Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATAL : PREMATURUTAS,

BBLR, RDS, ASPHYXIA, HIPERBILIRUBINEMIA, SEPSIS


NEONATORUM

MAKALAH
diajukan guna melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak (KPA 1525)
dengan dosen pembimbing Ns. Nuning Dwi Merina S.Kep.,M.Kep.

Oleh :
Kelompok 1 / Kelas A18
Muhammad Aldi NIM 172310101199
Diajeng Gayatri NIM 182310101016
Muhammad Amirul NIM 182310101032
Melaniara Anggista NIM 182310101034
Inga Miranda NIM 182310101043
Laylatul Firdausiah NIM 182310101048

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Makalah Keperawatan Anak yang berjudul


“Asuhan Keperawatan Neonatal : Prematuritas”

yang disusun oleh:


Kelompok 1 Kelas A Angkatan 2018

telah disetujui untuk diseminarkan dan dikumpulkan pada :


hari/tanggal :

Makalah ini disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil jiplakan atau
reproduksi ulang makalah yang telah ada.

Ketua

Inga Miranda

NIM 182310101043

Mengetahui,

Penanggung jawab mata kuliah

Ns. Pembimbing
Dosen Nuning Dwi Merina, Ns. Nuning Dwi Merina,
S.Kep. M.Kep. S.Kep. M.Kep.

NIP. 760019009 NIP. 760019009

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan
Keperawatan Neonatal : Prematuritas”. Tujuan penulisan makalah ini sebagai
wujud dari kreatifitas kami dalam melakukan kinerja terkait dengan tugas mata
kuliah Keperawatan Anak.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada beberapa pihak yang
telah membantu dalam penulisan laporan kinerja ini, diantaranya :
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep. M.Kes. Selaku Ketua Dekan Fakultas,
Keperawatan Universitas Jember.
2. Ns.Anisah Ardiana, S.Kep., M.kep., Ph.D. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan, Universitas Jember.
3. Ns.Nurfika Asmaningrum., S.Kep., M.Kep., Ph.D. selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan, Universitas Jember.
4. Ns. Nuning Dwi Merina, S.Kep. M.Kep. dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak pada Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
5. Ayah dan ibu kami serta keluarga yang telah mencurahkan cinta kasih dan
perhatian pada kami, yang telah memberikan semangat, dorongan moril
maupun materil, yang mendampingi di setiap pengerjaan hingga
penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan makalah ini telah kami susun secara optimal, namun
tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritikan yang membangun sangat kami perlukan. Semoga makalah ini
bermanfaat.

iii
DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................iv

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2

BAB 2. KONSEP TEORI........................................................................................3

2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Faktor Penyebab dan Resiko......................................................................4
2.3 Tanda dan Gejala.........................................................................................7
2.4 Patofisiologi...................................................................................................8
2.5 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................9
2.6 Pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi....................................12
2.7 Pathway.......................................................................................................13
2.8 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori...............................................14

BAB 3. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................21

3.1 Pengkajian...................................................................................................21
3.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................27
3.3 Intervensi Keperawatan............................................................................28
3.4 Implementasi Keperawatan......................................................................32
3.5 Evaluasi Keperawatan...............................................................................37

BAB 4. ANALISIS JURNAL.................................................................................37


BAB 5. PENUTUP .................................................................................................39

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prematuritas atau kelahiran premature merupakan kelahiran yang
dapat terjadi pada semua ibu yang sedang hamil, hal tersebut berlangsung
pada umur kehamilan 20 minggu sampai 37 minggu yang dihitung dari
hari pertama haid terakhir. WHO pada tahun 2012 menyatakan bahwa
prematuritas merupakan masalah yang sangat penting bagi semua manusia
di belahan dunia baik di negara maju ataupun negara berkembang, karena
sebagian besar masalah terjadinya kematian perinatal sebanyak 70%
diakibatkan oleh kelahiran prematur, sedangkan permasalah tersebut
merupakan tolak ukur suatu negara dalam menyikapi upaya untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang baik, terjamin dan holistik
(Suspimantari, 2014)
Menurut World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa
Negara Indonesia berada pada urutan kelima dengan jumlah kelahiran
prematur terbanyak di dunia dan kasus ini merupakan penyumbang
terbanyak angka kematian pada bayi. Berdasarkan data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia pada tahun 2012 memaparkan bahwa Angka
Kematian Neonatal yaitu 19 per 1.000 kelahiran hidup yang cenderung
tetap tidak ada perubahan pada tahun sebelumnya dan dilihat dari laporan
rutin pada tahun 2017 terdapat sekitar 10 kasus atau 22 kematian neonatal
per 1.000 kelahiran. Sebanyak 7000 bayi yang baru lahir di dunia
meninggal setiap harinya, tiga perempat kematian pada bayi terjadi di
minggu pertama dan 40% meninggal dalam 24 jam pertama, kematian
pada bayi baru lahir sangat berkaitan erat dengan kualitas proses
pelayanan kesehatan dalam melakukan persalinan. Menurut dr. Rinawati
perawatan tehadap bayi premature digolongkan cukup rumit dikarenakan
memiliki resiko tinggi yang bisa terjadi pada awal kehidupan bayi yang
dilahirkan, sehingga dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
terhadap bayi premature sangat penting apabila tenaga kesehatan memiliki

v
pengetahuan yang cukup luas, keterampilan dan kelatenan saat menangani
kasus tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan Prematuritas?
3. Apa saja faktor resiko dari Prematuritas?
4. Bagaimana tanda dan gejala dari Prematuritas?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mengangkat
diagnosa?
6. Bagaimana pengobatan farmakologi dan non farmakologi dari
Prematuritas?
7. Bagaimana asuhan keperawatan ibu hamil dengan Prematuritas?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian dari Prematuritas
2. Dapat menjabarkan dan menjelaskan penyebab dari terjadinya
Prematuritas
3. Dapat mengetahui dan menganalisis tanda dan gejala Prematuritas
4. Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk
mengangkat diagnosa keperawatan.
5. Dapat menjelaskan dan memahami pengobatan baik farmakologi dan non
farmakologi untuk Prematuritas
6. Dapat membuat asuhan keperawatan ibu hamil dengan Prematuritas secara
komprehensif.

vi
BAB 2. KONSEP TEORI

2.1 Definisi

Sumber : Alomedika.com

Berdasarkan definisi WHO Prematuritas dapat diartikan bayi lahir


yang hidup sebelum umur kehamilan kurang dari 37 minggu yang dihitung
saat hari pertama wanita haid terakhir. Pada umumnya kehamilan dapat
disebut cukup bulan jika kehamilan berlangsung antara usia 37-41 minggu
pada siklus 28 hari yang dihitung pada hari pertama masa haid terakhir
(Sulistiarini & Berliana, 2016). Menurut Beck et al (2010) mengertikan
prematuritas adalah terjadinya kelahiran bayi kurang dari 37 minggu saat
kehamilan di hitung sejak hari pertama haid terakhir. Prematuritas atau
bayi lahir dengan berat badan tubuh tidak ideal dari rentan nilai normal
merupakan penyebab utama terjadinya moralitas dan morbiditas pada bayi
yang baru lahir dalam kurun waktu yang panjang dan merugikan kesehatan
bayi.

Bayi yang dilahirkan amat sangat prematur dapat di katakana


sebagai golongan bayi yang kondisinya sangat kritis dan menghadapi
kondisi yang sulit. Hal ini dapat terjadi karena bayi berada dalam keadaan
yang sangat lemah dan rentan mengalami kelainan dalam proses
perkembangannya atau bahkan dapat mengakibatkan kematian (Apello,
2013). Menurut Maryunani & Nurhayati, 2009 mengatakan bahwa istilah
prematuritas sudah diganti dengan istilah BBLR yaitu berat badan lahir
bayi rendah yaitu kurang dari 2500 gram dan usia kehamilan ibu kurang

7
dari 37 minggu dan berat badan lebih rendah dari nilai normal sekalipun
umur ibu cukup.

