MAKALAH
diajukan guna melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak (KPA 1525)
dengan dosen pembimbing Ns. Nuning Dwi Merina S.Kep.,M.Kep.
Oleh :
Kelompok 1 / Kelas A18
Muhammad Aldi NIM 172310101199
Diajeng Gayatri NIM 182310101016
Muhammad Amirul NIM 182310101032
Melaniara Anggista NIM 182310101034
Inga Miranda NIM 182310101043
Laylatul Firdausiah NIM 182310101048
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil jiplakan atau
reproduksi ulang makalah yang telah ada.
Ketua
Inga Miranda
NIM 182310101043
Mengetahui,
Ns. Pembimbing
Dosen Nuning Dwi Merina, Ns. Nuning Dwi Merina,
S.Kep. M.Kep. S.Kep. M.Kep.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan
Keperawatan Neonatal : Prematuritas”. Tujuan penulisan makalah ini sebagai
wujud dari kreatifitas kami dalam melakukan kinerja terkait dengan tugas mata
kuliah Keperawatan Anak.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada beberapa pihak yang
telah membantu dalam penulisan laporan kinerja ini, diantaranya :
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep. M.Kes. Selaku Ketua Dekan Fakultas,
Keperawatan Universitas Jember.
2. Ns.Anisah Ardiana, S.Kep., M.kep., Ph.D. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan, Universitas Jember.
3. Ns.Nurfika Asmaningrum., S.Kep., M.Kep., Ph.D. selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan, Universitas Jember.
4. Ns. Nuning Dwi Merina, S.Kep. M.Kep. dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak pada Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
5. Ayah dan ibu kami serta keluarga yang telah mencurahkan cinta kasih dan
perhatian pada kami, yang telah memberikan semangat, dorongan moril
maupun materil, yang mendampingi di setiap pengerjaan hingga
penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan makalah ini telah kami susun secara optimal, namun
tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritikan yang membangun sangat kami perlukan. Semoga makalah ini
bermanfaat.
iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................1
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Faktor Penyebab dan Resiko......................................................................4
2.3 Tanda dan Gejala.........................................................................................7
2.4 Patofisiologi...................................................................................................8
2.5 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................9
2.6 Pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi....................................12
2.7 Pathway.......................................................................................................13
2.8 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori...............................................14
3.1 Pengkajian...................................................................................................21
3.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................27
3.3 Intervensi Keperawatan............................................................................28
3.4 Implementasi Keperawatan......................................................................32
3.5 Evaluasi Keperawatan...............................................................................37
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
v
pengetahuan yang cukup luas, keterampilan dan kelatenan saat menangani
kasus tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan Prematuritas?
3. Apa saja faktor resiko dari Prematuritas?
4. Bagaimana tanda dan gejala dari Prematuritas?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mengangkat
diagnosa?
6. Bagaimana pengobatan farmakologi dan non farmakologi dari
Prematuritas?
7. Bagaimana asuhan keperawatan ibu hamil dengan Prematuritas?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian dari Prematuritas
2. Dapat menjabarkan dan menjelaskan penyebab dari terjadinya
Prematuritas
3. Dapat mengetahui dan menganalisis tanda dan gejala Prematuritas
4. Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk
mengangkat diagnosa keperawatan.
5. Dapat menjelaskan dan memahami pengobatan baik farmakologi dan non
farmakologi untuk Prematuritas
6. Dapat membuat asuhan keperawatan ibu hamil dengan Prematuritas secara
komprehensif.
vi
BAB 2. KONSEP TEORI
2.1 Definisi
Sumber : Alomedika.com
7
dari 37 minggu dan berat badan lebih rendah dari nilai normal sekalipun
umur ibu cukup.
8
b. Plasenta previa
1. Gangguan Metabolik
a. Hipotermia
Dapat terjadi karena lemak tubuh bayi sedikit dan organ pengatur
suhu tubuh belum matang
b. Hipoglikemia
Kadar glukosa serum rendah kurang lebih 45 mg/dL. Gula darah
berfungsi sebagai pembawa oksigen ke otak apabila glukosa
kurang sel saraf di otak akan mati dan mempengaruhi terhadap
kecerdasan bayi
c. Hiperglikemia
Kondisi ini terjadi saat glukosa berlebihan pada bayi lahir sangat
premature
d. Masalah Pemberian ASI
Orang pada bayi imatur dan ukuran tubuh bayi kecil, keadaannya
lemah karena kurang energy tidak dapat menhisap ASI karena
lambungnya yg kecil.
2. Gangguan Imunitas
a. Gangguan IMunulogik
Keadaan prematur membuat bayi belum siap membentuk antibody
dan daya fagositosit sehingga daya tahan tubuh lemah dalam
menghadapi reaksi infeksi
b. Kejang saat dilahirkan
Keadaan ini terjadi karena terdapat infeksi sebelum lahir dan
pendarahan intracranial akibat vitamin B6 yang dimakan ibu.
c. Icterus
Bayi berwana kuning karena kadar bilirubin yang tinggi
9
3. Gangguan Pernafasan
a. Sindroma gangguan pernafasan
Perkembangan pada bayi yang imatur membuat system pernafsan
menjadi tidak adekuat dalam menghadapi jumlah surfaktan pada
paru-paru bayi.
