Anda di halaman 1dari 29

Hipertensi Gestasional

ALARM - INDONESIA
Anak:
Jangka Pendek: Jangka Panjang: Cerebral Palsy
HELLP, Gagal Ginjal Kronik, DM tipe 2
CVD Penyakit Kardio Vaskular
Peny. Kardio Vaskular,
Edema pulmonum, Obesitas
Eklamsia DM tipe 2 PCO
Teratozoospermia

Preeklamsia: Tidak lagi semata-mata hanya penyakit


kehamilan
Hypertension 2007;49(5):1056-62, J Clin Endocrinol Metab 2006;91(4):1233-8
Klasifikasi dari kelainan hipertensi dalam kehamilan
(Report of the ACOG Task Force on Hypertension in Pregnancy)
Obstetrics & Gynecology, Vol. 122, No. 5, November 2013

4 KATEGORI
• Preeklamsia – eklamsia ( peningkatan tekanan darah setelah 20 minggu
dengan proteinuria atau salah satu tanda-tanda perburukan yang tertera
di slide berikutnya)
• hipertensi kronis (penyebabnya terjadi sebelum kehamilan)
• Hipertensi kronis dengan superimposed preeklamsia (hipertensi kronis
yang dihubungkan dengan preeklamsia)
• Hipertensi gestasional (peningkatan tekanan darah setelah 20 minggu
kehamilan tanpa disertai protenuria atau pun tanda-tanda perburukan
dari preeklamsia.
Preeklamsia dengan tanda-tanda perburukan
(salah satu dari penemuan dibawah):
• Hipertensi: sistolik >160 or diastolik >110 pada dua kali pengukuran setidaknya
dengan jarak pengukuran 4 jam sementara pasien bed rest (kecuali terapi
antihipertensi sudah diminum sebelum memulai pengukuran) (
• Thrombositopenia (trombosit <100,000).
• Kerusakan fungsi liver (kenaikan transaminase dari liver dalam darah dua kali dari
konsentrasi normal), persistensi berat dari RUQ atau nyeri epigastric yang tidak
respon pada pengobatan dan tidak dimasukkan pada diagnosa alternatif, atau
keduanya.
• Perkembangan baru dari insufisiensi renal (kenaikan serum kreatinin lebih besar
dari 1.1 mg/dl, atau kenaikan dua kali lipat dari serum kreatinin pada kondisi tanpa
penyakit ginjal)
• Edema paru
• Onset baru dari gangguan pengilhatan dan cerebral.

ACOG Task Force HTN Pregnancy Nov 42013


• Hipertensi
– TD: sekurang@nya 140 mmhg sistolik atau 90 mmhg diastolik pada 2x
pemeriksaan.
• Preeklampsia berat
Absolut: TD: 160/110 mmHg + proteinuria (> 3 g/24 jam)
– Atau Hipertensi + Disfungsi Endotel : HELLP, Gagal Ginjal, Edema Paru, Buta
Kortikal, PJT, Nyeri kepala menetap

Pengukuran TD:
Pasien tenang
Tensi air raksa
Posisi duduk, manset sesuai level jtg
Bunyi korotkof V pada pengukuran tekanan distolik
ASH
PREDIKSI DAN PENCEGAHAN
• Berbagai temuan biomarker – belum ada
tes dgn sensitivitas dan spesifitas yang
tinggi.
• Butuh pemeriksaan yang kompleks.
• Identifikasi faktor risiko PE dan
mengontrolnya.
Faktor – faktor Risiko Preeklamsia
Faktor maternal Inheren • Umur < 20 atau 35–40
• Nulliparitas
• Diri/kel. Dg. riw. PE atau peny. Kardiovaskular
• Wanita yg terlahir PJT

Kondisi medis • Obesitas


• Hipertensi Kronik
• Peny Ginjal kronis
• DM (IR, type 1, dan GDM)
• APS
• Peny Jaringan Ikat (SLE dsb)
• Thrombophilia
• Stress

Kehamilan Spesifik • Kehamilan majemuk


• Oocyte donation
• UTI
• Janin dg kelainan
• Mola Hydatidosa
• Hydrops fetalis
• Anomali Structural

Faktor Paternal Paparan dg semen & sperma • Barrier contraception


terbatas • Pertama kali menjadi ayah
• Donor insemination

Suami dg riwayat preeklampsia dengan pasangan terdahulu


Lancet 2001;357:209–15
Rekomendasi
• Aspirin dosis 75 mg atau kurang cukup aman diberikan
pada kelompok risiko tinggi untuk menurunkan risiko
preeklampsia baik sebagai pencegahan primer atau
sekunder.
Level evidence Ia, Rekomendasi A
. Aspirin dosis rendah sebagai prevensi preeklampsia
sebaiknyabdigunakan sebelum 20 minggu.

