Anda di halaman 1dari 67

Kehamilan Dengan Distensi Uterus

dibimbing oleh : dr. Purnawan Senoadji, SpOG (K)

Irine Karen Oktaviani

1620221208
Identitas Pasien
• Nama Pasien : Ny. N
• Usia : 27 tahun
• Tanggal lahir : 26 April 1989
• Rekam Medis : 2334204
• Status Pernikahan : Menikah
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Alamat : Pondok kelapa, duren sawit ,
jakarta timur
• Tanggal Masuk : 10 Agustus 2018
• Tanggal Periksa : 10 Agustus 2018
Keluhan Utama
• Mules-mules sejak 3 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengaku hamil 38 minggu, HPHT 17
November 2017. TP 24 Agustus2018
• Pasien rutin ANC di poli kebidanan RSUP
Persahabatan.
• Pasien USG 5x, selama kehamilan. Pasien
dikatakan hamil kembar dari USG, selain itu
didapatkan adanya mioma uteri pada usia
kehamilan 5 bulan (3,8 cm).
• Riwayat darah tinggi (-)
• Tekanan darah 140/90 mmHg dengan hasil lab
proteinuria +1 pada usia kehamilan 8 bulan.
• Satu minggu sebelum masuk rumah sakit,
protein urin +3
• Keluhan mules yang memberat sejak 1 hari
SMRS semakin sering dan lebih lama.  IGD
• Nyeri kepala disangkal, mual tidak ada,
pandangan kaburdan nyeri ulu hati disangkal..
Pasien tidak mengalami keputihan. Keluar air-
air (-), lendir darah (-), gerak janin aktif.
Riwayat Kehamilan Saat ini
• HPHT = 17 November 2017 TP 24 Agustus
2018
• Usia Kehamilan = 38 minggu
Riwayat Menstruasi, Menikah,
Obstetri, Kontrasepsi
• Menarche umur 16 tahun, siklus 28 hari, durasi
7 hari, 3 kali ganti pembalut, nyeri saat haid
tidak ada.
• Menikah 1 kali pada tahun 2015
• G1 Hamil saat ini
• KB Tidak Pernah
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi
sebelum hamil. Terdapat riwayat penyakit
pembesaran tiroid namun kadar hormonnya
dikatakan normal yang diketahui saat kehamilan
menginjak usia 3 bulan.

• DM, asma, penyakit jantung (-)


Riwayat Penyakit Keluarga, SOSEK
• HT (-) DM (-) Asma (-) Penyakit jantung (-)
• Suami  Wiraswasta (S1 ekonomi) , Istri 
Ibu Rumah Tangga
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : CM
• Tanda Vital
▫ TD : 180/100 mmHg
▫ Nadi : 94 x/menit
▫ RR : 20x/menit
▫ Suhu : 36,2ºC
▫ BB : 80 kg (BB sebelum hamil 53 kg)
▫ TB = 160 cm
▫ BMI = 31,25 (kategori obes II (≥30,0)
▫ BMI sebelum hami:23,5(kategori normal)
• Status Generalis
▫ Kepala : tidak ada kelainan
▫ Mata : konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -
/-
▫ Leher : Peningkatan JVP (-), Pembesaran KGB (-
)
▫ Thorax : gerakan dinding dada simetris
 Paru : Vesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
 Jantung: BJ 1 BJ 2 Reguler, Murmur (-/-), Gallop (-/-)
▫ Abdomen: Status obstetrik
▫ Extremitas Superior et Inferior: Akral hangat,
CRT <2 detik, edema (-/-/-/-)
• Status Obstetri
• Abdomen
▫ Inspeksi: Membuncit sesuai usia kehamilan. striae gravidarum
(+)
▫ Palpasi:
 Leopold I: TFU = 36 cm, Teraba struktur bulat dan lunak
 Leopold II: Teraba struktur yang rata di kiri, dan teraba struktur keras
bulat melenting di kanan
 Leopold III: Teraba struktur keras bulat melenting
 Leopold IV: Bagian terendah janin sudah masuk PAP
▫ Auskultasi: DJJ 1 : 154 dpm, DJJ 2 : 148 dpm
• Genital
• Inspeksi: vulva/uretra tenang, tidak ada perdarahan aktif
• Io: Portio licin, OUE tertutup, Fluksus (-), Fluor (-), Valsava (-)
• VT: Portio lunak, tebal 3, kepala hodge H1
Lab 10-8-2018
Jenis Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan
DARAH
PERIFER
LENGKAP 12,0-14,0 g/dL
Hb L 9.5 37,0-43,0 %
Ht L 29.3 4,00-5,00 juta/uL
Eritrosit L 3.92 5000-10000 /uL
Leukosit H 13.530 150.000-400.000 /uL
Trombosit 216.000 82-92 fL
MCV L 74.4 27-31 g/dL
MCH L 24.2 32-36 g/dL
MCHC 32.4
HITUNG 0-1 %
JENIS 1-3 %
Basofil 52,0-76,0 %
Eosinofil 0,1 20-40 %
Neutrophil L 0,3 2-8 %
Limfosit H 83.9 11,5-14,5 %
Monosit L 9.8
RDW-CV 5.9
H 17.9
Kimia Klinik
SGOT (AST) 10 5-34 U/L
SGPT (ALT) <6 0-55 U/L
Albumin L 3,20 3,5-5,2 g/dl
Ureum darah L 13 15-40 mg/dl
Kreatinin 0.6 0,6-1,2 mg/dl
Asam urat H 6,2 2,6-6,0 mg/dl
Glukosa Puasa 72,0 70-105
LDH 171 100-190 U/L
USG 22 Juni 2018
Interpretasi :
Kehamilan intra uterin janin gemeli kepala-Lintang (dorsosuperior kepala di kiri)