b. Asfiksia
Proses adaptasi bayi premature terhadap pernafasan waktu lahir
akan mengalami asfiksia dan membutuhkan resusutasi
c. Apneu periodic
Karena susunan saraf pusat dan organ bayi imatur memnyebabkan
bayi berhenti nafas
d. Organ paru belum berkembang
Keadaan ini membuat bayi mengalami sesak nafas atau asfiksia
e. Retrolental fibroplasa
Keadaan ini disebabkan karena bayi mengalami gangguan okesigen
yang berlebih, jerjadi pada bayi yang berat badannya kurang dari
2000 gram dan mendapatkan oksigen tinggi lebih dari 40%
4. Gangguan system peredaran darah
a. Masalah perdarahan
Perdarahan terjadi karena kekurangan faktor pembekuan darah
b. Anemia
Keadaan ini dapat terjadi lebih dini karena supresi eritropoesis
pasca lahir, zat besi janin sedikit, dan besarnya volume darah yang
menyebabkan perembuhan lebih cepat
c. Gangguan jantung
Paten ductus ateriosus (PDA) gangguan ini sering terjadi pada bayi
premaur yang menetap sampai usia bayi 3 hari. Dan defek septum
ventrikel karena berat badan bayi kurang dari 2500 gram dan usia
kehamilan kurang dari 34 minggu
d. Gangguan otak
10
Pendarahan pada otak dapat menyebabkan masalah neurologis
sehingga tidak mampu mengendalikan otot, keterlambatan
perkembangan, dan kejang.
5. Gangguan elektrolit dan cairan
a. Gangguan eliminasi
Dapat terjadi edema atau asidosis metabolic karena organ ginjal
beum matang sempurna sehingga kemampuan membuang sisa
metabolism dan produksi urin sedikit
b. Distensi abdomen
Terjadi karena usus bayi belum matang sempurna sehingga waktu
pengosongan lambung bertambah, mencerna lemah cara kerja
mengabsorbsi lemak, vitamin, laktosa, mineral tertentu tidak
berfungsi dengan baik
c. Gangguan pencernaan
Saluran cerna imatur sehingga penyerapan nutrisi lemah
mengakibatkan pengosongan lambung menjadi berkurang dan bayi
mudah kembung karena atresia ileum, mega colon, dan stenosis
anorektal
2.3 Tanda dan Gejala
Menurut Rukiyah dan Yulianti tahun 2012 telah memaparkan
bahwa ada beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada bayi
prematur, yaitu:
a. Usia kehamilan dari ibu sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b. Berat badan bayi sama dengan atau kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan bayi sama dengan atau kurang dari 46 cm
d. Lingkar kepala bayi sama dengan atau kurang dari 33 cm
e. Lingkar dada bayi sama dengan atau kurang dari 30 cm
f. Rambut lanugo (rambut halus) masih banyak
g. Jaringan dari subkutan tipis
h. Bagian tulang rawan daun telinga belum sempurna
i. Telapak kaki halus dan tumit menghilap
11
j. Bagian genetalia masih belum sempurna labia minora belum tertutup
oleh labia mayora dan klitoris menonjol9 bayi perempuan). Testis
belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum
kurang (bayi laki-laki).
k. Tonus otot pada bayi masih lemah sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya lemah.
l. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
m. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih belum sempurna.
n. Vernix caseosa (substansi lemak yang berasal dari kelenjar minyak)
tidak ada atau sedikit bila ada.
2.4 Patofisiologi
Kelahiran bayi prematur sering sekali terjadi karena banyak faktor
pendukung yang menyebabkan terjadinya kelahiran premature seperti ibu
yang menderita anemia, kelelahan, usia ibu dan status gizi ibu yang buruk.
Faktor ekonomi yang rendah dapat menjadi awal mula terjadinya kasus
premature karena saat ibu sedang hamil kurang mendapatkan asupan gizi
yang baik dan seimbang. Apabila usia ibu yang tidak cukup dewasa dan
gizi ibu kurang baik otomatis akan membuat janin di dalam perut
kekurangan asupan nutrisi saat melahirkanpun ibu belum cukup siap Hal
tersebut bisa menjadi faktor utama terjadinya kelahiran premature pada
bayi. Selain itu bayi premature akan mengalami imaturitas pada
pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya tidak bisa mengasilkan kalori
dari peningkatan metabolism, hal tersebut terjadi karena bayi saat
dilahirkan respon menggigil bayi kurang atau tidak ada sehingga tidak
menambah aktivitas dari bayi. Imaturitas pada struktur anatomi dan
fisiologi serta fungsi biokimianya belum bisa bekerja seperti bayi normal
pada umumnya. Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap bayi dalam
mengatur dan mempertahankan suhu tubuh di badannya dalam batas
normal (Surasmi, dkk. 2003)
12
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada bayi prematur antara
lain yaitu Menurut Nurarif & Kusuma (2015):
1. Pemeriksaan skor Ballard
Sumber : academia.edu
Pemeriksaan skor Ballard paling adalah metode yang sering di
gunakan kareana sangat berguna untuk dapat mementukan usia gestasi
dengan menilai maturitas fisik dan neuromuskularitas, penilaian pada
maturitas fisik dapat dilakukan pada pasca stabilisasi meliputi :
a. Karakteristik kulit (skor -1 hingga 5)
b. Lanugo (skor -1 hingga 4)
c. Garis plantar (skor -2 hingga 4)
d. Payudara (skor -1 hingga 4)
e. Mata / telinga (skor -2 hingga 4)
f. Genitalia (skor -1 hingga 4)
1. Postur
2. Sudut pergelangan tangan
3. Arm recoil
4. Sudut popliteal
5. Tanda scraf
13
6. Heel-to-ear
2. Shake test atau tes kocok
Tes ini sangat di anjurkan untuk bayi kurang bulan dengan
menggunakan cairan lambung bayi baru lahir dan etanol 96% agar
dapat mengetahui kematangan organ paru dan kemampuan paru-paru
untuk memproduksi subfaktan
3. Lumbal Pungsi (LP)
Sumber : repository.usu.ac.id
Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis
bayi premature apabila mengalami indeksi pada system saraf pusat,
pemeriksaan ini di rekomendasikan pada bayi yang memiliki gejala
klinis mendandakan sepsis, bayi dengan pemberian antimikroba yang
tidak menunjukan perubahan klinis
4. Pemeriksaan darah lengkap
Sumber : alodokter.com
14
Bayi yang lahir premature sering sekali mengalami anemia yang
diakibatkan eritropoiesis fetus belum sempurna, perdahan,
pengambilan darah, hemolisi atau kadar eritripoietin sedikit.
