Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL DAMPAK HIV AIDS BAGI PASIEN, KELUARGA,

KOMUNITAS, SOSIAL DAN EKONOMI

Oleh

Neneng Dwi Saputri NIM 142310101020

Selly Puspita Sary NIM 142310101026

Reza Ramadhana T.F NIM 142310101036

Vidya Fajrin Ningtyas NIM 142310101038

Fitri Aditya Sari NIM 142310101104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
ANALISIS JURNAL DAMPAK HIV AIDS BAGI PASIEN, KELUARGA,
KOMUNITAS, SOSIAL DAN EKONOMI

Diajukan untuk...................

Oleh

Neneng Dwi Saputri NIM 142310101020

Selly Puspita Sary NIM 142310101026

Reza Ramadhana T.F NIM 142310101036

Vidya Fajrin Ningtyas NIM 142310101038

Fitri Aditya Sari NIM 142310101104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesi merupakan bagian integral dari


pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
kesehatan setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Menurut Mubarak (2008), pembangunan kesehatan dapat terhambat
karena perkembangan zaman dengan munculnya berbagai macam penyakit.
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan tidak semuanya mampu
memecahkan masalah ini, buktinya saja masih banyak penyakit yang tidak
dapat disembuhkan karena belum ditemukan obatnya, salah satunya adalah
penyakit HIV/AIDS.
Penyakit HIV/AIDS menimbulkan stigma tersendiri bagi penderita dan
masyarakat. Dampak sosial, ekonomi, dan psikologis dirasakan sangat
mendalam seperti diungkapkan oleh Kemensos (2011) bahwa, seseorang yang
terjangkit HIV/AIDS dapat berdampak sangat luas dalam hubungan sosial,
dengan keluarga, hubungan dengan teman-teman, relasi dan jaringan kerja
akan berubuah baik kuantitas maupun kualitas. Orang-orang yang terjakit
HIV AIDS secara alamiah hubungan sosialnya akan teranggu. Hal ini dapat
terjadi karena tergantung pada reaksi masing-masing orang tehadap penyakit
HIV/AIDS. Latri Mumpuni (2001) dalam penelitiannya juga menemukan
bahwa perilaku sosial penderita menunjukkan perilaku yang berubah-bah dan
sangat situasional, mengalami kesulitan melaksanakan adaptasi sosial
terhadap lingkungannya. Selain itu, jika lingkungan di sekitar penderita tidak
mendukung, maka penderita akan menarik diri, mengasingkan diri dan
bahkan disertai dengan sikap menutup diri terhadap lingkungan sosialnya.
Selain dampak sosial yang dialami penderita HIV/AIDS, dampak
ekonomi juga terjadi. Menurut Carlos Avila-Figueroa dan Paul Delay (2009),
yang menyatakan bahwa krisis ekonomi global yang terjadi diperparah
dengan keadaan empat juta penderita berpenghasilan rendah dan menengah
menerima pengobatan antiretroviral. Keadaan ini menyebabkan
meningkatnya pengangguran, mengurangi kesejahteraan penderita
HIV/AIDS, khususnya di negara-negara miskin dengan penderita HIV/AIDS
yang tinggi. Dana yang diperlukan bagi negara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah untuk terapi bagi penderita HIV/AIDS diperkirakan akan terus
bertambah walaupun mendapat bantuan bilateral dari negara lain atau dari
IMF. Untuk dampak psikologis dari penderita HIV/AIDS sendiri yakni akan
mengalami kondisi seperti stress, frustasi, kecemasan, kemarahan,
penyangkalan, berduka, dan rasa malu sebelum dan sesudah terkena penyakit
HIV/AIDS.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui dampak penyakit HIV/AIDS bagi penderita