2.2 Faktor Penyebab dan Resiko


Faktor penyebab menurut Rukiyah & Yulianti (2012), yang paling utama
neonatal adalah prematuritas, prematuritas sering sekali terjadi di belahan
dunia manapun, sehingga sangat penting untu mengetahui apa saja
penyebab dan resikonya, diantaranya adalah
1. Faktor Ibu
a. Usia Ibu, minimal usia ibu <16 tahun dan usia maksimal ibu >35
tahun untuk hamil agar tidak terjadi resiko premature
b. Jarak hanil dan bersalin yang terlalu dekat
c. Hipertensi atau preeklamsia pada ibu
d. Terdapat kelainan bentuk uterus (uterus bikurnis, inkompeten
serviks)
e. Trauma pada saat kehamilan seperti jatuh
f. Kekurangan gizi, berat badan ibu yang rendah
g. Anemia
h. Infeksi
2. Faktor Kehamilan
a. Pendarahan Antepartum
b. Hidroamnion
c. Preeklamsi dan Eklamsi
d. Ketuban pecah dini
e. Ibu hamil yang sedang sakit
3. Gaya Hidup
a. Mengkonsumsi Obat-obatan Narkotika
b. Merokok
c. Melakukan pekerjaan yang terlalu berat ketika hamil
4. Faktor Janin
a. Gameli

8
b. Plasenta previa

Hal tersebut bisa menjadi masalah menurut Proverawati & Sulistyorini


(2010) yang dapat terjadi pada bayi premature diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Gangguan Metabolik
a. Hipotermia
Dapat terjadi karena lemak tubuh bayi sedikit dan organ pengatur
suhu tubuh belum matang
b. Hipoglikemia
Kadar glukosa serum rendah kurang lebih 45 mg/dL. Gula darah
berfungsi sebagai pembawa oksigen ke otak apabila glukosa
kurang sel saraf di otak akan mati dan mempengaruhi terhadap
kecerdasan bayi
c. Hiperglikemia
Kondisi ini terjadi saat glukosa berlebihan pada bayi lahir sangat
premature
d. Masalah Pemberian ASI
Orang pada bayi imatur dan ukuran tubuh bayi kecil, keadaannya
lemah karena kurang energy tidak dapat menhisap ASI karena
lambungnya yg kecil.
2. Gangguan Imunitas
a. Gangguan IMunulogik
Keadaan prematur membuat bayi belum siap membentuk antibody
dan daya fagositosit sehingga daya tahan tubuh lemah dalam
menghadapi reaksi infeksi
b. Kejang saat dilahirkan
Keadaan ini terjadi karena terdapat infeksi sebelum lahir dan
pendarahan intracranial akibat vitamin B6 yang dimakan ibu.
c. Icterus
Bayi berwana kuning karena kadar bilirubin yang tinggi

9
3. Gangguan Pernafasan
a. Sindroma gangguan pernafasan
Perkembangan pada bayi yang imatur membuat system pernafsan
menjadi tidak adekuat dalam menghadapi jumlah surfaktan pada
paru-paru bayi.
b. Asfiksia
Proses adaptasi bayi premature terhadap pernafasan waktu lahir
akan mengalami asfiksia dan membutuhkan resusutasi
c. Apneu periodic
Karena susunan saraf pusat dan organ bayi imatur memnyebabkan
bayi berhenti nafas
d. Organ paru belum berkembang
Keadaan ini membuat bayi mengalami sesak nafas atau asfiksia
e. Retrolental fibroplasa
Keadaan ini disebabkan karena bayi mengalami gangguan okesigen
yang berlebih, jerjadi pada bayi yang berat badannya kurang dari
2000 gram dan mendapatkan oksigen tinggi lebih dari 40%
4. Gangguan system peredaran darah
a. Masalah perdarahan
Perdarahan terjadi karena kekurangan faktor pembekuan darah
b. Anemia
Keadaan ini dapat terjadi lebih dini karena supresi eritropoesis
pasca lahir, zat besi janin sedikit, dan besarnya volume darah yang
menyebabkan perembuhan lebih cepat
c. Gangguan jantung
Paten ductus ateriosus (PDA) gangguan ini sering terjadi pada bayi
premaur yang menetap sampai usia bayi 3 hari. Dan defek septum
ventrikel karena berat badan bayi kurang dari 2500 gram dan usia
kehamilan kurang dari 34 minggu
d. Gangguan otak

10
Pendarahan pada otak dapat menyebabkan masalah neurologis
sehingga tidak mampu mengendalikan otot, keterlambatan
perkembangan, dan kejang.
5. Gangguan elektrolit dan cairan
a. Gangguan eliminasi
Dapat terjadi edema atau asidosis metabolic karena organ ginjal
beum matang sempurna sehingga kemampuan membuang sisa
metabolism dan produksi urin sedikit
b. Distensi abdomen
Terjadi karena usus bayi belum matang sempurna sehingga waktu
pengosongan lambung bertambah, mencerna lemah cara kerja
mengabsorbsi lemak, vitamin, laktosa, mineral tertentu tidak
berfungsi dengan baik
c. Gangguan pencernaan
Saluran cerna imatur sehingga penyerapan nutrisi lemah
mengakibatkan pengosongan lambung menjadi berkurang dan bayi
mudah kembung karena atresia ileum, mega colon, dan stenosis
anorektal
2.3 Tanda dan Gejala
Menurut Rukiyah dan Yulianti tahun 2012 telah memaparkan
bahwa ada beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada bayi
prematur, yaitu:
a. Usia kehamilan dari ibu sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b. Berat badan bayi sama dengan atau kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan bayi sama dengan atau kurang dari 46 cm
d. Lingkar kepala bayi sama dengan atau kurang dari 33 cm
e. Lingkar dada bayi sama dengan atau kurang dari 30 cm
f. Rambut lanugo (rambut halus) masih banyak
g. Jaringan dari subkutan tipis
h. Bagian tulang rawan daun telinga belum sempurna
i. Telapak kaki halus dan tumit menghilap

11
j. Bagian genetalia masih belum sempurna labia minora belum tertutup
oleh labia mayora dan klitoris menonjol9 bayi perempuan). Testis
belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum
kurang (bayi laki-laki).
k. Tonus otot pada bayi masih lemah sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya lemah.
l. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
m. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih belum sempurna.
n. Vernix caseosa (substansi lemak yang berasal dari kelenjar minyak)
tidak ada atau sedikit bila ada.

