Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS


KETUBAN PECAH DINI

DI SUSUN OLEH :
LOREN
2018.C.10a.0976

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATANTAHUN
AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :
Nama : Loren
NIM : 2018.C.10a.0976
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. D
Dengan Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini telah disetujui pada tanggal,
Maret 2021
Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Mengetahui, Pembimbing Akademik


Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan dengan
Judul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan
Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini” Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan ini disusun guna melengkapi Praktik Praklinik Keperawatan III.
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
KeperawatanSTIKes Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners selaku Pemimbing Akademik
4. Ibu Ika Paskaria, S.Kep., Ners selaku Koordinator PPK III
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
LaporanPendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
Saya menyadari bahwa Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini
mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
harapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga dapat bermanfaat. Demikian,
saya ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, Maret 2021

Loren

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..4
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………...4
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………………….4
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………………………4
1.4 Manfaat………………………………………………………………………..5
1.4.1 Untuk Mahasiswa…………………………………………………………...5
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga…………………………………………………..5
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)……………………………..5
1.4.4 Untuk IPTEK………………………………………………………………..5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….6
2.1 Konsep Penyakit………………………………………………………………6
2.1.1 Definisi……………………………………………………………………...6
2.1.2 Anatomi Fisiologi…………………………………………………………...7
2.1.3 Etiologi…………………………………………………………………….11
2.1.4 Klasifikasi………………………………………………………………….12
2.1.5 Patofisiologi (WOC)……………………………………………………….14
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)…………………………………….15
2.1.7 Komplikasi…………………………………………………………………15
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………16
2.1.9 Penatalaksanaan Medis…………………………………………………….17
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan…………………………………………...17
2.2.1 Pengkajian Keperawatan…………………………………………………..17
2.2.2 Diagnosa Keperawatan…………………………………………………….20
2.2.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………20
2.2.4 Implementasi Keperawatan………………………………………………..23
2.2.5 Evaluasi Keperawatan……………………………………………………..23
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………..24
3.1 Pengkajian Keperawatan…………………………………………………….24
3.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………34
3.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………...37
3.4 Implementasi Keperawatan………………………………………………….42
3.5 Evaluasi Keperawatan……………………………………………………….42
BAB 4 PENUTUP…...……………………………………………………………...50
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..50
4.2 Saran…………………………………………………………………………50
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketuban pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan dalam
mengelolah ketuban pecah dini akan membawa akibat meningkatnya angka
morbilditas dan mortalitas ibu maupun bayi. Kalau segera mengakhiri kehamilan
akan menaikkan insedensi bedah cesar dan kalau menunggu persalinan spontan akan
menaikkan insedensi chorioamnionitis atau infeksi pada air ketuban (Nugroho, 2010).
Ketuban pecah dini didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum
waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan
mengalami ketuban pecah dini (Sarwono, 2010).
Salah satu faktor yang penting dalam tingginya tingkat kematian maternal negara
berkembang adalah faktor-faktor pelayanan kesehatan. Penanganan yang kurang tepat
atau memadai terutama dalam kasus patologi 1-2 ibu bersalin dengan ketuban pecah
dini, seperti terkenanya virus atau infeksi air ketuban. Oleh karena itu diperlukan
upaya peningkatan cara penanganan dan peningkatan kinerja yang memadai (Hakimi,
2010). Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan atau
sebelum inpartu pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktu melahirkan (Joseph, 2010). KPD merupakan
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai
kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan.
Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan
untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan respiration dystress
syndrome atau gangguan pernapasan bayi baru lahir karena belum matang fungsi paru
(Nugroho, 2010).

Kejadian KPD yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan meningkatnya


mortalitas dan morbiditas pada ibu dan janin (Martaadisoebrata D., 2013). Angka
Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2014 adalah sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup yang mana
angka tersebut belum memenuhi target RPJMN sebesar 306 kematian per 100.000
kelahiran hidup (Kemenkes RI 2014; Kemenkes RI 2015), sedangkan pada kematian
neonatus,KPD menjadi faktor risiko dengan presentase sebesar 17,9% (Achadi dan
Jones 2014). Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia tahun 2012 ada
sebanyak 19 kematian per 1000 kelahiran hidup, angka ini sama dengan AKN
berdasarkan SDKI 2007 yang mana hanya menurun 1 poin dibandingkan SDKI tahun
2002-2003 (Kemenkes RI 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
“Bagaimana Cara Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan Diagnosa
Medis Ketuban Pecah Dini?”.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan
Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa dapat melengkapi Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan
Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini?
1.3.2.2 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan Pada Ny. D Dengan
Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini?
1.3.2.3 Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan Pada Ny. D Dengan
Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini?
1.3.2.4 Mahasiswa mampu merencanakan intervensi keperawatan sesuai dengan
masalah keperawatan Pada Ny. D Dengan Diagnosa Medis Ketuban Pecah
Dini?
1.3.2.5 Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan
Pada Ny. D Dengan Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini?
1.3.2.6 Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan Pada Ny. D Dengan
Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini?
1.3.2.7 Mahasiswa mampu mendokumentasikan keperawatan Pada Ny. D Dengan
Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini?

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam mempelajari
asuhan keperawatan pada klien dengan Ketuban Pecah Dini. Serta sebagai
acuan atau referensi mahasiswa dalam penulisan asuhan keperawatan.
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang Ketuban Pecah Dini
beserta penatalaksanaannya.
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)
Sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKes Eka Harap Palangka Raya
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di masa yang akan
datang serta sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam penguasaan
terhadap ilmu keperawatan mulai dari proses keperawatan sampai
pendokumentasiaan.
1.4.4 Untuk IPTEK
Untuk membantu mengembangkan Ilmu Pengetahuan Teknologi di bidang
kesehatan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Definisi
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10 %
perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Saifuddin, 2014).
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi
proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang
waktu (Ida Ayu, 2010).
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi pada saat
akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya (Nugroho, 2010).
Ketuban pecah dinyatakan dini jika terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Suatu proses infeksi dan peradangan dimulai di ruangan yang berada diantara amnion
korion (Joseph, 2010). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ketuban
pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD
preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang
adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di
perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur akibat
rangsang hormon estrogen dan progesteron (Bobak, 2005).
1. Vulva : Nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini berarti
penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang, mulai
klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
2. Mons pubis : Jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat
serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis.
3. Labia mayora : Dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak
dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
4. Labia minora : Terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah bawah
dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Pembuluh darah yang
sangat banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkankan
labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik.
Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva.
5. Klitoris : Organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di bawah
arkus pubis.
6. Vestibulum : Ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
7. Fourchette : Lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora.
8. Perineum : Daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus.