b. Mengetahui dampak penyakit HIV/AIDS bagi keluarga

c. Mengetahui dampak penyakit HIV/AIDS bagi komunitas

d. Mengetahui dampak penyakit HIV/AIDS bagi sosial

e. Mengetahui dampak penyakit HIV/AIDS bagi ekonomi

1.3 Manfaat

a. Dapat dijadikan sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan


pada pasien dengan HIV/AIDS sesuai dengan masalah yang
dihadapinya

b. Dapat memberikan informasi bagi penulis atau pembaca mengenai


dampak-dampak HIV/AIDS
BAB 2. ANALISIS JURNAL

2.1 Dampak HIV AIDS bagi Pasien


Seseorang yang pertama kali mengetahui dirinya mengalami HIV
pasti akan mengalami masa denial atau penolakan dan penyesalan. Individu
yang terkena HIV dan AIDS mereka akan mengalami berbagai masalah
dalam dirinya seperti menurunnya daya tahan tubuh, gangguan psikis seperti
rasa malu, bersalah, tidak menerima, dan gangguan sosial. Akibat buruknya
stigma dimasyarakat mengenai HIV AIDS membuat ODHA semakin tertekan,
apalagi jika tidak ada dukungan atau penguatan dari keluarga atau orang-
orang terdekat. Dalam Jurnal “Strategi coping Stress Perempuan dengan
HIV/AIDS” disebutkan bahwa penyakit kronis dapat menimbulkan stress
bagi penderitanya, tak terkecuali bagi penderita HIV/AIDS. Mekanisme
koping setiap individu jelas berbeda-beda dalam mengatasi stressor mereka.
Jurnal tersebut mengatakan bahwa perempuan lebih baik dalam
bertahan terhadap penyakit HIV/AIDS, hal ini dipengaruhi oleh caranya
bertahan terhadap psikologinya. Sedangkan pada pria banyak yang sampai
mengalami kematian karena pria lebih cenderung fokus dengan rasa sakitnya.
Di sisi lain pria yang menderita HIV/AIDS lebih menggunakan logika nya
untuk berusaha menyelesaikan permasalahan HIV/AIDS nya tersebut tanpa
menggunakan emosionalnya atau perasaannya sebagai hal yang dapat
menguatkan psikis nya sehingga dapat menekan stres yang berkepanjangan.
Sementara wanita yang mengidap HIV/AIDS lebih menggunakan emosional
atau perasaannya, sehingga ketika wanita telah menerima keadaannya, maka
kekuatan psikis nya lah yang dapat memperpanjang usia harapan hidupnya.
Namun, terlepas dari perbandingan karakteristik pria dan wanita terhadap
HIV AIDS, kondisi seperti ini tergantung pada sikap individunya masing-
masing. Jika seorang ODHA hidup dalam kondisi yang penuh dengan
dukungan dan kasih sayang pasti juga akan mempengaruhi kesejahteraan
hidupnya, dan begitu sebaliknya.
2.2 Dampak HIV AIDS bagi Keluarga
Stigmatisasi memperburuk dampak ini dan menghambat pencegahan,
pengobatan HIV, menghambat dukungan sosial dan pengungkapan HIV.
Shaila Parveen (2010), ancaman global bagi penderita HIV/AIDS adalah
tanda-tanda tumbuh penolakan dan diskriminasi dari masayarakat terhadap
penderita bahkan keluarga. Keluarga yang paling terpengaruh oleh HIV
ditandai dengan status sosial ekonomi rendah, yang mencakup kelompok-
kelompok seperti masyarakat suku, pengguna narkoba, imigran dan pencari
suaka.
Anak yang terdampak HIV adalah anak dan remaja di bawah usia 18
tahun yang hidup dengan HIV (terinfeksi HIV), telah kehilangan salah satu
atau kedua orang tua karena AIDS dan rentan kesejahteraan dan
perkembangan karena HIV (Unicef, 2007). Pada rumah tangga yang
merasakan dampak HIV dan AIDS, ibu atau bapak bisa kehilangan
pasangannya karena AIDS. Mereka akan terbebani dengan kebutuhan
ekonomi dan tanggung jawab mengasuh anak. Beberapa kasus, orang tua
tersebut juga menjadi sakit dan meninggal. nak-anak sangat terkena
dampaknya karena orang tua mereka yang sakit dan meninggal dunia (Unicef,
2004).

