Anda di halaman 1dari 20

PREEKLAMPSIA

(update)
Kematian Ibu Akibat Preeklampsia di
Indonesia

Sumber : Direktorat Kesehatan Ibu, 2010- 2013


HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
HIPERTENSI GESTASIONAL
HIPERTENSI KRONIS - TD >140/90 mmHg muncul
- TD >140/90 mmHg muncul usia kehamilan >20 minggu
sebelum usia kehamilan 20 - Gangguan organ (-),
minggu PROTEINURI (-)
- Gangguan organ dapat (+/-) - Hilang 12 minggu
- Menetap 12 minggu postpartum
postpartum

HIPERTENSI KRONIS
SUPERIMPOSED PREEKLAMPSIA
Hipertensi kronis dengan gejala
dan gangguan organ memberat PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA
setelah usia kehamilan 20
minggu
PREEKLAMPSIA-
PREEKLAMPSIA BERAT
Hipertensi saat usia kehamilan > 20 minggu disertai satu atau lebih
kondisi yang terjadi mendadak (new onset) sebagai berikut :
Proteinuria : > 300 mg/hari, atau > 1 g/L, atau 2+ pada
pemeriksaan dipstik
Disfungsi organ maternal
 Insufisiensi renal (serum kreatinin > 1.09 mg/dL)
 Gangguan fungsi liver (meningkatnya serum transaminase dan
atau nyeri epigastrium atau nyeri perut kuadaran kanan atas)
 Gangguan neurologi (eklampsia, gangguan penglihatan, stroke,
hiperrefleksia disertai disertai clonus, nyeri kepala hebat,
scotomata persisten)
 Komplikasi hematologi (platelet < 150.000/dL, DIC, hemolisis)
 Edema paru
Disfungsi uteroplasental : pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
(ISSHP, 2014)
KUIS…..
Hamil 28 minggu

TD 130/80, proteinuria (+4)  ? Bukan preeklampsia

Preeklampsia berat
TD 170/100, proteinurin (-)  ?

Preeklampsia berat
TD 140/90, proteinuria (-), pandangan kabur ?
Preeklampsia berat
TD 120/90, proteinuria (+4), sesak edema paru ?

TD 150/90, proteinurin (+4). Saat usia kehamilan 16


HT kronis
superimposed
mgg, TD 170/100, proteinuria (-)  ? preeklampsia
FAKTOR RISIKO
PREEKLAMPSIA • Autoimun (APS, SLE)
9.72

7.19 • R/ preeklampsia
3.56 • Diabetes mellitus
2.93 • Kehamilan multiple
2.91 • Nulipara
2.90 • R/ keluarga preeklampsia
2.47 • Obesitas
1.96 • Usia ibu >35 th
1.38 • Hipertensi kronis
(English et al, 2015)
PATOGENESIS
PREEKLAMPSIA

(Chaiwopongsa et al., 2014)


KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA
Komplikasi Preeklampsia

(Sibai et al, 2015)


Peran layanan primer

Preeklampsia dapat diprediksi dan


dicegah

Tidak merawat preeklampsia

Memberikan aspirin dosis rendah


dan kalsium pada kehamilan dengan
skrining preeklampsia positif

Deteksi preeklampsia

Memberikan MgSO4 bila ada


indikasi dan syarat terpenuhi
Alur Skrining Preeklampsia
- Pasien dalam keadaan
tenang
- Ukuran manset sesuai
- Tinggi manset selevel
dengan atrium kanan
pasien
- Dilakukan 2x pengukuran
selang 4 jam
ASPIRIN-PREVENSI
PREEKLAMPSIA

Aspirin 81 mg/hari sebagai profilaksis


preeklampsia pada ibu hamil risiko tinggi,
diberikan mulai 12 mgg sampai melahirkan
(ACOG, 2018)
Aspirin 75 mg/hari, dimulai 12 mgg (WHO,
2011)
Aspirin 75 mg/hari, dimulai 12 mgg sampai
melahirkan (NICE, 2011)
Aspirin dosis 75-150 mg/hari, mulai
sebelum 16 minggu sampai melahirkan
(ISSHP, 2014)
KALSIUM-PREVENSI
PREEKLAMPSIA

Kalsium 1,5-2 g/hari untuk wanita dengan


intake kalsium rendah (WHO, 2011)
Kalsium 1 g/hari untuk wanita dengan
intake kalsium rendah (ISSHP, 2014)

Kalsium Sekresi
Kalsium Kalsium Vasokon
intake hormon
serum ↓ intraseluler ↑ striksi
↓ paratiroid ↑
Usia kehamilan <20 minggu Hipertensi kronis
(TD >140/90)  poliklinis

HT Gestasional
NEGATIF  poliklinis

Usia
kehamilan >20 Cek
minggu proteinuri TD >140/90 s.d < 160/110 mmHg
(TD >140/90) Preeklamsia/ tanpa gejala berat
  POSITIF  poliklinis
(+1/2//3/4)
 
TD >160/110
PEB/ preeklampsia dengan gejala
berat
 MRS
 Berikan MgSO4 (loading dose)
sebelum merujuk
TATALAKSANA PEB-
EKLAMPSIA
1. Pasang infus, berikan RL/ D5 (7 tts/mnt), pasang
kateter
2. Injeksi MgSO4
3. Antihipertensi
4. Bila terjadi eklampsia
 Pertahankan ABC
 Cegah aspirasi, tidur miring, spatula lidah
 Injeksi MgSO4
5. Rujuk RS terdekat
PEMBERIAN MGSO4
INDIKASI
1. Kasus kejang/ eklampsia  untuk menghentikan kejang
(bersamaan stabilisasi)
2. Kasus PEB  untuk mencegah agar tidak terjadi kejang

SYARAT (semua wajib dipenuhi)


1. Laju napas 12-20 x/menit
2. Reflek patella (+)
3. Produksi urin >100 cc/ 4 jam
4. Tersedia antidotum (kalsium glukonas 10%), berikan 10 cc

Evaluasi tiap jam pada pemberian continuous (syringe pump,


infusion pump) dan tiap sebelum memberikan dosis maintenance
pada pemberian intramuskuler.
PEMBERIAN
ANTIHIPERTENSI
• Mencegah komplikasi
serebrovaskuler
• Diberikan bila sistolik >160 atau
diastolik >110 mmHg
• Target sistolik <160 dan diastolik
<110 mmHg
• Pilihan pertama : nifedipine oral,
hidralazin parenteral, labetalol
parenteral
• Alternatif : nitrogliserin,
metildopa, labetalol oral

Anda mungkin juga menyukai