Janin A : Janin B :
• Aktivitas normal, tidak tampak kelaianan • Aktivitas normal, tidak tampak kelainan
kongenital mayor. kongenital mayor. Struktur jantung (4ch,
3vv, RVOT, LVOT) normal.
▫ Biometri: BPD: 78 mm ; HC : 289 ▫ Biometri BPD : 75 mm ; HC : 278 mm
mm ; AC : 255 mm ; FL : 58 mm ; HL ; AC : 237 mm ; FL : 55 mm, HL: 51
: 50 mm, TBJ 1549 gram, Cereb 38 mm, TBJ : 1278 gram, Cereb 37mm
mm ~ 31 minggu, DJJ 142 dpm. Jenis ~31 minggu, DJJ 142 dpm.
kelamin laki-laki, air ketuban cukup, ▫ Jenis kelamin laki-laki. Air
SP 41 mm. ketuban cukup SP 52 mm. Tidak
tampak gangguan perfusi janin,

Plasenta menjadi satu di korpus anterior, tampak normal.


Tampak sekat amnion
Arteri uterina tidak tampak notching

Kesimpulan : Hamil sesuai 31 minggu, janin gemeli monokorion diamnion, presentasi


kepala-kepala, hidup keduanya, aktivitas kedua janin normal.
USG 1 Agustus 2018
Interpretasi :
Kehamilan intra uterin,Janin gemeli kepala-kepala
)
Janin A : Janin B :
• Janin A : Aktivitas normal, tidak tampak kelaianan • Janin B : Aktivitas normal, tidak tampak
kongenital mayor. kelainan kongenital mayor. Struktur
▫ Struktur jantung (4 ch, 3vv, RVOT, LVOT) normal jantung (4ch, 3vv, RVOT, LVOT) normal.
▫ Biometri: BPD: 91 mm ; HC : 329 mm ; AC : 306 ▫ Biometri BPD : 85 mm ; HC : 324 mm
mm ; FL : 68 mm ; HL : 59 mm, TBJ 2613 gram ; AC : 299 mm ; FL : 66 mm, HL: 56
▫ Jenis kelamin laki-laki. Air ketuban cukup SP 59 mm, TBJ : 2372 gram, janin
mm cenderung kecil.
▫ Tidak tampak gangguan perfusi janin, SDAU 1,92 ▫ Jenis kelamin laki-laki. Air ketuban
cukup SP 33 mm. Tidak tampak
gangguan perfusi janin, SDAU 2,20

Tidak tampak gambaran diskordansi atapunn TTTS.