2.1.3 Etiologi
Menurut Manuaba (2013), penyebab ketuban pecah dini antara lain :
1. Servik inkompeten (penipisan servikx) yaitu kelainan pada servik uteri dimana
kanalis servikalis selalu terbuka.
2. Ketegangan uterus yang berlebihan, misalnya pada kehamilan ganda dan
hidroamnion karena adanya peningkatan tekanan pada kulit ketuban di atas
ostium uteri internum pada servik atau peningkatan intra uterin secara
mendadak.
3. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik.
4. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten.
5. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi.
6. Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan
morbiditas janin.
7. Komplikasi ketuban pecah dini makin meningkat.
8. Kelainan letak janin dalam rahim, misalnya pada letak sunsang dan letak
lintang, karena tidak ada bagan terendah yang menutupi pintu atas panggul
yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
kemungkinan kesempitan panggul, perut gantung, sepalopelvik, disproporsi.
9. Infeksi, yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden
dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya
ketuban pecah dini.
2.1.4 Klasifikasi
Menurut POGI tahun (2014), KPD diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu
KPD preterm dan KPD aterm.
(sungsang)
Kelainan letak janin
Kala 1 Persalinan
2.1.5 Patofisiologi (WOC)

His yang berulang Gangguan pada kala 1 persalinan

Infeksi genitalia
Kontraksi &
pembukaan serviks

Kanalis
Mengiritasi nervus servikalis selalu
pundendalis terbuka akibat

inkompeten
Serviks
kelainan serviks
Tidak ada bag. Terendah yang Proses biomekanik Dilatasi berlebih Ketegangan uterus
Stimulus nyeri menutupi PAP yang bakteri mengeluark an serviks berlebih
menghalangi tekanan terhadap enzim proteolitik
membrane bag. bawah
\Nyeri Akut
Selapu ketuban Serviks tidak bisa
Mudahnya

Hidramnion
Gameli
menonjol dan mudah menahan tekanan
pengeluaran air
Rasa mules & ingin pecah intrauterus
ketuban
mengejan
Selaput ketuban
mudah pecah
Pasien melaporkan
tidak nyaman

Air ketuban terlalu banyak


keluar Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pasien tidak Tidak adanya pelindung


Distoksia (Partus kering) mengetahui penyebab dunia luar dengan
dan akibat KPD daerah rahim