Level evidence III, Rekomendasi C

Aspirin
MANAJEMEN EKSPEKTATIF ATAU AKTIF

• Manajemen ekspektatif tdk meningkatkan


morbiditas maternal: Sindrom HELLP, angka SC atau
solusio plasenta.
• Sebaliknya memperpanjang usia kehamilan,
morbiditas perinatal: HMD, NEC, perawatan intensif
dan ventilator, lama perawatan BBLR.
• Pemberian kortikosteroid mengurangi sindroma
gawat napas, IVH, infeksi dan kematian neonatal.
12
Rekomendasi Satuan Tugas
• Pada ibu dengan preeklamsia,disarankan untuk jenis
persalinan yang diperlukan tidaklah seksio sesaria. Jenis
persalinan ditentukan oleh usia kehamilan, presentasi
janin, status serviks uteri, serta kondisi dari ibu dan
janin.
• Pada wanita dengan preeklamsia berat,
direkomendasikan pemberian magnesium sulfat
intrapartum dan postpartum.
• Pada wanita dengan preeklamsia yang menjalani
persalinan seksio sesaria, direkomendasikan pemberian
magnesium sulfat yang berlanjut saat proses operasi
berjalan untuk mencegah eklamsia.
Manajemen Preeklamsia dan
sindroma HELLP
• Manajemen :
- Waktu persalinan: pada wanita preeklamsia tanpa
gejala berat adalah usia kehamilan 37 minggu
- Manajemen Pasca Persalinan:
Agen antiinflamasi nonsteroid dapat berkontribusi
meningkatkan tekanan darah dan harus
digantikan analgetik lainnya pada wanita dengan
hipertensi yang menetap lebih dari 1 hari
pascapersalinan.
16
MgSO4 pada preeklampsia berat dan eklampsia

4 to 6 gram IV loading dose selama 15 - 20 minute


2 grams IV tambahan untuk kejang berulang

2 grams per jam IV hingga 24 jam post partum

Monitor:
Magnesium levels (therapeutic ranges 4 to 8
mg/dl)
Reflexes
Mental status
Respiratory status
Urine outputs
Anti-hypertensive
• Indikasi utama untuk mencegah penyakit
serebrovaskuler.
• Berhubungan dgn pertumbuhan janin terhambat sesuai
dgn penurunan tekanan arteri rata2.
• Pada hipertensi ringan – penurunan insiden hipertensi
berat dan kebutuhan terapi tambahan(Magee,dkk)
Anti-hypertensive Agents - Maintenance Therapy
◦ Centrally Acting Sympatholytic Agents
 methyl-dopa
◦ ß-Blockers
 atenolol
 labetalol
◦ Calcium Channel Blockers
 nifedipine
 ACE inhibitors are contraindicated in
pregnancy
Nifedipine
◦ calcium channel blocker, oral agent
◦ direct relaxation of vascular smooth muscle
◦ rapid onset of action if regular capsule used
◦ Dosage - Adalat-PA 10 mg bid → 40 mg bid
◦ Side Effects - magnesium toxicity, edema,
flushing,headache, palpitations, tocolytic
 use of short acting form discouraged
Methyldopa
• centrally acting a2-receptor agonist, oral agent
• long history of safe use in pregnancy, well tolerated
• some concern regarding ability to control BP
• not for use in acute settings
• Dosage - 500 - 3000 mg po in 2 - 4 divided doses
• Cautions - drug of choice in essential hypertension
• Benefits - minimal side-effects and safe
REGIMEN OBAT UNTUK PENGOBATAN HIPERTENSI BERAT PADA
KEHAMILAN

OBAT DOSIS ONSET DURASI EFEK SAMPING

Hydralazine 5–10 mg IV q 20 min 10–20 min 3–6 h Takikardia, nyeri kepala, flushing,
perburukan dari angina
Labetalol 20–40 mg IV q 10 min 1 10–20 min 3–6 h Gatal pada kulit kepala, muntah,
mg/kg as needed blokade jantung
Nifedipine 10–20 mg PO q 20–30 min 10–15 min 4–5 h Nyeri kepala, takikardia, interaksi
sinergis dengan magnesium sulfate
Nicardipine 5–15 mg/h IV 5–10 min 1–4 h Takikardia, nyeri kepala, phlebitis

Sodium 0.25–5 μg/kg/min IV Immediate 1–2 min Nausea, muntah, otot berkedut,
nitroprusside intoksikasi thiosianate and sianida
Nitroglycerin 5–100 μg/min IV 2–5 min 3–5 min Nyeri kepala, methemoglobinemia,
tachyphylaxis
“Kerusakan Target Organ”
• Sistem jantung-paru
– Gagal jantung akut
– Sindrom koroner akut
– Edema paru akut dengan gagal nafas
– Aorta diseksi

• Sistem saraf pusat


– Ensepalopathi hipertensi
– CVA

• Mata
– Eksudat
– Papil edema
– Perdarahan pada retina

• Ginjal
– Gagal ginjal akut
JNC 7, JAMA 2003; 289:2560-257225
Penyebab krisis hipertensi

• Hipertensi sebelumnya
– Terapi tidak adekuat

• Hipertensi sekunder
– Koartasio aorta
– Sindrom Cushing’s
– Kenaikan ICP
– Disfungsi ginjal

– Kehamilan
– Hiperparathiroidisme
– Hiperthiroid
– Pheochromositoma
– Aldosteronisme primer

JNC 7, JAMA 2003; 289:2560-257226


• Pasien dapat dirawat pada unit perawatan intensif untuk
pengawasan tekanan darah berkelajutan dan
mendapatkan terapi parenteral dari obat-obatan yang
sesuai.
• Tujuan terapi awal adalah untuk menurunkan tekanan
darah rata-rata yang tidak melebihi 25% dari MAP
(dalam hitungan menit hingga 1 jam)
• Jika stabil, dari 160/100 hingga 110 mmhg dalam 2-6 jam
• Penurunan secara cepat dapat yang dapat menyebabkan
iskemi ginjal, otak, dan sistem koroner harus dihindari
Chobanian AV et al, The JNC 7 report, JAMA 2003;389-2560-70
Autoregulasi dari aliran darah otak dipengaruhi
oleh hipertensi

Aliran darah otak

kehilangan autoregulasi
Risiko hipertensi
ensephalopathi

Normotensi

Hipertensi tidak terkontrol


Risiko iskemia

50 100 150 200 250

Mean Arterial Pressure (MAP)

Adapted with permission from Varon J, Marik PE. Chest. 2000;118:214-227.


Thank you

Anda mungkin juga menyukai