2.3 Dampak HIV AIDS bagi Komunitas


Tren perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia saat ini sudah
mulai meluas ke beberapa kelompok masyarakat. Kelompok-kelompok ini
disebut kelompok beresiko tertular HIV/AIDS. Pada awalnya HIV/AIDS
hanya menyerang kelompok yang terlibat prostitusi dan pemakaian jarum
suntik, tetapi sekarang sudah menyebar bahkan sampai kepada kelompok ibu
rumah tangga. Hal ini akan lebih berisiko jika ibu mengandung bayi, atau
sedang menyusui bayi. Jika HIV tidak dideteksi sejak awal maka,
kemungkinan sang anak pun akan ikut tertular.
Penderita HIV AIDS yang tidak kalah penting nya dari perhatian saat
ini yaitu dari kelompok gay dan waria. Di Indonesia sendiri LBT (Laki-laki
Beresiko Tinggi) tidak hanya terbatas pada laki-laki pembeli dan penikmat
seks namun sudah merambah pada fenomena kaum homoseksual-gay.
Keberadaan komunitas gay yang belum trekspos di media dan masyarakat
ternyata ikut memberikan kontribusi terhadap perkembangan kasus
HIV/AIDS. Cara yang paling banyak menularkan HIV/AIDS dari komunitas
gay adalah melalui aktivitas seksual. Minimnya pengetahuan komunitas gay
mengenai seks yang aman dan sulitnya kontrol pemerintah atas aktivitas
komunitas gay menjadi sebab mudahnya HIV/AIDS ini menyerang
komunitas gay. Para gay dan waria yang mengidap penyakit tersebut rata-rata
berusia produktif yakni antara 20 tahun hingga 23 tahun. Hal ini
menimbulkan asumsi dari berbagai pihak bahwa hubungan seks sesama jenis
mulai dilakukan ODHA sejak berumur di bawah 20 tahun.
Kelompok beresiko HIV/AIDS yaitu komunitas gay belum dapat
dikatakan memahami sepenuhnya tentang HIV/AIDS. Kebanyakan dari gay
di Surakarta belum memahami sepenuhnya tentang HIV/AIDS seperti tes
VCT, cara pencegahan, perilaku beresiko, cara penularan, dan ciri-ciri
ODHA. Jadi bagi gay yang minim pengetahuan akan HIV AIDS, bisa saja
suatu saat menjadi penular HIV itu sendiri terlebih bagi kelompok guy usia
remaja. Keluwesan dan keaktifan mereka mengikuti tren saat ini menjadi
faktor yang mempengaruhi gaya hidup mereka. Mereka menjadi sangat
idealis dan susah diatur. Namun, dewasa ini LSM tidak hanya konsen kepada
pekerja prostitusi saja, melainkan mulai mendekati kelompok gay dan waria
untuk memberikan penyuluhan mengenai HIV AIDS yang tujuannya untuk
menekan angka penyebaran HIV. Rentannya kehidupan gay dengan
tertularnya HIV/AIDS membuat gay yang telah mengerti akan HIV AIDS di
Surakarta ini sangat berhati-hati dalam memilih pasangan. Sebelum menjalin
hubungan yang resmi dalam status berpacaran, para gay di Surakarta selalu
menanyakan terlebih dahulu riwayat kesehatan dan kehidupan seksualnya
sebelum menjalin hubungan yang serius dengan mereka. Diharapkan para
ODHA dari kelompok apapun memiliki kesadaran untuk berobat demi
memperpanjang usia dan selalu berperilaku positif, dalam artian menjaga diri
dan tidak berniat menyebarkan penyakit ini ke orang lain.

2.4 Dampak HIV AIDS bagi Sosial


Dampak yang ditimbulkan adalah klien dengan HIV/AIDS akut dan
kronis memiliki potensi untuk membawa berbagai tantangan psikososial tidak
hanya untuk pasien, tetapi juga untuk anggota keluarga dan petugas
kesehatan. Kondisi HIV / AIDS memungkinkan masalah psikososial yang
paling kompleks daripada kondisi medis. Tumpang tindih sosial, individu,
keluarga, keuangan, budaya, dan faktor penyakit merupakan tantangan bagi
masyarakat dan tim kesehatan yang berusaha untuk menyediakan layanan
yang komprehensif untuk populasi ini.
Asha Hingar, PL Sharma dan Vismita Paliwal (2013), menyatakan
bahwa virus Human immunodeficiency memiliki dampak fisik dan sosial
psikologis yang besar pada individu yang terinfeksi dan keluarga mereka.
Seseorang yang terkena HIV/AIDS, secara psikologi akan mengalami
berbagai masalah, mulai dari kecemasan, keraguan, stress dan depresi.
Tekanan lingkungan yang cenderung diskriminatif akan membuat perempuan
kehilangan penghargaan terhadap dirinya. Bahaya yang ditimbulkan oleh
HIV/AIDS akan menambah beban berat penderita akibat stigma masyarakat
yang cenderung memojokkan dan mengucilkannya dari lingkungan (Azza,
2009).

