Anda di halaman 1dari 39

Hipertensi dalam

kehamilan

PEMBIMBING: dr. Kusnawara, Sp.OG (K)

• Yakin Arung Padang 112019220

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD KOJA


KOAS FKIK UKRIDA PERIODE 03 JANUARI – 12 MARET 2022
Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan

 Menurut Report of the National High Blood Pressure Education Program


Working Groupon High Blood Pressure in Pregnancy adalah :
 Hipertensi kronik
 Preeklampsia – eclampsia
 Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
 Hipertensi gestasional
Epidemiologi
Preeklampsia

 Preeklampsia : kondisi spesifik pada kehamilan ditandai dengan disfungsi


plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan
aktivasi endotel dan koagulasi
 Diagnosis: hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan
gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan 20 minggu

 Berdasarkan American society of hypertension: TD sekurang – kurang 140mg


sistolik atau 90 mmhg diastolic  2x pemeriksaan berjarak 15 menit , lengan
sama
Proteinuria

 Eksresi protein di urin >300mg /24 jam atau urin dipstick >+1
 Melakukan pemeriksaan protein urin tampung 24 jam atau rasio protein
banding kreatinin
Preeklampsia Tipe Dini Berdasarkan Tipe Lambat
UK <34 minggu Onset kejadian UK ≥34 minggu

• TD: Sistolik ≥140 - <160 / Diastolik ≥90 - <110 mmHg, pada dua kali pemeriksaan berjarak 15
menit menggunakan lengan yang sama
• Protein urin:Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik > positif 1
Preeklampsia dengan
Gejala Ringan • Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti salah satu dibawah ini:
 Trombositopeni:Trombosit < 100.000 / microliter
 Gangguan ginjal:Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin
serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
Berdasarkan  Gangguan Liver:Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau
Tingkat  adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
 Edema Paru
Keparahan  Gejala Neurologis:Stroke, nyeri kepala, gangguan visus

• TD: Sistolik ≥140 / Diastolik <110 mmHg, pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama
• Trombositopeni:Trombosit < 100.000 / microliter
• Gangguan ginjal:Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin
serum darisebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
Preeklampsia dengan
• Gangguan Liver:Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di
Gejala Berat
daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
• Edema Paru
• Gejala Neurologis:Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta:Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau
didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
Faktor resiko
 Risiko Sedang:
 Nulipara
 Obesitas (Indeks masa tubuh > 30 kg/m2)
 Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
 Usia ≥ 35 tahun
 Riwayat khusus pasien (interval kehamilan > 10 tahun)
 Risiko Tinggi:
 Riwayat preeklampsia
 Kehamilan multiple
 Hipertensi kronis
 Diabetes Mellitus tipe 1 atau 2
 Penyakit ginjal
 Penyakit autoimun (contoh: systemic lupus erythematous)
Patofisiologi preeklampsia
Manajemen ekspektatif atau aktif

 Tujuan : untuk memperbaiki luaran perinatal dengan mengurangi morbiditas


neonatal serta memperpanjang usia kehamilan tampa membahayakan ibu
 Manajemen ekspektatif tidak meningkatkan kejadian morbiditas maternal .
Namun ,dapat memperpanjang usia kehamilan serta mengurangi morbiditas
perinatal
Manajemen preeklamsi tanpa gejala
berat
Manajemen
preeklamsia berat
Klasifikasi HELLP Syndrome
Treatment
Kortikosteroid pada Sindrom HELLP
Waktu perubahan jumlah trombosit

 Kadar trombosit
Tidak ada perbedaan jumlah trombosit jika kortikosteroid diberikan setelah
persalinan. Sebaliknya pada kelompok yang diberikan kortikosteroid sebelum
persalinan, terdapat bukti efek pada jumlah trombosit.