Plasenta menjadi satu di korpus anterior, tampak normal.
Tampak sekat amnion
Kesimpulan : Hamil sesuai 35 minggu, janin gemeli monokorion diamnion,
presentasi kepala-kepala, hidup keduanya, aktivitaskedua janinnormal. Janin B
cenderung kecil. Tidak tampak tanda diskordansi atau TITS
DIAGNOSIS

• Preeclampsia with severe feature pada G1 hamil


38 minggu janin gemelli diamnion, kepala –
kepala hidup keduanya.
• Anemia suspek defisiensi besi
PENATALAKSANAAN
• Observasi keadaan umum, tanda vital, dan
denyut jantung janin, tanda perburukan
preeklampsia.
• Cek lab darah lengkap, urin lengkap, gula darah
sewaktu, PT, APTT, ureum creatinin, SGOT,
SGPT, Albumin, asam urat, LDH
• USG
• CTG
• Persiapan terminasi perabdominal elektif
Tanggal/jam Catatan Instruksi
10/08/2018 S: Jika tanda vital stabil,
06.35 Keluhan sakit kepala, muntah, mual, rencana dilakukan
nyeri pada ulu hati disangkal. terminasi per abdominal
Mulas-mulass ada. Keluar airpukul 03.30 Tatalaksana preeklamsia
(3 jam yang lalu) membasahi tempat
tidur.
Lendir darah tidak ada
O:
Baik, composmentis
TD: 140/80 mmHg
N: 106 x/menit
S: 37 oC
Status generalis: Dalam batas normal
Status obstetrikus:
TFU: 36 cm, DJJ I: 154 dpm, DJJ II: 148
dpm
Kontraksi ireguler, janin gemelli kepala-
kepala
Infeksi: vulva/uretra tenang, perdarahan
aktif tidak ada
A:
Preeclampsia with severe feature pada
G1 hamil 38minggujanin gemellikepala-
kepala hidup keduanya, belum inpartu
Anemia
10.30 S: Observasi keadaan umum/
Telah berlangsung tindakan SC + tanda-tanda vital,
Miomektomi dan akseptor IUD kontraksi dan perdaraha
O: IVFD MgSO4 dalam RL 500
Baik, composmentis ml 1 gram/jam
TD: 140/90mmHg IVFD Oksitosin 2 ampul
N: 80x/menit dalam RL 500 ml tiap 8 jam
RR: 20 x/menit selama 24 jam
S: 36.8 oC Injeksi asam traneksamat
A: 3x1000 mg IV
Preeklapsiawith severe feature pada G1 Profenid supp 3x1
hamil 38 minggu, janin gemelli, dengan Injeksi ceftriaxone 1x2
mioma subserosum dan anemia gram
Aff kateter 1x24 jam
Mobilisasi bertahap
Diet tinggi kalori tinggi
protein
Balance Seimbang
Cek DPL post operasi
15.25 S: Observasi KU, TTV,
Perdaraan aktif tidak ada, nyeri luka kontraksi, perdarahan
operasi VAS 2, nyeri kepala, mual, MgSO4 1 gram/jam
muntah tidak ada (01.00-10.00)
O: Nifedipin 4x 10 mg
Baik, composmentis Profenid 3x100 mg
TD: 130/80 mmHg Inj ceftriaxone 1x2 gram
N: 88 x/menit Inj. Asam traneksamat
S: 37 oC 3x500 mg
Status generalis: Dalam batas normal Balance cairan
Status obstetrikus:
TFU: 1 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Inspeksi: vula uretra tenang
Perdarahan aktif tidak ada
Status lokalis: luka tertutup verban
A:
P1 post SC dan miomektomi dengan
preeklampsiawith severe feature,
mioma subserosum, akseptor IUD
Laporan Operasi
▫ Diagnosis Pra Bedah:
▫ Preeklampsia with severe feature pada G1 hamil 38 minggu , gemelli hidup keduanya, kepala-kepala
▫ Mioma subserosum multiple
▫ Diagnosis Pasca Bedah:
▫ Preeklampsia with severe feature pada G1 hamil 38 minggu , gemelli hidup keduanya, kepala-kepala
▫ Mioma subserosum multiple
• Jaringan yang dieksisi/diinsisi/dibedah: Abdomen SC, mioma subserosum
• Jumlah Perdarahan: 500 cc
• Jumlah darah yang ditransfusikan: tidak ada
• Laporan Pembedahan:
• Pasien dalam posisi terlentang dalam analgesi spinal
• A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
• Insisi Pfanesteil, abdomen dibuka lapis demi lapis
• Saat peritoneum dibuka, tampak uterus gravidus
• Insisi semilunar pada SBU ditembus dan dilebarkan secara tumpul
• Dengan meluksir kepalala lahir bayi I laki-laki 2250 gram AS9/10
• Dengan meluksir kepala lahir bayi II laki-laki 2500 gram AS 0/10
• SBU dijahit 2 lapis, lapis pertama dengan jelujur PGA no.1, lapis kedua jelujur chromic 3.0
• Dalam eksplorasi tampak mioma subserosum I di anterior ukuran 3x3x2 cm dan II di posterior ukuran 2x2x1 cm
• Dipututskan untuk dilakukan miomektomi pada mioma subserosum yang di anterior dengan jahitan jangkar monosyn no.1
dilakukan miomektomi
• Dipastikan tidak ada perdarahan, alat dan kasa lengkap
Outcome
1. Bayi Nurliya I 1. Bayi Nurliya II
S: S:
Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
O: O:
Tidak sianosis, Retraksi tidak ada Tidak sianosis, Retraksi tidak ada
BB: 2500 gram BB: 2250 gram
PB: 44 cm PB: 43 cm
Suhu:35,8 oC Suhu: 35,9 oC
RR: 53 x/menit RR: 54 x/menit
A/S: 9/10 A/S: 9/10
A: A:
Neonatus Cukup bulan sesuai masa kehamilan Gemelli I Neonatus Cukup bulan sesuai masa kehamilan Gemelli
P: II
Manajemen bayi kecil P:
Manajemen bayi kecil
Latar Belakang
• Pembesaran uterus yang lebih besar pada saat
kehamilan bisa disebabkan oleh unsur uterus,
air ketuban, plasenta, ataupun janinnya sendiri.
• Mioma Uterus
Uterus • Adenomiosis