2.5 Dampak HIV AIDS bagi Ekonomi


HIV/AIDS telah menjadi pandemi pada skala global. Hal ini tidak lagi
hanya masalah kesehatan tapi ancaman besar bagi pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan di suatu negara. Dampak dari pandemi sudah dirasakan di
sebagian besar negara di dunia. Perkiraan 11 orang menjadi terinfeksi setiap
menit yang mewakili sekitar 15.000 infeksi baru setiap hari atau lebih dari 5,4
juta untuk sepanjang tahun (WHO, 2000). Demikian pula, Program Bersama
PBB tentang HIV / AIDS (UNAIDS) memperkirakan bahwa pada tahun
2003, sekitar 38 juta orang yang HIV positif di seluruh dunia dan hampir 26
juta adalah pekerja antara 15 dan 49 tahun, dan dari 2,9 juta HIV / AIDS
terkait kematian pada tahun 2003, 2,2 juta berasal dari Afrika Sub-Sahara.
Sementara wilayah Afrika Sub-Sahara hanya berisi 10 persen dari
populasi dunia, menyumbang 60 persen dari seluruh dunia kasus HIV / AIDS
(UNAIDS Afrika LI, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa kelompok usia yang
banyak mengalami HIV AIDS di dunia adalah kelompok usia paling
produktif. Kondisi ini jelas mempengaruhi kerugian ekonomi suatu negara.
Pada negara berkembang pasti akan meningkatkan beban ekonomi terutama
pengeluaran di bidang kesehatan untuk pemberian pengobatan ART. Hal ini
juga berlaku pada negara maju, karena hampir disetiap negara selalu memiliki
peningkatan beban ekonomi akibat pengeluaran dana pengobatan ODHA, dan
penurunan pemasukkan dalam dunia kerja, akibat para pekerja produktif yang
terjangkit HIV. Selain kerugian dalam setiap negara, korban dan keluarga
korban pun akan mengalami kerugian ekonomi akibat kehilangan pekerjaan
atau untuk pengobatan ODHA.
Selain itu dampak ekononomi bagi penderita HIV AIDS yaitu
melemahkan perlindungan dan dukungan orang tua terhadap anak,
menurunkan pendapatan keluarga dan kemungkinan mendapatkan stigma dan
diskriminasi. Anak akan kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian.
Anak dapat berhenti sekolah. Anak mendapatkan tekanan psikologis akibat
penyakit dan kematian orang tua serta keadaan sebagai anak yatim. Ini
meningkatkan resiko anak-anak mengalami eksploitasi, kekerasan dan
pengabaian (Unicef, 2007).
BAB 3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
HIV AIDS adalah kondisi yang masih menjadi stigma kuat di
masyarakat. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya bagi penderita saja,
namun juga bagi keluarga yang meliputi kondisi fisik, psikis dan hubungan
sosial spiritual. Selain itu HIV AIDS sangat mengancam para pengguna jasa
layanan seksual seperti di tempat prostitusi maupun kelompok homoseksual
seperti guy dan waria. HIV AIDS tidak hanya menjangkit pengguna aktif
hubungan seksual di luar nikah, dan jarum suntik, namun penularan ini juga
dapat menjangkit seseorang yang tidak bersalah seperti ibu rumah tangga,
balita, dan tenaga kesehatan. selain berdampak pada diri sendiri, keluarga,
komunitas dan masyarakat, namun kondisi ini telah mengganggu
perekonomian di setiap negara. Dampak nya bagi negara yaitu meningkatnya
beban tanggungan kesehatan ODHA, dan menurunnya pemasukkan dari
ketenagakerjaan akibat banyak nya usia produktif yang terkena HIV AIDS.

3.2 Saran
Pemerintah, masyarakat, keluarga penderita dan penderita HIV
AIDS adalah suatu kekuatan yang utama untuk menekan angka penyebaran
HIV dan menuntaskan stigma negatif yang masih ada. ODHA diharapkan
tetap menjalani pengobatan dengan disiplin, dan menjalani kehidupannya
dengan lebih ikhlas dan sejahtera bersama dukungan keluarga masyarakat
maupun LSM.
DAFTAR PUSTAKA

Azza, et al. 2015. Pemberdayaan Kesehatan dan Ekonomi Perempuan Penderita


HIV/AIDS Melalui Life Skill Education. Jurnal Ners. 10(1): 183-188.
http://e-journal.unair.ac.id/index.php/JNERS/article/download/2158/1594
[Diakses pada 12 Maret 2017]

Hidayanti, Ema. 2013. Strategi Coping Stress Perempuan dengan HIV/AIDS.


Sawwa. 9(1): 89-104.

Kalpana & Iyer. 2013. Psycho-Social Problems of Women Living with HIV/AIDS
and its Impact on Their Families in Andhra Pradesh, India. IOSR Journal
Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS). 8(4): 29-36
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ah
UKEwiT1t6grtbSAhXBto8KHaHoAAwQFggZMAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.iosrjournals.org%2Fiosr-jhss%2Fpapers%2FVol8-
issue4%2FG0842936.pdf%3Fid
%3D6072&usg=AFQjCNE0w9Ki6J3SFfDpeFgVmIAdhv4L0g&sig2=N
JwrqKznO5hANpxV58H2gQ&bvm=bv.149397726,d.c2I [Diakses
pada12 Maret 2017]

Maijama’a, D & Mohammed, B.K. 2013. Impact of HIV / AIDS on Economic


Growth and Development in Nigeria. International Journal of Basic and
Applied Science. 1(4): 763-772.