Laserasi pada jalan lahir Defisit Risiko


Pengetahuan Infeksi

Kecemasan ibu terhadap janin


Ansietas dan dirinya
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Manifestasi klinik KPD menurut Mansjoer (2008) antara lain :
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau
atau kecoklatan, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
3. Janin mudah diraba
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban
tidak ada dan air ketuban sudah kering.
6. Kecemasan ibu meningkat.
Menurut Manuaba (2013) mekanifestasi klinis ketuban pecah
dini, antara lain:
1. Terjadi pembukaan prematur servik
2. Membran terkait dengan pembukaan terjadi:
a. Devaskularisasi
b. Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan
c. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban, makin
berkurang
d. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat
denga infeksi yang mengeluarkan enzim preteolitik dan
kolagenase.
2.1.7 Komplikasi
1. Perdarahan : Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria
perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
a. Kehilangan darah lebih dai 500 cc.
b. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30
mmHg.
c. Hb turun sampai 3 gram %.
Tiga penyebab utama perdarahan antara lain :
1. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan
kontraksi dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari
perdarahan post partum.
2. Laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum
dapat menimbulkan perdarahan banyak bila tidak direparasi
dengan segera dan terasa nyeri.
3. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan
plasenta disebapkan oleh gangguan kontraksi uterus.
4. Lain-lain
a. Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi
kontraksi uterus sehingga masih ada pembuluh darah yang
tetap terbuka.
b. Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas
jaringan parut pada uterus setelah jalan lahir hidup.
c. Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).
d. Infeksi puerperalis di definisikan sebagai; inveksi saluran
reproduksi selama masa post partum. Insiden infeksi
puerperalis ini 1 % - 8 %, ditandai adanya kenaikan suhu
> 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari pertama post partum.
e. Endometritis adalah infeksi dalam uterus paling banyak
disebapkan oleh infeksi puerperalis. Bakteri vagina,
pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko
tinggi terjadinya endometritis
f. Mastitis yaitu infeksi pada payudara.
g. Infeksi saluran kemih insiden mencapai 2-4 %
wanita post partum, pembedahan meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih. Organisme terbanyak adalah
Entamoba coli dan bakterigram negatif lainnya.
h. Tromboplebitis dan thrombosis Semasa hamil dan masa
awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya
status vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler,
akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan trombus di
pembuluh darah dihasilkan dari dinding pembuluh darah)
dan thrombosis (pembentukan trombus) tromboplebitis
superfisial terjadi 1 kasus dari 500 – 750 kelahiran pada 3
hari pertama post partum.
1. Emboli yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah
kecil
2. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya.
3. Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak aman,
perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.
4. Tanda-Tanda Bahaya Post Partum
5. Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan
kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut
berasal dari perlukaan jalan lahir.
6. Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara
lain :
a. Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
b. Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
c. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi
robekan pada mukosa vagina.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Manuaba (2013) dalam buku ajar patologi obstetrik, kasus KPD yang
cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi bedah
sesar, dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi
chorioamnionitis. Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif
harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan kalau menempuh cara
konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus bisa
memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis janin.
Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan
tidak diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann ultrasonografi (USG)
untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada
KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh
karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan
waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih
biasanya paru- paru sudah matang, chorioamnionitis yang diikuti dengan sepsi pada
janin merupakan sebab utama meningginya morbiditas dan mortalitas janin. Pada
kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan lama pecahnya
selaput ketuban atau lamanya perode laten (Manuaba, 2013).
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
Manajemen terapi pada ketuban pecah dini menurut Manuaba (2013):
1. Konservatif
a. Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
c. Umur kehamilan kurang 37 minggu.
d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan
kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin.
f. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda
persalinan.
g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat
janin.
h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi
uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air
berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
2. Aktif
a. Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi.
b. Bila ditemukan tanda tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan
terminasi kehamilan.
c. Induksi atau akselerasi persalinan.
d. Lakukan seksiosesaria bila induksiatau akselerasi persalinan
mengalami kegagalan.
e. Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat
ditemukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat terjadi pecah ketuban yang harus segera
dilakukan:
1. Pakai pembalut tipe keluar banyak atau handuk yang bersih.
2. Tenangkan diri Jangan bergerak terlalu banyak pada saat ini. Ambil nafas dan
tenangkan diri.
Yang tidak boleh dilakukan:
1. Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi
kuman.
2. Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari ke sana kemari, karena air
ketuban akan terus keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal supaya
lebih tinggi.
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
2.2.1.1 Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan ketuban pecah dini
adalah :
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan,
status perkawinan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Pasien merasakan air ketuban yang keluar dari vagina ketika ketuban pecah,
panggul terasa tertekan, keputihan atau vagina terasa lebih basah dari pada
biasanya, serta adanya perdarahan melalui vagina.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat sebelun inpartus didapatkan cairan ketuban yang keluar pervagina
secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
4. Riwayat penyakit sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit
kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada pasien.
6. Riwayat psikososial
Pasien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya, berat badan
yang semakin meningkat dan membuat harga diri rendah.
2.2.1.2 Pola-Pola Fungsi Kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan
pasien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan, penanganan, dan
perawatan serta kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan
masalah dalam perawatan dirinya.
2.2.1.3 Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
2.2.1.4 Pola Aktivitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah,
pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami
kelemahan dan nyeri.
2.2.1.5 Pola Eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono,
yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi
karena penderita takut untuk melakukan buang air besar (BAB).
2.2.1.6 Pola Istirahat dan Tidur
Pada pasien intra partum terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri sebelum persalinan.
2.2.1.7 Pola Hubungan dan Peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan
orang lain.
2.2.1.8 Pola Penanggulangan Stres
Biasanya klien sering merasa cemas dengan kehadiran anak.
2.2.1.9 Pola Sensori dan Kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada perut akibat kontraksi uterus pada
pola kognitif klien intrapartum G1 biasanya akan mengalami kesulitan dalam
hal melahirkan, karena belum pernah melahirkan sebelumnya.
2.2.1.10 Pola Persepsi dan Konsep Diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri
antara lain dan body image dan ideal diri.
2.2.1.11 Pola Reproduksi dan Sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau atau
fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan
nifas.
2.2.1.12 Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan
terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total setelah partus
sehingga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya (Asrining, dkk. 2013).
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ketegangan otot rahim.
2.2.2.2 Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini.
2.2.2.3 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
2.2.3 Intervensi Keperawatan

Tujuan
Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
berhubungan tindakan asuhan SIKI (I.08238 Hal.201)
dengan keperawatan selama 1x7 Observasi
ketegangan otot jam diharapkan rasa 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durrasi,
Rahim nyeri pasien teratasi frekuensi, kualitas, insensitas nyeri
Kriteria Hasil SLKI 2. Identifikasi sekala nyeri
(L.08066 Hal. 145) : 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
1. Keluhan nyeri memperingan nyeri
menurun Terapeutik
2. Pasien meringis 4. Berikaan teknik nonfarmakologis untuk
menurun mengirangi rasa nyeri ( mis. TENS,
3. Kesulitan tidur hipnosis,akupresur, trapi musik, biofeedback,
menurun trapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri ( mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan )
6. Pasilitasi istirahat dan tidur
7. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
8. Jelasksan penyebab, periode,dan pemicu
nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
10. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
11. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
12. Ajarkan tekniknonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik,jika 1perlu
2. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Identifikasi pola aktifitas dan tidur
tidur tindakan asuhan 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
berhubungan keperawatan selama 1x7 (fisik dan/atau pisikologis)
dengan nyeri jam diharapkan pola 3. Modifikasi lingkungan
istirahat dan tidur pasien (mis.pencahayaan,kebisingan,suhu,m
kembali normal atras dan tempat tidur
Kriteria Hasil : 4. Fasilitasi menghilangkan stress
1. Keluhan sulit sebelum tidur
tidur pasien 5. Tetapkan jadwal tidur rutin
menurun 6. Jelaskan pentingnya tidur cukup
2. Keluhan pola selama sakit
tidur berubah 7. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
menurun tidur
3. Keluhan istirahat 8. Anjurkan menghindari
tidak cukup makanan/minuman yang mengganggu
menurun tidur
3. Defisit Setelah dilakukan Edukasi kesehatan
pengetahuan asuhan keperawatan SIKI ( I.12383 Hal.65 )
berhubungan selama 1x7 jam Observasi
dengan kurang diharapkan dapat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
terpaparnya mengetahui tentang menerima informasi
informasi penyakit yang dialami Terapeutik
KH : 2. Sediakan materi dan media pendidikan
1. Perilaku sesuai kesehatan
anjuran 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
2. Perilaku sesuai 4. Berikan kesempatan bertanya
dengan Edukasi
pengetahuan 5. Jelaskan faktor resiko yang dapat
meningkat mempengaruhi kesehatan
6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
rencana keperawatan diantaranya :Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi, ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual
dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan
psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien.
Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari
rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien (Budianna Keliat, 2015).
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan
pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang (US. Midar H, dkk, 2012 ).
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Loren