• Makrosomia
Janin • Kehamilan Ganda

Air • Polihidroamnion
Ketuban
• Distensi  Peregangan
• Distensi uterus  Masalah dalam kehamilan
dimana ibu bersalin dengan uterus lebih besar
dari umur kehamilan (Sarwono. 2002)
• Kenapa hal ini penting ? Karena akibat distensi
uterus akan meningkatkan resiko morbiditas
seperti solution plasenta, prolapse tali pusat,
gawat janin, retensio plasenta, dan perdarahan
pasca persalinan
UTERUS
• Organ muskuler
yang sebagian
tertutup oleh
peritoneum, atau
serosa. Rongga
uterus dilapisi
endometrium
• Terletak pada
rongga panggul
antara kandung
kemih di anterior
dan rektum di
posterior.
Etiologi Distensi Uterus

Gemelli

Polihidramnion

Makrosomia
Definisi
• Kehamilan ganda ialah satu kehamilan dengan dua janin atau
lebih
Epidemiologi
• Tahun 2009 16 wanita per 1000 melahirkan, terjadi
peningkatan dibandingkan pada tahun 1980 yaitu 10
per 1.000 insiden.
Frekuensi
• Menurut hukum Hellin, frekuensi antara
kehamilan ganda dan tunggal adalah:
• Gemelli (2) = 1 : 89
• Triplet (3) = 1 : 892
• Kuadruplet (4) = 1 : 893
• Quintiplet = 1 : 894
Faktor Risiko kehamilan Ganda
• Ras
• Hereditas
• Usia ibu
• Faktor Gizi
• Gonadotropin hipofisiss
• Terapi infertilitas
Patofisiologi
• Kehamilan ganda monozigotik
• Kehamilan ganda monozigotik artinya kehamilan berasal dari satu sel telur,
sehingga keduanya memiliki jenis kelamin yang sama dan genotip yang
identik
• Kehamilan monozigotik diakibatkan terjadi pembelahan pada oosit pasca
fertilisasi

• Kehamilan ganda dizigotik


• Kehamilan ganda dizigotik artinya kehamilan berasal dari 2 sel telur yang
dibuahi oleh 2 sperma yang berbeda
• Hal ini mengakibatkan keduanya tidak memiliki genotip yangidentik