Pemeriksaan darah lengkap pada bayi premature dapat meunjukkan
anemia sehingga sangat membantu dalam menentukan kebutuhan
tranfusi darah untuk bayi.
5. Pemantauan Glukosa darah
Sumber : hallosehat.com
Bayi premature sering mengalami kondisi hipoglikemia yitu kadar
gula dara rendah atau hiperglikemia yaitu kadar gula darah tinggi,
sehingga di perlukan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah
secara rutin 2 jam pertama pasca bayi lahir sampai pemberian nutrisi
stabil dan glukosa darah menjadi normal
6. Foto dada atau babygram
Sumber : WordPress.com
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan radiograf dari thorak hingga
symphisis pubis dan dianjurkan untuk bayi baru lahir dengan usia
15
kehamilan kurang bulan, di lakukan pada umur 8 jam atau dapat
diperkirankan terjadi sindrom gawat nafas
16
2.7 Pathway
Prematuritas
Kehilangan panas
Ketidakefektifan
Malnutrisi Hipoglikemia
Termogulasi
Penyakit membran hialin Insuf pernafasan Pertumbuhan dinding dada dan Paru
vaskuler paru belum sempurna
Ketidakefektifan Pola Nafas
17
2.8 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori
1. Pengkajian
18
10. Pola eliminasi : Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK
dan BAB, berkaitan dengan obesitas atau tidak.
11. Pola istirahat : Untuk mengetahui hambatan ibu yang mungkin
muncul jika didapat data yang senjang tentang pemenuhan
istirahat.
12. Personal hygiene : Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan,
sangat penting agar tidak terkena infeksi.
13. Psikologi budaya : Untuk mengetahui apakah ibu ada pantang
makanan dan kebiasaan selama hamil yang tidak diperbolehkan
dalam adat masyarakat setempat.
1. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan dengan pemeriksaan APGAR
pada menit pertama ke 5 dan 10.
2. Pemeriksaan umum
Pemeriksa umum dilakukan dengan mengukura keseluruhan,
kepala, badan, ekstremitas, tonus otot, tingkat aktivitas, warna
kulit dan bibir tangis bayi.
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Laju nafas 40-60 kali per menit, periksa kesulitan bernapas
b. Laju jantung 120-160 kali per menit.
c. Suhu normal 36,5C.
4. Pemeriksaan fisik sistematis menurut Indrayani dan Moudy
(2013) :
a. Kepala :
Ukuran kepala biasanya lebih besar dari badan. Pemeriksaan
kepala, ubun-ubun (raba adanya cekungan atau cairan dalam
ubun-ubun), sutura (pada perabaan sutura masih terbuka),
19
molase, periksa hubungan dalam letak dengan mata dan
kepala. Ukur lingkar kepala dimulai dari lingkar skdipito
sampai frontal.
b. Mata :
Mata bayi pada bayi prrematuritas masih rapat. Sehingga
buka mata bayi dan lihat apakah ada tanda-tanda infeksi atau
pus. Bersihkan kedua mata bayi dengan lidi kapas DTT.
c. Telinga :
Daun telinga pada bayi prematuritas masih lembek dan tipis
d. Hidung dan mulut :
Periksa bibir dan langitan sumbing, refleks hisap, dinilai saat
bayi menyusui.
e. Leher :
Pada bayi prematuritas dilakukan pemeriksaan terkait
adanya pembesaran kelenjar thyroid.
f. Dada :
Pada bayi prematuritas dilakukan pemeriksaan terkait bunyi
nafas dan detak jantung. Lihat adakah tarikan dinding dada
dan lihat puting susu (simetris atau tidak). Pada bayi
prematuritas otot payudara belum berkembang
g. Abdomen :
Palpasi perut apakah terdapat kelainan dan keadaan tali
pusat. Biasanya perut pada bayi premature ukuran
lambungnya kecil
h. Genetalia :
Untuk laki-laki periksa apakah testis sudah turun kedalam
skrotum. Untuk perempuan periksa labia mayor dan minor
apakah vagina berlubang dan uretra berlubang. Biasanya pd
bayi premature untuk bayi laki-laki testis belum turun,
scrotum kecil dan lipatannya sedikit, sedangkan perempuan
labia minora lebih menonjol daripada labia mayora
20
i. Punggung :
Pada bayi premtur untuk mengetahui keadaan tulang
belakang lakukan pemeriksaan pada reflek di punggung
dengan cara menggoreskan jari kita di punggung bayi, bayi
akan mengikuti gerakan dari doresan jari kita.
j. Anus :
Pada bayi prematuritas anus bayi belum terbentuk sempurna
sehingga dilakukan pemeriksaan pada lubang anus bayi.
k. Ekstremitas :
Pada bayi prematuritas bias any dilakukan pemeriksaan
dengan menghitung jumlah jari tangan bayi dan jumlah jari
kaki.
l. Kulit :
Lihat warna kulit dan bibir setra tanda lahir. Biasanya pada
bayi premature kulit tipis, keriput, terang dan berwarna
merah muda (transparan dan tembus cahaya).
