat Janin
− Gawat janin dan PJT Lab
- Trombosit 87000
• Laboratorik  Hellp Syndrome
- SGOT : 114

48
PENGELOLAAN OBSTETRI
TEORI
KASUS
Cara terminasi kehamilan
belum inpartu 05/02/2019 Pukul 10.00 WIB
Induksi persalinan bila score Skor bishop = 0 (<6)
bishop ≥6, bila perlu lakukan P/ Misoprostol ½ tab per fornix/6
pematangan serviks dengan jam
misoprostol. Induksi persalinan
harus sudah mencapai kala II Misoprostol 1 tab/po/ 6 jam
dalam 24 jam, bila tidak
induksi dianggap gagal dan
Mencapai kala II > 24 jam 
harus dilakukan SC
tidak SC karena janinnya IUFD

49
TEORI KASUS
Cara terminasi kehamilan belum
inpartu  Gawat Janin  Pro
SC cito tanggal
 Sectio caesarea bila :
◦ syarat pervaginam tidak dipenuhi 05/02/2019 pukul


Kontraindikasi pervaginam
Induksi persalinan gagal
05.00 WIB
◦ Terdapat gawat janin
◦ Kelainan letak
◦ Bila umur kehamilan kurang dari 34

PENGELOLAAN OBSTETRI
50
Cara terminasi kehamilan sudah inpartu :
 Perjalanan persalinan normal diikuti dengan partograf WHO
 Memperpendek kala II
 SC dilakukan jikaada gawat ibu dan janin
 Score bishop ≤ 6
 Anesthesia : regional, epiduralanesthesia
TEORI
KASUS
Pengobatan Mediastinal
 Infus larutan RL
- MgSO4 40% 10 cc
 Pemberian Mgso4
- Inf RL + MgSO4 40 % (20
gtt/menit)
Obat anti kejang :
Pemberian MgSO4 sesuai dengan
pengelolaan preeklampsi berat.
◦ Bila timbul kejang-kejang ulangan
maka dapat diberikan 2 gr MgSO4
40% i.v selama 2 menit, sekurang-
kurangnya 20 menit setelah
loading dose. Dosis tambahan 2 gr
hanya diberikan sekali saja.
◦ Bila setelah diberi dosis tambahan
masih tetap kejang maka
diberikan amobarbital 3-5
mg/kg/bb/i.v pelan-pelan.
TATALAKSANA EKLAMSI 52
 Perawatan pasien dengan serangan kejang:
◦ Dirawat dikamar isolasi yang cukup terang
◦ Masukkan sudip lidah ke mulut pasien
◦ Kepala direndahkan, daerah orofsring dihisap
◦ Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup longgar guna
menghindari fraktur

 Diuretikum tidak diberikan kecuali ada:


◦ Edema paru
◦ Penyakit jantung kongestif
◦ Edema anasarka
Antihipertensi diberikan sama seperti preeklamsi berat

 Lain-lain:
◦ Antipiretik diberikan jika suhunya >38,5
◦ Antibiotik diberikan sesuai indikasi
◦ Anti nyeri bila pasien gelisah karena kontraksi Rahim dapat
diberikan petidin HCl 50-75 mg sekali saja
Pengelolaan Obstetrik
• Sikap terhadap kehamilan:
• Sikap dasar
– Semua kehamilan dengan eklampsi atau impending eklampsi harus
diakhiri tanpa memandang usia kehamilan
– Gejala impending eklampsi: pandangan buram, nyeri ulu hati, nyeri
kepala hebat
• Sikap pengakhiran kehamilan
– Terminasi impemding eklampsi adalah dengan persalinan pervagina,
sc bila ada indikasi obstetri
TEORI KASUS
 Diagnosis laboratorium :  Hemolisis : SADT dan
- Hemolisis : sel sel
spherositocytes, triangular kadar bilirubin tidak
dan sel Blurr pada apus diperiksa
darah perifer, kadar bilirubin
total > 1,2 mg/%  Kenaikan kadar
- Kenaikan kadar enzim hati; enzim hati : SGOT
SGOT > 70 IU/L, SGPT > 600 :114
IU/L
- Trombosit < 100 x 10 / mm3  Trombosit : 87.000