• 2/3 kehamilan ganda dizigotik,


hanya 1/3 yang bersifat
monozigotik
Patofisiologi
Patofisiologi (Mekanisme kembar
monozigotik)
• Pada bagian dikorion –diamnion terjadi pada waktu 0 sampai 4 hari pascafertilisasi,
awal konsepsi membagi menjadi dua. Masing masing bagian pada tahap awal ini
menciptakan dua korion dan dua amnion. Plasenta dapat terpisah ataupun
menyatu.
• Pada Monokorion dan diamnion . Pembagian yang terjadi antara 4 sampai 8 hari
menyebabkan pembentukan sebuah blastocyst
dengan dua embryoblasts yang terpisah (dengan massa sel didalamnya). Setiap
embryoblast akan membentuk amnion sendiri dalam sebuah chorion (monokorion,
diamnion).
• Monokorion-monoamnion. Antara 8 dan 12 hari, amnion dan rongga amnion
terbentuk diatas disk germinal. Pada pembagian embrio menyebabkan kedua
embrio bebagi dengan sebuah amnion dan sebuah korrion (monokorion,
monoamnion).
• Kembar Siam. Teori yang berbeda-beda menjelaskan perkembangan kembar siam.
Satu menggambarkan pemisahan lengkap dari satu embrio menjadi dua. Yang
lainnya menggambarkan perpaduan dari sebagian dari salah satu embrio dari
monozigot pasangan ke yang lain.
Diagnosis
• Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
▫ Riwayat
▫ Uterus lebih besar dari kehamilannya
▫ Penambahan berat badan ibu
▫ Polihidramnion
▫ Ballotement lebih dari satu fetus
• Laboraturium
▫ Anemia mikrositik hipokrom
▫ Hiper/hipoglikemi
• USG
▫ 2 buah kantong gestasi
Penatalaksanaan
1. pelahiran neonatus yang terlalu kurang bulan
dicegah
2. mendeteksi iugr secara dini
3 .trauma janin selama persalinan dan pelahiran
dihindari
4. Terdedia perawatan neonates intensif

• Diet: kalori 300 kkal/ hari besi 100 mg/hari, folat 1


mg/hari
• Surveilans antepartum: USG: AFI
• Kortikosteroid, tokoklitik
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Asuhan antenatal sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan
ginekologi.
Persalinan untuk kehamilan ganda sedapat mungkin dilakukan di rumah
sakit dengan fasilitas seksio sesarea.

Janinpertama
Siapkan peralatan resusitasi dan perawatan bayi.
Pasang infus dan berikan cairan intravena.
Pantau keadaan janin dengan auskultasi denyut jantung janin. Jika denyut
jantung janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit, curigai adanya gawat
janin.
Jika presentasi janin verteks, usahakan persalinan spontan dan monitor
persalinan dengan partograf.
Jika presentasi bokong atau letak lintang, lakukan seksio sesarea.
Tinggalkan klem pada ujung maternal tali pusat dan jangan melahirkan
plasenta sebelum janin kedua dilahirkan.
Tatalaksana
• Janin kedua atau janin berikutnya
• Segera setelah bayi pertama lahir, lakukan palpasi abdomen untuk
menentukan letak janin kedua atau berikutnya.
• Jika perlu, lakukan versi luar agar letak janin kedua memanjang.
• Periksa denyut jantung janin.
• Lakukan periksa dalam vagina untuk menentukan:
• presentasi janin kedua
• selaput ketuban masih utuh atau sudahpecah
• ada tidaknya prolapsus tali pusat.
Komplikasi
• Pada Janin :
• Prematuritas
• Hyalin Membran Disease (HMD)
• Asfiksia saat kelahiran atau depresi napas
perinatal
• (twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
• Twin-to-twin Transfusion Syndrome
• Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
• Kembar Siam
Prognosis
• Angka kematian ibu dengan kehamilan ganda 2.5 kali daripada
kehamilan tunggal.
• IUFD ( intrauterine fetal death) dan kelahiran prematur umumnya
terjadi pada kehamilan gemelli, triplets daripada kehamilantunggal
Cairan amnion

Kompartemen
cairan amnion
Bersifat Mencegah
 ruang bagi
protektif kompresi
janin untuk
untuk janin rahim
bergerak dan
berkembang
Volume Amnion
• Volume bertambah 10 ml tiap minggu pada
minggu ke 8
• Volume 60 ml pada kehamilan 21 minggu, turun
secara bertahap sampai volume tetap usia 33
minggu.
• 4oo pada pertengahan gestasi, 1000-1500 ml
saat aterm, 100-200 ml pada postterm
DEFINISI
•Polihidramnion
(hidramnion)
Polihidramnion
(hidramnion) adalah
kondisi medis pada
kehamilan berupa
kelebihan cairan ketuban
dalam kantung ketuban.
Hal ini biasanya
didiagnosis jika indeks
cairan amnion (AFI) dari
pemeriksaan USG lebih
besar dari 24 cm. Di
mana volume dari air
ketuban > 2000 ml.
Etiologi