2.4 Patofisiologi
Kelahiran bayi prematur sering sekali terjadi karena banyak faktor
pendukung yang menyebabkan terjadinya kelahiran premature seperti ibu
yang menderita anemia, kelelahan, usia ibu dan status gizi ibu yang buruk.
Faktor ekonomi yang rendah dapat menjadi awal mula terjadinya kasus
premature karena saat ibu sedang hamil kurang mendapatkan asupan gizi
yang baik dan seimbang. Apabila usia ibu yang tidak cukup dewasa dan
gizi ibu kurang baik otomatis akan membuat janin di dalam perut
kekurangan asupan nutrisi saat melahirkanpun ibu belum cukup siap Hal
tersebut bisa menjadi faktor utama terjadinya kelahiran premature pada
bayi. Selain itu bayi premature akan mengalami imaturitas pada
pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya tidak bisa mengasilkan kalori
dari peningkatan metabolism, hal tersebut terjadi karena bayi saat
dilahirkan respon menggigil bayi kurang atau tidak ada sehingga tidak
menambah aktivitas dari bayi. Imaturitas pada struktur anatomi dan
fisiologi serta fungsi biokimianya belum bisa bekerja seperti bayi normal
pada umumnya. Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap bayi dalam
mengatur dan mempertahankan suhu tubuh di badannya dalam batas
normal (Surasmi, dkk. 2003)

12
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada bayi prematur antara
lain yaitu Menurut Nurarif & Kusuma (2015):
1. Pemeriksaan skor Ballard

Sumber : academia.edu
Pemeriksaan skor Ballard paling adalah metode yang sering di
gunakan kareana sangat berguna untuk dapat mementukan usia gestasi
dengan menilai maturitas fisik dan neuromuskularitas, penilaian pada
maturitas fisik dapat dilakukan pada pasca stabilisasi meliputi :
a. Karakteristik kulit (skor -1 hingga 5)
b. Lanugo (skor -1 hingga 4)
c. Garis plantar (skor -2 hingga 4)
d. Payudara (skor -1 hingga 4)
e. Mata / telinga (skor -2 hingga 4)
f. Genitalia (skor -1 hingga 4)

Sedangkan pemeriksaan maturitas neurologis dilakukan dalam


waktu 18-24 jam pascca lahir saat efek anestesi maternal tidak ada,
meliputi :

1. Postur
2. Sudut pergelangan tangan
3. Arm recoil
4. Sudut popliteal
5. Tanda scraf

13
6. Heel-to-ear
2. Shake test atau tes kocok
Tes ini sangat di anjurkan untuk bayi kurang bulan dengan
menggunakan cairan lambung bayi baru lahir dan etanol 96% agar
dapat mengetahui kematangan organ paru dan kemampuan paru-paru
untuk memproduksi subfaktan
3. Lumbal Pungsi (LP)

Sumber : repository.usu.ac.id
Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis
bayi premature apabila mengalami indeksi pada system saraf pusat,
pemeriksaan ini di rekomendasikan pada bayi yang memiliki gejala
klinis mendandakan sepsis, bayi dengan pemberian antimikroba yang
tidak menunjukan perubahan klinis
4. Pemeriksaan darah lengkap

Sumber : alodokter.com

14
Bayi yang lahir premature sering sekali mengalami anemia yang
diakibatkan eritropoiesis fetus belum sempurna, perdahan,
pengambilan darah, hemolisi atau kadar eritripoietin sedikit.
Pemeriksaan darah lengkap pada bayi premature dapat meunjukkan
anemia sehingga sangat membantu dalam menentukan kebutuhan
tranfusi darah untuk bayi.
5. Pemantauan Glukosa darah

Sumber : hallosehat.com
Bayi premature sering mengalami kondisi hipoglikemia yitu kadar
gula dara rendah atau hiperglikemia yaitu kadar gula darah tinggi,
sehingga di perlukan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah
secara rutin 2 jam pertama pasca bayi lahir sampai pemberian nutrisi
stabil dan glukosa darah menjadi normal
6. Foto dada atau babygram

Sumber : WordPress.com
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan radiograf dari thorak hingga
symphisis pubis dan dianjurkan untuk bayi baru lahir dengan usia

15
kehamilan kurang bulan, di lakukan pada umur 8 jam atau dapat
diperkirankan terjadi sindrom gawat nafas

2.6 Pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi


Pengobatan Farmakologi pada bayi premature berguna untuk
mengurangi rasa nyeri meliputi penggunaan obat opoid narkotika atau obat
non opoid seperti NSAIDs dan adjuvant, ko-analgesik, akan tetapi obat-
obatan tersebut tidak dapat di berikan sampai fungsi organ ginjal menjadi
matur. Selain itu dapat juga menggunakan anastesi topical misalnya
EMLA teksturnya seperti krim dengan dosis >1500 gram atau 0.36 gram
pada bayi premature, dan anastesi regional seperti blok saraf sentral dan
blok saraf perifer. Semua pengobatan yang dilakukan harus dengan hati-
hati dan memerlukan observasi yang ketat oleh tenaga kesehatan yang
terampil (Ranger & Granau, 2914)
Pengobatan Non-Farmakologi adalah suatu tindakan yang tidak
memerlukan obat-obatan seperti tindakan terapi menyusui, mengatur
posisi bayi, memberikan sukrosa, pembedongan, massage bayi, terapi
musik, facilitated tucking, dan multisensory stimulation tindakan tersebut
bisa dilakukan dengan memberikan sentuhan lembut pada bayi baik wajah
dan punggungnya, menatap bayi hangat, mengajak bayi berbicara lembut
jelas dan mengatur kebisingan dan pencahayaan disekitar lingkungan bayi
(Gomella et al., 2013).

16
2.7 Pathway

Prematuritas

Faktor Ibu Faktor Plasenta Faktor Janin


tipis
subkutan lebih
Jaringan lemak

Bayi lahir prematur (BBLR/berat badan < 2500 gram)

Dinding otot Rahim bagian bawah lemah


Permukaan tubuh Penurunan daya Funsi organ-organ
relatif lebih luas tahan tubuh belum baik

Pemaparan dengan Resiko Infeksi


suhu luar

Kehilangan panas

Kekurangan cadangan energi

Ketidakefektifan
Malnutrisi Hipoglikemia
Termogulasi

Ikterus Neonatus Hiperbilirubin Konjugasi bilirubin belum baik Hati

Penyakit membran hialin Insuf pernafasan Pertumbuhan dinding dada dan Paru
vaskuler paru belum sempurna
Ketidakefektifan Pola Nafas

Ketidakadekuatan Pemberian ASI Reflek menelan belum sempurna Otak

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

17
2.8 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori

1. Pengkajian

Pengajian adalah tahap pertama yaitu mengumpulkan data atau


informasi, data yang dicatat berupa identitas orang tua, identitas bayi
baru lahir, riwayat persalinan, pemeriksaan fisik (Wildan dan Hidayat,
2008). Hal tersebut merupakan bagian dari data subjektif, selain itu
terdapat data lainnya seperti :

A. Biodata Pengkajian biodata menurut Romauli (2011) antara lain :


1. Nama bayi : untuk mengetahui identitas bayi
2. Tanggal lahir : berguna untuk mengetahui kapan bayi lahir.
3. Jenis kelamin : berguna untuk mengetahui jenis kelamin yang
dilahirkan
4. Nama Orang Tua : berguna untuk mengetahui identitas orang
tua bayi
5. Umur : berguna untuk mengetahui kapan kurun waktu
reproduksi sehat, biasnya untuk kehamilan dan persalinan yang
aman adalah pada umur 20-30 tahun.
6. Pendidikan : berguna untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu
yang mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7. Pekerjaan : hal ini berguna untuk mengetahui taraf hidup dan
sosial ekonomi seseorang. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh pada kehamilan seperti,
bekerja dipabrik rokok yang dapat mempengaruhi kehamilan.
8. Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan. Alamat
juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada perilaku.
9. Pola nutrisi : Dikaji untuk mengetahui apa ibu hamil mengalami
gangguan nutrisi atau tidak, pola nutrisi yang perlu dikaji
meliputi frekuensi, kualitas, keluhan, makanan pantangan.

18
10. Pola eliminasi : Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK
dan BAB, berkaitan dengan obesitas atau tidak.
11. Pola istirahat : Untuk mengetahui hambatan ibu yang mungkin
muncul jika didapat data yang senjang tentang pemenuhan
istirahat.
12. Personal hygiene : Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan,
sangat penting agar tidak terkena infeksi.
13. Psikologi budaya : Untuk mengetahui apakah ibu ada pantang
makanan dan kebiasaan selama hamil yang tidak diperbolehkan
dalam adat masyarakat setempat.