NIM : 2018.C.10a.0976
Tempat Praktek :-
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2021

FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU


BERSALIN

I PENGKAJIAN DATA
1. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. A
Umur : 26 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : JL. Tingang XX Alamat Rumah : JL. Tingang XX
No. 02 No. 02
Telepon : 0821-5533-7492 Telepon : 0821-2722-2286

2. ANAMNESA (Data Subjektif)


Pada tanggal : 25 Maret 2021 Pukul : 08.00
WIB
1. Alasan kunjungan/keluhan utama :
Pasien 2 hari terakhir, dan sebelum ke rumah sakit, pasien merasakan
kontraksi
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche 13 tahun

b. Siklus menstruasi 28 hari (teratur)


c. Lama 7 hari
d. Banyak darah : 60-80 cc

e. Konsistensi : Cair

f. Disminorhea : Ya (sebelum menstruasi)

g. Flour Albus : Tidak ada (sebelum /sesudah menstruasi)

Warna ..................... Bau .......................


Gatal.......................
h. HPHT : 15 Juni 2020

i. TP : 07 Maret 2021

3. Tanda-tanda bersalin :

a. Kontraksi : Ada Sejak Tanggal : 09


Maret 2021

b. Frekuensi : 1-2 X / 10 menit Lamanya 30-45 detik

c. Kekuatan : Sedang Lokasi : uterus


d. Darah dan : √]ada [ ]tidak ada
lendir [
e. Air Ketuban : √]ada [ ]tidak ada Jumlah 800 Ml : agak
[ Warna kuning
f. Darah : √]ada [ ]tidak ada Jumlah 400 cc : merah
[ Warna
4. Status Perkawinan
a. Kawin : Ya
b. Lama perkawinan 2 tahun
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu : G1 P0 A0
No Kehamilan Persalinan Anak
KB Ket. Umur Penyulit
Su
Penolong Jenis P. Temp. Penyulit JK BB TB
am
ASI H/M
i
Ke

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Hamil yang ke 1 dengan usia kehamilan 38 minggu.


b. Gerak anak dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 16 minggu

Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam :


 [√] kurang dari 10 kali

 [ ] lebih dari 10 sampai 20 kali

 [ ] lebih dari 20 kali

Bila lebih dari 20 kali dalalam 24 jam, dengan frekuensi :


 [ ] kurang dari 15 detik

 [ ] lebih dari 15 detik

 [ ] .............................

Bila ada pergerakan keluhan yang dirasakan : Tidak ada keluhan


c. Selama hamil memeriksakan kehamilan di bidan praktek berapa kali 10 kali

d. Keluhan yang di rasakan selama


hamil ini: Trimester I :
Mual muntah, nyeri pada payudara, sering buang air kecil
Trimester II :

Nyeri punggung, Pusing, naik berat badan


Trimester III :

Sesak napas, kelelahan, nyeri pada tulang kemaluan, tendangan bayi


1. Riwayat kesehatan:

Penyakit yang pernah atau sedang diderita : Tidak ada


Penyakit Klien Keluarga
Jantung
Hipertensi
Hepar / hepatitis
Diabetes Mellitus
Anemia
ringan/sedang/berat
PHS dan HIV/AIDS
Campak
Malaria
Tuberkulosis (TBC)

Keturunan kembar : -

Dari pihak siapa : -


2. Riwayat Psikososial

a. Kehamilan ini [√] Direncanakan[ ] Tidak direncanakan [√] Diterima [ ] Tidak


diterima

b. Perasaan tentang kehamilan ini : Bahagia

c. Emosional ibu saat pengkajian : [√]stabil [ ]labil

d. Jenis kelamin yang diharapkan : [√]♀ []♂


e. Perilaku kesehatan :Merokok [ ] ya [√]
tidak Alkohol [ ] ya [√] tidak

Narkoba [ ] ya [√] tidak


Obat / jamu [√] ya [ ] tidak
f. Ibadah / Spiritual : Patuh

g. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin: Rumah sakit dan bidan, perawat,
dokter

3. Riwayat KB

[√] pernah [ ] belum pernah

Mulai KB : 1 tahun lalu Jenis KB : KB suntik 3 bulan


Lama : 1 tahun Kapan berhenti : 1 tahun yang lalu
Alasan : Ingin menunda kehamilan
4. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola
Nutrisi
Makan
Selama hamil : 3 x/hari, porsi sedang

Saat bersalin : 5-6 x/hari, porsi sedang

Minum

Selama hamil 8 gelas /hari

Saat bersalin 9-10 gelas /hari

5. Pola Eliminasi

BAK

Selama hamil : 10 x/hari Warna : kuning Bau : khas amoniak

Saat bersalin : 8-10 x/hari Warna : kuning Bau


: BAB
Seama hamill : 0-1 x/hari Warna : coklat Konsistensi : sedang

Saat bersalin : 0-1 x/hari Warna : coklat Konsistensi : sedang

6. Pola Istirahat dan Tidur

Selama hamil : Tidur siang : 45 menit - 1 jam/hari Tidur malam 8-9 jam/hari
Saat bersalin : Tidur siang : 45 menit – 1 jam/hari Tidur malam 6-7 jam/hari
7. Pola Aktifitas

Selama hamil : Aktivitas sehari-hari dibantu dan aktifitas mandiri


Saat bersalin : Aktivitas sehari-hari di bantu
1. Personal Hygiene

Mandi : 2 x/hari keramas 0-1 x/hari


Gosok gigi : 3 x/hari Ganti pakaian Dalam2 x/hari
2. Seksualitas

4-5 x/minggu

3. Riwayat Imunisasi

Imunisasi : TT : [√] pernah [ ] belum pernah


Tanggal : TT1 : 29 Juni 2020 TT2 : 27 Juli 2020 TT3 : .................TT4 : ................TT5 :
..................

3. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)

1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : Compos Menthis
b. Tekanan darah : 100/80 mmHg Suhu : 36,5 ºC
c. Nadi : 80 x/menit RR : 22 x/menit
d. BB (pertama periksa) : 60 Kg
e. BB (sekarang saat : 70 Kg
periksa)
f. TB : 163 cm
g. Lingkar lengan atas : 24 cm
2. Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

 Kepala : warna rambut : Hitam pekat

Distribusi : Merata

Kebersihan : Baik

Kekuatan : Kuat

Kulit kepala : Simetris, tidak ada benjolan

 Muka : wajah : pucat √

Chloasma gravidarum : tidak ada

 Mata : Conjungtiva : merah muda

Sklera : putih
Pupil : isokor

Reaksi cahaya : positif

 Mulut dan Gigi : Gigi : karies (tidak ada) / trismus


(tidak ada) / perdarahan gusi (tidak ada)

Mukosa bibir : stomatitis

Lidah : bersih

 Hidung : Kesimetrisan : [√]simetris [ ]tidak


simetris Secret : [ ]ada [√]tidak ada
Kemampuan penciuman : [√]baik [ ]tidak baik
 Telinga : Kesimetrisan : [√]simetris [ ]tidak simetris
Serumen : [ ]ada [√]tidak
ada Kemampuan pendengaran : [√]baik
[ ]tidak baik
 Leher : Pembesaaran kelenjar tiroid : [ ]ada [√]tidak
ada Pembesaran vena jagularis : [ ]ada
[√]tidak ada

Pembesaran KGB : [ ]ada [√]tidak ada


 Axila : Pembesaran KGB : [ ]ada [ ]tidak ada

 Dada : Kesimetrisan payudara : [√]simetris [ ]


tidak simetris Pergerakan dada : [√]reguler [ ]
irreguler
Benjolan abnormal : [ ]ada [√]tidak ada
Hiperpigmentasi areola : [√]ada` [ ]tidak
ada
Keadaan puting susu : [ ]datar
[ √]menonjo
l

[ ] tenggelam kedalam
 Abdomen : Pembesaran : Pembesaran abdomen

Warna / hiperpigmentasi : Biru, kehitaman


Bekas luka / operasi : [ ]ada [ √]tidak
Linea (nigra/alba) ada [ ]tidak
Striae (livida / : [ ]alba [ ]nigra ada [ ]
ablican) tidak ada
: [ ]livida [ ]albican

 Genetalia : Warna vulva vagina : Kemerahan


Luka parut : [ ]ada [√ ]tidak ada
Varises : [ ]ada [√]tidak ada
Tanda Chadwick : [√]ada [ ]tidak ada
Oedem : [ ]ada [√]tidak ada
Pengeluaran : [ ]bloody show [√ ]cairan ketuban
[√]darah segar [ ]nanah/pus

 Perinium : Bekas luka parut : [ ]ada [√] tidak ada


Menonjol : [ ]iya [√]tidak
Varises : [ ]ada [√] tidak ada

 Anus : Hemorroid : [ ]ada [√]tidak ada


 Ekstremitas : Atas : [ ]oedem [ ]varises [ ]
kekakua
n
b. Kel Bawah : [ ]oedem [ ]varises [ ]

Palpasi kekakua
c. uaran kolostrum : Kolostrum keluar

 Abdoment : TFU : 35 cm

Leopold I :

Teraba  lembut dan lunak, yaitu bokong janin


Leopold II :

Teraba keras dan bulat, yaitu kepala janin

Leopold III :

Sebelah kanan teraba lebar dan keras, yaitu punggung. Sebelah kiri teraba
lembut dan bergerak, yaitu ekstermitas janin

Leopold IV :

Kepala janin masuk PAP

: Kontraksi : Intensitas : 1-1,5 menit


Lama 45 detik – 1 menit

Frekuensi 3-4 X / 10 menit


: TBBJ 300 gr

 Kandung Kemih: normal

 Ektremitas atas dan bawah : [ ]oedem [ ]varises

c. Auskultasi

 Dada : Auskultasi : [ √]vesik [ ]whezzing [ ]ronkhi


paru uler
 Abdomen : DJJ : [√]positif [ ]negatif 140 X/ menit

: [√ ]teratur [ ]tidak

: [√]positif [ teratur ]
Bising usus negatif

d. Perkusi : Reflek patella : ] [ ] negatif

: Ketuk [√ positif [√ ] tidak nyeri


costavertebra : [ ]nyeri

: Pemeriksaan Ginjal : [ ]sakit[√]tidak sakit

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal : 10 Maret 2021

1. Pemeriksaan Dalam (PD)

Serviks : Pendataran :
Pembukaan : Lengkap

Selaput ketuban : pecah

Bagian terendah: Kepala janin

Penurunan : normal

Posisi : normal

Tali Pusat : normal

Kesan Panggul : normal

2. Pemeriksaan laboratorium
Darah : Golongan darah :O
HB : 13,5 mmHg
Rhesu : + (positif)
s

Urine : Protein : - (negatif)


Urine : - (negatif)
Reduksi
: Rotgen :
urine
5. Foto :

USG
6. Pemeriksaan Penunjang lainnya : Pemeriksaan laboratorium 11 Maret
2021. HbSAg : (-), Hemoglobin
: 13,79 g/dl normal (12,0 – 16,0), hematokrit : 40% normal (38 – 47%),
leukosit : 11,0 10³/µl normal (4,5 – 11,0), trombosit : 160 10³/µl normal (150
– 440), terapi : amoxilin 500 mg : 3 x 1 tablet, gramafik 500 mg 3 x 1
tablet, infus RL 16 tpm, Oksitosin 10 IU intramuskuler.