HELLP SYNDROME
55
HELLP SYNDROME

56
TATALAKSANA
• Atasi hipertensi dengan pemberian obat antihipertensi

• Ceah terjadinya kejang dengan pemberian MgSO4

• Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

• Pemberian transfuse trombosit apabila kadar trombosit <30.000/mm3

• Terapi konserfatif dilakukan apabila umur kehamilan <34 mg, tekanan darah terkontrol
<160/110 mmHG, diuresis normal (>30 cc/jam) kenaikan kadar enzim hati yang tidak disert
ai nyeri perut kuadran kanan atas atau nyeri ulu hati

• Kortikosteroid untuk pematangan paru janin. Deksametason 2 x 6 mg (2 hari), Betametason


1 x 12 mg (2 hari)

• Dianjurkan persalinan pervaginam

• Bila akan dilakukan oprasi SC, kadar Tr >50.000/mm3. bila kurang dari nilai tersebut merup
akan indikasi untuk melakukan transfuse trombosit. Pervaginam > 30.000/mm3.
EKLAMSI
(impending
Eklamsi)

Rawat ICU
Konsultasi dengan
bagian penyakit
dalam, radiologi
intensifis

MgSO4
R/A Antihipertensi
r/ supportif

Dalam Pervaginam :
kehamilan Inpartu kala II Pascasalin
Terminal state Observasi
Terminasi tanda-tanda
Kelainan sereberal impending/
Bila sarana pemantauan pasca eklamsi
SC ulanagn
SC tidak memungkinkan
PERSALINAN
PRETERM

59
TEORI KASUS
 Persalinan yang HPHT: 28 Mei 2018
berlangsung antara Usia kehamilan 35-36
umur kehamilan 24-36 minggu
(+6 hari) minggu dari BBL Janin : 2450 gram
HPHT atau antara hari
ke 140 dan 259 dengan
BBL janin < 2500 gram

DEFINISI
60
TEORI KASUS
 Konfirmasi usia kehamilan
 Penilaian kontraksi uterus
 Pemantauan TTV, DJJ - Dexamethasone 2x6
 Bila ada korioamnionitis, lakukan kultur
dan berikan AB mg (untuk 2 hari)
 Berikan obat untuk pematangan paru
janin
Dexametason 6 mg, tiap 12 jam (IM)
sampai
4 dosis
Betametason, 12 mg (IM) sampai 2
dosis
dengan interval 24 jam
 MgSO4 untuk proteksi otak janin
 Persalinan per abdominan hanya atas
indikasi

TATALAKSANA
Intra Uterine Fetal
Death (IUFD)
DEFINISI
TEORI KASUS
 Menurut WHO : janin yang
mati dalam rahim dengan Usia janin : 35-36
berat 500 gram atau lebih minggu
atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan 20 Tanda kehidupan : DJJ
minggu atau lebih -
 Kematian janin merupakan
hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat
janin atau infeksi

63
DEFINISI
TEORI KASUS
 Menurut WHO : janin yang
mati dalam rahim dengan Usia janin : 35-36
berat 500 gram atau lebih minggu
atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan 20 Tanda kehidupan : DJJ
minggu atau lebih -
 Kematian janin merupakan
hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat
janin atau infeksi

64
 Penyebab kematian janin dibagi menjadi
◦ Fetal
◦ Placental
◦ Maternal

Etiologi
65
KASUS
1. Maternal :
Impending Eklamsia

ETIOLOGI 66
TEORI KASUS
 DJJ = -

DIAGNOSIS
67
TEORI KASUS
 Tidak ada indikasi SC
 Bayi lahir pukul 23.45
secara per vagina

TATALAKSANA 68
Penatalaksanaan
 Lakukan induksi persalinan, dapat terjadi secara
pervaginam maupun perabdomen
 Bila kematian janin lebih dari 3-4 minggu kadar fibrinogen
mulai menurun
 Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan
misoprostol secara pervaginam 50-100 µg tiap 4-6 jam dan
dilakukan induksi oksitoksin
 Kehamilan diatas 28 minggu dosis misoprostol 25 µg
pervaginam/6 jam

69
Pencegahan
 Bila ibu merasakan penurunan gerakan janin harus
dilakukan segera USG

70
Tingkat maserasi

71
TERIMAKASIH~
72

Anda mungkin juga menyukai