Data obyektif merupakan data yang dihasilkan dari pencatatan yang


dilakukan saat hasil pemeriksaan fisik, dan data penunjang (Wildan dan
Hidayat, 2008).

1. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan dengan pemeriksaan APGAR
pada menit pertama ke 5 dan 10.
2. Pemeriksaan umum
Pemeriksa umum dilakukan dengan mengukura keseluruhan,
kepala, badan, ekstremitas, tonus otot, tingkat aktivitas, warna
kulit dan bibir tangis bayi.
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Laju nafas 40-60 kali per menit, periksa kesulitan bernapas
b. Laju jantung 120-160 kali per menit.
c. Suhu normal 36,5C.
4. Pemeriksaan fisik sistematis menurut Indrayani dan Moudy
(2013) :
a. Kepala :
Ukuran kepala biasanya lebih besar dari badan. Pemeriksaan
kepala, ubun-ubun (raba adanya cekungan atau cairan dalam
ubun-ubun), sutura (pada perabaan sutura masih terbuka),

19
molase, periksa hubungan dalam letak dengan mata dan
kepala. Ukur lingkar kepala dimulai dari lingkar skdipito
sampai frontal.
b. Mata :
Mata bayi pada bayi prrematuritas masih rapat. Sehingga
buka mata bayi dan lihat apakah ada tanda-tanda infeksi atau
pus. Bersihkan kedua mata bayi dengan lidi kapas DTT.
c. Telinga :
Daun telinga pada bayi prematuritas masih lembek dan tipis
d. Hidung dan mulut :
Periksa bibir dan langitan sumbing, refleks hisap, dinilai saat
bayi menyusui.
e. Leher :
Pada bayi prematuritas dilakukan pemeriksaan terkait
adanya pembesaran kelenjar thyroid.
f. Dada :
Pada bayi prematuritas dilakukan pemeriksaan terkait bunyi
nafas dan detak jantung. Lihat adakah tarikan dinding dada
dan lihat puting susu (simetris atau tidak). Pada bayi
prematuritas otot payudara belum berkembang
g. Abdomen :
Palpasi perut apakah terdapat kelainan dan keadaan tali
pusat. Biasanya perut pada bayi premature ukuran
lambungnya kecil
h. Genetalia :
Untuk laki-laki periksa apakah testis sudah turun kedalam
skrotum. Untuk perempuan periksa labia mayor dan minor
apakah vagina berlubang dan uretra berlubang. Biasanya pd
bayi premature untuk bayi laki-laki testis belum turun,
scrotum kecil dan lipatannya sedikit, sedangkan perempuan
labia minora lebih menonjol daripada labia mayora

20
i. Punggung :
Pada bayi premtur untuk mengetahui keadaan tulang
belakang lakukan pemeriksaan pada reflek di punggung
dengan cara menggoreskan jari kita di punggung bayi, bayi
akan mengikuti gerakan dari doresan jari kita.
j. Anus :
Pada bayi prematuritas anus bayi belum terbentuk sempurna
sehingga dilakukan pemeriksaan pada lubang anus bayi.
k. Ekstremitas :
Pada bayi prematuritas bias any dilakukan pemeriksaan
dengan menghitung jumlah jari tangan bayi dan jumlah jari
kaki.
l. Kulit :
Lihat warna kulit dan bibir setra tanda lahir. Biasanya pada
bayi premature kulit tipis, keriput, terang dan berwarna
merah muda (transparan dan tembus cahaya).
m. Kuku
Kuku pada bayi premature pendek terlihat garis telapak kaki
dan tangan
5. Pemeriksaan Persistem
a. System Pernafasan
Pada bayi prematuritas otot-otot pernapasan susah untuk
berkembang, dinding dada tidak stabil, terjadi penurunan
produksi surfaktan, selain itu pernafasan tidak teratur dengan
periode apnea dan cyanosis, dan gag reflek dan batuk
mengalami penurunan
b. System Pencernaan
Pada bayi premature periks ukuran lambung biasanya ukuran
Lambung Kecil, terjadi penurunan fungsi enzim,
berkurangnya garam empedu, kekurangan glukosa, terjadi

21
keterbatasan melepas insulin, menurunnya reflek menghisap
dan menelan.
c. Sistem pada Hati/Liver
Terjadi ketidakmampuan mengkonyugasi bill, terjadi
enurunan Hb setelah lahir
d. System Ginjal
Pada bayi premature ekskresi sodium meningkat,
ketidakmampuan mengkonsentrasi dan mengeluarkan urin
menurun, didapatkan Jumlah tubulus glomerulus tidak
seimbang untuk protein, asam amino dan sodium
e. System syaraf
Pada bayi premature respon untuk stimulasi lambat, reflek
batuk lemah, organ pada pusat kontrol pernafasan, suhu dan
vital lain belum berkembang.
2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang dibuat oleh


perawat profesional untuk memberi gambaran terkait status kesehatan
pasien yang ditetapkan melalui analisis data berdasarkan pengkajian
yang telah dilakukan. Pembuatan diagnosa perlu dilakukan dengan
akurat karena diagnosa menjadi inti dalam penyusunan intervensi
keperawatan hingga implementasi keperawatan. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien prematuritas neonatorum :

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d


nutrisi ibu saat hamil tidak terpenuhi d.d bayi lahir premtur dan BB
bayi dibawah rentan ideal
2. Ketidakefektifan Pola Nafas b.d sistem pernafasan imaturitas d.d
pola pernafasan cepat
3. Ketidakefektifan Termogulasi b.d penurunan suhu tubuh d.d kulit
pucat dan dingin

22
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi ditandai dengan pola nafas tidak normal dan nafas
cuping hidung.
5. Hipotermia berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen
ditandai dengan bayi tampak pucat, sianosis, dan hipoksia.

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Intervensi keperawatan merupakan suatu susunan
rencana tindakan keperawatan yang disusun oleh perawat dengan
tujuan untuk memudahkan perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan guna untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Intervensi keperawatan dengan masalah ketidakefektifan bersih jalan
napas menurut Nurarif & kusuma, 2015 dalam buku Nursing
Intervetion Classification (NIC) 2.3.4 Implementasi Keperawatan :
Merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi meliputi kegiatan
yaitu validasi, rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana,
memberikan askep dalam pengumpulan data, serta melaksanakan
adusa dokter dan ketentuan RS (wijaya & Putri, 2013).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada pasien berkaitan dengan
intervensi yang telah direncanakan. Implementasi keperawatan
merupakan tindakan yang telah direncanakan yang bertujuan untuk
mencapai kriteria hasil yang diharapkan yang dibuat untuk mencapai
kesejahteraan klien. Implementasi keperawatan dilakukan setelah
intervensi keperawatan tersusun dengan tujuan untuk mencapai kriteria
hasil yang diharapkan. Rencana tindakan harus dibuat secara khusus
yang berkaitan dengan masalah keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan berkaitan dengan pengamatan terkait data
subjektif, objektif, assessment, planning atau perencanaan yang dicatat
oleh perawat pada catatan perkembangan pasien dan segera ditulis

23
setelah dilakukan asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil evaluasi,
perawat dapat mengetahui apakah kriteria hasil yang diharapkan sudah
tercapai, tercapai sebagian, atau perlu menghentikan perencanaan dan
perlu adanya perencanaan lain.
Evaluasi Keperawatan Merupakan tahap akhir dan suatu proses
keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan
(wijaya & Putri, 2013).