m. Kuku
Kuku pada bayi premature pendek terlihat garis telapak kaki
dan tangan
5. Pemeriksaan Persistem
a. System Pernafasan
Pada bayi prematuritas otot-otot pernapasan susah untuk
berkembang, dinding dada tidak stabil, terjadi penurunan
produksi surfaktan, selain itu pernafasan tidak teratur dengan
periode apnea dan cyanosis, dan gag reflek dan batuk
mengalami penurunan
b. System Pencernaan
Pada bayi premature periks ukuran lambung biasanya ukuran
Lambung Kecil, terjadi penurunan fungsi enzim,
berkurangnya garam empedu, kekurangan glukosa, terjadi
21
keterbatasan melepas insulin, menurunnya reflek menghisap
dan menelan.
c. Sistem pada Hati/Liver
Terjadi ketidakmampuan mengkonyugasi bill, terjadi
enurunan Hb setelah lahir
d. System Ginjal
Pada bayi premature ekskresi sodium meningkat,
ketidakmampuan mengkonsentrasi dan mengeluarkan urin
menurun, didapatkan Jumlah tubulus glomerulus tidak
seimbang untuk protein, asam amino dan sodium
e. System syaraf
Pada bayi premature respon untuk stimulasi lambat, reflek
batuk lemah, organ pada pusat kontrol pernafasan, suhu dan
vital lain belum berkembang.
2. Diagnosa keperawatan
22
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi ditandai dengan pola nafas tidak normal dan nafas
cuping hidung.
5. Hipotermia berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen
ditandai dengan bayi tampak pucat, sianosis, dan hipoksia.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Intervensi keperawatan merupakan suatu susunan
rencana tindakan keperawatan yang disusun oleh perawat dengan
tujuan untuk memudahkan perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan guna untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Intervensi keperawatan dengan masalah ketidakefektifan bersih jalan
napas menurut Nurarif & kusuma, 2015 dalam buku Nursing
Intervetion Classification (NIC) 2.3.4 Implementasi Keperawatan :
Merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi meliputi kegiatan
yaitu validasi, rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana,
memberikan askep dalam pengumpulan data, serta melaksanakan
adusa dokter dan ketentuan RS (wijaya & Putri, 2013).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada pasien berkaitan dengan
intervensi yang telah direncanakan. Implementasi keperawatan
merupakan tindakan yang telah direncanakan yang bertujuan untuk
mencapai kriteria hasil yang diharapkan yang dibuat untuk mencapai
kesejahteraan klien. Implementasi keperawatan dilakukan setelah
intervensi keperawatan tersusun dengan tujuan untuk mencapai kriteria
hasil yang diharapkan. Rencana tindakan harus dibuat secara khusus
yang berkaitan dengan masalah keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan berkaitan dengan pengamatan terkait data
subjektif, objektif, assessment, planning atau perencanaan yang dicatat
oleh perawat pada catatan perkembangan pasien dan segera ditulis
23
setelah dilakukan asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil evaluasi,
perawat dapat mengetahui apakah kriteria hasil yang diharapkan sudah
tercapai, tercapai sebagian, atau perlu menghentikan perencanaan dan
perlu adanya perencanaan lain.
Evaluasi Keperawatan Merupakan tahap akhir dan suatu proses
keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan
(wijaya & Putri, 2013).
24
25
BAB 3. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Tanggal 27 Juni 2019 pukul 11.00 WIB, Ny. M usia 17 tahun, Ny.M
melahirkan seorang bayi di ruang bersalin RSD dr. Soetomo lahir melalui SC atas
indikasi ibu dengan impending eklampsia. Bayi yang dilahirkan dengan jenis
kelamin perempuan, berat badan lahir 1240 gram, PB 33 cm, kondisi gawat janin
dimana DJJ bayi < 100 x/menit. Lahir pada usia getasi 28 minggu. Saat diruang
perinatologi, bayi mengalami sesak, warna kulit bayi pucat saat diraba dingin,
sianosis pada ekstremitas atas dan bawah, imaturitas neurologis, suhu 35.7oC,
frekuensi nafas 64 x/menit, N : 130 x/menit, terdapat cuping hidung, pemeriksaan
skor nyeri didpatkan skor 10. Bayi ditempatkan di infant warmer. Seminggu
sebelum Ny. M melahirkan pada tanggal 20 Juni 2020 Ny. M mendatangi
puskesmas di daerah Surabaya untuk mengecek kandungannya dikarenakan Ny.
M merasa aneh di bagian perutnya dan mengatakan bahwa Ny. M selama hamil
asupan gizi dan nutrisinya kurang terpenuhi dikarenakan ekonomi yang rendah
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identifikasi Klien
Nama : An. Ny. M
Usia kandungan : 28 minggu
Tanggal MRS : 27 Juni 2019 pukul 11. 00 WIB
b. Keluhan Utama : Berat badan bayi 1240
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
- Pukul 11.00 WIB, seorang bayi peremuan (An. Ny Y) di ruang
bersalin RSD. dr. Soetomo secara SC
- Saat dilahirkan berat badan bayi kurang dari 2500 gr
d. Riwayat Penyakit Dahulu : -
2. Pemeriksaan Fisik
26
a. Kondisi bayi setelah dilahirkan, meliputi :
- BB lahir : 1240 gram
- PB lahir : 33 cm
- TTV :
Suhu 35.7oC
RR 64x/menit
N : 130 x/menit
b. Bayi saat ini ditempatkan di infant warmer
3. Head to toe
a. Kepala
Kepala bayi terlihat lebih besar dari pada badan, tulang tengkorak
teraba lunak
b. Wajah
Wajah terlihat simetris, terlihat sianosis.
c. Mata
Jumlah mata lengkap, posisi simetris, mata berdempetan, terdapat
sekret pada kelopak mata.
d. Hidung
Napas cuping hidung.
e. Mulut
Simetris, tak ada bercak putih pada gusi, reflek hisap lemah.
f. Telinga
Jumlah telinga lengkap, tipis dan lembek
g. Leher
Panjang leher pendek, tidak terdapat lipatan kulit berlebih
h. Tangan
Jumlah tangan lengkap, kulit tangan tipis
i. Dada
Frekuensi napas 64x/menit, retraksi dada
j. Abdomen
27
Ukuran lambung kecil
k. Kulit dan Kuku
Kulit terlihat lembek, kuku jari belum sampai pada ujung jari, akral
dingin
l. Genitalia
Bayi laki-laki testis belum turun, bayi perempuan labia minora
lebih menonjol
m. Anus dan rectum
Anus tidak terbentuk sempurna
n. Tungkai
Panjang tungkai simetris, kurang dapat bergerak bebas
4. Sistem tubuh
a. Sistem Pernapasan
Bayi mengalami sesak napas ditandai dengan RR 64kali/menit.
