MENINGKAT NORMAL
(TD ≥ 140/90 mmHg)
Epilepsi
MALARIA SEREBRAL MENINGITIS ENSEFALITIS
TETANUS
MIGRAINE
HIPERTENSI EKLAMPSIA
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA
RINGAN BERAT
ISTIRAHAT
Kendalikan TD, proteinuria, MgSO4/Diazepam
Turunkan TD hingga MgSO4/Diazepam Cari Penyebab
refleks dan kondisi janin
diastolik 90-100 Turunkan TD SLE, Diabetes
Tidak perlu pemberian
obat Rawat Jalan/Rawat mmHg RAWAT INAP
Inap Jika kehamilan >35
minggu pertimbangkan
terminasi TERAPI + Kendalikan
TD ª 140/90
TERMINASI KEHAMILAN
dalam 6 jam
Tak
Terkendali Terkendali
ANTI KONVULSAN
Alternatif I dosis awal MgSo4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSo4 (40%) 6 g dalam larutan RL/RA selama 6 jam
Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSo4 (40%) 2 g IV selama5 menit
Dosis Pemeliharaan MgSo4 1g/jam melalui infus RL/RA yang diberikan sampai 24 jam postpartum
Alternatif II dosis awal MgSo4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Dosis Pemeliharaan Diikuti dengan MgSo4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml Lignokain (dalam spuit yg sama)
Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSo4
Hentikan pemberian MgSO4, jika : Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Siapkan antidotum Jika terjadi henti nafas :
Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai
pernafasan mulai lagi
ANTI HIPERTENSI
Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat diulang 8 kali/24 jm
Jika respon tidak membaik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg Nifedipin sublingual
Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral
PERSALINAN
Pada PEB, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedangkan pada eklampsia dalam 6 jam sejak gejala eklampsia timbul
Jika terjadi gawat janin atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam (pada eklampsia), lakukan Sectio Sesaria
Jika Seksio Sesaria akan dilakukan, perhatikan bahwa :
Tidak terdapat Koagulopati
Anastesia yang aman
PREEKLAMPSIA RINGAN
➢ ANTI HIPERTENSI (Hingga diastolik 90-100 mmHg)
Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang
dapat diulang 8 kali/24 jm
Jika respon tidak membaik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg
Nifedipin sublingual
Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10
menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral
➢ Pasang infus RL dengan jarum besar no 16 atau lebih
➢ Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload
➢ Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan
pemeriksaan proteinuria
➢ Berikan obat anti kejang (anti konvulsan) ➢ Infus cairan dipertahankan 1,5-2 Liter/24 jam
➢ Perlengkapan untuk penanganan ➢ Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi
kejang (jalan nafas, penghisap lendir, dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
masker oksigen, oksigen) ➢ Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam
➢ Lindungi pasien dari kemungkinan
trau
➢ Aspirasi mulut dan tenggorokan ma PREEKLAMPSI A➢ Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Jika ada, hentikan
BERAT
➢ Baringkan pasien pada sisi kiri, ke EKLA
pemberian cairan dan berikan diuretik (cth: Furosemide 40 mg IV)
DAN MPSIA
sedikit lebih tinggi (posisi Fowler) untuk ➢ Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika tidak terjadi
PENGELOLAAN KEJANG
mengurangi risiko aspirasi pembekuan dalam 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati
PENGELOLAAN