• Kehamilan kembar dgn sindrom

Janin
transfusi antar janin
• Anomali janin
• Kelainan menelan (akinesia, anatomi,
SSP)

Ibu
• Kelainan kromosom trisomy 21, trisomy
18, trisomy 13
• DM tidak terkontrol
Patofisiologi

Proses
Urin menelan
janin

Cairan
Paru, air
liur janin

Aliran keluar masuk cairan


dari kantung ketuban
GEJALA KLINIK

• Ukuran uterus • DJJ sulit • Berat ?


lebih besar dari terdengar • Sesak nafas
yang seharusnya • Bengkak ekst,
• Identifikasi janin vulv,dinding
dengan palpasi perut
sulit • Urin sedikit
• Gangguan cerna
• Edema
PEMERIKSAAN LAB

Tes toleransi glukosan(DM)


Tes hidrops janin
Tes VDLR
Elektroforesis  thalassemia
Karyotyping
PEMERIKSAAN USG

ICA  INDEKS
CAIRAN Evaluasi
AMNION kelainan janin,
• 10-24 cm anatomi janin
Penatalaksanaan
• Identifikasi penyebab
• Polihidramnion ringan cukup dipantau
• Overdistensi persalinan prematur  steroid,
tokolitik
• DM  Kontrol glikemik yang ketat
• Indometacin: meningkatkan efek vasopressin 
produksi urin janin berkurang
• Amniosentesis
• Induksi persalinan jika gawat janin
Prognosis
• Jika kondisi ini tidak terkait dengan temuan
lain, prognosis biasanya baik.
• 20% dari bayi dengan polihidramnion memiliki
beberapa anomali. Dalam hal ini, prognosis
tergantung pada beratnya anomali.
Bayi besar
(makrosomia)
adalah bayi yang
begitu lahir
memiliki bobot
lebih dari 4000
gram. Frekuensi
berat badan lahir
lebih dari 4000
gram adalah 5,3%
dan yang lebih
dari 4500 gram
adalah 0,4%.
Faktor Risiko

Ibu Diabetes
mempunyai sebelum
Index
riwayat Post-term > hamil dan
Massa
melahirkan 42 minggu diabetes
Tubuh
bayi besar pada
(3,3x) kehamilan
Tanda dan Gejala
• Pada Saat Kehamilan ciri-ciri • Menurut Cunningham et al.,
bahwa seorang Ibu (2013), ciri-ciri bayi
mengandung bayi makrosomia makrosomia adalah sebagai
antara lain sebagai berikut :2 berikut:
• 1. Uterus lebih besar dari • 1. Berat badan lebih dari 4000
biasanya atau tidak sesuai gram.
dengan usia kehamilan. • 2. Badan montok, bengkak
• 2. Tinggi fundus pada dan kulit kemerahan.
kehamilan aterm lebih dari 40 • 3. Organ internal membesar
cm. (hepatomegali, splenomegali,
• 3. Taksiran Berat Badan Janin kardiomegali).
(TBBJ) lebih dari 4000 gram. • 4. Lemak tubuh banyak.
• .Pada Bayi Baru Lahir • 5. Plasenta dan tali pusat lebih
besar dari rata-rata.
Pemeriksaan diagnostik
• Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa
gas darah
• Hemoglobin (hb), hematokrit (ht).
kesulitan yang dapat terjadi

