ALARM - INDONESIA
Anak:
Jangka Pendek: Jangka Panjang: Cerebral Palsy
HELLP, Gagal Ginjal Kronik, DM tipe 2
CVD Penyakit Kardio Vaskular
Peny. Kardio Vaskular,
Edema pulmonum, Obesitas
Eklamsia DM tipe 2 PCO
Teratozoospermia
4 KATEGORI
• Preeklamsia – eklamsia ( peningkatan tekanan darah setelah 20 minggu
dengan proteinuria atau salah satu tanda-tanda perburukan yang tertera
di slide berikutnya)
• hipertensi kronis (penyebabnya terjadi sebelum kehamilan)
• Hipertensi kronis dengan superimposed preeklamsia (hipertensi kronis
yang dihubungkan dengan preeklamsia)
• Hipertensi gestasional (peningkatan tekanan darah setelah 20 minggu
kehamilan tanpa disertai protenuria atau pun tanda-tanda perburukan
dari preeklamsia.
Preeklamsia dengan tanda-tanda perburukan
(salah satu dari penemuan dibawah):
• Hipertensi: sistolik >160 or diastolik >110 pada dua kali pengukuran setidaknya
dengan jarak pengukuran 4 jam sementara pasien bed rest (kecuali terapi
antihipertensi sudah diminum sebelum memulai pengukuran) (
• Thrombositopenia (trombosit <100,000).
• Kerusakan fungsi liver (kenaikan transaminase dari liver dalam darah dua kali dari
konsentrasi normal), persistensi berat dari RUQ atau nyeri epigastric yang tidak
respon pada pengobatan dan tidak dimasukkan pada diagnosa alternatif, atau
keduanya.
• Perkembangan baru dari insufisiensi renal (kenaikan serum kreatinin lebih besar
dari 1.1 mg/dl, atau kenaikan dua kali lipat dari serum kreatinin pada kondisi tanpa
penyakit ginjal)
• Edema paru
• Onset baru dari gangguan pengilhatan dan cerebral.
Pengukuran TD:
Pasien tenang
Tensi air raksa
Posisi duduk, manset sesuai level jtg
Bunyi korotkof V pada pengukuran tekanan distolik
ASH
PREDIKSI DAN PENCEGAHAN
• Berbagai temuan biomarker – belum ada
tes dgn sensitivitas dan spesifitas yang
tinggi.
• Butuh pemeriksaan yang kompleks.
• Identifikasi faktor risiko PE dan
mengontrolnya.
Faktor – faktor Risiko Preeklamsia
Faktor maternal Inheren • Umur < 20 atau 35–40
• Nulliparitas
• Diri/kel. Dg. riw. PE atau peny. Kardiovaskular
• Wanita yg terlahir PJT
Aspirin
MANAJEMEN EKSPEKTATIF ATAU AKTIF
Monitor:
Magnesium levels (therapeutic ranges 4 to 8
mg/dl)
Reflexes
Mental status
Respiratory status
Urine outputs
Anti-hypertensive
• Indikasi utama untuk mencegah penyakit
serebrovaskuler.
• Berhubungan dgn pertumbuhan janin terhambat sesuai
dgn penurunan tekanan arteri rata2.
• Pada hipertensi ringan – penurunan insiden hipertensi
berat dan kebutuhan terapi tambahan(Magee,dkk)
Anti-hypertensive Agents - Maintenance Therapy
◦ Centrally Acting Sympatholytic Agents
methyl-dopa
◦ ß-Blockers
atenolol
labetalol
◦ Calcium Channel Blockers
nifedipine
ACE inhibitors are contraindicated in
pregnancy
Nifedipine
◦ calcium channel blocker, oral agent
◦ direct relaxation of vascular smooth muscle
◦ rapid onset of action if regular capsule used
◦ Dosage - Adalat-PA 10 mg bid → 40 mg bid
◦ Side Effects - magnesium toxicity, edema,
flushing,headache, palpitations, tocolytic
use of short acting form discouraged
Methyldopa
• centrally acting a2-receptor agonist, oral agent
• long history of safe use in pregnancy, well tolerated
• some concern regarding ability to control BP
• not for use in acute settings
• Dosage - 500 - 3000 mg po in 2 - 4 divided doses
• Cautions - drug of choice in essential hypertension
• Benefits - minimal side-effects and safe
REGIMEN OBAT UNTUK PENGOBATAN HIPERTENSI BERAT PADA
KEHAMILAN
Hydralazine 5–10 mg IV q 20 min 10–20 min 3–6 h Takikardia, nyeri kepala, flushing,
perburukan dari angina
Labetalol 20–40 mg IV q 10 min 1 10–20 min 3–6 h Gatal pada kulit kepala, muntah,
mg/kg as needed blokade jantung
Nifedipine 10–20 mg PO q 20–30 min 10–15 min 4–5 h Nyeri kepala, takikardia, interaksi
sinergis dengan magnesium sulfate
Nicardipine 5–15 mg/h IV 5–10 min 1–4 h Takikardia, nyeri kepala, phlebitis
Sodium 0.25–5 μg/kg/min IV Immediate 1–2 min Nausea, muntah, otot berkedut,
nitroprusside intoksikasi thiosianate and sianida
Nitroglycerin 5–100 μg/min IV 2–5 min 3–5 min Nyeri kepala, methemoglobinemia,
tachyphylaxis
“Kerusakan Target Organ”
• Sistem jantung-paru
– Gagal jantung akut
– Sindrom koroner akut
– Edema paru akut dengan gagal nafas
– Aorta diseksi
• Mata
– Eksudat
– Papil edema
– Perdarahan pada retina
• Ginjal
– Gagal ginjal akut
JNC 7, JAMA 2003; 289:2560-257225
Penyebab krisis hipertensi
• Hipertensi sebelumnya
– Terapi tidak adekuat
• Hipertensi sekunder
– Koartasio aorta
– Sindrom Cushing’s
– Kenaikan ICP
– Disfungsi ginjal
– Kehamilan
– Hiperparathiroidisme
– Hiperthiroid
– Pheochromositoma
– Aldosteronisme primer
kehilangan autoregulasi
Risiko hipertensi
ensephalopathi
Normotensi