Otot-otot pernafasan susah berkembang, dinding dada tidak stabil,
pernafasan tidak teratur
b. Sistem Pencernaan
Ukuran lambung kecil, reflek menghisap dan menelan lemah
c. Sistem Syaraf
Respon stimulasi lambat, pusat control suhu, pernafasan dan vital
belum berkembang
d. Sistem Ginjal
Menurunnya kemapuan mengkonsentrasi dan mengeluarkan urin
e. System Reproduksi
Labia minora lebih besar dari pada labia mayora dan kritoris
menonjol
6. Pemeriksaan Penunjang
a. pemeriksaan laboratorium
- Hb 16,4gr/dl
28
- Leukosit 13,21
- IT ratio 0,006
- CRP 0,4mg/L
- albumin 3,54 g/dl/
Analisis Data
Hari / Masalah
No. Data Etiologi Paraf
Tanggal Keperawatan
1. Senin/ 27 DS : Kesulitan Ketidakseimban Ns. I
Juni 2019 a. Ny. M ekonomi gan Nutrisi
mengatakan Kurang dari
bahwa Kebutuhan Kebutuhan
asupan gizi nutrisi ibu saat Tubuh
dan nutrisi hamil tidak
saat hamil terpenuhi
kurang
terpenuhi Bayi lahir
dikarenakan premature
ekonomi
yang rendah Berat badan bayi
dibawah berat
DO : badan ideal
a. BB bayi (1240 gram)
1240 gram
b. Kulit bayi Ketidakseimba
lembek ngan Nutrisi
c. Tugor kulit Kurang dari
lambat Kebutuhan
Tubuh
2. 27 Juni DS: Bayi lahir Ketidakefektifan Ns. I
2019 a. - premature Pola Nafas
DO: Berat badan bayi
29
a. Pernafasan dibawah berat
cuping badan ideal
hidung (1240 gram)
b. Sianosis
(kebiruan) Sistem
c. Kesadaran pernafasan
menurun imaturitas
d. Pola nafas
cepat 64 kali/ Pernafasan
menit cuping hidung
Ketidakefektifa
n Pola Nafas
3. 27 Mei DS : Usia Ekstream Ketidakefektifan Ns. Y
2019 a. Ny. M Termogulasi
mengatakan Bayi lahir
bahwa premature
asupan gizi
dan nutrisi Berat badan bayi
saat hamil dibawah berat
kurang badan ideal
terpenuhi (1240 gram)
dikarenakan
ekonomi Fruktuasi suhu
yang rendah lingkungan
a.
DO : Penurunan suhu
a. Penurunan tubuh
30
suhu tubuh
(35,7 C) Kulit dingin dan
b. Berat badan pucat
ekstrem
(1240 gram) Ketidakefektifa
c. Usia n Termogulasi
ekstream (28
minggu)
d. Kulit dingin
e. Kulit pucat
31
32
3.3 Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO. NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor Nutrisi
Nutrisi : Kurang dari 1x24 jam diharapkan Ketidakseimbangan Nutrisi a. Tentukan faktor-faktor yang mempengaruhi asupan
Kebutuhan Tubuh Kurang dari Kebutuhan Tubuh dapat nutrisi
ditingkatkan dengan kriteria hasil: b. Monitor turgor kulit dan mobilitas
1. Status Nutrisi Bayi c. Timbang berat badan pasien
a. Intake nutrisi dipertahankan pada skala 1 d. Lakukan pengukuran antropometrik pada
(Tidak Adekuat) ditingkatkan ke skala 4 komposisi tubuh (misalnya, indeks masa tubuh,
(sebagian besar adekuat) pengukuran pinggang, dan lipatan kulit)
b. Intake vitamin dipertahankan pada skala 1 e. Lakukan pemeriksaan laboratorium, monitor
(Tidak Adekuat) ditingkatkan ke skala 4 hasilnya (misalnya, serum albumin, Hb, Ht, hitung
(sebagian besar adekuat) limfosit total, dan nilai elektrolit)
f. Lakukan evaluasi kemampuan menelan (misalnya
mulut, otot-otot lidah, reflek menelan, dan reflek
gag)
2. Perawatan Bayi
a. Monitor intake dan output
33
b. Monitor berat dan panjang bayi
c. Monitor bayi terkait dengan adanya tanda-tanda
nyeri
d. Infomasikan orang tua mengenai kondisi bayi
e. Jaga rutinitas harian bayi selama dirawat, bila
memungkinkan
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Manajemen Jalan Nafas
Pola Nafas 1x24 jam diharapkan Ketidakefektifan Pola a. Monitor status pernafasan dan oksigenasi
Nafas dapat ditingkatkan dengan kriteria hasil : sebagaimana mestiya
1. Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas b. Auskultasi suara nafas, catat area yang
a. Frekuensi Pernafasan dipetahankan pada ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya
skala 2 (cukup) ditingkatkan ke skala 4 suara tambahan
(ringan) c. Posisikan untuk meringkan sesak nafas
b. Pernafasan Cuping Hidung dipetahankan d. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan
pada skala 2 (cukup) ditingkatkan ke keseimbangan cairan
skala 4 (ringan) 2. Monitor Pernafasan
2. Status Pernafasan : Pertukaran Gas a. Monitor secara ketat pasien yang beriso tinggi
a. Sianosis dipetahankan pada skala 2 mengalami gangguan respirasi misalnya bayi
(cukup) ditingkatkan ke skala 4 (ringan) baru lahir
34
b. Gangguan Kesadaran dipetahankan pada b. Monitor pola nafas
skala 2 (cukup) ditingkatkan ke skala 4 c. Monitor kecepatan irama, kedalaman, dan
(ringan) kesulitan bernafas
d. Monitor suara nafas tambahan sepeprti ngorok
atau mengi
e. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Perawatan bayi : Prematur