IBU BAYI

• Robekan hebat • Distosia bahu


jalan lahir • Asfiksia
• Perdarahan • Brachial palsy
• Peningkatan • Fraktur
persalinan SC anggota gerak
• Gangguan • kematian
berjalan
Penatalaksanaan
• 1. Untuk persalinan, rujuk Ibu ke fasilitas kesehatan
yang dapat melakukan cesarean section.
• 2. Persalinan normal dapat dilakukan untuk
taksiran berat janin hingga 5000 gram pada Ibu
tanpa diabetes.
• 3. Cesarean dipertimbangkan untuk taksiran berat
janin >5000 gram pada Ibu tanpa diabetes dan
>4500 gram pada Ibu dengan diabetes.
• 4. Cesarean menjadi indikasi bila taksiran berat
janin >4500 gram dan terjadi perpanjangan kala II
persalinan atau terhentinya penurunan janin di kala
II persalinan.
Pembahasan
• Ny. N 27 tahun datang ke IGD RSP dengan keluhan perut mules. Mengaku
hamil 38 minggu. HPHT 17 Januari 2017, TP 24 Agustus 2018. Rutin ANC
di bidan, USG setiap bulan. Sejak kehamilan 3 bulan, pasien dikatakan
menderita penyakit tiroid namun kadar hormone normal. Pada usia
kehamilan 5 bulan, pasien mengetahui hamil kembar dari USG, semenjak
saat itu pasien rutin kontrol ke RS Islam.
• Pasien mengakui adanya riwayat kelahiran kembar baik pada
keluarganya maupun pada keluarga suami yang merupakan faktor risiko
kehamilan ganda. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah yang
tinggi. Pada kehamilan ganda, angka kejadian morbiditas pada kehamilan
meningkat, di antaranya, yang tersering adalah Preeklampsia. Pasien
mengaku tidak pernah memiliki riwayat tekanan darah tinggi baik sebelum
hamil, maupun saat hamil. Tekanan darah tinggi diketahui pada saat pasien
memeriksakan kandungan di usia 37 minggu.
• Selain itu, kehamilan ganda sering menyebabkan keadaan
polihidramnion pada ibu, pada kasus ini air ketuban dikatakan cukup
berdasarkan pemeriksaan USG.

• Terdapat suatu peningkatan berat badan yang pesat pada ibu dimana peningkatan BB
sebesar 27 kg, padahal normlanya pada hamil aterm peningkatan BB berkisar 12-14 kg.
Indeks masat tubuh ibu diketahui menjadi salah satu faktro risiko terjadinya kehamilan
ganda. Dalam kasus ini, IMT ibu sebesar 30,1, telah masuk kategori Obese II.
• Pada kasus kehamiilan dengan distensi uterus, yang menjadi diagnosis bandingnya
adalah kehamilan ganda, polihidramnion, dan makrosomia. Dapat pula kehamilan yang
disertai adanya myoma. Pada kasus ini dari hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,
kehamilan dengan distensi uterus yang terjadi merupakan kombinasi dari beberapa
keadaan di atas yakni adanya kehamilan ganda, disertai myoma yang diketahui dari hasil
USG.
• Hasil USG menunjukkan bahwa janin memiliki monokorion diamnion dan plasenta
menjadi satu. Kemungkinan hamil kembar ini merupakan jenis monozigot karena pada
kehamilan dizigot akan memiliki dikorion dan diamnion meskipun 2 plasenta terkadang
dapat menyatu.
• Terdapat ketidakseimbangan nutrisi pada bayi I dan II dimana bayi 2 BBL nya
rendah yakni di bawah 2500 gram. Hal ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan
peredaran darah yang mengantarkan nutrisi dari maternal oleh karena anastomosis
THANK YOU
Daftar Pustaka
• American College of Obstetricians and Hynecologists.2013. Vol 122 No.5
• Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap L & Wenstrom KD, 2014. Williams
Obstetrics. 24th ed. McGraw-Hill: New York.
• Departemen Kesehatan (Depkes) RI, 2010. Kematian Ibu Menurut Provinsi di Indonesia.
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/08/Analisis-Kematian-
Ibu-di-Indonesia-Tahun-2010.pdf
• Mochtar R. Sinopsis obstetrik, Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2004
• Brian S Carter, MD, FAAP. Pediatric Polyhydramnios. Available at URL: http://emedicine.
medscape.com/article/ 975821, accessed on August 2011.

• Mayo Clinic Staff. Polyhydramnios. Available at URL: http://www.
mayoclinic.com/health/polyhydramnios, accessed on August 2011.

• Polyhydramnios. http://www.patient.co.uk/doctor/Polyhydramnios.htmPrawirohardjo. 2007. Ilmu
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
• Alberico, Salvatore, Marcella Montico, Valentina Barresi, Lorenzo Monasta, Caterina Businelli, Anna
Erenbourg, Luca Ronfani, Gianpaolo Maso and for the Multicentre Study Group on Mode of Delivery in
Friuli Venezia Giulia. 2014. The Role of Gestasional Diabetes, Pre-Pregnancy Body Mass Index and
Gestasional Weight Gain on The Risk of Newborn Macrosomia: Result from a Prospective Multicentre
Study. BMC Pregnancy and Childbirth. 14-23.
• WHO.2013. Buku Saku Pelayanan Kessehatan di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukam.
• WHO, 2014. Maternal mortality. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/

Thankyouuuu 

Anda mungkin juga menyukai