24
25
BAB 3. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Tanggal 27 Juni 2019 pukul 11.00 WIB, Ny. M usia 17 tahun, Ny.M
melahirkan seorang bayi di ruang bersalin RSD dr. Soetomo lahir melalui SC atas
indikasi ibu dengan impending eklampsia. Bayi yang dilahirkan dengan jenis
kelamin perempuan, berat badan lahir 1240 gram, PB 33 cm, kondisi gawat janin
dimana DJJ bayi < 100 x/menit. Lahir pada usia getasi 28 minggu. Saat diruang
perinatologi, bayi mengalami sesak, warna kulit bayi pucat saat diraba dingin,
sianosis pada ekstremitas atas dan bawah, imaturitas neurologis, suhu 35.7oC,
frekuensi nafas 64 x/menit, N : 130 x/menit, terdapat cuping hidung, pemeriksaan
skor nyeri didpatkan skor 10. Bayi ditempatkan di infant warmer. Seminggu
sebelum Ny. M melahirkan pada tanggal 20 Juni 2020 Ny. M mendatangi
puskesmas di daerah Surabaya untuk mengecek kandungannya dikarenakan Ny.
M merasa aneh di bagian perutnya dan mengatakan bahwa Ny. M selama hamil
asupan gizi dan nutrisinya kurang terpenuhi dikarenakan ekonomi yang rendah

3.1 Pengkajian

1. Anamnesa
a. Identifikasi Klien
Nama : An. Ny. M
Usia kandungan : 28 minggu
Tanggal MRS : 27 Juni 2019 pukul 11. 00 WIB
b. Keluhan Utama : Berat badan bayi 1240
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
- Pukul 11.00 WIB, seorang bayi peremuan (An. Ny Y) di ruang
bersalin RSD. dr. Soetomo secara SC
- Saat dilahirkan berat badan bayi kurang dari 2500 gr
d. Riwayat Penyakit Dahulu : -

2. Pemeriksaan Fisik

26
a. Kondisi bayi setelah dilahirkan, meliputi :
- BB lahir : 1240 gram
- PB lahir : 33 cm
- TTV :
 Suhu 35.7oC
 RR 64x/menit
 N : 130 x/menit
b. Bayi saat ini ditempatkan di infant warmer

3. Head to toe
a. Kepala
Kepala bayi terlihat lebih besar dari pada badan, tulang tengkorak
teraba lunak
b. Wajah
Wajah terlihat simetris, terlihat sianosis.
c. Mata
Jumlah mata lengkap, posisi simetris, mata berdempetan, terdapat
sekret pada kelopak mata.
d. Hidung
Napas cuping hidung.
e. Mulut
Simetris, tak ada bercak putih pada gusi, reflek hisap lemah.
f. Telinga
Jumlah telinga lengkap, tipis dan lembek
g. Leher
Panjang leher pendek, tidak terdapat lipatan kulit berlebih
h. Tangan
Jumlah tangan lengkap, kulit tangan tipis
i. Dada
Frekuensi napas 64x/menit, retraksi dada
j. Abdomen

27
Ukuran lambung kecil
k. Kulit dan Kuku
Kulit terlihat lembek, kuku jari belum sampai pada ujung jari, akral
dingin
l. Genitalia
Bayi laki-laki testis belum turun, bayi perempuan labia minora
lebih menonjol
m. Anus dan rectum
Anus tidak terbentuk sempurna
n. Tungkai
Panjang tungkai simetris, kurang dapat bergerak bebas

4. Sistem tubuh
a. Sistem Pernapasan
Bayi mengalami sesak napas ditandai dengan RR 64kali/menit.
Otot-otot pernafasan susah berkembang, dinding dada tidak stabil,
pernafasan tidak teratur
b. Sistem Pencernaan
Ukuran lambung kecil, reflek menghisap dan menelan lemah
c. Sistem Syaraf
Respon stimulasi lambat, pusat control suhu, pernafasan dan vital
belum berkembang
d. Sistem Ginjal
Menurunnya kemapuan mengkonsentrasi dan mengeluarkan urin
e. System Reproduksi
Labia minora lebih besar dari pada labia mayora dan kritoris
menonjol

6. Pemeriksaan Penunjang
a. pemeriksaan laboratorium
- Hb 16,4gr/dl

28
- Leukosit 13,21
- IT ratio 0,006
- CRP 0,4mg/L
- albumin 3,54 g/dl/
Analisis Data

Hari / Masalah
No. Data Etiologi Paraf
Tanggal Keperawatan
1. Senin/ 27 DS : Kesulitan Ketidakseimban Ns. I
Juni 2019 a. Ny. M ekonomi gan Nutrisi
mengatakan Kurang dari
bahwa Kebutuhan Kebutuhan
asupan gizi nutrisi ibu saat Tubuh
dan nutrisi hamil tidak
saat hamil terpenuhi
kurang
terpenuhi Bayi lahir
dikarenakan premature
ekonomi
yang rendah Berat badan bayi
dibawah berat
DO : badan ideal
a. BB bayi (1240 gram)
1240 gram
b. Kulit bayi Ketidakseimba
lembek ngan Nutrisi
c. Tugor kulit Kurang dari
lambat Kebutuhan
Tubuh
2. 27 Juni DS: Bayi lahir Ketidakefektifan Ns. I
2019 a. - premature Pola Nafas
DO: Berat badan bayi

29
a. Pernafasan dibawah berat
cuping badan ideal
hidung (1240 gram)
b. Sianosis
(kebiruan) Sistem
c. Kesadaran pernafasan
menurun imaturitas
d. Pola nafas
cepat 64 kali/ Pernafasan
menit cuping hidung

Pola nafas cepat


64 kali/ menit

Ketidakefektifa
n Pola Nafas
3. 27 Mei DS : Usia Ekstream Ketidakefektifan Ns. Y
2019 a. Ny. M Termogulasi
mengatakan Bayi lahir
bahwa premature
asupan gizi
dan nutrisi Berat badan bayi
saat hamil dibawah berat
kurang badan ideal
terpenuhi (1240 gram)
dikarenakan
ekonomi Fruktuasi suhu
yang rendah lingkungan
a.
DO : Penurunan suhu
a. Penurunan tubuh

30
suhu tubuh
(35,7 C) Kulit dingin dan
b. Berat badan pucat
ekstrem
(1240 gram) Ketidakefektifa
c. Usia n Termogulasi
ekstream (28
minggu)
d. Kulit dingin
e. Kulit pucat

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan respon manusia terhadap ganguan


kesehatan/proses kehidupan, kerentanan terhadap respon dari individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas yang masuk dalam penilaian klinis. Diagnosa
keperawatan yang dapat diangkat atau diambil pada pasien bayi prematur antara
lain:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d nutrisi ibu saat
hamil tidak terpenuhi d.d bayi lahir premtur dan BB bayi dibawah rentan
ideal
2. Ketidakefektifan Pola Nafas b.d sistem pernafasan imaturitas d.d pola
pernafasan cepat
3. Ketidakefektifan Termogulasi b.d penurunan suhu tubuh d.d kulit pucat dan
dingin

31
32
3.3 Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA
NO. NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor Nutrisi
Nutrisi : Kurang dari 1x24 jam diharapkan Ketidakseimbangan Nutrisi a. Tentukan faktor-faktor yang mempengaruhi asupan
Kebutuhan Tubuh Kurang dari Kebutuhan Tubuh dapat nutrisi
ditingkatkan dengan kriteria hasil: b. Monitor turgor kulit dan mobilitas
1. Status Nutrisi Bayi c. Timbang berat badan pasien
a. Intake nutrisi dipertahankan pada skala 1 d. Lakukan pengukuran antropometrik pada
(Tidak Adekuat) ditingkatkan ke skala 4 komposisi tubuh (misalnya, indeks masa tubuh,
(sebagian besar adekuat) pengukuran pinggang, dan lipatan kulit)
b. Intake vitamin dipertahankan pada skala 1 e. Lakukan pemeriksaan laboratorium, monitor
(Tidak Adekuat) ditingkatkan ke skala 4 hasilnya (misalnya, serum albumin, Hb, Ht, hitung
(sebagian besar adekuat) limfosit total, dan nilai elektrolit)
f. Lakukan evaluasi kemampuan menelan (misalnya
mulut, otot-otot lidah, reflek menelan, dan reflek
gag)
2. Perawatan Bayi
a. Monitor intake dan output