PARTOGRAF
No. Umur :
Nama Ibu/Bapak : Ny. G1 P0 A0 Hamil
Regi 26 tahun/
D/Tn. A 38 minggu
ster 29 tahun

RS/Puske Masuk Tanggal : 25 Pukul : 08.00 WIB


smas/RB Maret 2021

Ketuban Pecah sejak pukul 07.30 WIB Mules sejak pukul : 07.00 WIB
Alamat : JL.
Tingang XX

Denyut 200
Jantung
Janin 190

( x/menit) 180

170

160

150

140

130

120

110

100

90

80

a 3 3
i 0 0
r

k
e
t
u
Pembukaan serviks (cm) beri tanda X

Turunnya kepala Beri tanda O

s
e

a
y
a

n
p
u
u
n
p
n
b

aksi
Kontr
Waktu (Pukul)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

tiap 10 menit
<3 4
20-40
20
> 40 2

(detik) 1

O
k
s
i
t
o
s
i
n

U
/
I

t
e
t
e
s
/
m
e
n
i
t

O
b
a
t

d
a
n

c
a
i
r
a
n

I
V

Nadi 180

170

160

150
Te
140
ka
na 130
n
120
dar
ah

110

100
90 70

80 60

Temperatur oC 36.5

Protein

U
r
i
n
e

A
s
e
t
o
n

V
o
l
u
m
e

Makan terakhir : Pukul .................... Jenis : .............................. Porsi :


............................

Minum terakhir : Pukul .................... Jenis : .............................. Porsi :


............................
Lembar partograf bagian belakang
CATATAN PERSALINAN

Tanggal :10 maret 2021 Penolong Persalinan : Loren


............................................................................................................
Tempat persalinan : [ ] rumah ibu [ ] Puskesmas [ ] Klinik Swasta [ √ ] Lainnya
rumah sakit
Alamat tempat persalinan : JL. Cempaka

KALA I
[ ] Partograf melewati garis waspada
[ ] Lain-lain, Sebutkan
....................................................................................................................................
.......................................
Penatalaksanaan yang dilaksanakan untuk masalah tersebut :
............................................................................................................
Bagaimana hasilnya? :
....................................................................................................................................
......................................

KALA II
Lama Kala II : ............................................ menit Episiotomi : [ ] tidak [ ] ya.
Indikasi : ...................................................
Pendamping pada saat persalinan : [ ] suami [ ]
keluarga [ ] teman [ ] dukun [ ] tidak ada Gawat
Janin : [ ] miringkan Ibu ke sisi kiri [ ] minta Ibu
menarik napas [ ] episiotomi
Distosia Bahu : [ ] Manuver Mc Robert Ibu merangkang [ ]
Lainnya .......................................................................................
Penatalaksanaan untuk masalah tersebut :
....................................................................................................................................
.
Bagaimana hasilnya? :
....................................................................................................................................
................................

KALA III
Lama Kala III : ............................................ menit Jumlah Perdarahan.........................ml
a. Pemberian Oksitosin 10 U IM < 2 menit? [ ] ya [ ] tidak, alasan
........................................................................................
Pemberian Oksitosis ulang (2x) ? [ ] ya [ ] tidak, alasan
........................................................................................
b. Pemegangan tali pusat terkendali ? [ ] ya [ ] tidak, alasan
........................................................................................
c. Masase fundus uteri? [ ] ya [ ] tidak, alasan
........................................................................................
Laserasi perineum derajat .................. Tindakan :
[ ] mengeluarkan secara manual
[ ] merujuk
[ ] tindakan
lain ..................................................
...............................................
Atonia uteri : [ ] Kompresi bimanual interna [ ] Metil Ergometrin 0,2 mg IM [ ]
Oksitosin drip
Lain-lain, sebutkan :
....................................................................................................................................
...........................................
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk masalah tersebut :
..................................................................................................................
Bagaimana hasilnya ? :
....................................................................................................................................
.....................................
BAYI BARU LAHIR
Berat Badan : ................. gram Panjang : ................. cm Jenis
Kelamin : L/P Nilai APGAR : ......../......../........
Pemberian ASI < 1 jam [ ] ya [ ] tidak,
alasan .........................................................................................................................
.........
Bayi baru lahir pucat/biru/lemas :[ ] mengeringkan [ ] menghangatkan [ ]
bebaskan jalan napas
[ ] stimulasi rangsang aktif [ ] Lain-lain, sebutkan :
...................................................................
[ ] Cacat bawaan, sebutkan :
....................................................................................................................................
............................
[ ] Lain-lain, sebutkan :
....................................................................................................................................
......................................
Penatalaksanaan yang dilaksanakan untuk masalah tersebut :
............................................................................................................
Bagaimana hasilnya ? :
....................................................................................................................................
.....................................
PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV

Jam Tekanan Nadi Suhu Tinggi Kontraksi Kandung Perdarahan

ke Pukul Darah Fundus Uterus Kemih


Uteri
10.00 100/80mmH 80x/menit 36.6 32 cm + turun -
WIB G 90x/menit
1
11.00 110/80mmH 36.7 32 cm + turun -
WIB G

Masalah Kala IV :
....................................................................................................................................
...............................................
Penatalaksanaan yang dilaksanakan untuk masalah tersebut :
............................................................................................................
Bagaimana hasilnya? :
....................................................................................................................................
......................................
No Tanggal Materi Pelaksana Keterangan
1 25 Maret 2021  Semua nifas Loren Pasien memahami, berjalan baik
2 25 Maret 2021  Breast care Loren Pasien memahami, berjalan baik
3 25 Maret 2021  ASI Loren Pasien memahami, berjalan baik
4 25 Maret 2021  Perawatan Tali Loren Pasien memahami, berjalan baik
Pusat
5 25 Maret 2021  KL Loren Pasien memahami, berjalan baik
6 25 Maret 2021  Gizi Loren Pasien memahami, berjalan baik
7 10 maret 2021  Imunisasi Loren Pasien memahami, berjalan baik

KIE
I. PENGOBATAN
Terapi : amoxilin 500 mg : 3 x 1 tablet, gramafik 500 mg 3 x 1 tablet, infus
RL 16 tpm, Oksitosin 10 IU intramuskuler.