Termogulasi 1x24 jam diharapkan Ketidakefektifan a. Monitor stimulus seperti cahaya, suara
Termogulasi dapat ditigkatkan dengan kriteria dilingkungan bayi dan turunkan jika
hasil: memungkinkan
1. Termogulasi : Baru Lahir b. Posisiskan inkubator jauh dari sumber kebisingan
a. Hipotermia dipetahankan pada skala 2 c. Tutup mata bayi saat menggunakan cahaya
(banyak terganggu) ditingkatkan ke skala dengan lampu berdaya tinggi
5 (tidak terganggu) d. Sokong tubuh bayi untuk menjaga posisi dan
b. Nafas tidak teratur dipetahankan pada mencegah perubahan bentuk
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan e. Ganti posisi bayi secara berkala
ke skala 4 (sedikit terganggu) f. Informasikna kepada orangtua mengenai
c. Suhu tidak stabil dipetahankan pada pertimbanagan perkembangan bayi premature
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan 2. Pengaturan Suhu
35
ke skala 5 (tidak terganggu) a. Monitor suhu bayi baru lahir sampai stabil
d. Nafas tidak teratur dipetahankan pada b. Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi sesuai
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan kebutuhan
ke skala 4 (sedikit terganggu) c. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala
hipotermia
d. Selimuti bayi berat badan lahir rendah dengan
selimut berbahan dalam plastik
e. Tempatkan bayi baru lahir dibawah penghangat
jika diperlukan
f. Diskusikan pentingnya termogulasi kepada
keluarga
36
NO Dx HARI/TGL/ PARAF &
NO IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
KEP JAM NAMA
1. 000002 Senin/27 1. Monitor Nutrisi 1. Monitor Nutrisi Ns. I
Juni 2019/ a. Menentukan faktor-faktor yang a. Telah diketahui faktor-faktor yang
11.30 WIB mempengaruhi asupan nutrisi memopengaruhi asupan gizi
b. Memonitor turgor kulit dan mobilitas b. Turgor kulit masih lambat
c. Menimbang berat badan bayi c. Saat di lakukan penimbangan
d. Melakukan pengukuran antropometrik berat badan bayi masih dibawah
pada komposisi tubuh (misalnya, indeks rentan berat badan bayi ideal
masa tubuh, pengukuran pinggang, dan d. Saat di lakukan pengukuran
lipatan kulit) pinggang bayi sangat kecil
e. Melakukan pemeriksaan laboratorium, e. Pihak laboratorium sangat
monitor hasilnya (misalnya, serum kooperatif dalam bekerjasama
albumin, Hb, Ht, hitung limfosit total, f. Bayi masih sangat lemah dalam
dan nilai elektrolit) reflek menelan atau menghisap
f. Melakukan evaluasi kemampuan 2. Perawatan bayi
menelan dan menghisap a. Bayi belum bisa menerima apapun
2. Perawatan Bayi dalam tubuhnya
a. Mememonitor intake dan output b. Berat badan bayi tetap dibawah
37
b. Memonitor berat dan panjang bayi rentan nilai ideal
c. Memonitor bayi terkait dengan adanya c. Bayi terlihat tenang saat perawat
tanda-tanda nyeri memonitor tanda-tanda nyeri
d. Meninfomasikan orang tua mengenai d. Orangtua mampu menerima
kondisi bayi informasi yang disampaikan perawat
e. Menjaga rutinitas harian bayi selama tentang kondisi bayinya
dirawat, bila memungkinkan e. Rutinitas harian bayi teta dilakukan
2. 000032 Senin/27 1. Manajemen Jalan Nafas 1. Manajemen Jalan Nafas Ns. Y
Juni 2019/ a. Memonitor status pernafasan dan a. Saat di monitor status pernafsan
12.30 WIB oksigenasi sebagaimana mestiya bayi terlihat susah dalam bernafas
b. Mengauskultasi suara nafas, catat area b. Saat dilakukan asukultasi suara
yang ventilasinya menurun atau tidak ada nafas tidak terdapat suara
dan adanya suara tambahan tambahan
c. Membuka jalan nafas dengan teknik c. Bayi terlihat lebih nyaman
sebagimana mestinya d. Saat dibukakan jalan nafas bayi
d. Memposisikan untuk meringakan sesak mampu bernafas
nafas e. Saat diberi cairan belum terlihat
e. Meregulasi asupan cairan untuk reaksi dari mengoptimalkan
mengoptimalkan keseimbangan cairan keseimbangan cairan
38
2. Monitor Pernafasan 2. Monitor Pernafasan
a. Memonitor secara ketat pasien yang a. Setelah di monitor bayi terlihat
berisiko tinggi mengalami gangguan mengalami gangguan pada
respirasi misalnya bayi baru lahir system respirasinya
b. Memonitor pola nafas b. Saat memonitor pola nafas bayi
c. Memonitor kecepatan irama, kedalaman, terganggu
dan kesulitan bernafas c. Saat memonitor irama nafas bayi
d. Memonitor suara nafas tambahan sepeprti terlihat iramanya cepat
ngorok atau mengi d. Saat dimonitor suara nafas tidak
e. Memberikan bantuan terapi nafas jika terdapat suara tambahan
diperlukan e. Bayi terlihat lebih nyaman saat
diberikan bantu terapi nafas
3 00008 Senin/27 1. Perawatan Bayi : Prematur 1. Perawatan bayi : Prematur Ns. Y
Juni 2019/ a. Memonitor stimulus seperti cahaya, suara a. Bayi tampak tenang saat di
13.30 WIB dilingkungan bayi dan turunkan jika berikan stimulus cahaya
memungkinkan b. Bayi terlihat tenang karena tidak
b. Memposisiskan inkubator jauh dari ada kebisingan
sumber kebisingan c. Bayi Nampak tak nyaman saat
c. Menutup mata bayi saat menggunakan matanya ditutup
39
cahaya dengan lampu berdaya tinggi d. Saat tubuh bayi disokong bayi
d. Menyokong tubuh bayi untuk menjaga tidak menangis
posisi dan mencegah perubahan bentuk e. Bayi terlihat lebih nyaman saat
e. Mengganti posisi bayi secara berkala posisinya diganti secara berkala
f. Meginformasikan kepada orangtua f. Orangtua mampu menerima
mengenai pertimbanagan perkembangan informasi dengan baik tentang
bayi premature perkembangan pada bayi
2. Pengaturan Suhu premature
a. Memonitor suhu bayi baru lahir sampai 2. Pengaturan Suhu
stabil a. Saat dilakukan monitor suhu bayi
b. Memonitor tekanan darah, nadi, dan belum stabil
respirasi sesuai kebutuhan b. Saat memonitor ttv bayi terlihat
c. Memonitor dan laporkan adanya tanda dan tenang
gejala hipotermia c. Saat dilakukan monitor tanda
d. Menyelimuti bayi berat badan lahir rendah gejala hipotermia badan bayi
dengan selimut berbahan dalam plastik dingin
e. Menempatkan bayi baru lahir dibawah d. Bayi terlihat lebih nyaman saat
penghangat jika diperlukan diberikan selimut
f. Mendiskusikan pentingnya termogulasi e. Bayi merasa lebih nyaman saat
40
kepada keluarga diberikan penghangat
f. Keluarga mampu bediskusi
dengan baik mengenai pentingnya
termogulasi
41
3.5 Evaluasi Keperawatan
42
g. Intake vitamin dipertahankan
pada skala 1 (Tidak Adekuat)
ditingkatkan ke skala 4
(sebagian besar adekuat)
P: Kesimpulan
A P
1. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
2. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
2. Senin, S:Data Subyektif: - Ns. I
27 Juni O:Data Objektif:
2019 - Pernafasan cuping hidung
- Sianosis (kebiruan)
- Kesadaran menurun
- Pola nafas cepat 64 kali/ menit
A:
Indikator Skor yang Ingin Dicapai Skor Saat Ini
(yang tercapai)
Ketidakefektifan Pola Nafas
a. Frekuensi Pernafasan 1. Skala 4 (ringan) 1. Skala 3 (cukup)
dipetahankan pada skala 2. Skala 4 (ringan) 2. Skala 2 (berat)
43
2 (cukup) ditingkatkan 3. Skala 4 (ringan) 3. Skala 3 (cukup)
ke skala 4 (ringan) 4. Skala 4 (ringan) 4. Skala 2 (berat)
b. Pernafasan Cuping
Hidung dipetahankan
pada skala 2 (cukup)
ditingkatkan ke skala 4
(ringan)
c. Sianosis dipetahankan
pada skala 2 (cukup)
ditingkatkan ke skala 4
(ringan)
d. Gangguan Kesadaran
dipetahankan pada skala
2 (cukup) ditingkatkan
ke skala 4 (ringan)
P: Kesimpulan
A P
1. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
2. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
3. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
44
4. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
3. Senin, S: Data Subyektif: Ns. I
27 Juni - Ny. M mengatakan bahwa asupan gizi dan nutrisi saat hamil kurang terpenuhi
2019 dikarenakan ekonomi yang rendah
O: Data Objektif:
- Penurunan suhu tubuh (35,7 C)
- Berat badan ekstrem (1240 gram)
- Usia ekstream (28 minggu)
- Kulit dingin
- Kulit pucat
A:
Indikator Skor yang Ingin Dicapai Skor Saat Ini
(yang tercapai)
Ketidakefektifan Termogulasi
1. Hipotermia dipetahankan pada 1. Skala 5 (tidak terganggu) 1. Skala 5 (tidak
skala 2 (banyak terganggu) 2. Skala 4 (tidak terganggu) terganggu)
ditingkatkan ke skala 5 (tidak 3. Skala 5 (tidak terganggu) 2. Skala 4 (sedikit
terganggu) 4. Skala 4 (sedikit terganggu)
2. Nafas tidak teratur terganggu) 3. Skala 4 (sedikit
dipetahankan pada skala 2 terganggu)
45
(banyak terganggu) 4. Skala 3 (cukup
ditingkatkan ke skala 4 (sedikit terganggu)
terganggu)
3. Suhu tidak stabil dipetahankan
pada skala 2 (banyak
terganggu) ditingkatkan ke
skala 5 (tidak terganggu)
4. Nafas tidak teratur
dipetahankan pada skala 2
(banyak terganggu)
ditingkatkan ke skala 4 (sedikit
terganggu)
P: Kesimpulan
A P
1. Masalah telah teratasi Hentikan perencanaan
2. Masalah telah teratasi Hentikan perencanaan
3. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
4. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
46
47
BAB 4. ANALISIS JURNAL
48
baik, bayi lebih nyaman saat menyusu, dapat
meningkatkan saturasi oksigen, menurunkan apnu dan
brakikardi, dapat meningkatkan kemampuan menghisap,
dapat memperbaiki fungsi fisiologis dan mengurangi rasa
nyeri pada bayi.
Kekurangan Penelitian ini hanya merekomendasikan music atau
nyanyian nina bobo saja, tidak ada referensi music lain
yang bisa digunakan untuk memberikan interfensi terapi
music kepada bayi. Hal tersebut di khawatirkan membuat
ibu merasa bosan, dan sampai saat ini belum ada
ppenelitian yang menyebutkan tentang efek samping dari
terapi ini.
Kesesuaian di Intervensi terapi music pada bayi premature sangat sesuai
Indonesia jika di terapkan di berbagai daerah di Indonesia. pemberian
intervensi terapi musik “nina bobo” bisa diterapkan untuk
asuhan keperawatan bayi prematur yang mendapatkan
perawatan di NICU khususnya untuk bayi dengan masalah
sindrom distress di sistem pernafasan dan memiliki gangguan
intake nutrisi. Terapi ini adalah terapi yang aman karena tanpa
efek samping dan mudah untuk di lakukan. Sehingga hal
tersebut dapat menjadi terapi yang memperkaya kontribusi
peran perawat dalam memperbaiki pelayanan kesehatan pada
anak di Indonesia.
49
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah hasil dari uraian yang telah diuraikan tentang asuhan
keperawatan pada bayi dengan Prematuritas, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan berat badan bayi dibawah rentan nilai normal. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x24jam diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi. Namun bayi masih sangat lemah dalam reflek menelan dan
menhisap sehingga perawat dan keluarga di harpakan mampu bekejasama
dengan baik agar bayi dapat meneirma asupan nutrisi yang baik
2. Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan sistem pernafasan
imaturitas. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pola nafas klien dapat teratasi, dan sebagian intervensi belum
bisa tercapai sehingga perawat akan terus berusaha untuk membantu
memberikan asuhan keperawatan yang berhubungan dengan pola nafas
bayi.
3. Ketidakefektifan Termogulasi berhubungan dengan penurunan suhu tubuh.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu
dingin tubuh klien dapat teratasi, dan sebagian intervensi sudah tercapai
bayi merasa lebih nyaman suhu bayi kembali normal dan bayi merasa
hangat.
4. Beberapa tindakan mandiri perawat pada bayi dengan diagnosa
Prematuritas menganjurkan orang tua untuk tetap memperhatikan intake
seimbang yaitu dengan cara memberikan asupan nutrisi cukup.
Pelaksanaan asuhan keperawatan akan sangat berpengaruh besar pada bayi
untuk itu kerja sama antara perawat, pasien dan keluarga sangat diperlukan
5. Pada akhir evaluasi terdapat intervennsi yang belum tercapai karena
kondisi bayi yang cukup lemah sehingga di haruskan melanjutkan
intervensi.
50
5.2 Saran
Setelah membaca makalah yang telah penulis susun di harapkan pembaca bisa
menambah referensi dari makalah penulis lainnya, karena penulis dalam
penyusunan makalah pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini akan tetapi minimnya pengetahuan penulis sehingga
tidak dapat dipungkiri apabila dalam penyusunan makalah yang telah disusun
kurang sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. 2015. Pengaturan Posisi Tidur Bayi Berat Lahir Rendah Dapat
Menurunkan Kejadian Intoleransi Pemberian Minum Enteral
Nurscope.Jurnal Keperawatan Pemikiran Ilmiah. 4 (2). 10-17
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochterman dan C. M. Wargner. 2016.
Nursing Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. New York:
Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan R. D. Tumanggor. 2016.
Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia.
Singapura: Elsevier Singapore Pte Ltd.
Efendi, D. Tane, R. 2019. THE EFFECTS OF MUSIC THERAPY ON VITAL
SIGNS, FEEDING, AND SLEEP IN PREMATURE INFANTS. Indonesia.
Vol 4 (1)
Evereklian, M. Posmontier, B. 2017. The Impact of Kangaroo Care on Premature
Infant Weight Gain. Elsevier
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0882596316301269
Dutta, S., Sigh, B., Chessell, L., Wilson, J., dkk . 2015. Guidelines for feeding
very low birth weight infants. Nutrients. Vol 7, 423-442
Herdman, T. H. dan S. Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Nursing
Diagnoses: Definitions & Classifications 2015-1017. Tenth Edition.
Hoboken: John Wiley & Sons Inc. Terjemahan oleh Keliat, B. A., H. D.
Windarwati, A. Pawirowiyono dan M. A. Subu. 2015. NANDA
International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta: EGC.
Herlina. 2015. ASUHAN KEPERAWATAN BAYI PREMATUR MENGUNAKAN
MODEL KEPERAWATAN KONSERVASI ENERGY MYRA LEVINE:
SEBUAH STUDY KASUS. Jakarta
Huda, M, H. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Premature Dengan
Gangguan Kenyamanan Melalui Intervensi Stimulasi Multisensori
Menggunakan Model Comfor Kolcaba Di Ruang Perinatologi. Indonseia
52
KEMENKES RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018, Jakarta. KEMENKES
RI
LEMBAR KONSULTASI
53
Dosen Pembimbing : Ns. Nuning Dwi Merina S.Kep.,M.Kep.
Kelompok :1
Anggota Kelompok :
Muhammad Aldi NIM 172310101199
Diajeng Gayatri NIM 182310101016
Muhammad Amirul NIM 182310101032
Melaniara Anggista NIM 182310101034
Inga Miranda NIM 182310101043
Laylatul Firdausiah NIM 182310101048
No Tanggal Materi Bimbingan Masukan Pembimbing dan
Bukti Konsul
54
55