Pardita & Sudibia. 2014. Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, dan Psikologis
Penderita HIV AIDS di Kota Denpasar. Jurnal Buletin Studi Ekonomi.
19(2): 193-198 http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=412222&val=951&title=ANALISIS%20DAMPAK%20SOSIAL,
%20EKONOMI,%20DAN%20PSIKOLOGIS%20PENDERITA%20HIV
%20AIDS%20DI%20KOTA%20DENPASAR [Diakses pada 14 Maret
2017]

Winarsih. _____. The Relation of Sexual Behaviour Amongst Gay Community


and The Outbreak of HIV/AIDS.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/download/3924/2766
[Diakses pada 14 Maret 2017]

Anda mungkin juga menyukai

  • MMD 3 Ok
    MMD 3 Ok
    Dokumen12 halaman
    MMD 3 Ok
    Ayunda Hardiyanti
    100% (1)
  • Form Penilaian Perawat Yunior
    Form Penilaian Perawat Yunior
    Dokumen2 halaman
    Form Penilaian Perawat Yunior
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • 2021 Lap
    2021 Lap
    Dokumen6 halaman
    2021 Lap
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • PREEKLAMPSIA Pku
    PREEKLAMPSIA Pku
    Dokumen20 halaman
    PREEKLAMPSIA Pku
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Petunjuk Teknis Penggunaan E-Layanan Kepegawaian
    Petunjuk Teknis Penggunaan E-Layanan Kepegawaian
    Dokumen4 halaman
    Petunjuk Teknis Penggunaan E-Layanan Kepegawaian
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas Metpen - Kerangka Penelitian
    Tugas Metpen - Kerangka Penelitian
    Dokumen11 halaman
    Tugas Metpen - Kerangka Penelitian
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Apd Ayuna Gapoktan
    Apd Ayuna Gapoktan
    Dokumen26 halaman
    Apd Ayuna Gapoktan
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Hasil Wawancara Money
    Hasil Wawancara Money
    Dokumen7 halaman
    Hasil Wawancara Money
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Peritonitis
    LP Peritonitis
    Dokumen21 halaman
    LP Peritonitis
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Ketenagaan
    Ketenagaan
    Dokumen6 halaman
    Ketenagaan
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Temper Tantrum-1
    Temper Tantrum-1
    Dokumen19 halaman
    Temper Tantrum-1
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Hiv Aids
    Hiv Aids
    Dokumen12 halaman
    Hiv Aids
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Askep Peritonitis
    Askep Peritonitis
    Dokumen23 halaman
    Askep Peritonitis
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Swot Kesehatan Kerja
    Swot Kesehatan Kerja
    Dokumen11 halaman
    Swot Kesehatan Kerja
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen13 halaman
    Kelompok 3
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP DHFF
    LP DHFF
    Dokumen32 halaman
    LP DHFF
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Resume 1 Igd
    Resume 1 Igd
    Dokumen7 halaman
    Resume 1 Igd
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 3
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • LPJ Kesling
    LPJ Kesling
    Dokumen28 halaman
    LPJ Kesling
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • LPJ Kesling
    LPJ Kesling
    Dokumen23 halaman
    LPJ Kesling
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Dampak HIV Artikel
    Dampak HIV Artikel
    Dokumen7 halaman
    Dampak HIV Artikel
    Igha Maulana
    Belum ada peringkat
  • Dampak HIV Artikel
    Dampak HIV Artikel
    Dokumen7 halaman
    Dampak HIV Artikel
    Igha Maulana
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen13 halaman
    Kelompok 3
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi Alat
    Evaluasi Alat
    Dokumen2 halaman
    Evaluasi Alat
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Format Cover Jilid Bedah
    Format Cover Jilid Bedah
    Dokumen12 halaman
    Format Cover Jilid Bedah
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Lefleat Gondok
    Lefleat Gondok
    Dokumen1 halaman
    Lefleat Gondok
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • LP Ca Bronko R 25
    LP Ca Bronko R 25
    Dokumen37 halaman
    LP Ca Bronko R 25
    Juwarti
    Belum ada peringkat
  • Kjjha
    Kjjha
    Dokumen14 halaman
    Kjjha
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat
  • Hasil Wawancara Money
    Hasil Wawancara Money
    Dokumen7 halaman
    Hasil Wawancara Money
    Ayunda Hardiyanti
    Belum ada peringkat