Palangka Raya, 25 Maret 2021


Mahasiswa

Loren
ANALISIS DATA

Data subjektif dan data Kemungkinana penyebab Masalah


objektif

DS : Kontraksi Nyeri akut


- Klien mengeluhkan nyeri.
- P : nyeri karena kontraksi Sensasi rasa nyeri
- Q : nyeri hilang timbul
- R : nyeri pada vagina dan Nyeri Akut
perinium
- T : nyeri pada saat kontraksi
DO :
- S : nyeri skala 9
- Klien tampak meringis
- Klien tampak pucat
- Klien tampak gelisah
- TTV :
TD : 100/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 22 x/menit

DS : Lingkungan Gangguan pola tidur


- Pasien mengatakan sulit
tidur
- Pasien mengatakan
dalam sehari hanya tidur Lingkungan yang tidak nyaman
4-5 jam
- Pasien mengatakan pada
saat tidur sering
terbangun Hilangnya ketenangan
DO :
- Pasien tampak menguap
- Dibawah mata pasien
menghitam Susah untuk tidur
- Pasien tampak
mengantuk
- Pola tidur pasien
sebelum sakit ± 8 jam Ketidakpuasan tidur
- Pola tidur pasien sesudah
sakit ± 4 jam

DS : Kurang terpaparnya informasi Defisit pengetahuan


- Pasien mengatakan
tidak mengetahui
tentang apa
penyakitnya
DO :
- Pasien tampak bertanya-
tanya
- Pasien dan keluarga
tampak bingung
- Pendidikan terkahir
pasien SMA
PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot Rahim ditandai dengan pasien mengatakan nyeri
karena kontraksi nyeri dirasakan hilang timbul nyeri pada vagina dan perineum nyeri saat
kontraksidengan skala nyeri 9 pasien juga terlihat meringis pasien tampak pucat pasien tampak
gelisah TTV : TD : 100/80mmHg, S : 36,50C, N : 80x/menit, RR: 22x/menit
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan pasien mengatakan sulit tidur,
pasien mengatakan dalam sehari hanya tidur 4-5 jam, pasien juga mengatakan pada saat tidur sering
terbangun, pasien tampak menguap, pasien tampak mengantuk, dibawah mata pasien menghitam,
pola tidur pasien sebelum sakit 8 jam dan pola tidur pasien selama sakit 4 jam
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi ditanadai dengan pasien
mengatakan tidak mengetahui tentang apa penyakitnya, pasien tampak bertanya-tanya, pasien dan
keluarga tampak bingung, pendidikan terakhir pasien SMA.
1.3 Intervensi Keperawatan
Nama pasien : Ny. D
Ruang rawat : -

Tujuan
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durrasi, frekuensi,
dengan ketegangan otot keperawatan selama 1x7 jam kualitas, insensitas nyeri
Rahim diharapkan rasa nyeri pasien 2. Identifikasi sekala nyeri
teratasi 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Kriteria Hasil : nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 4. Berikaan teknik nonfarmakologis untuk mengirangi rasa
2. Pasien meringis menurun nyeri ( mis. TENS, hipnosis,akupresur, trapi musik,
3. Kesulitan tidur menurun biofeedback, trapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan )
6. Pasilitasi istirahat dan tidur
7. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
8. Jelasksan penyebab, periode,dan pemicu nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
10. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
11. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
12. Ajarkan tekniknonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
13. Kolaborasi pemberian analgetik oksikodon 5 mg 3x sehari
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan asuhan 9. Identifikasi pola aktifitas dan tidur
berhubungan dengan nyeri keperawatan selama 1x7 jam 10. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
diharapkan pola istirahat dan tidur pisikologis)
pasien kembali normal 11. Modifikasi lingkungan
Kriteria Hasil : (mis.pencahayaan,kebisingan,suhu,matras dan
4. Keluhan sulit tidur pasien tempat tidur
menurun 12. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
5. Keluhan pola tidur 13. Tetapkan jadwal tidur rutin
berubah menurun 14. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
6. Keluhan istirahat tidak 15. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
cukup menurun 16. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Edukasi kesehatan
berhubungan dengan keperawatan selama 1x7 jam SIKI ( I.12383 Hal.65 )
kurang terpaparnya diharapkan dapat mengetahui Observasi
informasi tentang penyakit yang dialami 7. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
KH : Terapeutik
3. Perilaku sesuai anjuran 8. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
meningkat 9. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Perilaku sesuai dengan 10. Berikan kesempatan bertanya
pengetahuan meningkat Edukasi
11. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
12. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Hari Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan dan