33
b. Monitor berat dan panjang bayi
c. Monitor bayi terkait dengan adanya tanda-tanda
nyeri
d. Infomasikan orang tua mengenai kondisi bayi
e. Jaga rutinitas harian bayi selama dirawat, bila
memungkinkan
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Manajemen Jalan Nafas
Pola Nafas 1x24 jam diharapkan Ketidakefektifan Pola a. Monitor status pernafasan dan oksigenasi
Nafas dapat ditingkatkan dengan kriteria hasil : sebagaimana mestiya
1. Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas b. Auskultasi suara nafas, catat area yang
a. Frekuensi Pernafasan dipetahankan pada ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya
skala 2 (cukup) ditingkatkan ke skala 4 suara tambahan
(ringan) c. Posisikan untuk meringkan sesak nafas
b. Pernafasan Cuping Hidung dipetahankan d. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan
pada skala 2 (cukup) ditingkatkan ke keseimbangan cairan
skala 4 (ringan) 2. Monitor Pernafasan
2. Status Pernafasan : Pertukaran Gas a. Monitor secara ketat pasien yang beriso tinggi
a. Sianosis dipetahankan pada skala 2 mengalami gangguan respirasi misalnya bayi
(cukup) ditingkatkan ke skala 4 (ringan) baru lahir

34
b. Gangguan Kesadaran dipetahankan pada b. Monitor pola nafas
skala 2 (cukup) ditingkatkan ke skala 4 c. Monitor kecepatan irama, kedalaman, dan
(ringan) kesulitan bernafas
d. Monitor suara nafas tambahan sepeprti ngorok
atau mengi
e. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Perawatan bayi : Prematur
Termogulasi 1x24 jam diharapkan Ketidakefektifan a. Monitor stimulus seperti cahaya, suara
Termogulasi dapat ditigkatkan dengan kriteria dilingkungan bayi dan turunkan jika
hasil: memungkinkan
1. Termogulasi : Baru Lahir b. Posisiskan inkubator jauh dari sumber kebisingan
a. Hipotermia dipetahankan pada skala 2 c. Tutup mata bayi saat menggunakan cahaya
(banyak terganggu) ditingkatkan ke skala dengan lampu berdaya tinggi
5 (tidak terganggu) d. Sokong tubuh bayi untuk menjaga posisi dan
b. Nafas tidak teratur dipetahankan pada mencegah perubahan bentuk
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan e. Ganti posisi bayi secara berkala
ke skala 4 (sedikit terganggu) f. Informasikna kepada orangtua mengenai
c. Suhu tidak stabil dipetahankan pada pertimbanagan perkembangan bayi premature
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan 2. Pengaturan Suhu

35
ke skala 5 (tidak terganggu) a. Monitor suhu bayi baru lahir sampai stabil
d. Nafas tidak teratur dipetahankan pada b. Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi sesuai
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan kebutuhan
ke skala 4 (sedikit terganggu) c. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala
hipotermia
d. Selimuti bayi berat badan lahir rendah dengan
selimut berbahan dalam plastik
e. Tempatkan bayi baru lahir dibawah penghangat
jika diperlukan
f. Diskusikan pentingnya termogulasi kepada
keluarga

3.4 Implementasi Keperawatan

36
NO Dx HARI/TGL/ PARAF &
NO IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
KEP JAM NAMA
1. 000002 Senin/27 1. Monitor Nutrisi 1. Monitor Nutrisi Ns. I
Juni 2019/ a. Menentukan faktor-faktor yang a. Telah diketahui faktor-faktor yang
11.30 WIB mempengaruhi asupan nutrisi memopengaruhi asupan gizi
b. Memonitor turgor kulit dan mobilitas b. Turgor kulit masih lambat
c. Menimbang berat badan bayi c. Saat di lakukan penimbangan
d. Melakukan pengukuran antropometrik berat badan bayi masih dibawah
pada komposisi tubuh (misalnya, indeks rentan berat badan bayi ideal
masa tubuh, pengukuran pinggang, dan d. Saat di lakukan pengukuran
lipatan kulit) pinggang bayi sangat kecil
e. Melakukan pemeriksaan laboratorium, e. Pihak laboratorium sangat
monitor hasilnya (misalnya, serum kooperatif dalam bekerjasama
albumin, Hb, Ht, hitung limfosit total, f. Bayi masih sangat lemah dalam
dan nilai elektrolit) reflek menelan atau menghisap
f. Melakukan evaluasi kemampuan 2. Perawatan bayi
menelan dan menghisap a. Bayi belum bisa menerima apapun
2. Perawatan Bayi dalam tubuhnya
a. Mememonitor intake dan output b. Berat badan bayi tetap dibawah

37
b. Memonitor berat dan panjang bayi rentan nilai ideal
c. Memonitor bayi terkait dengan adanya c. Bayi terlihat tenang saat perawat
tanda-tanda nyeri memonitor tanda-tanda nyeri
d. Meninfomasikan orang tua mengenai d. Orangtua mampu menerima
kondisi bayi informasi yang disampaikan perawat
e. Menjaga rutinitas harian bayi selama tentang kondisi bayinya
dirawat, bila memungkinkan e. Rutinitas harian bayi teta dilakukan
2. 000032 Senin/27 1. Manajemen Jalan Nafas 1. Manajemen Jalan Nafas Ns. Y
Juni 2019/ a. Memonitor status pernafasan dan a. Saat di monitor status pernafsan
12.30 WIB oksigenasi sebagaimana mestiya bayi terlihat susah dalam bernafas
b. Mengauskultasi suara nafas, catat area b. Saat dilakukan asukultasi suara
yang ventilasinya menurun atau tidak ada nafas tidak terdapat suara
dan adanya suara tambahan tambahan
c. Membuka jalan nafas dengan teknik c. Bayi terlihat lebih nyaman
sebagimana mestinya d. Saat dibukakan jalan nafas bayi
d. Memposisikan untuk meringakan sesak mampu bernafas
nafas e. Saat diberi cairan belum terlihat
e. Meregulasi asupan cairan untuk reaksi dari mengoptimalkan
mengoptimalkan keseimbangan cairan keseimbangan cairan

38
2. Monitor Pernafasan 2. Monitor Pernafasan
a. Memonitor secara ketat pasien yang a. Setelah di monitor bayi terlihat
berisiko tinggi mengalami gangguan mengalami gangguan pada
respirasi misalnya bayi baru lahir system respirasinya
b. Memonitor pola nafas b. Saat memonitor pola nafas bayi
c. Memonitor kecepatan irama, kedalaman, terganggu
dan kesulitan bernafas c. Saat memonitor irama nafas bayi
d. Memonitor suara nafas tambahan sepeprti terlihat iramanya cepat
ngorok atau mengi d. Saat dimonitor suara nafas tidak
e. Memberikan bantuan terapi nafas jika terdapat suara tambahan
diperlukan e. Bayi terlihat lebih nyaman saat
diberikan bantu terapi nafas
3 00008 Senin/27 1. Perawatan Bayi : Prematur 1. Perawatan bayi : Prematur Ns. Y
Juni 2019/ a. Memonitor stimulus seperti cahaya, suara a. Bayi tampak tenang saat di
13.30 WIB dilingkungan bayi dan turunkan jika berikan stimulus cahaya
memungkinkan b. Bayi terlihat tenang karena tidak
b. Memposisiskan inkubator jauh dari ada kebisingan
sumber kebisingan c. Bayi Nampak tak nyaman saat
c. Menutup mata bayi saat menggunakan matanya ditutup

39
cahaya dengan lampu berdaya tinggi d. Saat tubuh bayi disokong bayi
d. Menyokong tubuh bayi untuk menjaga tidak menangis
posisi dan mencegah perubahan bentuk e. Bayi terlihat lebih nyaman saat
e. Mengganti posisi bayi secara berkala posisinya diganti secara berkala
f. Meginformasikan kepada orangtua f. Orangtua mampu menerima
mengenai pertimbanagan perkembangan informasi dengan baik tentang
bayi premature perkembangan pada bayi
2. Pengaturan Suhu premature
a. Memonitor suhu bayi baru lahir sampai 2. Pengaturan Suhu
stabil a. Saat dilakukan monitor suhu bayi
b. Memonitor tekanan darah, nadi, dan belum stabil
respirasi sesuai kebutuhan b. Saat memonitor ttv bayi terlihat
c. Memonitor dan laporkan adanya tanda dan tenang
gejala hipotermia c. Saat dilakukan monitor tanda
d. Menyelimuti bayi berat badan lahir rendah gejala hipotermia badan bayi
dengan selimut berbahan dalam plastik dingin
e. Menempatkan bayi baru lahir dibawah d. Bayi terlihat lebih nyaman saat
penghangat jika diperlukan diberikan selimut
f. Mendiskusikan pentingnya termogulasi e. Bayi merasa lebih nyaman saat

40
kepada keluarga diberikan penghangat
f. Keluarga mampu bediskusi
dengan baik mengenai pentingnya
termogulasi

41
3.5 Evaluasi Keperawatan

No Tangga Evaluasi Sumatif Paraf dan


l/ Nama
Jam
1. Senin, S: Data Subyektif: Ns. I
29 Juni - Ny. M mengatakan bahwa asupan gizi dan nutrisi saat hamil kurang terpenuhi
2019 dikarenakan ekonomi yang rendah
O: Data Objektif:
- BB bayi 1240 gram
- Kulit bayi lembek
- Tugor kulit lambat
A:
Indikator Skor yang Ingin Dicapai Skor Saat Ini
(yang tercapai)
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh
f. Intake nutrisi dipertahankan 1. Skala 4 (sebagian besar 1. Skala 2 (Sedikit Adekuat)
pada skala 1 (Tidak Adekuat) adekuat) 2. Skala 2 (Sedikit Adekuat)
ditingkatkan ke skala 4 2. Skala 4 (sebagian besar
(sebagian besar adekuat) adekuat)

42
g. Intake vitamin dipertahankan
pada skala 1 (Tidak Adekuat)
ditingkatkan ke skala 4
(sebagian besar adekuat)

P: Kesimpulan
A P
1. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
2. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
2. Senin, S:Data Subyektif: - Ns. I
27 Juni O:Data Objektif:
2019 - Pernafasan cuping hidung
- Sianosis (kebiruan)
- Kesadaran menurun
- Pola nafas cepat 64 kali/ menit
A:
Indikator Skor yang Ingin Dicapai Skor Saat Ini
(yang tercapai)
Ketidakefektifan Pola Nafas
a. Frekuensi Pernafasan 1. Skala 4 (ringan) 1. Skala 3 (cukup)
dipetahankan pada skala 2. Skala 4 (ringan) 2. Skala 2 (berat)

43
2 (cukup) ditingkatkan 3. Skala 4 (ringan) 3. Skala 3 (cukup)
ke skala 4 (ringan) 4. Skala 4 (ringan) 4. Skala 2 (berat)
b. Pernafasan Cuping
Hidung dipetahankan
pada skala 2 (cukup)
ditingkatkan ke skala 4
(ringan)
c. Sianosis dipetahankan
pada skala 2 (cukup)
ditingkatkan ke skala 4
(ringan)
d. Gangguan Kesadaran
dipetahankan pada skala
2 (cukup) ditingkatkan
ke skala 4 (ringan)
P: Kesimpulan
A P
1. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
2. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
3. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan

44
4. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
3. Senin, S: Data Subyektif: Ns. I
27 Juni - Ny. M mengatakan bahwa asupan gizi dan nutrisi saat hamil kurang terpenuhi
2019 dikarenakan ekonomi yang rendah
O: Data Objektif:
- Penurunan suhu tubuh (35,7 C)
- Berat badan ekstrem (1240 gram)
- Usia ekstream (28 minggu)
- Kulit dingin
- Kulit pucat
A:
Indikator Skor yang Ingin Dicapai Skor Saat Ini
(yang tercapai)
Ketidakefektifan Termogulasi
1. Hipotermia dipetahankan pada 1. Skala 5 (tidak terganggu) 1. Skala 5 (tidak
skala 2 (banyak terganggu) 2. Skala 4 (tidak terganggu) terganggu)
ditingkatkan ke skala 5 (tidak 3. Skala 5 (tidak terganggu) 2. Skala 4 (sedikit
terganggu) 4. Skala 4 (sedikit terganggu)
2. Nafas tidak teratur terganggu) 3. Skala 4 (sedikit
dipetahankan pada skala 2 terganggu)

45
(banyak terganggu) 4. Skala 3 (cukup
ditingkatkan ke skala 4 (sedikit terganggu)
terganggu)
3. Suhu tidak stabil dipetahankan
pada skala 2 (banyak
terganggu) ditingkatkan ke
skala 5 (tidak terganggu)
4. Nafas tidak teratur
dipetahankan pada skala 2
(banyak terganggu)
ditingkatkan ke skala 4 (sedikit
terganggu)
P: Kesimpulan
A P
1. Masalah telah teratasi Hentikan perencanaan
2. Masalah telah teratasi Hentikan perencanaan
3. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan
4. Masalah belum teratasi Lanjutkan perencanaan

46
47
BAB 4. ANALISIS JURNAL

Judul The Effects Of Music Therapy On Vital Signs, Feeding,


And Sleep In Premature Infants
Penulis Efendi D. Tane R
Nama jurnal/ NurseLine Journal/4 /1 /2019
Volume/ Nomor/
Tahun
Analisis Penelitian ini menggunakan sumber elektronik Sciendirect,
SageGroup, Spinger, ProQuest, Google Scolars, dan EBsco dari
tahun 2008-2018
Hasil Hasil yang telah di temukan adalah terdapat 7 artikel yang
berhubungan dengan terapi music yang bisa dilakukan
pada bayi premature. Artikel yang ditemukan sebanyak 7
adalah penelitian yang menggunakan intervensi dengan
metode randomized controlle trial (RCT). Terapi music
sangat berguna dan berpengaruh terhadap fungsi fisiologis
pada bayi, makan dan tidur menurut 5 artikel yang di
temukan. Sedangkan menurut 2 artikel menjelaskan
bahwa terapi music dengan penggunaan suara ibu atau
manusia sangat berpengaruh terhadap bayi dan
memberikan pengeruh positif pada ibu yaitu menurunkan
ansietas dan stress
Intervensi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
Terbaru meningkatkan kondisi kesehatan pada bayi premature adalah
dengan memberikan terapi musik. Terapi musik merupakan
sebuah intervensi berdasarkan riset yang telah memfasilitiasi
tercapainya tujuan medis, fisiologis, dan pendidikan pada bayi
(Vuong, 2013). Intervensi terapi musik telah di akui oleh
para peneliti, tenaga kesehatan di dunia bahwa intervensi
tersebut sangat berguna dan sangat baik jika di aplikasikan
kepada bayi premature
Kelebihan Penelitian ini membuktikan bahwa efek dari terapi music
sangat baik untuk bayi premature seperti, pola tidur lebih

48
baik, bayi lebih nyaman saat menyusu, dapat
meningkatkan saturasi oksigen, menurunkan apnu dan
brakikardi, dapat meningkatkan kemampuan menghisap,
dapat memperbaiki fungsi fisiologis dan mengurangi rasa
nyeri pada bayi.
Kekurangan Penelitian ini hanya merekomendasikan music atau
nyanyian nina bobo saja, tidak ada referensi music lain
yang bisa digunakan untuk memberikan interfensi terapi
music kepada bayi. Hal tersebut di khawatirkan membuat
ibu merasa bosan, dan sampai saat ini belum ada
ppenelitian yang menyebutkan tentang efek samping dari
terapi ini.
Kesesuaian di Intervensi terapi music pada bayi premature sangat sesuai
Indonesia jika di terapkan di berbagai daerah di Indonesia. pemberian
intervensi terapi musik “nina bobo” bisa diterapkan untuk
asuhan keperawatan bayi prematur yang mendapatkan
perawatan di NICU khususnya untuk bayi dengan masalah
sindrom distress di sistem pernafasan dan memiliki gangguan
intake nutrisi. Terapi ini adalah terapi yang aman karena tanpa
efek samping dan mudah untuk di lakukan. Sehingga hal
tersebut dapat menjadi terapi yang memperkaya kontribusi
peran perawat dalam memperbaiki pelayanan kesehatan pada
anak di Indonesia.

49
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah hasil dari uraian yang telah diuraikan tentang asuhan
keperawatan pada bayi dengan Prematuritas, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan berat badan bayi dibawah rentan nilai normal. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x24jam diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi. Namun bayi masih sangat lemah dalam reflek menelan dan
menhisap sehingga perawat dan keluarga di harpakan mampu bekejasama
dengan baik agar bayi dapat meneirma asupan nutrisi yang baik
2. Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan sistem pernafasan
imaturitas. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pola nafas klien dapat teratasi, dan sebagian intervensi belum
bisa tercapai sehingga perawat akan terus berusaha untuk membantu
memberikan asuhan keperawatan yang berhubungan dengan pola nafas
bayi.
3. Ketidakefektifan Termogulasi berhubungan dengan penurunan suhu tubuh.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu
dingin tubuh klien dapat teratasi, dan sebagian intervensi sudah tercapai
bayi merasa lebih nyaman suhu bayi kembali normal dan bayi merasa
hangat.
4. Beberapa tindakan mandiri perawat pada bayi dengan diagnosa
Prematuritas menganjurkan orang tua untuk tetap memperhatikan intake
seimbang yaitu dengan cara memberikan asupan nutrisi cukup.
Pelaksanaan asuhan keperawatan akan sangat berpengaruh besar pada bayi
untuk itu kerja sama antara perawat, pasien dan keluarga sangat diperlukan
5. Pada akhir evaluasi terdapat intervennsi yang belum tercapai karena
kondisi bayi yang cukup lemah sehingga di haruskan melanjutkan
intervensi.

50
5.2 Saran

Setelah membaca makalah yang telah penulis susun di harapkan pembaca bisa
menambah referensi dari makalah penulis lainnya, karena penulis dalam
penyusunan makalah pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini akan tetapi minimnya pengetahuan penulis sehingga
tidak dapat dipungkiri apabila dalam penyusunan makalah yang telah disusun
kurang sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

51
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. 2015. Pengaturan Posisi Tidur Bayi Berat Lahir Rendah Dapat
Menurunkan Kejadian Intoleransi Pemberian Minum Enteral
Nurscope.Jurnal Keperawatan Pemikiran Ilmiah. 4 (2). 10-17
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochterman dan C. M. Wargner. 2016.
Nursing Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. New York:
Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan R. D. Tumanggor. 2016.
Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia.
Singapura: Elsevier Singapore Pte Ltd.
Efendi, D. Tane, R. 2019. THE EFFECTS OF MUSIC THERAPY ON VITAL
SIGNS, FEEDING, AND SLEEP IN PREMATURE INFANTS. Indonesia.
Vol 4 (1)
Evereklian, M. Posmontier, B. 2017. The Impact of Kangaroo Care on Premature
Infant Weight Gain. Elsevier
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0882596316301269
Dutta, S., Sigh, B., Chessell, L., Wilson, J., dkk . 2015. Guidelines for feeding
very low birth weight infants. Nutrients. Vol 7, 423-442
Herdman, T. H. dan S. Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Nursing
Diagnoses: Definitions & Classifications 2015-1017. Tenth Edition.
Hoboken: John Wiley & Sons Inc. Terjemahan oleh Keliat, B. A., H. D.
Windarwati, A. Pawirowiyono dan M. A. Subu. 2015. NANDA
International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta: EGC.
Herlina. 2015. ASUHAN KEPERAWATAN BAYI PREMATUR MENGUNAKAN
MODEL KEPERAWATAN KONSERVASI ENERGY MYRA LEVINE:
SEBUAH STUDY KASUS. Jakarta
Huda, M, H. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Premature Dengan
Gangguan Kenyamanan Melalui Intervensi Stimulasi Multisensori
Menggunakan Model Comfor Kolcaba Di Ruang Perinatologi. Indonseia

52
KEMENKES RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018, Jakarta. KEMENKES
RI

Ludyanti, L, N. 2016. PENINGKATAN BONDING ATTACHMENT BAYI


PREMATUR DENGAN MELIBATKAN ORANG TUA DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN SEBAGAI BENTUK TINDAKAN CARING YANG
DILAKUKAN PERAWAT. Kediri. Vol 4 (1)
Moorhead, S., M. Johnson, M. L. Maas dan E. Swanson. 2016. Nursing Outcomes
Classifications (NOC). Fifth Edition. New York: Elsevier Inc.
Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan R. D. Tumanggor. 2016. Nursing
Outcomes Classification (NOC): Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi
Bahasa Indonesia. Singapura: Elsevier Singapore Pte Ltd.
Oroh S, Suparman E, Tendean H. 2015. Karakteristik Persalinan Prematur Di
RSUP Prof. DR.R Kandou Manado. Manado. Jurnal E-Clinik. Vol 3 (2).

Rustinna, Y. Khasanah, N, N. 2017. Menurunkan Skala Nyeri Bayi Prematur


melalui Facilitated Tucking disertai ‘Hadir-Berbicara’ sebagai Upaya
Penerapan Teori Comfort Kolcaba. Indonesia. Vol 5 (2). 83-90

Sulistiarini, D. Berliana, S, M. 2016. FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMENGARUHI KELAHIRAN PREMATUR DI INDONESIA:
ANALISIS DATA RISKESDAS 2013. Indonesia. Vol 1 (2)
Syarif, A, B. Santoso,S. Widyasih, H. 2017. USIA IBU DAN KEJADIAN
PERSALINAN PRETERM. Yogyakarta.

Walsh, M, C. Bell, E, F. dkk. 2017. Neonatal outcomes of moderately preterm


infants compared to extremely preterm infants. 297-304

World Health Organiztion. 2018. Preterm Birth. https://www.who.int/news-


room/fact-sheets/detail/preterm-birth

LEMBAR KONSULTASI

53
Dosen Pembimbing : Ns. Nuning Dwi Merina S.Kep.,M.Kep.
Kelompok :1
Anggota Kelompok :
Muhammad Aldi NIM 172310101199
Diajeng Gayatri NIM 182310101016
Muhammad Amirul NIM 182310101032
Melaniara Anggista NIM 182310101034
Inga Miranda NIM 182310101043
Laylatul Firdausiah NIM 182310101048
No Tanggal Materi Bimbingan Masukan Pembimbing dan
Bukti Konsul

54
55

Anda mungkin juga menyukai