 Deksametason lebih baik dibandingkan betametason walaupun terdapat


heterogenitas yang tinggi pada hasil ini (76 wanita)
Kortikosteroid untuk Pematangan Paru
 Pemberian kortikosteroid antenatal berhubungan dengan penurunan mortalitas janin dan
neonatal, RDS, kebutuhan ventilasi mekanik/CPAP, kebutuhan surfaktan dan perdarahan
serebrovaskular, necrotizing enterocolitis serta gangguan pekembangan neurologis.
 Pemberian deksametason maupun betametason menurunkan bermakna kematian janin dan
neonatal, kematian neonatal, RDS dan perdarahan serebrovaskular. Pemberian betametason
memberikan penurunan RDS yang lebih besar dibandingkan deksametason.
Komplikasi

 Wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki risiko penyakit kardiovaskular


 4x peningkatan risiko hipertensi
 2x risiko penyakit jantung iskemik, stroke dan DVT di masa yang akan datang.
 Risiko kematian pada wanita dengan riwayat preeklampsia lebih tinggi,
termasuk yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskular
Eklampsia
Definisi
• Kejadian Kejang pada wanita dengan
preeklampsia yang ditandai dengn Eklampsia
hipertensi yang tiba-tiba, proteinuria, parturientum
dan edema yang bukan disebabkan Eklampsia (eklampsia
Gravidarum intrapartum)
oleh adanya konsidensi Penyakit (Eklampsia
neurologi lain. antepartum)

• Eklampsia merupakan kelainan akut


Eklampsia
pada wanita hamil, bersalin atau nifas puerperale
yang ditandai dengan timbulnya (eklampsia
kejang/ koma yang sebelumnya telah postpartum)
menunjukan gejala preeklampsia.
• Hipertensi dalam kehamilan yang
terjadi pada usia kehamilan diatas 20
minggu disertai Kejang pada wanita
hamil yang sebelumnya telah
mengalami gejala preeklampsia
Klasifikasi Eklampsia
Faktor risiko
• Primigravida
• Kehamilan ganda
• Diabetes mellitus Tanda dan Gejala
• Hidrops fetalis dan bayi besar
Tanda dan perburukan preeklampsia
• Usia kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun • Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
• Punya riwayat keturunan
• Proteinuria
mengalami pre-eklampsia • Nyeri kepala yang
menetap/gangguan visual
• Obesitas
maupun gangguan serebral
lainnya
• Nyeri epigastrik persisten
Tingkatan Kejang

 Satu atau lebih Kejang yang terjadi berkelanjutan

• Tingkat awal atau aura (invasi) 30 detik


• Stadium Kejang tonik (Kontraksi ) 30 detik
• Stadium Kejang klonik (konvulsi) 1-2 menit
• Stadium koma
Patofisiologi eklampsia

• Inhibisi perkembangan uterovaskular : Perubahan uterovaskular, interaksi antara


allograft fetus dengan ibu menyebabkan perubhana vasklar local dann sistemik

• Hambatan regulasi aliran darah serebral : Aliran darah serebral abnormal yang
diakibatkan hipertensi ekstrim. Regulasi ferfusi serebral dihambat, pembuluh
daah mengalami dilatasi dengan peningkatan pemeabilitas, dan terjadinya
edema serebral sehingga terjadi iskemik dan eselopati

• Disfugsi endotel meningkat pada pada sirkulasi sistemik wanita

• Stress oksidatif : Molekul leptin meningkat


Komplikasi
 Komplikasi maternal
 Komplikasi perinatal

• Paru : Edema paru


• Dismaturitas

• Otak : Perdarahan otak


• Prematuritas

• Mata: (kebutaan)
• Sindroma distress respirasi

• Psikosis (jarang)
• Trombositopenia

• Hematologi : plasma darah turun, dan


• Hipermagnesemia
meningkatnya visikositas darah • Kematian perinatal
• Ginjal (gagal ginjal akut) dan hati
( nekrosis peripotal dan gangguan sel hati)
• Uterus : solusio plasenta
• Kardiovaskular : serangan jantung
• Kematian
Penilaian dan Penatalaksanaan Awal
pada Eklampsia
• Meminta tolong – mobilisasi personil
• Dengan cepat evaluasi pernafasan dan keadaan kesadarannya
• Periksa jalan napas, tekanan darah dan nadinya
• Miringkan ke kiri
• Lindungi agar jangan sampai cedera tetapi jangan dikekang
• Mulai jalankan infus IV dengan jarum berukuran besar (ukuran 16
gauge)
• Beri oksigen dengan laju 4 L/menit
Jangan sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjaga
Obat-Obat Anti Hipertensi

 Nifedipin 3x10mg Prinsip:


 Antihipertensi direkomendasikan pada
 Metildopa 2x250mg preeklampsia dengan hipertensi berat,
atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
atau diastolik ≥ 110 mmHg
 Labetolol 2x100-400 mg  Target penurunan tekanan darah adalah
sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110
mmHg
 Pemberian antihipertensi pilihan pertama
adalah nifedipin oral short acting,
hidralazine dan labetalol parenteral
 Alternatifpemberian antihipertensi yang
lain adalah nitogliserin, metildopa,
labetalol
Penatalaksanaan selama kejang

• Beri magnesium sulfat secara IM/IV


• Peralatan gawat darurat (O2, masker, dsb)
• Miiringkan ke kiri
• Anti hipertensi: Nifedipin
• Lindungi agar jangan cedera tetapi jangan dikekang

Jangan sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjagaan


Magnesium sulfat

Obat-Obat Anti
Konvulsi

Diazepam

Penatalaksanaan Sesudah Konvulsi


 Cegah konvulsi lanjutan
 Kendalikan tekanan darah
 Persiapan untuk kelahiran (jika belum melahirkan)
Pemberian magnesium sulfat untuk
mencegah kejang
 Tujuan pada preeklampsia : mencegah dan mengurangi angka kejadian
eclampsia , kurangi morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal
 Cara kerja magnesium sulfat : menyebabkan vasodilatasi melalui relaksasi
dari otot polos
 Berfungsi sebagai antihipertensi dan tokolitik
Waktu, durasi, dosis ,rute administrasi

 Dosis : MgSO4 4g selama 5 -10 menit  dosis pemeliharaan 1-2g/jam/24 jam


post partum atau setelah kejang terkhir  pantau prod. Urin, reflex patella,
FN dan Sat. O2

 MgSO4 dihentikan
Pemantauan Setiap Jam

Evaluasi Penemuan Normal

Tingkat Kesadaran Mengantuk tetapi bisa dibangunkan


Harus dipertahankan antara 80-100 mm
Tekanan darah diastolik
Hg
Angka pernapasan 16 kali atau lebih /menit
Refleks tendon yang dalam Minimal tetapi ada
Denyut jantung janin (jika belum
Penurunan dalam variabilitas
dilahirkan)
Pemantauan Setiap Jam

Evaluasi Penemuan Abnormal Penatalaksanaan

Paru-paru Edema Pulmonal Hentikan magnesium sulfat

Turun dibawah 30 mL/jam


Output Urine Hentikan magnesium sulfat
atau 120 mL/4 jam
Pertimbangkan oksitosin
Uterus (setelah Atonia Uteri (perdarahan
selama 24 jam setelah
melahirkan) pasca persalinan)
melahirkan
Efek samping dan toksisitas MgSO4

 Efek samping :
 rasa hangat,
 flushing,
 nausea atau muntah,
 kelemahan otot,
 ngantuk,
 dan iritasi dari lokasi injeksi
 Depresi nafas (1%)

Bila ada terjadi toksisitas : kalsium gluconas 1g (10ml)/10 menit pelahan


Magnesium Sulfat
 Gunakan magnesium sulfat pada
 Wanita dengan eklampsia
 Wanita dengan preeklampsia gejala berat yang
mengharuskannya melahirkan
 Mulailah magnesium sulfat pada saat keputusan melahirkan
telah dibuat
 Lanjutkan terapi hingga 24 jam setelah melahirkan atau konvulsi
terakhir
Prinsip-Prinsip dalam Penatalaksanaan

 Penentuan waktu dan cara kelahiran : tergantung ibu vs


kematangan janin
 Penilaian janin : bukti adanya gawat janin
 Pengendalian konvulsi
 Pengendalian hipertensi
 Dirujuk karena komplikasi organ lainnya : pulmo, renal, sistem
saraf pusat
Pencegahan Eklampsia

• Asuhan antenatal dan • 3.4% wanita dengan


mengenali hipertensi preeklampsia gejala berat
• Identifikasi dan perawatan akan mengalami kejang
pre-eklampsia oleh penolong • Eklampsia adalah salah satu
yang terampil penyebab kematian ibu yang
• Kelahiran tepat waktu sulit diatasi

Anda mungkin juga menyukai