Nama Perawat
Senin, 10 Maret 2021 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
08.00 wib karakteristik, durrasi, -Pasien mengatakan masih merasa nyeri
Diagnosa 1 frekuensi, kualitas, pada vagina dan perinium
insensitas nyeri -Skala nyeri 8
2. Mengidentifikasi sekala O:
nyeri -Pasien tampak masih susah tidur Loren
3. Mengdentifikasi faktor -Pasien tampak berbaring
yang memperberat dan -Pasien sudah bisa melakukan teknik
memperingan nyeri relaksasi napas dalam
4. Memberikaan teknik -Obat ciprofloxacin 2x500 mg 2x sehari
nonfarmakologis untuk sudah di berikan secara oral
mengirangi rasa nyeri A:
( mis. TENS, -Masalah teratasi sebagian
hipnosis,akupresur, trapi P : Imtervensi dilanjutkan 1,2,3,5,6,11
musik, biofeedback, trapi
pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
5. Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri ( mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan )
6. Mempasilitasi istirahat
dan tidur
7. Mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
8. Menjelasksan penyebab,
periode,dan pemicu nyeri
9. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
10. Menganjurkan
memonitor nyeri secara
mandiri
11. Menganjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
12. Mengajarkan
tekniknonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi pemberian
analgetik oksikodon 5
mg 3x sehari
Selasa, 10 Maret 2021 1. Mengidentifikasi pola S:
11.00 wib aktifitas dan tidur -Pasien mengatakan masih sulit tidur
Diagnose 2 2. Mengidentifikasi faktor O:
pengganggu tidur (fisik -Tampak dibawah mata pasien menghitam
dan/atau pisikologis) -Pasien tampak mengantuk
3. Memodifikasi -Pola tidur pasien 4 jam sehari Loren
lingkungan -Memodifikasi lingkungan sudah dilakukan
(mis.pencahayaan,kebisi -Melakukan prosedur untuk meningkatkan
ngan,suhu,matras dan kenyamanan sudah dilakukan
tempat tidur -Pentingnya tidur cukup selama sakit sudah
4. Memfasilitasi dijelaskan
menghilangkan stress A : Masalah Gangguan pola tidur masigh
sebelum tidur belum teratasi
5. Menetapkan jadwal tidur P : Lanjutkan intervensi 1-8
rutin
6. Menjelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
7. MengaAnjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
8. Menganjurkan
menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Rabu, 10 Maret 2021 1. Mengidentifikasi S:
14.00 wib kesiapan dan - Pasien mengatakan sudah dapat
kemampuan menerima mengetahui tentang penyakitnya
informasi - Pasien menatakan sudah dapat
2. Menyediakan materi dan menjelaskan kembali tentang
media pendidikan penyakitnya
kesehatan O:
3. Menjadwalkan - Perilaku hidup bersih dan sehat sudah
Loren
pendidikan kesehatan mulai diterapkan oleh keluarga dan
sesuai kesepakatan pasien
4. Memberikan kesempatan - Pasien dan keluarga sudah dapat
bertanya mengerti tentang penyakit yang sedang
5. Menjelaskan faktor dialami pasien
resiko yang dapat A : masalah teratasi sebagian
mempengaruhi kesehatan P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,5,6
6. Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
BAB 4
PENUTUP
4.1.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa luka bakar adalah kerusakan lapisan kulit yang
disebabkan oleh benda panas, termasuk api, air panas, dan uap panas. Rusaknya kulit
akibat luka bakar membuat penderitanya rentan mengalami infeksi, karena kulit
merupakan lapisan pertahanan awal tubuh untuk melawan infeksi. Oleh karena itu,
penanganan perlu dilakukan secepatnya.
Setelah melakukan pengkajian untuk mendapatkan data-data yang dapat
menunjang untuk menegakan diagnosa keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dengan cara observasi langsung terhadap pasien, di dapatkan keluhan
nyeri pada bagian vagina dan perineum,sulit tidur,dan pasien tidak mengetahui
tentang penyakitnya suhu tubuh pasien 36,50C, TD : 100/80 mmHg, N : 80x/menit,
RR : 22x/menit, diagnose keperawatan yang muncul yaitu, nyeri akut, gangguan pola
tidur, defisit pengetahuan. Untuk intervensi keperawatan yang dilakukan mengatasi
masalah keperawatan Ny. D meliputi intervensi mandiri dan intervensi bersifat
kolaboratif, semua intervensi tersebut mempunyai tujuan yaitu untuk mengatasi
masalah keperawawatan, penulis berencana untuk membuat rencana sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai rencana asuhan keperawatan dilakukan secara berlanjut dan
sesuai dengan kondisi pada saat dirawat. Implementasi dilaksanakan selama 3 hari
perawatan terhadap Ny. D tindakan secara mandiri yang dilakukan seperti melakukan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, memantau tanda-tanda vital.
Tindakan kolaboratif yang dilakukan seperti pemberian terapi injeksi dan oral, semua
rencana keperawtan diimplementasikan dengan baik. Hasil evaluasi keperawatan
yang di peroleh setelah melakukan asuhan keperawatn selama 3 hari pada Ny. D
adalah masalah teratasi sebagian terhadap 3 masalah keperawatan.

4.1.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Saran bagi mahasiswa agar laporan studi kasus ini berguna untuk menambah
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dan mampu mempelajari asuhan keperawatan
dengan diagnosa medis Ketuban Pecah Dini dan sebagai acuan atau referensi untuk
mahasiswa dalam penulisan laporan studi kasus selanjutnya.
4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Saran bagi institusi pendidikan agar laporan pendahuluan studi kasus ini dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan atau referensi untuk mahasiswa dalam
membuat asuhan keperawatan terkait pasien dengan diagnosa ketuban pecah dini
pada masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Asrining, S. H.. S. K. N., dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC
Bulecchek. G. 2013. Nursing Intervensions Clasification (NIC). Edisi Keenam.
Elsivers. Singapura
Kemenkes RI. 2014, 2015, 2016. Buku Saku PelayananKesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta:
Hidayat, A.A.A. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan edisi 2.
Jakarta:Salemba
Hakimi, 2010 : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Ida Ayu, C. M. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Joseph H. K. 2010. Catatan Kuliah: Ginekologi dan Obstetri (Obsgin). Suha Medika
: Yogyakarta
Manuaba, I.B.G. 2013. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I . Jakarta : Media
Moorhead. S. 2013. Nursing Outcome Clasification (NOC). Edisi Kelima. Elsivers.
Singapura
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC
Nugroho. 2010. Ilmu Patologi Kebidanan. Jakarta : EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka.
Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep dan Praktik. EGC. Jakarta
Sarwono, Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Cetakan ke-2. Tridasa
Printer : Jakarta
Martaadisoebrata D. 2013. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Edisi 3.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai