Anda di halaman 1dari 147

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

M DENGAN ASMA
DI LINGKUNGAN PAPRING KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2021

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Keluarga yang diampu Oleh
Ns. Achmad Effendi, S.Kep

Oleh :
Nama : GADIS MAIDA LINGGA AL WISTA
NIM : 2018.02.018

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANYUWANGI
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. M dengan Asma di


lingkungan Papring Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021

Gadis Maida Lingga Al Wista


2018.02.0218

Laporan ini telah disetujui


Pada Tanggal,

Oleh
Pembimbing

Ns. Achmad Effendi, S.Kep


NIM. 06 082 0913

Mengetahui
KA Prodi S1 Keperawatan

Ns. Sholihin, S.Kep


NIDN. 06.005.0906

2
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan hidayat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga pada Ny. M dengan Asma di Lingkungan Papring Kecamatan Kalipuro
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021”, sebagai syarat untuk memenuhi tugas stase
keperawatan keluarga Sarjana Keperawatan STIKES Banyuwangi.
Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu
pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. DR. H. Soekardjo selaku Ketua STIKES Banyuwangi.
2. Ns. Sholihin, S. Kep selaku Ka. Prodi Sarjana Keperawatan STIKES Banyuwangi.
3. Ns. M. Ahmad Efendi, S. Kep., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
4. Ny. M yang sudah berkenan menjadi KK binaan keluarga penulis sehingga laporan ini
dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
5. Orang tua tercinta dan terkasih yang telah memberikan motivasi, doa dan dukungan.
6. Sahabat dan teman seperjuangan Sarjana Keperawatan STIKES Banyuwangi, dan
seluruh pihak yang membantu menyelesaikan laporan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas segala amal baik yang telah
diberikan.
Penulis menyadari bahwa laporan inimasih banyak kekurangan dalam penulisan,
penyusunan ataupun penyajian materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sebagai bahan penyempurna penyusunan laporan berikutnya dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Banyuwangi, Juli 2021


Penulis

Gadis Maida Lingga Al Wista


NIM. 2018.02.018

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari masyarakat. Keberadaan
keluarga di masyarakat akan menentukan perkembangan masyarakat. Keluarga menjadi
tempat sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga keluarga menjadi
salah satu aspek terpenting dari keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan
para anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat,
akan tetapi hingga saat ini masih sangat sedikit perhatian yang diberikan pada keluarga
sebagai objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan. Keluarga di
Indonesia mengalami masalah pada pertumbuhan dan perkembangan keluarga serta
permasalahan keluarga yang beresiko ataupun rentan terhadap permasalahan kesehatan
(Susanto, 2012). Masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga salah
satunya yaitu asma.
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi
berlebihan terhadap stimulus tertentu dan bersifat reversibel (Padila, 2015). Definisi
asma juga disebutkan oleh Reeves dalam buku Padila yang menyatakan bahwa asma
adalah obstruksi pada bronkus yang mengalami inflamasi dan memiliki respon yang
sensitif serta bersifat reversible. Asma merupakan penyakit kronis yang mengganggu
jalan napas akibat adanya inflamasi dan pembengkakan dinding dalam saluran napas
sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan
reaksi berlebihan. Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk
dalam paru-paru berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing),
batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari
(Soedarto. 2012).
Pada tahun 2009 di Amerika tercatat prevalensi asma adalah 8,2% dan
mempengaruhi 24,6 juta orang (17,4 juta dewasa dan 7,1 juta anak-anak dengan rentang
0-17 tahun) tampaknya tingkat penyebaran asma global berkisar dari 1% hingga 18%
populasi di berbagai negara seperti Wabe 18% , New Zealand 15 % (GINA, 2017).
Penyakit asma, masih termasuk dalam sepuluh besar penyakit penyebab kesakitan dan
kematian di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 Prevalensi penderita

4
asma di Indonesia menginjak angka 2,4%. Prevalensi asma tertinggi terdapat di provensi
Yogyakarta 4,5%, provinsi Kalimantan timur menjadi provensi tertinggi ke dua 4,1%,
dan Bali menjadi provinsi tertinggi ke tiga 4,0%, diikuti oleh provinsi Kalimantan tengah
dan Kalimantan utara, prevalensi terendah adalah provensi Sumatra utara (1,0%).
(Riskesdas, 2018) Bali merupakan provinsi peringakat ketiga sebagai jumlah kasus Asma
tertinggi di indonesia. Prevalensi penyakit asma di bali mencapai 4,0% (Riskesdas,
2018).
Gejala asma adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama pada
malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. Gejala tersebut memburuk
pada malam hari, adanya alergen seperti debu, asap rokok, bulu binatang, polusi
(Rikesdas, 2013). Dilihat dari kodisi klinis dan faktor penyebabnya asma dapat
menimbulkan masalah keperawatan sepeti bersihan jalan napas tidak efektif, gangguan
pertukaran gas, gangguan ventilasi spontan (Tim Pokja SDKI DPP, 2017). Serangan
asma biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan
pernafasan lambat, mengi dan laborious. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang
dibandingkan inspirasi. Meningkatnya sputum pada jalur pernafasan yang dihasilakan
oleh hiperresponsive akibat alergen menyebabkan sputum sulit untuk dikeluarkan
(Wijaya & Putri, 2013). Dampak yang dapat terjadi oleh adanya penumpukan sputum
atau lendir yang di hasilkan oleh hiperresponsive akibat reaksi dari alergi dapat
menyebabkan munculnya diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif.
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (Tim Pokja SDKI
DPP, 2017).
Peran keluarga sangatlah penting, apakah keluarga mengetahui tentang penyakit
stroke, cara mencegah ataupun mengobatinya di rumah. Peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang
mengalami stroke untuk mencegah terjadinya masalah yang lebih lanjut.Pelayanan
keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat
tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal
– hal yang terkait dengan masalah kesehatannya.Pengalaman belajar klinik memberikan
kemampuan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan
penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan
sebagai pendekatan.

5
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan
keluarga yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. M dengan asmadi Perumahan
Kalipuro Asri Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keluarga pada Ny. M dengan asma
di lingkungan papring Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Tahun
2021.
2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa yang tepat pada Ny. M dengan asma
di lingkungan papring Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Tahun
2021.
3. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan (intervensi) yang
tepat pada Ny. M dengan asma di lingkungan papring Kecamatan Kalipuro
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan (implementasi) yang
tepat pada Ny. M dengan asma di lingkungan papring Kecamatan Kalipuro
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang sudah
di lakukan pada Ny. M dengan asma di lingkungan papring Kecamatan
Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa


Salah satu media untuk mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan
keluarga secara nyata, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika keluarga dan meningkatkan keterampilan
komunikasi, kemandirian, dan hubungan interpersonal.

6
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik keperawatan keluarga selanjutnya.

1.3.3 Bagi Keluarga Binaan


Keluarga mampu menyelesaikan masalah kesehatannya secara mandiri
sehingga mampu meningkatkan status kesehatan individu dan keluarga.

7
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga


Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Duvall dalam Harmoko (2012) konsep keluarga merupakan sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum:
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap
anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam
masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu
dan masyarakat (Harmoko, 2012).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu
sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2.1.2 Fungsi Keluarga


Friedman (2014) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsiafektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi
dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat

8
mengembangkan konsep diripositif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling


mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubbungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan
hubungan dengan orang lain diluar keluarga/masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiapanggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak- anak dapat meniru tingkah laku
yang positif dari kedua orang tuanya.
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.

2. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di
sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan
penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
yang diwujudkan dalamsosialisasi.

9
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal
ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.

2.1.3 Tipe dan Bentuk Keluarga


Andarmoyo (2012)menyebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :

1. Tipe Keluarga Tradisional


1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dananak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dansebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpaanak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan

10
oleh perceraian ataukematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja ataukuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarried teenege mothers
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.

4) The Non Marital Hetero sexual Conhibitang Family


Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.

5) Gay and Lesbian Family


Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami–istri (marital partners).

6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat–alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang–barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab

11
membesarkan anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalamkehidupannya.

2.1.4 Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut (Andarmoyo, 2012) membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:

1. Keluarga Baru (Berganning Family)


Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.


2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orangtua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
2. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang
tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :

1) Suami merasadiabaikan.

12
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan sosial terganggu dan menurun.
5) Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
6) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
7) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
8) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
9) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
10) Konseling KB post partum 6 minggu.
11) Menata ruang untuk anak.
12) Biaya / dana Child Bearing.
13) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
14) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3. Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.


2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luarkeluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dananak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
4. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.

13
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang


seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memilikiotonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari
perdebatan, kecurigaan danpermusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalamkeluarga.
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
6. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkanrumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan
nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluargabesar.


2) Mempertahankankeintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada padakeluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dannenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
7. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat


sosial dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.

14
3) Keakraban denganpasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/pension.
8. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.


2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

2.1.5 Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan


Keluarga
Andarmoyo (2012) menjelaskan peran perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada keluarga yaitu :
1. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari
pendekatan intervensi keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan dapat
mencakup berbagai bidang, isi dan fokus, termasuk promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit, masalah kesakitan/disabilitas dan dampaknya, serta
dinamika keluarga (Andarmoyo, 2012)
Pendidikan memberikan informasi kepada klien, dengan demikian,
membantu mereka untuk dapat mengatasi secara lebih efektif terhadap
perubahan kehidupan dan peristiwa yang menimbulkan stres. Mendapatkan
informasi yang berarti, membantu anggota keluarga lebih merasa memegang
kendali dan mengurangi stres. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk
mengartikan lebih jelas pilihan mereka dan lebih berhasil menyelesaikan
masalah mereka (Andarmoyo, 2012).
2. Konseling
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor dan
klien yang ditandai oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan, dan
keselarasan. Hubungan ini terdiri dari serangkaian interaksi sepanjang waktu
berupa konyang melalui berbagai teknik aktif dan pasif,berfokus pada
kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah memengaruhi perilaku
adaptif klien

15
Elemen inti konseling adalah empati atau menyelami atau merasakan
perasaan dan perilaku orang lain; penerimaan positif terhadap klien; dan
selaras atau tulus, tidak berpura-pura dan jujur dalam hubungan klien-
perawat (Andarmoyo, 2012).
3. Membuat kontrak
Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar
dapat dengan realistik membantu individu dan keluarga membuat perubahan
perilaku adalah dengan cara membuat kontrak. Kontrak adalah persetujuan
kerjasama yang dibuat antara dua pihak atau lebih, misalnya antara orang
tua dan anak. Agar tepat waktu dan relefan, kontrak waktu dapat dinegosiasi
secara terus menerus dan harus mencakup area sebagai berikut: tujuan, lama
kontrak, tanggung jawab klien, langkah untuk mencapai tujuan, dan
penghargaan terhadap pencapaian tujuan. Biasanya kontrak dibuat dalam
bentuk tertulis, singkat, sederhana dan tanpa paksaan (Andarmoyo, 2012).
4. Manajemen kasus
Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangansebagaibagian dari
peran perawat kesehatan masyarakat; terakhir digunakanditatanan layanan
kesehatan yang bersifat akut. Pertumbuhan perawatan terkelola telah
menjadi kekuatan utama munculnya menejemen kasus (Andarmoyo, 2012).
5. Advokasi klien
Komponen utama dari menejemen kasus adalah advokasi klien
(Andarmoyo, 2012). Advokasi adalah seseorang yang berbicara atas nama
orang atau kelompok lain. Peran sebagai advokat klien melibatkan
pemberian informasi kepada klien dan kemudian mendukung mereka
apapun keputusan yang mereka buat (Andarmoyo, 2012)
Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya
empat cara, yaitu (Andarmoyo, 2012) :
1) Dengan membantu klien memperoleh layanan yang mereka butuhkan
dan menjadi hakmereka.
2) Dengan melakukan tindakan yang menciptakan sistem layanan
kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhanklien.
3) Dengan memberikan advokasi untuk memasukan pelayanan yang lebih
sesuai dengansosial-budaya.

16
4) Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial yang lebih
responsive.
6. Koordinasi
Salah satu peran advokasi klien yang diterima secara luas adalah
koordinator. Karena inti dari menejemen kasus adalah juga koordinasi,
pengertian advokasi dan koordinasi pada pokonya saling tumpang tindih.
Pada kenyataannya menejemen kasus sering kali diartikan sebagai
koordinasi (khususnya di bidang kerja sosial), dan dirancang untuk
memberikan berbagai pelayanan kepada klien dengan kebutuhan yang
kompleks di dalam suatu pengendali tunggal (Andarmoyo, 2012).
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan
yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak
terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
7. Kolaborasi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayan
rumah sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain untuk
mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak hanya
dialukakan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga dikeluarga dan
komunitaspun dapat dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan Napadano
(1984) dalam Friedman (2014) adalah proses berbagi perencanaan dan
tindakan secara berkelanjutan disertai tanggng jawab bersama terhadap hasil
dan kemampuan bekerjasama untuk tujuan sama menggunakan teknik
penyelesaian masalah.
8. Konsultasi
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka
hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian, harus ada
Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.
Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga karena
perawat keluarga sering berperan sebagai konsultan bagi perawat, tenaga
profesional, dan para profesional lainnya ketika informasi klien dan keluarga
serta bantuan diperlukan (Andarmoyo, 2012).

17
2.2 Konsep Dasar Asma

2.2.1 Definisi Asma


Sesak nafas dan mengi menjadi suatu pertanda seseorang mengalami
asma. Asma merupakan gangguan radang kronik pada saluran napas. Saluran
napas yang mengalami radang kronik bersifat peka terhadap rangsangan
tertentu, sehingga apabila terangsang oleh faktor risiko tertentu, jalan napas
menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi
bronkus,sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang. Dari proses radang
tersebut dapat timbul gejala sesak nafas dan mengi (Almazini, 2012).
Sedangkan menurut Wahid dan Suprapto (2013) Asma adalah suatu penyakit
dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas pada
rangsangan tertentu, yang mengakibatkan peradangan, penyempitan ini bersifat
sementara. Dari beberapa pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan asma
merupakan suatu penyakit saluran pernafasan yang mengalami penyempitan
karena hipereaktivitas oleh faktor risiko tertentu. Penyempitan ini bersifat
sementara serta menimbulkan gejala sesak nafas dan mengi.
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi
berlebihan terhadap stimulus tertentu dan bersifat reversibel (Padila, 2015).
Definisi asma juga disebutkan oleh Reeves dalam buku Padila yang menyatakan
bahwa asma adalah obstruksi pada bronkus yang mengalami inflamasi dan
memiliki respon yang sensitif serta bersifat reversible. Asma merupakan
penyakit kronis yang mengganggu jalan napas akibat adanya inflamasi dan
pembengkakan dinding dalam saluran napas sehingga menjadi sangat sensitif
terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan reaksi berlebihan.
Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-
paru berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing),
batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan
dini hari (Soedarto. 2012).

2.2.2 Klasifikasi Asma


Menurut Wijaya dan Putri (2014) kasifikasi asma berdasarkan berat
penyakit, antara lain:
a. Tahap I : Intermitten Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan:
1) Gejala inermitten < 1 kali dalam seminggu

18
2) Gejala eksaserbasi singkat (mulai beberapa jam sampai beberapa hari)
3) Gejala serangan asma malam hari < 2 kali dalam sebulan
4) Asimptomatis dan nilai fungsi paru normal diantara periode eksaserbasi
5) PEF atau FEV1 : ≥ 80% dari prediksi Variabilitas < 20%
6) Pemakaian obat untuk mempertahankan kontrol: Obat untuk mengurangi
gejala intermitten dipakai hanya kapan perlu inhalasi jangka pendek β2
agonis
7) Intensitas pengobatan tergantung pada derajat eksaserbasi kortikosteroid
oral mungkin dibutuhkan.
b. Tahap II : Persisten ringan Penampilan klinik sebelum mendapatkan
pengobatan:
1) Gejala ≥ 1 kali seminggu tetapi < 1 kali sehari
2) Gejala eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas dan tidur
3) Gejala serangan asma malam hari > 2 kali dalam sebulan
4) PEF atau FEV1 : > 80 % dari prediksi Variabilitas 20-30%
5)Pemakaian obat harian untuk mempertahankan kontrol: Obat-obatan
pengontrol serangan harian mungkin perlu bronkodilator jangka panjang
ditambah dengan obat-obatan antiinflamasi (terutama untuk serangan
asma malam hari)
c. Tahap III : Persisten sedang penampilan klinik sebelum mendapat
pengobatan:
1) Gejala harian
2) Gejala eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur
3) Gejala serangan asma malam hari > 1 kali seminggu
4) Pemakaian inhalasi jangka pendek β2 agonis setiap hari
5) PEV atay FEV1 : > 60% - < 80% dari prediksi Variabilitas > 30%
6) Pemakaian obat-obatan harian untuk mempertahankan kontrol: Obat-
obatan pengontrol serangan harian inhalasi kortikosteroid
bronkodilatorjangka panjang (terutama untuk serangan asma malam hari)
d. Tahap IV : Persisten berat Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan:
1) Gejala terus-menerus
2) Gejala eksaserbasi sering
3) Gejala serangan asma malam hari sering
4) Aktivitas fisik sangat terbatas oleh asma

19
5) PEF atau FEV1 : ≤ 60% dari prediksi
6) Variabilitas > 30%

2.2.3 Etiologi Asma


Penyebab awal terjadinya inflamasi saluran pernapasan pada penderita
asma belum diketahui mekanismenya (Soedarto, 2012).Terdapat berbagai
keadaan yang memicu terjadinya serangan asma, diantara lain:
1) Kegiatan fisik (exercise)
2) Kontak dengan alergen dan irritan
Allergen dapat disebabkan oleh berbagai bahan yang ada di sekitar
penderita asma seperti misalnya kulit, rambut, dan sayap hewan. Selain itu
debu rumah yang mengandung tungau debu rumah (house dust mites) juga
dapat menyebabkan alergi. Hewan seperti lipas (cockroaches, kecoa) dapat
menjadi pemicu timbulnya alergi bagi penderita asma. Bagian dari tumbuhan
seperti tepung sari dan ilalang serta jamur (nold) juga dapat bertindak sebagai
allergen. Irritan atau iritasi pada penderita asma dapat disebabkan oleh
berbagai hal seperti asap rokok, polusi udara. Faktor lingkungan seperti udara
dingin atau perubahan cuaca juga dapat menyebabkan iritasi. Bau-bauan
yang menyengat dari cat atau masakan dapat menjadi penyebab iritasi. Selain
itu, ekspresi emosi yang berlebihan (menangis, tertawa) dan stres juga dapat
memicu iritasi pada penderita asma.
3) Akibat terjadinya infeksi virus
4) Penyebab lainnya. Berbagai penyebab dapat memicu terjadinya asma yaitu:
a) Obat-obatan (aspirin, beta-blockers)
b) Sulfite (buah kering wine)
c) Gastroesophageal reflux disease, menyebabkan terjadinya rasa terbakar
pada lambung (pyrosis, heart burn) yang memperberat gejala serangan
asma terutama yang terjadi pada malam hari
d) Bahan kimia dan debu di tempat kerja
e) Infeksi

Menurut Wijaya & Putri (2014) etiologi asma dapat dibagi atas:
a. Asma ekstrinsik / alergi Asma ekstrinsik / alergi

20
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sudah terdapat
semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus,
binatang dan debu.
b. Asma instrinsik / idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-
faktor non spesifik seperti: flu, latihan fisik, kecemasan atau emosi sering
memicu serangan asma. Asma ini sering muncul sesudah usia 40tahun
setelah menderita infeksi sinus.
c. Asma campuran
Asma yang timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan intrinsik.

2.2.4 Manifestasi Klinis Asma


Tanda dan gejala yang muncul yaitu hipoventilasi, dyspnea, wheezing,
pusing-pusing, sakit kepala, nausea, peningkatan nafas pendek, kecemasan,
diaphoresis, dan kelelahan. Hiperventilasi adalah salah satu gejala awal dari
asma. Kemudian sesak nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai
wheezing (di apeks dan hilus). Gejala utama yang sering muncul adalah
dipsnea, batuk dan mengi. Mengi sering dianggap sebagai salah satu gejala yang
harus ada bila serangan asma muncul.
Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma menurut Halim
Danokusumo (2000) dalam Padila (2015) diantaranya ialah:
a. Stadium Dini Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
3) Wheezing belum ada
4) Belum ada kelainan bentuk thorak
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE
6) BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan:
1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
2) Wheezing
3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4) Penurunan tekanan parsial O2

21
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus
7) Sianosis
8) BGA Pa O2 kurang dari 80%
9) Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan kanan pada
rongent paru
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

2.2.5 Patofisiologi Asma


Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi disebabkan
oleh satu atau lebih dari konstraksi otot-otot yang mengelilingi bronkhi, yang
menyempitkan jalan nafas, atau pembengkakan membran yang melapisi
bronkhi, atau penghisap bronkhi dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot
bronkhial dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental, banyak
dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap di dalam
jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan ini belum diketahui, tetapi
ada yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sisitem
otonom. Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk
terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian
menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen
mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk
sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin
serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A).
Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos
dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan
membaran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak. Sistem saraf
otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh impuls saraf vagal
melalui sistem parasimpatis, Asma idiopatik atau nonalergik, ketika ujung saraf
pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok,

22
emosi dan polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan
asetilkolin ini secara langsung menyebabkan bronkokonstriksi juga merangsang
pembentukan mediator kimiawi yang dibahas di atas.
Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap
respon parasimpatis. Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf
simpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor α- adrenergik dirangsang terjadi
bronkokonstriksi, bronkodilatasi terjadi ketika reseptor β- adregenik yang
dirangsang.Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adregenik dikendalikan
terutama oleh siklik adenosin monofosfat (cAMP). Stimulasi reseptor alfa
mengakibatkan penurunan cAMP, mngarah pada peningkatan mediator kimiawi
yang dilepaskan oleh sel mast bronkokonstriksi. Stimulasi reseptor beta
adrenergik mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP yang menghambat
pelepasan mediator kimiawi dan menyababkan bronkodilatasi. Teori yang
diajukan adalah bahwa penyekatan βadrenergik terjadi pada individu dengan
asma. Akibatnya asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator
kimiawi dan konstriksi otot polos (Wijaya dan Putri, 2014).

23
2.2.6 Pathway Asma

Faktor Pencetus Serangan

Faktor Ekstrinsik Campuran Faktor Instrinsik

Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, dan bulu binatang) Polusi udara: CO, asap rokok parfume
Emosional: takut, cemas, stress
Fisik: cuaca dingin perubahan temperature
Infeksi: parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
Iritan: kimia
Aktifitas yang berlebihan

Reaksi antigen & antibodi

Antigen merangsang IgE sel mast, maka terjadi reaksi antigen-antibody

Proses pelepasan produk-produk selmast (mediator kimiawi): Histamin,, bradikinin, prostaglandin, anafilaksis

Mempengaruhi otot polos dan kelenjar pada jalan nafas

Edema dinding bronkiolus Kontraksi otot polos Penurunan produksi mukus

Obstruksi saluran nafas Spasme otot bronkus (Bronkospasme) Penurunan sekresi mukus

MK: Pola napas tidak efektif Dispnea Rangsangan batuk

Kelelahan otot intercostae Asma MK: Bersihan jalan napas tidak


efektif

Muncul pada malam hari Kurang pajanan informasi


Tubuh lemah

MK: Defisit pengetahuan


MK: Gangguan pola tidur
MK: Intoleransi aktivitas

24
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang Asma
Pemeriksaan penunjang menurut Padila (2015) yaitu:
a. Spirometri Untuk mengkaji jumlah udara yang dinspirasi
b. Uji provokasi bronkus
c. Pemeriksaan sputum
d. Pemeriksaan cosinofit total
e. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g. Foto thorak
Untuk mengetahui adanya pembengkakan, adanya penyempitan bronkus dan
adanya sumbatan
h. Analisa gas darah
Untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan dengan
oksigenasi.

2.2.8 Penatalaksanaan Asma


Prinsip umum dalam pengobatan saat terjadi serangan asma antara lain:
1) Menghilangkan obstruksi jalan nafas
2) Mengenali dan menghindarkan faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
3) Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan
atau penanganan penyakit
Penatalaksanaan asma dapat dibagi menjadi menjadi 2 yaitu:
1) Pengobatan dengan obat-obatan:
a) Beta agonist (beta adregenik agent)
b) Methylxanlines (enphy bronkodilator)
c) Anti kolinergik (bronkodilator)
d) Kortekosteroid
e) Mast cell inhibitor (inhalasi)
2) Tindakan yang spesifik:
a) Pemberian oksigen

25
b) Pemberian agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau
terbutalin 10 mg), inhalasi nebulezer dan pemberiannya dapat diulang
setiap 30 - 60 menit.
c) Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB
d) Kortekosteroid hidrokortison 100-200 mg, digunakan jika tidak ada respon
segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan
yang sangat berat.
Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu:
Non farmakologi, tujuan dari terapi asma:
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah kekambuhan
c. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
d. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan
exercise
e. Menghindari efek samping obat asma
f. Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel
Farmakologi, obat anti asma:
a. Bronchodilator Adrenalin, epedrin, terbutallin, fenotirol
b. Antikolinergin Iptropiem bromid (atrovont)
c. Kortikosteroid Predrison, hidrokortison, orodexon.
d. Mukolitin BPH, OBH, bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih.

2.2.9 Komplikasi Asma


Komplikasi menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu:
a. Pneumothorak
b. Pneumomediastium dan emfisema sub kutis
c. Atelektasis
d. Aspirasi
e. Kegagalan jantung/ gangguan irama jantung
f. Sumbatan saluran nafas yang meluas / gagal nafas asidosis

26
2.2.10 Pencegahan Asma
a. Berhenti merokok
b. Hindari pemicu kambuhnya asma seperti paparan asaprokok, debu,
polusiudara, bau-bauan yang mengiritasi seperti parfum, obat semprot
serangga, deterjen cucian
c. Jangan memelihara hewan seperti anjing dan kucing
d. Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup
yang terbuat dari bahan sintesis
e. Usahakan tidak memakai karpet di dalam rumah/kamar tidur
f. Jemur dan tepuk-tepuk kasur secara rutin
g. Menggunakan pengobatan pencegah asma
h. Bawa obat kemanapun pergi
i. Berolahraga secara rutin
j. Pakai masker
k. Imunoterapi
l. Atur pola makan
m. Sering cek fungsi paru
n. Dibiasakan bernafas lewat hidung
o. Pakai bantal tinggi dengan posisi badan semi fowler
p. Peka terhadap perubahan cuaca
q. Mengelola stress dengan baik

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

2.3.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan keluarga menurut Friedman (2014) yaitu proses
pengakajian keluarga dapat berasal dari berbagai sumber seperti wawancara,
observasi rumah keluarga dan fasilitasnya, pengalaman yang dilaporkan anggota
keluarga.
1. Data Umum
1) Pada data umum yang perlu dikaji antara lain nama kepala keluarga dan
anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan
pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa pendidikan

27
berpengaruh pada pemahaman dan kemampuan pasien dalam
pengelolaan serta perawatan asma.
2) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe/jenis keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi pada keluarga tersebut. Biasanya dapat
terjadi pada bentuk keluarga apapun.
3) Suku
Mengakaji asal usul suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa dan kebiasaan adat penderita tersebut terkait dengan
penyakit asma.
4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan.
5) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga. Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat
status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang.
6) Aktifitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga dapat dilihat dari kapan saja atau terakhir kali
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini. Tahap perkembangan keluarga ini termasuk kategori tahap
6 yaitu keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah). Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdes) menunjukkan bahwa pervalensi asma
untuk seluruh kelompok usia sebesar 3,5% dengan pervalensi penderita
asma pada anak usia 1-4 tahun sebesar 2,4% dan usia 5-14 tahun sebesar
2,0% (Titis Ramadani, 2018).

28
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat Keluarga Inti
Menjelaska nmengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status
imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan keluarga
dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak
suami dan istri untuk mengetahui kemungkinan jika penyakit asma yang
terjadi pada pasien merupakan factor keturunan.
3. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank
dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah (Friedman,
2014).
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/ kesepakatan
penduduk setempat.
3) Mobilitas Geografis Keluraga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat
kebiasaan keluarga berpindah tempat tinggal.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dalam Masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat. Misalnya perkumpulan keluarga
inti saat malam hari, karena saat malam hari orang tua sudah pulang
bekerja dan anak-anak sudah pulang sekolah atau perkumpulan keluarga
29
besar saat ada perayaan seperti hari raya. Interaksi dengan masyarakat
bisa dilakukan dengan dilakukan kegiatan-kegiatan di lingkungan tempat
tinggal seperti gotong royong dan arisan RT/RW.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasiltas yang
dimilki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan fasilitas
sosial atau dukungan dari masyarakat setempat terhadap pasien dengan
asma. Pengelolaan pasien yang menderita asma dikeluarga sangat
membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga, petugas dari
pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. Semuanya berperan dalam
pemberian edukasi, motivasi dan monitor atau mengontrol
perkembangan kesehatan anggota keluarga yang menderita asma.
4. Struktur Keluarga
Menjelaskan mengenai pola komunikasi antar keluarga, struktur
kekuatan keluarga yang berisi kemampuan keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah prilaku, struktur peran yang
menjelaskan peran formal dan informal dari masing-masing anggota keluarga
serta nilai dan norma budaya yang menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga.
5. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya dan seberapa jauh keluarga saling
asuh dan saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain,
menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman,
2014). Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.
Keluarga yang kurang memparhatikan keluarga yang menderita asma
akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, penghargaan,
30
hukuman dan perilaku serta memberi dan menerima cinta (Friedman,
2014). Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota keluarga
yang menderita asma untuk berinteraksi dengan lingkungan akan
mengurangi tingkat stress keluarga. Pada kasus penderita asma dapat
mengalami gangguan fungsi sosial baik didalam keluarga maupun
didalam komunitas sekitar keluarga.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas pokok keluarga, yaitu:
a. Mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
sejauh mana keluarga mengetahui pengertian, faktor penyebab,
tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap
masalah. Pada kasus penyakit asma ini dikaji bagaimana
pemahaman keluarga mengenai pengertian asma, penyebab asma,
tanda dan gejala asma serta bagaimana pananganan dan perawatan
terhadap keluarga yang menderita penyakit asma.
b. Mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat. Tugas ini merupakan upaya keluarga
yang utama untuk mencari pertolongan yang sesuai dan tepat untuk
keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan dan menentukan tindakan
dalam keluarga. Yang perlu dikaji adalah bagaimana mengambil
keputusan apabila anggota keluarga menderita asma dan
kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat akan
mendukung kesembuhan anggota keluarga yang menderita asma.
c. Mengetahui sejauh mana keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita asma, bagaimana keadaan penyakitnya dan
cara merawat anggota keluarga yang sakit asma.
d. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat. Bagaiman keluarga mengetahui
keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, kemampuan
31
keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mencegahan
timbulnya komplikasi dari asma. Pemeliharaan lingkungan yang
baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu
penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan biasanya disebabkan karena terbatasnya sumber –
sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang
tidak memenuhi syarat.
e. Mengatuhi sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung terhadap kesehatan
seseorang.
4) Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan
jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi Ekonomi
Menjelaskan sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan
sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga. Pada keluarga dengan tingkat ekonomi yang
mencukupi akan memperhatikan kebutuhan perawatan penderita asma,
misal berobat secara teratur ke pelayanan kesehatan.
6. Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor Jangka Pendek
Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari enam bulan.
2) Stressor Jangka Panjang
Stressor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari enam bulan.
3) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Stressor dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap stressor.
4) Strategi Koping Yang Digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan / stress.
32
5) Strategi Adaptasi Disfungsional
Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan / stress.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang di gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik klinik head to toe, untuk pemeriksaan fisik pada pasien dengan
asmaadalah sebagai berikut:
1) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan umum pasien, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
berat badan dan tanda-tanda vital. Biasanya pada pasien asma terjadi
gangguan pada bicaranya seperti afasia ekspresif yaitu tidak mampu
membentuk kata yang mampu dipahami, mungkin mampu bicara dalam
respon kata tunggal ataupun afasia reseptif, tidak mampu memahami
kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal. Selain itu
pada TTV pasien seperti tekanan darah pasien dapat tinggi ataupun
normal, nadi biasanya normal, suhu pasien stroke biasanya tidak terdapat
masalah.
2) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada pembesaran pada leher,
kondisi mata, hidung, mulut dan apakah ada kelainan pada pendengaran.
Pada pasien dengan penyakit asma biasanya terjadi hemiparese atau
kelemahan wajah, paralisis wajah, disfagia, disartria. Selain itu dapat
terjadi Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang
penglihatan), kesulitan penglihatan pada malam hari, dan juga diplopia
atau penglihatan ganda.
3) Sistem Integumen
Pada pasien dengan penyakit asma biasanya tidak terjadi gangguan pada
sistem integumen nya, turgor kulit < 2 detik, dan tidak ada kelainan,
namun hal ini tergantung pada kondisi masing-masing pasien.
4) Sistem Pernafasan
Dikaji adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada pada pasien asma
5) Sistem Kardiovaskuler

33
Sistem kardiovaskuler pada pasien dengan asmaberbeda-beda tergantung
individunya dapat normal ataupun terjadi gangguan.
6) Sistem Gastrointestinal
Pada pasien asmabiasanya mengalami konstipasi ataupun normal
tergnatung keadaan masing-masing pasien.
7) Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan pada pasien dengan asmaberbeda-beda tergantung
individunya dapat normal ataupun terjadi gangguan.
8) Sistem Muskuluskletal
Sistem muskuluskletal pada pasien dengan asmaberbeda-beda tergantung
individunya dapat normal ataupun terjadi gangguan.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan keluarga yang dikembangkan adalah diagnosis
tunggal yang hampir serupa dengan diagnosis keperawatan klinik. (Sudiharto,
2012). Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi
dan simptom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari SDKI
(2016).
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diri diagnosis
ke sistem keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual
dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan
mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan
pengalaman. (Friedman, 2014) Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) terdiri dari :
1. Kesiapan peningkatan koping Keluarga (D.0090, Hal : 199)
2. Ketidakmampuan koping keluarga (D.0093, Hal : 204)
3. Penurunan Koping Keluarga (D.0097, Hal : 212)
4. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D.0099, Hal : 216)
5. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (D.0115, Hal : 254)
6. Gangguan Proses Keluarga (D.0120, Hal : 266)

34
7. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua (D.0122, Hal : 270)
8. Kesiapan peningkatan proses keluarga (D.0123, Hal : 271)
9. Ketegangan peran pemberi asuhan (D.0124, Hal : 273)
10. Penampilan peran tidak efektif (D.0125, Hal : 275)
11. Pencapaian peran menjadi orang tua (D.0126, Hal : 277)
12. Risiko gangguan perlekatan (D.0127, Hal : 278)
13. Risiko proses pengasuhan tidak efektif (D.0128, Hal : 279)

2.3.3 Intervensi Keperawatan


NO SDKI SLKI SIKI
.
1. (D.0090) Kesiapan Luaran Utama : Dukungan Koping
Peningkatan Koping - Status Koping Keluarga (I.09260)
Keluarga Keluarga (L.09088)
Observasi
Tanda Gejala Mayor Luaran Tambahan 1. Identifikasi respon
Subyektif : - Fungsi Keluarga emosional terhadap
- Anggota keluarga (L.13114) kondisi saat ini
menetapkan tujuan - Ketahanan 2. Identifikasi beban
meningkatkan gaya Keluarga (L.09074) prognosis secara
hidup sehat - Tingkat Ansietas psikologis
- Anggota keluarga (L.09093) 3. Identifikasi
menetapkan sasaran pemahaman
meningkatkan kesehatan tentang keputusan
Objektif perawatan setelah
(Tidak Tersedia) pulang
4. Identifikasi
Tanda Gejala Minor kesesuaian antara
Subyektif : harapan pasien,
- Anggota keluarga keluarga dan tenaga
mengidentifikasi kesehatan
pengalaman yang
mengoptimalkan Terapeutik
kesejahteraan 1. Dengarkan
- Anggota keluarga masalah, perasaan,
berupaya menjelaskan dan pertanyaan
dampak krisis terhadap keluarga
perkembangan 2. Terima nilai-nilai
- Anggota keluarga keluarga dengan
mengucapkan minat cara tidak
dalam membuat kontak menghakimi
dengan orang lain yang 3. Diskusikan rencana
mengalami situasi yang medis dan
sama perawatan
Objektif 4. Fasilitasi
memperoleh
35
(Tidak Tersedia) pengetahuan,
keterampilan dan
peralatan yang
diperlukan untuk
mempertahankan
keputusan
perawatan pasien.
5. Hargai dan dukung
mekanisme koping
adaptif yang
digunakan

Edukasi
1. Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
2. Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia

Kolaborasi
1. Rujuk untuk terapi
keluarga jika perlu

2. (D.0093) Ketidakmampuan Luaran Utama : Promosi Koping


Koping Keluarga - Status Koping (I.09312)
Keluarga (L.09088)
Tanda Gejala Mayor Observasi
Subyektif : Luaran Tambahan 1. Identifikasi
- Merasa Diabaikan - Adaptasi kegiatan jangka
Objektif Disabilitas pendek dan panjang
- Tidak memenuhi (L.05037) sesuai tujuan
kebutuhan anggota - Dukungan 2. Identifikasi
keluarga Keluarga (L.13112) kemampuan yang
- Tidak toleran - Dukungan Sosial dimiliki
- Mengabai kan anggota (L.13113) 3. Identifikasi
keluarga - Fungsi Keluarga pemahaman proses
(L.13114) penyakit
Tanda Gejala Minor - Ketahanan 4. Identifikasi metode
Subyektif : Keluarga (L.09074) penyelesaian
- Terlalu khawatir dengan - Manajemen masalah
anggota keluarga Kesehatan
- Merasa tertekan Keluarga (L.12105) Terapeutik
(depresi) 1. Diskusikan
- Tingkat Ansietas
Objektif perubahan peran
(L.09093)
- Perilaku menyerang - Tingkat yang dialami
Agitasi
(agresi) 2. Gunakan
(L.09092)
pendekatan yang
- Perilaku menghasut
tenang dan
36
(agitasi) meyakinkan
- Tidak berkomitmen 3. Diskusikan resiko
- Menunjukkan gejala yang menimbulkan
psikosomatis bahaya pada diri
- Perilku menolak sendiri
- Perawatan yang 4. Fasilitasi dalam
mengabaikan kebutuhan memperoleh
dasar klien informasi yang
- Mengabaikan dibutuhkan
perawatan/ pengobatan 5. Motivasi untuk
anggota keluarga menentukan
- Perilaku bermusuhan harapan yang
- Perilaku individualistik realistis
- Upaya membangun
Edukasi
hidup bermakna
1. Anjurkan menjalin
terganggu
hubungan yang
- Perilaku sehat terganggu
memiliki
- Ketergantungan anggota kepentingan dan
keluarga meningkat tujuan sama
- Realitas kesehatan 2. Anjurkan keluarga
anggota keluarga terlibat
terganggu 3. Ajarkan cara
memevahkan
masalah secara
konstruktif
4. Latih penggunaan
tekhnik relaksasi
5. Latih
mengembangkan
penilaian obyektif

3. (D.0097) Penurunan Luaran Utama : Dukungan Koping


Koping Keluarga - Status Koping Keluarga (I.09260)
Keluarga (L.09088)
Tanda Gejala Mayor Observasi
Subjektif Luaran Tambahan 1) Identifikasi respon
- Klien mengeluh/khawa - Fungsi Keluarga emosional terhadap
tir tentang respon orang (L.13114) kondisi saat ini
terdekat pada masalah - Ketahanan 2) Identifikasi beban
kesehatan Keluarga (L.09074) prognosis secara
Objektif - Kinerja Pengasuh psikologis
- Orang terdekat menarik (L.13117) 3) Identifikasi
diri dari klien - Perlekatan pemahaman tentang
- Terbatasnya komunikasi (L.13122) keputusan
orang terdekat dengan - Resolusi Berduka perawatan setelah
klien (L.09085) pulang
- Tingkat Ansietas 4) Identifikasi
kesesuaian antara
(L.09093)
Tanda Gejala Minor harapan pasien,

37
Subjekif keluarga dan tenaga
- Orang terdekat kesehatan
menyatakan kurang Terapeutik
tepapar informasi 1) Dengarkan
tentang upaya mengatasi masalah, perasaan,
masalah klien dan pertanyaan
keluarga
Objektif 2) Terima nilai-nilai
- Bantuan yang dilakukan keluarga dengan
orang terdekat cara tidak
menunjukkan hasil yang menghakimi
tidak memuaskan 3) Diskusikan rencana
- Orang terdekat medis dan
berperilaku protektif perawatan
yang tidak sesuai 4) Fasilitasi
dengan kemampuan/ memperoleh
kemandirian klien pengetahuan,
keterampilan dan
peralatan yang
diperlukan untuk
mempertahankan
keputusan
perawatan pasien.
5) Hargai dan dukung
mekanisme koping
adaptif yang
digunakan

Edukasi
1) Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
2) Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia

Kolaborasi
1. Rujuk untuk terapi
keluarga jika perlu

4. (D.0099) Perilaku Luaran Utama : Promosi Perilaku


Kesehatan Cenderung - Perilaku Kesehatan Upaya Kesehatan
Beresiko (L.12107) (I.12472)

Tanda Gejala Mayor Luaran Tambahan Observasi


Subjektif - Manajamenen 1. Identifikasi
(Tidak Tersedia) Kesehatan perilaku upaya
Objektif (L.12104) kesehatan yang
- Menunjukkan - Manajemen dapat ditingkatkan

38
penolakan terhadap Kesehatan
perubahan status Keluarga (L.12105) Terapeutik
kesehatan - Pemeliharaan 1. Berikan
- Gagal melakukan Kesehatan lingkungan yang
tindakan pencegahan (L.12106) mendukung
masalah kesehatan kesehatan
- Menunjukkan upaya 2. Orientasi
peningkatan status pelayanan
kesehatan yang minimal kesehatan yang
dapat
Tanda Gejala Minor dimanfaatkan
Subjektif
(Tidak Tersedia) Edukasi
Objektif 1. Anjurkan
- Gagal mencapai menggunakan air
pengendalian yang bersih
optimal 2. Anjurkan mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun
3. Anjurkan
memakan sayur
dan buah setiap
hari
4. Anjurkan
melakukan egiatan
aktifitas fisik
setiap hari
5. Anjurkan tidak
merokok didalam
rumah.

5. (D.0115) Manajemen Luaran Utama : Dukungan keluarga


Kesehatan Keluarga Tidak - Manajemen merencanakan
Efektif Kesehatan perawatan (I.13477)
Keluarga (L.12105)
Tanda Gejala Mayor Observasi
Subjektif Luaran Tambahan 1. Identifikasi
- Mengungkap kan tidak - Ketahanan kebutuhan dan
memahami masalah Keluarga (L.09074) harapan keluarga
kesehatan yang diderita - Perilaku Kesehatan tentang kesehatan
- Mengungkap kan (L.12107) 2. Identifikasi
kesulitan menjalankan - Status Kesehatan konsekuensi tidak
perawatan yang Keluarga (L.12108) melakukan
ditetapkan - Tingkat tindakan bersama
Objektif Pengetahuan keluarga
- Gejala penyakit anggota (L.12111) 3. Identifikasi
keluarga semakin sumber-sumber
memberat yang dimiliki
- Aktifitas keluarga untuk keluarga
mengatasi masalah 4. Identifikasi

39
kesehatan tidak tepat tindakan yang
dapat dilakukan
Tanda Gejala Minor keluarga
Subjektif Terapeutik
(Tidak Tersedia) 1. Memotivasi
Objektif pengembangan
- Gagal melakukan sikap dan emosi
tindakan untuk yang mendukung
mengurangi faktor upaya kesehatan
resiko 2. Gunakan sarana
dan fasilitas yang
ada dalam
keluarga
3. Ciptakan
perubahan
lingkungan rumah
secara optimal
Edukasi
1. Informasikan
fasilitas kesehatan
yang ada
dilingkungan
keluarga
2. Anjurkan
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada
3. Ajarkan cara
perawatan yang
bisa dilakukan
keluarga.

6. (D.0120) Gangguan Proses Luaran Utama : Promosi Proses


Keluarga Efektif Keluarga
- Proses Keluarga
(I.13496)
Tanda Gejala Mayor (L.13123)
Subjektif Observasi
(Tidak Tersedia) 1. Identifikasi tipe
Objektif Luaran Tambahan proses keluarga
- Keluarga tidak mampu 2. Identifikasi
- Dukungan masalah atau
beradaptasi terhadap
situasi Keluarga (L.13112) gangguan proses
- Tidak mampu keluarga
- Dukungan Sosial 3. Identifikasi
berkomunikasi secara
terbuka diantara anggota (L.13113) kebutuhan
keluarga perawatan mandiri
- Kinerja Pengasuh dirumah untuk
Tanda Gejala Minor (L.13117) klien dan tetap
Subjektif beradaptasi pola
- Keluarga tidak mampu - Koping Keluarga hidup keluarga

40
mengungkapk an - Penampilan Peran
perasaan secara leluasa Terapeutik
(L.12119)
Objektif 1. Pertahankan
- Keluarga tidak mampu - Resolusi Berduka interaksi yang
memenuhi kebutuhan berkelanjutan
(L.09085) dengan anggota
fisik/emosional/spiritual
anggota keluarga - Status Koping keluarga
- Keluarga tidak mampu 2. Motivasi anggota
(L.09086) keluarga untuk
mencari atau menerima
bantuan secara tepat - Tingkat Agitasi melakukan
aktifitas bersama
(L.09092) seperti makan
- Tingkat Depresi bersama, diskusi
bersama keluarga
(L.9097) 3. Fasilitasi anggota
keluarga
melakukan
kunjungan rumah
sakit
4. Susun jadwal
aktifitas
perawatan mandiri
dirumah untuk
mengurangi
gangguan rutinitas
keluarga

Edukasi
1. Jelaskan strategi
mengembalikan
kehidupan
keluarga yang
normal kepada
anggota keluarga
2. Diskusikan
dukungan sosial
dari sekitar
keluarga
3. Latih keluarga
manajemen waktu
jika perawatan
dirumah
dibutuhkan.

7. (D.0122) Kesiapan Luaran Utama : Promosi Antisipasi


Peningkatan Menjadi - Peran menjadi keluarga (I. 12466)
Orang Tua orang tua
(L.13120) Observasi
Tanda Gejala Mayor 1. Identifikasi
Subjektif Luaran Tambahan kemungkinan

41
- Mengekspres ikan - Keamanan krisis situasi atau
keinginan untuk lingkungan rumah masalah
meningkatka n peran (L.14126) perkembangan
menjadi orang tua - Penampilan Peran serta dampaknya
Objektif (L.12119) pada kehidupan
- Tampak adanya - Tingkat pasien dan
dukungan emosi dan pengetahuan keluarga
pengertian pada anak (L.12111) 2. Identifikasi
atau anggota keluarga metode
pemecahan
Tanda Gejala Minor masalah yang
Subjektif sering digunakan
- Anak atau anggota keluarga
keluarga lainnya
mengekspresi kan Terapeutik
kepuasan dengan 1. Fasilitasi dalam
lingkungan rumah memutuskan
- Anak atau anggota strategi
keluarga mengungkapk pemecahan
an harapan yang masalah yang
realistis dihadapi keluarga
Objektif 2. Libatkan seluruh
- Kebutuhan fisik dan anggota keluarga
emosi anak/anggota dalam upaya
keluarga terpenuhi antisipasi masalah
kesehatan, jika
memungkinkan
3. Lakukan
kunjungan kepada
keluarga secara
berkala jika perlu
4. Buat jadwal
aktifitas bersama
keluarga terkait
masalah kesehatan
yang dihadapi

Edukasi
1. Jelaskan
perkembangan
dan perilaku yang
normal kepada
keluarga

Kolaborasi
1. Kerjasama dengan
tenaga kesehatan
terkait lainnya,
jika perlu.

42
8. (D.0123) Kesiapan Luaran Utama : Promosi Keutuhan
peningkatan Proses - Proses Keluarga Keluarga (I.13490)
Keluarga (L.13123)
Observasi
Tanda Gejala Mayor Luaran Tambahan 1. Identifikasi
Subjektif - Dukungan pemahaman
- Mengekspres ikan Keluarga (L.13112) keluarga terhadap
keinginan untuk - Kinerja Pengasuh masalah
meningkatkan dinamika (L.13117) 2. Identifikasi
keluarga - Status kesehatan adanya konflik
keluarga (L.12108) prioritas antar
Objektif - Status koping anggota keluarga
- Menunjukka n fungsi keluarga (L.09088) 3. Identifikasi
keluarga dalam mekanisme
memenuhi kebutuhan koping keluarga
fisik sosial, dan 4. Monitor hubungan
psikologis anggota antara anggota
keluarga keluarga
- Menunjukka n aktivitas
untuk mendukung Terapeutik
keselamatan dan 1. Hargai privasi
pertumbuhan anggota keluarga
keluarga 2. Fasilitasi
- Peran keluarga fleksibel kunjungan
dan tepat dengan tahap keluarga
perkembangan 3. Fasilitasi keluarga
- Terlihat adanya respek melakukan
dengan anggota pengambilan
keluarga keputusan dan
pemecahan
Tanda Gejala Minor masalah
Subjektif 4. Fasilitasi
(Tidak Tersedia) komunikasi
Objektif terbuka antar
- Keluarga menunjukkan setiap anggota
minat melakukan keluarga
aktivitas hidup
seharihari yang positif Edukasi
- Terlihat adanya 1. Informasikan
kondisi pasien
kemampuan keluarga
secara berkala
untuk pulih dan kondisi
kepada keluarga
sulit
2. Anjurkan anggota
- Tampak keseimbangan
keluarga
antara otonomi dan
mempertahankan
kebersamaan
keharmonisan
- Batasanbatasan anggota
keluarga
keluarga dipertahankan
- Hubungan dengan Kolaborasi
masyarakat terjalin 1. Rujuk untuk terapi
positif keluarga jika
43
- Keluarga berdaptasi perlu.
dengan perubahan

9. (D.0124) Ketegangan Luaran Utama : Edukasi pada


Peran Memberi Asuhan - Peran Pemberi pengasuh (I.12402)
Asuhan (L.13121)
Tanda Gejala Mayor Observasi
Subjektif Luaran Tambahan 1. Identifikasi
- Khawatir klien akan - Dukungan pemahaman dan
kembali dirawat Keluarga (L.13112) kesiapan peran
dirumah sakit - Kinerja Pengasuh pengasuh
- Khawatir tentang (L.13117) 2. Identifikasi
kalanjutan perawatan - Penampilan Peran sumber dukungan
klien (L.12119) dan kebutuhan
- Khawatir tentang - Resolusi Berduka istirahat pengasuh
ketidakmamp uan (L.09085)
pemberi asuhan dalam - Status Koping Terapeutik
merawat klien (L.09086) 1. Berikan dukungan
Objektif - Peran menjadi pada pengasuh
(Tidak Tersedia) orang tua selama pasien
(L.13120) mengalami
Tanda Gejala Minor kemunduran
- Fungsi Keluarga
Subjektif 2. Dukung
(L.13114)
(Tidak Tersedia) keterbatasan
- Ketahanan
Objektif pengasuh dan
Keluarga (L.09074)
- Sulit melakukan - Tingkat diskusikan dengan
Depresi pasien
dan/atau menyelesaikan (L.9097)
tugas merawat klien 3. Fasilitasi
- Ketahanan Personal pengasuh untuk
(L.09073) bertanya

Edukasi
1. Jelaskan dampak
ketergantungan
anak pada
pengasuh
2. Ajarkan pengasuh
mengeksplorasi
kekuatan dan
kelemahannya
3. Ajarkan pengasuh
cara memberikan
dukungan
perawatan diri.

10. (D.0125) Penampilan Luaran Utama : Dukungan


Peran Tidak Efektif - Penampilan Peran penampilan peran
(L.12119) (I.13478)
Tanda Gejala Mayor
Subjektif Luaran Tambahan Observasi

44
- Merasa bingung - Adaptasi 1. Identifikasi
menjalankan peran Disabilitas berbagai peran
- Merasa harapan tidak (L.05037) dan periode
terpenuhi - Fungsi Keluarga transisis sesuai
- Merasa tidak puas (L.13114) tingkat
dalam menjalankan - Interaksi Sosial perkembangan
peran (L.13115) 2. Identifikasi peran
Objektif yang ada dalam
- Konflik peran keluarga
- Adaptasi tidak adekuat 3. Identifikasi
- Strategi koping tidak adanya peran yang
efektif tidak terpenuhi

Tanda Gejala Minor Terapeutik


Subjektif 1. Fasilitasi adaptasi
- Merasa cemas peran keluarga
terhadap
Objektif
perubahan peran
- Depresi
yang tidak
- Dukungan sosial kurang
diinginkan
- Kurang bertanggung 2. Fasilitasi bermain
jawab menjalankan peran dalam
peran mengantisipasi
reaksi orang lain
terhadap perilaku
3. Fasilitasi diskusi
tentang peran
orang tua, jika
perlu
4. Fasilitasi diskusi
harapan dengan
keluarga dalam
peran timbal balik

Edukasi
1. Diskusikan
perilaku yang
dibutuhkan untuk
pengembangan
peran
2. Diskusikan
perubahan peran
dalam menerima
ketergantungan
orang tua
3. Diskusikan
strategi positif
untuk mengelola
perubahan peran
4. Ajarkan perilaku
baru yang
45
dibutuhkan oleh
pasien atau orang
tua untuk
memenhui peran.

Kolaborasi
1. Rujuk dalam
kelompok untuk
mempelajari peran
baru.

11. (D.0126) Pencapaian Peran Luaran Utama : Promosi Antisipasi


Menjadi Orang Tua - Peran menjadi keluarga (I. 12466)
orang tua
Tanda Gejala Mayor (L.13120) Observasi
Subjektif 1. Identifikasi
(Tidak Tersedia) Luaran Tambahan kemungkinan
Objektif - Dukungan krisis situasi atau
- Bounding acttachment Keluarga (L.13112) masalah
optimal - Dukungan Sosial perkembangan
- Perilaku positif menjadi (L.13113) serta dampaknya
orang tua - Keterlibatan Sosial pada kehidupan
- Saling berinteraksi (L.13116) pasien dan
dalam merawat bayi - Tingkat keluarga
pengetahuan 2. Identifikasi
Tanda Gejala Minor (L.12111) metode
Subjektif pemecahan
- Mengungkapk an masalah yang
kepuasan dengan bayi sering digunakan
Objektif keluarga
- Melakukan stimulasi
visual, taktil atau Terapeutik
pendengaran terhadap 1. Fasilitasi dalam
bayi memutuskan
strategi
pemecahan
masalah yang
dihadapi keluarga
2. Libatkan seluruh
anggota keluarga
dalam upaya
antisipasi masalah
kesehatan, jika
memungkinkan
3. Lakukan
kunjungan kepada
keluarga secara
berkala jika perlu
4. Buat jadwal
aktifitas bersama

46
keluarga terkait
masalah kesehatan
yang dihadapi

Edukasi
1. Jelaskan
perkembangan
dan perilaku yang
normal kepada
keluarga

Kolaborasi
1. Kerjasama dengan
tenaga kesehatan
terkait lainnya,
jika perlu.

12. (D.0127) Resiko Gangguan Luaran Utama : Promosi Perlekatan


Perlekatan (I.10342)
- Perlekatan
Faktor Resiko (L.13122) Observasi
- Kekhawatiran 1. Monitor kegiatan
menjalankan peran menyusui
sebagai orang tua Luaran Tambahan 2. Identifikasi
- Perpisahan antara ibu kemampuan bayi
- Harapan (L.09068) menghisap dan
dan bayi/anak akibat
hospitalisasi - Kinerja Pengasuh menelan asi
- Penghalang fisik (mis. 3. Identifikasi
(L.13117) payudara ibu
Inkubator, baby
warmer) - Peran menjadi 4. Monitor
- Ketidakmampuan orang perlekatan saat
orang tua menyusui
tua memenuhi
kebutuhan bayi/anak (L.13120)
- Perawatan dalam ruang Terapeutik
- Peran Pemberi 1. Hindari
isolasi
- Prematuritas Pengasuh memegang kepala
- Penyalahgunaan zat bayi
(L.13121) 2. Diskusikan
- Konflik hubungan
dengan ibu
antara orang tua dan - Status Menyusui
masalah selama
anak (L.03029) proses menyusui
- Perilaku bayi tidak
terkoordinasi
Edukasi
1. Ajarkan ibu
menopang seluruh
tubuh bayi
2. Anjurkan ibu
melepas pakaian
bagian atas agar
bayi dapat
47
menyentuh
payudara ibu
3. Anjurkan bayi
yang mendekati
kearah payudara
ibu dari bagian
bawah
4. Ajarkan ibu
mengenali tanda
bayi siap
menyusu.

13. (D.0128) Resiko Proses Luaran Utama : Promosi Keutuhan


Pengasuhan Tidak Efektif Keluarga (I.13490)
- Proses Pengasuh
Faktor Resiko Observasi
Luaran Tambahan
- Kekerasan dalam rumah 1. Identifikasi
- Kinerja Pengasuh pemahaman
tangga
(L.13117) keluarga terhadap
- Kehamilan tidak
- Peran menjadi masalah
diinginkan/direncanakan
orang tua 2. Identifikasi
- Kurang terpapar
(L.13120) adanya konflik
informasi tentang proses
- Dukungan prioritas antar
persalinan/pengasuhan
Keluarga (L.13112) anggota keluarga
- Ketidakberdayaan
- Tingkat 3. Identifikasi
maternal
pengetahuan mekanisme
- Distres Psikologis
(L.12111) koping keluarga
- Penyalahgunaan obat
- Ketidakadekuatan 4. Monitor hubungan
antara anggota
manajemen
keluarga
ketidaknyamanan
selama persalinan
Terapeutik
- Akses pelayanan
1. Hargai privasi
kesehatan sulitdijangkau
keluarga
- Kurangnya
2. Fasilitasi
minat/proaktif dalam
kunjungan
proses persalinan
keluarga
- Ketidaksesuaian kondisi 3. Fasilitasi keluarga
bayi dengan harapan melakukan
- Ketidakamanan pengambilan
lingkungan untuk bayi keputusan dan
pemecahan
masalah
4. Fasilitasi
komunikasi
terbuka antar
setiap anggota
keluarga

Edukasi

48
1. Informasikan
kondisi pasien
secara berkala
kepada keluarga
2. Anjurkan anggota
keluarga
mempertahankan
keharmonisan
keluarga

Kolaborasi
.1. Rujuk untuk terapi
keluarga jika
perlu.

2.3.4 Tindakan Keperawatan (Implementasi)


Implementasi keperawatan di sesuaikan rencana tindakan yang dibuat
untuk menjawab kebutuhan pasien.

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi Keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga.
Komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi adalah tahap yang
mentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau
sulitnya dalam melaksanakan evaluasi (Sudihartono, 2012). Penentuan
keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang diberikan pada keluarga dengan
pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat dalam melakukan evaluasi adalah :
1. Subyejtif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan
tindakan keperawatan
2. Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik observasi,
palpasi, perkusi dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau
kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakan
keperawatan.
3. Analisa: Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan
ditanggulangi.

49
4. Planning: Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana
tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


( INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES )
BANYUWANGI
Jl. Letkol Istiqlah No. 40 Telp (0333) 421610 – Fax. (0333) 414070 Banyuwangi

BAB 3
FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN KELUARGA )

3.1 PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. H
b. Alamat : Lingkungan papring
c. Telpon :-
d. Pekerjaan : buruh tani
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi : ayah istri dan anak

Status Imunisasi
Hub. Dng Pendi
Nama JK Umur Polio DPT Hepatitis Ket
KK dikan BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Tn. H L Suami 54 th SD    Imunisasi

lengkap

Ny. M P Istri 46 th SD   (Pasien)

50
An. D L Anak (1) 21th SMA

An. Y P Anak (2) 11 th SD

2. Genogram

Keterangan :

: Laki -Laki : Meninggal

: Garis pernikahan
: Perempuan
: Garis keturunan

: Pasien : Garis tinggal


serumah

3. Tipe Keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Termasuk kategori tipe keluarga inti (Nucear
family)

4. Suku Bangsa

51
Keluarga Ny. M berasal dari suku jawa

5. Agama
Keluarga Ny. M beragama Islam

6. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Sumber ekonomi Ny. M dalam 1 bulan yaitu :
Pendapatan : Rp 3.000.000,-
Pengeluaran : Rp 2.000.000,-
Sisa : Rp 1.000.000,-
Ny. M berkata pengeluaran tersebut digunakan untuk biaya pendidikan anaknya yang
terakhir dan sisa uang tersebut digunakan untuk kehidupan keluarga

7. Aktivitas rekreasi keluarga


Ny. M mengatakan rekreasinya cukup bersama keluarga dengan menonton tv bersama
dan jalan-jalan kecil di lingkungan rumah dari pukul 08.00- 09.00 pagi

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap ke 6 yaitu keluarga dengan anak
dewasa (Launching center families)

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Komunikasi Ny. M dengan keluarga saling terbuka, perkembangan keluarga juga sudah
terpenuhi dan sistem peran antar keluarga saling peduli

3. Riwayat keluarga inti


Riwayat keseh KK : Kelg berkata : “Tn. H mengatakan bahwa dirinya juga mempunyai
riwayat kesehatan berupa vertigo”
Riwayat keseh Istri :Kelg berkata : “Ny. M mengatakan bahwa dirinya mempunyai
riwayat kesehatan berupa asma sejak 15 tahun yang lalu”

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Riwayat keseh ortu suami ,Kelg berkata : “Tn. H mengatakan bahwa kedua orang tua
beliau tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TB Paru, Hepatitis) dan penyakit
menurun (Hipertensi, DM)”
Riwayat keseh ortu Istri,Kelg berkata : “Ny. M mengatakan bahwa kedua orang tua
beliau tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TB Paru, Hepatitis) dan penyakit
menurun (Hipertensi, DM)”
52
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah berukuran 10 x 12 m2, dinding permanenlantai keramik, jendela kaca bisa dibuka,
ruangan terdiri dari ruang tamu, 1 kamar mandi ukuran 3 x 3 m 2, terdapat jamban, 3
kamar ukuran 3 x 4 m2, dapur, dan pencahayaan dan ventilasi cukup.

Denah Rumah :

Gudang Dapur U

Kamar 1
Ruang keluarga

Kamar 2 Ruang Tamu

Masalah keseh dg karakteristik rumah, Kelg berkata :” Tidak adanya masalah kesehatan
dengan karakteristik rumah”

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Ny. M mengatakan sebelum adanya pandemi sering mengikuti kegiatan berupa PKK di
gelar 1 bulan sekali dan pengajian muslimat di gelar 1 minggu sekali

3. Mobilitas geografis keluarga


Ny. M mengatakan bahwa dirinya pernah berpindah rumah 1x setelah menikah

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny. M mengatakan sebelum sakit beliau selalu mengikuti kegiatan yang ada di
masyarakat seperti pengajian dan PKK, akan tetapi sejak sakit dan kambuh tiba-tiba
beliau tidak lagi mengikuti kegiatan atau perkumpulan yang ada di masyarakat
dikarenakan kesulitan dalam bernafas

5. Sistem pendukung keluarga


Ny. M mengatakan bahwa suami dan anaknya selalu merawat dan memperhatikan
kebutuhan Ny. M
53
STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga
Ny. M mengatakan komunikasi keluarga menggunakan bahasa jawa untuk sehari-hari

2. Struktur kekuatan keluarga


Ny. M mengatakan untuk pengambilan keputusan ialah suami / Tn. H. Keluarga
mengatakan dalam aktivitas sehari-hari keluarga sangat perhatian dan merasakan bahwa
mengatasi masalah menjadi tanggung jawab keluarga.

3. Struktur peran
Ny. M mengatakan bahwa dirinya membantu suami bekerja dengan menjaga toko, dan
beliau bertanggung jawab segala urusan rumah. Jika Ny. M kambuh maka keluarga
sangat cepat untuk melakukan tindakan untuk penanganan asma kambuh

4. Norma keluarga
Ny. M mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai dengan nilai
dalam agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya

FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai dan saling menjaga kepentingan
bersama. Tn. H memahami keadaan penyakit yang diderita oleh istrinya dan sangat
menyayanginya
2. Fungsi sosialisasi
Ny. M mengatakan karena sakit beliau tidak lagi mengikuti kegiatan dalam masyarakat,
akan tetapi beliau tetap selalu menjalin tali silaturahmi dengan tetanga-tetangganya
sehingga keluarga Ny. M tetap berhubungan baik dengan tetangga nya begitu juga
sebaliknya
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluhan utama :Ny. M mengatakan penyakitnya sering kambuh jika cuaca terlalu dingin
dan setelah makan dengan porsi banyak

TUGAS PERAWATAN KELUARGA


a) Mengenal masalah keluarga
1) Pengertian penyakit “Ny. M mengatakan asma adalah penyakit sesak nafas”

2) Penyebab penyakit “Ny. M mengatakan tidak tahu penyebab asma kambuh”

54
3) Tanda dan gejala penyakit “Ny. M mengatakan tidak tahu tanda gejala asma saat
kambuh”

4) Pre dispossi/cara penularan penyakit “Ny. M mengatakan bahwa penyakitnya tidak


menular”

b) Mengambil keputusan
1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit asma
“Ny. M kurang mengerti cara mengatasi jika asmanya kambuh”
2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit asma
“Ny. M mengatakan jika asma nya kambuh langsung segera minum obat dan
diatasi di rumah”

3) Dampak penyakit asma


“Ny. M mengatakan tidak adanya gangguan pada dirinya”

4) Komplikasi penyakit asma


“Ny. M mengatakan bahwa dirinya tidak tahu komplikasi asma”

c) Merawat anggota keluarga yang sakit


1) Cara perawatan penyakit
“Ny. M mengatakan jika asma kambuh hanya mempersiapkan obat saja”

2) Demonstrasi perawatan penyakit


“Ny. M mengatakan bahwa obat selalu ada dan tidak pernah merasakan stok obat
habis jadi sewaktu-waktu kambuh langsung minum obat”

d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi,pencahayaan,kebersihan
Kelg berkata : “Selalu membersihkan rumah setiap hari dan jendela selalu dibuka
agar pencahayaan bisa masuk ke dalam rumah melewat ventilasi jendela”

2) Lingkungan psikologis/hubungan antar kelg .

55
Kelg berkata :“Saling menghormati dan memahami antara keluarga agar tetap
harmonis, apabila ada masalah langsung diatasi dan di ambil jalan keluar bersama –
sama”

e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan


1) Penggunaan pelayanan kesehatan
Kelg berkata :“Menggunakan pelayanan kesehatan yaitu ke klinik atau rumah sakit
terdekat, akan tetapi untuk kekambuhan penyakit Ny. M langsung meminum
obatnya”

2) Manfaat, macam macam layanan


Kelg berkata :“Pelayanan kesehatan sangat bermanfaat untuk masyarakat, macam –
macam pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, klinik, rumah bidan atau perawat dan
rumah sakit”
3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan
Kelg berkata :“Tidak mempunyai trauma terhadap pelayanan kesehatan”

4. Fungsi reproduksi
Ny. M mempunyai anak 1 laki-laki 1 perempuan

5. Fungsi ekonomi
Ny. M menggunakan penghasilan Tn. H untuk memenuhi kebutuhan sedang,pangan dan
papan setiap hari menurut pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika ada sisa keuangan, maka disimpan untuk keadaan
yang mendadak bagi keluarga
STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stress jangka pendek dan panjang
Ny. M mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki dan tidak memikirkan sesuatu yang
membuat dirinya stress
b. Kemampuan keluarga
Ny. M mengatakan keluarga mampu mengatasi stresnya
c. Strategi koping
Ny. M mengatakan jika beliau mulai kefikiran atau stres ia banyak berdoa kepada Allah
supaya berikan hati yang ikhlas dan sabar
d. Strategi adaptasi

56
Ny. M mengatakan jika ada masalah selalu di bicarakan dan saling mengingatkan dan
memaafkan
Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Fisik Tn. H Ny. M An. D
Tanda–Tanda Tensi : 130/80 mmHg Tensi : 110/80 mmHg Tensi : 110/70
Vital Nadi : 80 x /m Nadi : 80x /m mmHg
RR : 24x/ m RR : 24x/ m Nadi : 80 x /m
Suhu : 36,5 c Suhu : 36, c RR : 24x/ m
BB : 65Kg BB : 50Kg Suhu : 35,5 c
TB : 170 cm TB : 140 cm BB : 67 Kg
LL :- LL :- TB : 160cm
LK :- LK :- LL :-
K :-

57
Kepala Pertumbuhan rambut Pertumbuhan rambut Pertumbuhan rambut
merata, rambut merata, rambut merata, warna rambut
pendek,warna rambut pendek,warna rambut ada hitam, rambut bersih,
ada sebagian yang sudah sebagian yang sudah tidak ada luka, tidak
tumbuh warna putih, tumbuh warna putih, massa dan tidak ada
kebersihan cukup, tidak kebersihan cukup, tidak nyeri tekan
ada lesi, tidak massa dan ada lesi, tidak massa dan
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
Mata Konjungtiva merah Konjungtiva merah Konjungtiva merah
muda, sclera agak putih, muda, sclera agak putih, muda, sclera agak
palpebra tidak odema, palpebra tidak odema, putih, palpebra tidak
tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi odema, tidak ada lesi,
nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
Hidung Simetris, hidung bersih, Simetris, hidung bersih, Simetris, hidung
tidak ada cuping hidung, tidak ada cuping hidung, bersih, tidak ada
polip hidung (-), warna polip hidung(-), warna cuping hidung, polip
sama dengan dengan sama dengan dengan hidung (-), warna
kulit sekitar. kulit sekitar sama dengan dengan
kulit sekitar.
Telinga Kebersihan cukup, warna Kebersihan cukup, warna Kebersihan cukup,
sama dengan kulit sama dengan kulit warna sama dengan
sekitar, tidak ada nyeri sekitar, tidak ada nyeri kulit sekitar, tidak ada
tekan, tidak ada lesi tekan, tidak ada lesi nyeri tekan, tidak ada
lesi
Mulut Kebersihan cukup, bibir Kebersihan cukup, bibir Kebersihan cukup,
lembab, tidak ada lembab, tidak ada bibir lembab, tidak
sariawan, lidah bersih, sariawan, lidah bersih, ada sariawan, lidah
gigi bersih, tidak ada gigi bersih, tidak ada bersih, gigi bersih,
pembesaran tonsil. pembesaran tonsil tidak ada pembesaran
tonsil.

Kulit Kulit berwarna kuning Kulit berwarna kuning Kulit berwarna kuning
langsat, warna kulit langsat, warna kulit langsat, warna kulit
merata,tidak ada lesi dan merata,tidak ada lesi dan merata,tidak ada lesi
turgor kulit <2 detik turgor kulit <2 detik dan turgor kulit <2
detik
Leher dan Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, vena kelenjar tiroid, vena kelenjar tiroid, vena
Tenggorakan
jugularis teraba, tidak jugularis teraba, tidak ada jugularis teraba, tidak
ada lesi dan massa lesi dan massa ada lesi dan massa
Dada a). Pemeriksaan Paru a). Pemeriksaan Paru a). Pemeriksaan Paru
(1). Inspeksi (1). Inspeksi (1). Inspeksi
Saat bernafas tidak Saat bernafas Saat bernafas tidak
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
bantu pernafsan, bantu pernafasan, bantu pernafsan,
pergerakan dada perkembangan dada pergerakan dada
kanan dan kiri kanan dan kiri simetris kanan dan kiri
simetris tidak ada retraksi simetris
(2). Palpasi interkosta, ekspirasi (2). Palpasi
Tidak ada mssa, memanjang Tidak ada mssa,

58
tidak ada lesi, vocal (2). Palpasi tidak ada lesi,
fremitus teraba Fremitus raba kanan vocal fremitus
disemua lapang paru dan kiri sama teraba disemua
(3). Perkusi (3). Perkusi lapang paru
Terdengar sonor Terdengar bunyi sonor (3). Perkusi
(4). Auskultasi (4). Auskultasi Terdengar sonor
Suara nafas Terdengar bunyi (4). Auskultasi
vesikular, tidak ada tambahan wheezing Suara nafas
suara nafas tambahan b). Pemeriksaan Jantung vesikular, tidak
seperti whezing, (1). Inspeksi ada suara nafas
rongki Ictus cordic tidak tambahan seperti
b). Pemeriksaan Jantung nampak whezing, rongki
(1). Inspeksi (2). Palpasi b). Pemeriksaan
Warna kulit sama Ictus cordic kuat Jantung
dengan kulit sekitar, angkat (1). Inspeksi
tidak ada lesi, ictus (3). Perkusi Warna kulit sama
cordis tidak Batas jantung tidak dengan kulit
Nampak di ICS V melebar sekitar, tidak ada
(2). Palpasi (4). Auskultasi lesi, ictus cordis
Tidak ada nyeri Bunyi jantung I dan II tidak Nampak di
tekan , ictus cordis murni ICS V
teraba kuat pada 8). Payudara (2). Palpasi
ICS 5 mid clavikula (a). Inspeksi Tidak ada nyeri
sinistra Bentuk payudara kanan tekan , ictus
(3). Perkusi dan kiri simetris, cordis teraba kuat
Batas kiri atas : ICS kedua puting keluar, pada ICS 5 mid
2 para sternalis tidak ada lesi clavikula sinistra
sinistra (b). Palpasi (3). Perkusi
Batas kiri bawah : Tidak ada nyeri tekan Batas kiri atas :
ICS V mid clavikula ICS 2 para
sinistra sternalis sinistra
Batas kanan atas : Batas kiri bawah :
ICS 2 para sternalis ICS V mid
dextra clavikula sinistra
Batas kanan bawah : Batas kanan atas :
ICS 4 para sternalis ICS 2 para
dextra sternalis dextra
(4). Auskultasi Batas kanan
BJ I dan II tunggal, bawah : ICS 4
tidak ada suara para sternalis
jantung yang dextra
abnormal (4). Auskultasi
8). Payudara BJ I dan II
(a). Inspeksi tunggal, tidak ada
Simetris antara suara jantung
kanan dan kiri, tidak yang abnormal
ada pembengkakan, 8). Payudara
tidak ada lesi (a). Inspeksi
(b). Palpasi Simetris antara
tidak ada nyeri tekan, kanan dan kiri,
tidak ada odema, masa tidak ada
59
abnormal tidak ada pembengkakan,
tidak ada lesi
(b). Palpasi
tidak ada nyeri tekan,
tidak ada odema, masa
abnormal tidak ada
Abdomen (a). Inspeksi (a). Inspeksi (a). Inspeksi
Perut datar, warna Perut datar, warna Perut datar, warna
kulit sama dengan kulit sama dengan kulit sama dengan
sekitar, tidak ada sekitar, tidak ada sekitar, tidak ada
asites, tidak ada lesi asites, tidak ada lesi asites, tidak ada
(b). Auskultasi (b). Auskultasi lesi
Bising usus10 Bising usus10 (b). Auskultasi
x/menit x/menit Bising usus10
(c). Palpasi (c). Palpasi x/menit
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri (c). Palpasi
tekan , dan massa tekan , dan massa Tidak ada nyeri
abnormal abnormal tekan , dan massa
(d). Perkusi (d). Perkusi abnormal
Didapatkan suara Didapatkan suara (d). Perkusi
tympani, tidak ada tympani, tidak ada Didapatkan suara
shiffing dullness dan shiffing dullness tympani, tidak ada
undulasi dan undulasi shiffing dullness
dan undulasi
Kekuatan Otot 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
Ekstremitas Ekstremitas: Tidak ada Ekstremitas: Tidak ada Ekstremitas: Tidak ada
luka, tidak ada edema, luka, tidak ada edema, luka, tidak ada edema,
tidak ada lesi, tidak tidak ada lesi, tidak tidak ada lesi, tidak
terdapat nyeri. terdapat nyeri. terdapat nyeri.
Kuku: Bersih, tidak ada Kuku: Bersih, tidak adaKuku: Bersih, tidak
luka.CRT < 2 detik. luka.CRT < 2 detik. ada luka.CRT < 2
detik.
Genetalia Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Kesadaran dan GCS 4-5-6, Pemeriksaan GCS 4-5-6, Pemeriksaan GCS 4-5-6,
12 saraf kranial normal/ 12 saraf kranial normal/ Pemeriksaan 12 saraf
neurologi
tidak ada gangguan. tidak ada gangguan. kranial normal/ tidak
ada gangguan.
Turgor kulit > 2 detik > 2 detik > 2 detik
Pemeriksaan - -- -
Penunjang

60
HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap Ny. M dapat segera pulih dari penyakitnya agar dapat beraktifitas seperti
biasanya dan berharap petugas kesehatan membantu masalah kesehatan dalam keluarga.

Banyuwangi, Juli 2021


Mahasiswa

Gadis Maida
Lingga
NIM.
2018.02.018

61
3.2 ANALISA DATA

ANALISA DATA

Nama Klien : Ny. M

Masalah : Asma

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Ketidakmampuan Penurunan koping


 Ny. M mengatakan
keluarga mengenal keluarga
mengerti sakit asma tapi masalah kesehatan pada
beliau hanya tahu bahwa anggota keluarga
sakit asma adalah sesak dengan penyakit asma
nafas
 Ny. M mengatakan tidak
tahu penyebab asma
 Ny. M mengatakan asmanya
dadanya terasa berat
 Ny. M mengatakan bahwa
penyakit asma nya masih
sering kambuh

DO :
 Ny. M tampak bingung saat
ditanya tentang pengertian
asma yang tepat
 Ny. M tampak sesekali
menarik nafas dalam-dalam
dikarenakan terasa sesak
 Ny. M terlihat terengah-
engah saat diajak bicara
 Ny. M tampak
mengeluarkan keringat
berlebih
 Ny. M tidak bisa menjawab

62
saat ditanya penyebab asma
 Ny. M tidak tahu gejala dan
tanda penyakit asma
 Ny. M tidak tahu hal-hal
yang menyebabkan
kekambuhan penyakitnya
2 DS : Ketidakmampuan Manajemen kesehatan
 Ny. M mengatakan jika
keluarga merawat keluarga tidak efektif
asma kambuh hanya anggota keluarga
menyiapkan obat saja dengan penyakit asma
 Ny. M mengatakan minum
obat jika merasa kambuh
dan sesaknya berat
 Ny. M mengatakan tidak
tahu komplikasi yang terjadi
pada dirinya

DO :
 Ny. M tampak bingung saat
ditanya tentang komplikasi
asma pada dirinya
 Ny. M kurang mengerti cara
mengatasi jika asmanya
kambuh

63
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Pasien : Ny. M

TANGGAL NO TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN
11 Juli 2021 1. Penurunan koping keluarga b/d 14 Juli 2021 
ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan pada anggota
keluarga dengan penyakit asma.

DS :
 Ny. M mengatakan mengerti sakit
asma tapi beliau hanya tahu bahwa
sakit asma adalah sesak nafas
 Keluarga mengatakan tidak tahu
penyebab asma
 Ny. M mengatakan asmanya
dadanya terasa berat
 Ny. M mengatakan bahwa penyakit
asma nya masih sering kambuh

DO :
 Ny. M tampak bingung saat ditanya
tentang pengertian asma yang tepat
 Ny. M tampak sesekali menarik
nafas dalam-dalam dikarenakan
terasa sesak
 Ny. M terlihat terengah-engah saat
diajak bicara
 Ny. M tampak mengeluarkan
keringat berlebih
 Ny. M tidak bisa menjawab saat
ditanya penyebab asma

64
 Ny. M tidak tahu gejala dan tanda
penyakit asma
 Ny. M tidak tahu hal-hal yang
menyebabkan kekambuhan
penyakitnya

Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x /m
RR : 24 x/ m
Suhu : 36,6C
BB : 50 Kg
TB : 140 cm

09 Maret 2 Manajemen kesehatan keluarga 14 Juli 2021 


2021
tidak efektif b/d
Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan
penyakit asma.
DS :
 Ny. M mengatakan jika asma
kambuh hanya menyiapkan obat
saja
 Ny. M mengatakan minum obat
jika merasa kambuh dan
sesaknya berat
 Keluarga mengatakan tidak tahu
komplikasi yang terjadi pada
Ny. M

DO :
 Keluarga tampak bingung saat
ditanya tentang komplikasi asma
pada dirinya
 Ny. M kurang mengerti cara
mengatasi jika asmanya kambuh

65
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x /m
RR : 24 x/ m
Suhu : 36,6C
BB : 50 Kg
TB : 140cm

66
3.4 SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)

Masalah : Asma

PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT
NGAN
1. Sifat Masalah Sifat masalah
Skala : Tidak/kurang sehat 3 3/3 x 1 = 1 Skala Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan 2 1 ditandai dengan pasien tampak
Keadaan sejahtera 1 sesekali menarik nafas dalam
dikarenakan sesak nafas
Pemeriksaan fisik :
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36.5C

2. Kemungkinan masalah dapat Kemungkinan masalah dapat


diubah 2/2 x 2 = 2 diubah dengan skala sebagian
Skala : Mudah 2 2 ditandai dengan Ny. M
Sebagian 1 memahami masalah asma dari
Tidak dapat 0 pengertian sampai penyebab,
tanda gejala, dan cara penularan
penyakit
3. Potensial masalah untuk Potensial masalah untuk dicegah
dicegah 2/3 x 1 = 0,6 cukup ditandai dengan Ny. M
Skala : Tinggi 3 1 mengatur pola makan yang
Cukup 2 berlebih sehingga mengakibatkan
Rendah 1 asma kambuh

67
4. Menonjolnya masalah Menonjolnya masalah dengan
Skala : skala berat dan harus segera
 Masalah berat, harus 2 1 2/2 x 1 = 1 ditangani. Keluarga mengatakan
segera ditangani sudah berusaha mengobati Ny. M
 Ada masalah tetapi tidak tetapi asma selalu kambuh
perlu ditangani
1
 Masalah tidak dirasakan

JUMLAH 4,6
Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap criteria
2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah

Skore X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria

68
3.5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama anggota keluarga yang sakit : Ny. M


Diagnosa keperawatan keluarga yaitu : (1) Penurunan koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
penyakit asma
(2) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan penyakit
asma

DX Intervensi Utama
Jenis Luaran Utama Luaran Tambahan Intervensi Pendukung
Diagnosis Penurunan Koping Status koping keluarga Ketahanan keluarga Dukungan koping Bimbingan sistem
Keluarga (D.0097. hal (L.09088 hal 116) (L.09074 hal 45) keluarga (1.09260 hal 28) kesehatan (1.12360 hal 19)
212)

Kategori Fisiologis
Subkategori Integritas Ego
Definisi Ketidakadekuatan/ Perilaku anggota keluarga Kapasitas keluarga untuk Memfasilitasi peningkatan Mengidentifikasi dan
ketidakefektifan dalam mendukung, member beradaptasi dan berfungsi nilai-nilai, minat dan mengembangkan
dukungan, rasa nyaman, rasa nyaman,membantu dan secara positif setelah tujuan dalam keluarga. kemampuan untuk
bantuan dan dukungan memotivasi anggota mengalami kesulitan atau mengatasi masalah
motivasi orang terdekat keluarga lain yang sakit krisis. kesehatan.
(anggota keluarga atau terhadap kemampuan
orang berarti) yang beradaptasi, mengelola dan
dibutuhkan klien untuk mengatasi masalah
mengelolah atau mengatasi kesehatan.
masalah kesehatannya

69
Setelah dilakukan intervensi Setelah dilakukan Tindakan Tindakan
keperawatan selama 3x intervensi keperawatan 1. Observasi 1. Observasi
kunjungan diharapkan selama 3x kunjungan 1) Identifikasi respon 1) Identifikasi
status koping keluarga diharapkan ketahanan emosional terhadap masalah kesehatan
meningkat: keluarga meningkat: kondisi saat ini individu, keluarga,
1. Keterpaparan informasi 1. Menggunakan strategi 2) Identifikasi dan masyarakat
meningkat (5) koping yang efektif pemahaman tentang 2) Identifikasi
2. Komitmen pada meningkat (5) keputusan inisiatif individu,
perawatan atau 2. Memanfaatkan tenaga perawatan setelah keluarga dan
pengobatan meningkat kesehatan untuk pulang masyarakat.
(1) mendapatkan 3) Identifikasi 2. Terapeutik
informasi meningkat kesesuaian antara 1) Fasilitasi
(5) harapan pasien, pemenuhan
3. Verbalisasi kesiapan keluarga dan tenaga kebutuhan
untuk belajar kesehatan kesehatan
meningkat (5) 2. Terapeutik 2) Siapkan pasien
1) Dengarkan untuk mampu
masalah, perasaan, berkolaborasi dan
dan pertanyaan bekerjasama dalm
keluarga pemenuhan
2) Terima nilai-nilai kebutuhan
keluarga dengan kesehatan.
cara tidak 3. Edukasi
menghakimi 1) Bimbing untuk
3) Diskusikan rencana bertanggung
medis dan jawab
perawatan mengidentifikasi
4) Fasilitasi dan
pengungkapan mengembangkan
perasaan antara kemampuan
70
pasien dan keluarga memecahkan
atau antar anggota masalah
keluarga. kesehatan secara
5) Fasilitasi mandiri.
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan dan
peralatan yang
diperlukan untuk
mempertahankan
keputusan
perawatan pasien.
3. Edukasi
Informasikan kemajuan
pasien secara berkala.
Diagnosis Manajemen Kesehatan Manajemen kesehatan a. Ketahanan Keluarga Dukungan keluarga Mobilisasi keluarga
Keluarga Tidak Efektif keluarga (L. 12105, Hal. 63) (L.09074 hal 45) merencanakan perawatan (I. 13483) (Hal. 234)
(D.0115 hal 254) b. Perilaku Kesehatan (I. 13477) (Hal. 26)
(L. 12107 hal 88)
Kategori Perilaku
Subkategori Penyuluhan dan
Pembelajaran
Definisi Pola penanganan masalah Kemampuan menangani Kapasitas keluarga untuk Memfasilitasi perencanaan Memanfaatkan kekuatan
kesehatan dalam keluarga masalah kesehatan keluarga beradaptasi dan berfungsi pelaksanaan perawatan keluarga untuk
tidak memuaskan untuk secara optimal untuk secara positif setelah kesehatan keluarga. mempengaruhi kesehatan
memulihkan kondisi memulihkan kondisi mengalami kesulitan atau pasien secara positif
kesehatan anggota kesehatan anggota keluarga. krisis.
keluarga Kemampuan dalam
mengubah gaya
hidup/perilaku untuk
71
memperbaiki status
kesehatan.

Setelah dilakukan intervensi Setelah dilakukan Tindakan Tindakan


keperawatan selama 3x intervensi keperawatan 1. Observasi 1. Observasi
kunjungan diharapkan selama 3x kunjungan 1) Identifikasi 1) Identifikasi
manajemen kesehatan diharapkan ketahanan kebutuhan dan kekuatan dan
keluarga meningkat: keluarga dan perilaku harapan keluarga sumber daya di
1) Kemampuan kesehatan meningkat: tentang kesehatan dalam keluarga dan
menjelaskan masalah 1) Menggunakan strategi 2) Identifikasi masyarakat.
kesehatan yang dialami koping yang efektif konsekuensi tidak 2) Identifikasi kesiapan
meningkat (5) meningkat (5) melakukan tindakan dan kemampuan
2) Aktivitas keluarga 2) Memanfaatkan tenaga bersama keluarga anggota keluarga
mengatasi masalah kesehatan untuk 3) Identifikasi sumber- untuk belajar
kesehatan tepat (5) mendapatkan sumber yang 3) Identifikasi
informasi meningkat dimiliki keluarga keterbatasan,
(5) 4) Identifikasi tindakan kemajuan, dan
3) Verbalisasi kesiapan yang dapat implikasi perawatan.
untuk belajar dilakukan keluarga 2. Terapeutik
meningkat (5) 2. Terapeutik 1) Jadilah pendengar
4) Kemampuan 1) Memotivasi yang baik untuk
melakukan tindakan pengembangan anggota keluarga
pencegahan masalah sikap dan emosi 2) Bina hubungan
kesehatan meningkat yang mendukung saling percaya
(5) upaya kesehatan dengan naggota
5) Kemampuan 2) Gunakan sarana dan keluarga
peningkatan fasilitas yang ada 3) Buat keputusan
kesehatan meningkat dalam keluarga rencana perawatan
(5) 3) Ciptakan perubahan bersama anggota
lingkungan rumah keluarga
72
secara optimal 4) Dukung kegiatan
3. Edukasi keluarga dalam
1) Informasikan mempromosikan
fasilitas kesehatan kesehatan atau
yang ada pengelolaan kondisi
dilingkungan 3. Edukasi
keluarga Berikan informasi
2) Anjurkan kesehatan kepada
menggunakan keluarga, sesuai
fasilitas kesehatan kebutuhan.
yang ada
3) Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga

73
3.6 CATATAN KEPERAWATAN

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. M


Nama KK : Tn. H
Diagnosa Kep Keluarga : (1) Penurunan koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
penyakit asma
(2) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan penyakit asma

NO
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT
DX
12 Juli 2021 18.00 1 - Mengidentifikasi masalah kesehatan

keluarga
Hasil : Ny. M menderita asma
- Mengidentifikasi respons emosional
terhadap kondisi saat ini.
Hasil : Ny. M terlihat sedih dan berharap
segera pulih agar dapat beraktifitas seperti
sebelumnya.
- Mengidentifikasi kesesuaian antara harapan
pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.
Hasil: Pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
sama-sama berharap Ny. M segera sembuh
dari penyakitnya.
- Menerima nilai-nilai keluarga dengan cara
yang tidak menghakimi.
Hasil : Mahasiswa menerima nilai-nilai yang
di anut keluarga.
- Mendiskusikan rencana medis dan
perawatan pasien.

74
Hasil: Keluarga menerima anjuran perawat
untuk berusaha membawa Ny. M ke
pelayanan kesehatan untuk mengontrol
kondisi kesehannya dan rajin melatih
kekuatan otot Ny. M
- Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara
pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga.
Hasil: Keluarga dan pasien terlihat nyaman
dan percaya bercerita tentang kondisnya
kepada perawat.
- Menginformasikan kemajuan pasien secara
berkala.
Hasil: Pasien mengatakan dadanya masih
terasa berat
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x /m
RR : 24 x/ m
Suhu : 36,6C
BB : 50Kg
TB : 140cm

12 Juli 2021 18.00 2 - Membina hubungan saling percaya dengan



anggota keluarga.
Hasil: Keluarga menerima dan memahami
maksud dan tujuan mahasiswa melakukan
KK binaan dan keluarga percaya dengan
perawat.
- Mengobservasi TTV Hasil :
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x /m
RR : 24 x/ m
Suhu : 36,6C
BB : 50 Kg
75
TB : 140 cm

- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan


keluarga tentang kesehatan.
Hasil: Ny. M dan keluarga berharap Ny. M
dapat segera sembuh dari penyakitnya.
- Mengidentifikasi tindakan yang dapat
dilakukan di keluarga.
Hasil : Ny. M mengatakan beliau dapat
melakukan latihan gerak sedikit demi
sedikit.
- Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
anggota keluarga untuk belajar.
Hasil : Ny. M dan keluarga siap menerima
informasi dari mahasiswa.
- Menjadi pendengar yang baik untuk anggota
keluarga.
Hasil: Ny. M menceritakan kondisi dari
awal munculnya gejala penyakit sampai saat
ini.
- Memberikan informasi kesehatan kepada
keluarga.
- Hasil : Mengidentifikasi tindakan yang dapat
dilakukan di keluarga.
Hasil : Ny. M mengatakan beliau dapat
melakukan teknik reksasi nafas
- Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
anggota keluarga untuk belajar.
Hasil : Ny. M dan keluarga siap menerima
informasi dari mahasiswa.
- Menjadi pendengar yang baik untuk anggota
keluarga.
Hasil: Ny. M menceritakan kondisi dari
awal munculnya gejala penyakit sampai saat
76
ini.
- Memberikan informasi kesehatan kepada
keluarga.
Hasil : Memberikan edukasi pengetahuan
tentang asma.
Pengertian asma : Asma merupakan
penyakit kronis yang mengganggu jalan
napas akibat adanya inflamasi dan
pembengkakan dinding dalam saluran napas
sehingga menjadi sangat sensitif terhadap
masuknya benda asing yang menimbulkan
reaksi berlebihan.
Penyebab asma : Disebabkan karena
adanya alergi. Biasanya alergi cuaca
dingin, debu, dan bulu binatang.
Selain itu tertawa dan mengais
berlebihan menyebabkan kambuhnya
asma.
Tanda dan gejala asma :
1. Batuk kering tanpa dahak
2. Bising nafas
3. Sesak nafas
4. Otot bantu nafas bekerja
5. Gelisah
6. Sesak napas berat dan dada seolah-olah
tertekan
7. Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
8. Suara napas melemah bahkan tak terdengar
(silent chest)

Penatalaksanaan :
1) Menghilangkan obstruksi jalan nafas
2) Mengenali dan menghindarkan faktor yang
dapat menimbulkan serangan asma

77
3) Memberi penerangan kepada penderita atau
keluarga dalam cara pengobatan atau
penanganan penyakit
Komplikasi :
a. Pneumothorak
b. Pneumomediastium dan emfisema sub kutis
c. Atelektasis
d. Aspirasi
e. Kegagalan jantung/ gangguan irama jantung
f. Sumbatan saluran nafas yang meluas / gagal
nafas asidosis
Pencegahan :
 Berhenti merokok
 Hindari pemicu kambuhnya asma seperti
paparan asaprokok, debu, polusiudara, bau-
bauan yang mengiritasi seperti parfum,
obat semprot serangga, deterjen cucian
 Jangan memelihara hewan seperti anjing
dan kucing
 Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika
tidak ada, gunakan kain penutup yang
terbuat dari bahan sintesis
 Usahakan tidak memakai karpet di dalam
rumah/kamar tidur
 Jemur dan tepuk-tepuk kasur secara rutin
 Menggunakan pengobatan pencegah asma
 Bawa obat kemanapun pergi
 Berolahraga secara rutin
 Pakai masker
 Imunoterapi
 Atur pola makan
 Sering cek fungsi paru
 Dibiasakan bernafas lewat hidung
 Pakai bantal tinggi dengan posisi badan
78
semi fowler
 Peka terhadap perubahan cuaca
 Mengelola stress dengan baik
- Menganjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
Hasil : Ny. M dan keluarga menerima anjuran
dari mahasiswa.

TANGGAL JAM NO. TINDAKAN KEPERAWATAN TT


DX
13 Juli 2021 16.00 1 - Mengidentifikasi respons emosional

terhadap kondisi saat ini.
Hasil : Ny. M masih terlihat sedih dan
berharap segera pulih agar dapat beraktifitas
seperti sebelumnya.
- Mendiskusikan rencana medis dan
perawatan pasien.
Hasil: Ny. M mengatakan belum melakukan
periksa ke pelayanan kesehatan.
- Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara
pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga.
Hasil: Keluarga dan pasien terlihat nyaman
dan percaya bercerita tentang kondisnya
kepada perawat.
- Menginformasikan kemajuan pasien secara
berkala.
Hasil: Pasien mengatakan badan nya terasa
lebih enteng saat bangun tidur

Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/90 mmHg
Nadi : 80x /m
RR : 24x/ m
Suhu : 36,5C
BB : 50 Kg
79
- TB : 140 cm
13 Juli 2021 16.00 2 - Mengobservasi TTV

Hasil :
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/90 mmHg
Nadi : 80 x /m
RR : 24 x/ m
Suhu : 36,5C
BB : 50Kg
TB : 140 cm
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
keluarga tentang kesehatan.
Hasil: Ny. M dan keluarga berharap Ny. M
dapat segera sembuh dari penyakitnya.
- Mengidentifikasi tindakan yang dapat
dilakukan di keluarga.
Hasil : Ny. M mengatakan beliau dapat
melakukan teknik relaksasi nafas
- Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
anggota keluarga untuk belajar.
Hasil : Ny. M dan keluarga siap menerima
informasi dari mahasiswa.
- Menjadi pendengar yang baik untuk anggota
keluarga.
Hasil : Ny. M menceritakan keluhan dan
harapan terkait penyakitnya
- Memberikan informasi kesehatan kepada
keluarga.
Hasil : Mengajarkan Ny. teknik relaksasi
nafas, Ny. M mampu melakukan sesuai
instruksi mahasiswa
- Menganjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
Hasil : Ny. M dan keluarga menerima
anjuran dari mahasiswa.

80
14 Juli 2021 17.00 1 - Mengidentifikasi respons emosional

terhadap kondisi saat ini.
Hasil : Ny. M masih sedih dan berharap
segera pulih agar dapat beraktifitas seperti
sebelumnya.
- Mendiskusikan rencana medis dan
perawatan pasien.
Hasil: Ny. M mengatakan belum melakukan
periksa ke pelayanan kesehatan.
- Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara
pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga.
Hasil: Keluarga dan pasien terlihat nyaman
dan percaya bercerita tentang kondisnya
kepada perawat.
- Menginformasikan kemajuan pasien secara
berkala.
Hasil: Pasien mengatakan badan nya terasa
lebih enteng saat bangun tidur
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x /m
RR : 24x/ m
Suhu : 35,5C
BB : 50Kg
TB : 140 cm

14 Juli 2021 17.00 2 - Mengobservasi TTV



Hasil :
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x /m
RR : 24 x/ m
Suhu : 35,5C
BB : 50Kg
TB : 140 cm

81
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
keluarga tentang kesehatan.
Hasil: Ny. M dan keluarga berharap Ny. M
dapat segera sembuh dari penyakitnya.
- Mengidentifikasi tindakan yang dapat
dilakukan di keluarga.
Hasil : Ny. M mengatakan beliau melakukan
teknik relaksasi nafas sesuai yang diajarkan
mahasiswa pada pertemuan yang kemarin.
- Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
anggota keluarga untuk belajar.
Hasil : Ny. M dan keluarga siap menerima
informasi dari mahasiswa.
- Menjadi pendengar yang baik untuk anggota
keluarga.
Hasil: Ny. M menceritakan perkembangan
pada dirinya dan mengatakan takut apabila
tensinya akan naik lagi.
- Memberikan informasi kesehatan kepada
keluarga.
Hasil : Memberikan edukasi pendidikan
kesehatan terkait hal – hal yang harus
diperhatikan untuk menjaga masuknya faktor
pencetus kambuhnya asma (alergi,
psikologis), Ny. M mendengarkan dengan
seksama dan mengerti penjelasan
mahasiswa.

82
3.7 CATATAN PERKEMBANGAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. M


Nama KK : Tn. H
Diagnosa Kep Keluarga : (1) Penurunan koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
penyakit asma
(2) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan penyakit asma

NO TANGGAL TANGGAL TANGGAL


DX
1 12 Juli 2021 13 Juli 2021 14 Juli 2021

S: S: S:
Ny. M mengatakan Ny. M mengatakan sudah Ny. M mengatakan sudah
mengerti sakit asma tapi mengerti definisi dari memahami definisi dari
beliau hanya tahu bahwa penyakit asma. Ny. M penyakit asma. Ny. M
sakit asma adalah sesak mengatakan dadanya sudah mengatakan dadanya sudah
nafas. Ny. M mengatakan membaik dan tidak terasa membaik dan tidak terasa
dadanya terasa berat dan berat tetapi asmanya masih berat, asmanya juga sudah
penyakit asma nya masih sering kambuh. Keluarga tidak kambuh lagi.
sering kambuh. Keluarga sudah mengerti penyebab Keluarga sudah memahami
juga mengatakan tidak dari asma. penyebab dari asma.
tahu penyebab asma.

O: O: O:
 Ny. M tampak bingung  Ny. M tampak rileks saat  Ny. M tampak mengerti
saat ditanya tentang ditanya pengertian asma saat ditanya pengertian
pengertian asma yang  Ny. M sudah mulai asma
tepat membaik untuk bernafas  Ny. M sudah bisa
 Ny. M tampak sesekali meskipun masih bernafas dengan normal
menarik nafas dalam- dirasakan ada sesak  Ny. M tampak rileks
dalam dikarenakan  Ny. M tampak saat diajak bicara
terasa sesak menyeringai saat diajak  Ny. M tidak
 Ny. M terlihat bicara mengeluarkan keringat

83
terengah-engah saat  Ny. M tampak berlebih
diajak bicara mengeluarkan keringat  Keluarga memahami
 Ny. M tampak meskipun sudah tidak dan mengerti jka
mengeluarkan keringat berlebihan ditanya penyebab asma
berlebih  Keluarga sudah sedikit  Keluarga memahami
 Keluarga tidak bisa mengerti jka ditanya dan mengerti jka
menjawab saat ditanya penyebab asma ditanya tanda gejala
penyebab asma  Keluarga sudah sedikit penyakit asma
 Keluarga tidak tahu mengerti jka ditanya  Keluarga memahami
gejala dan tanda tanda gejala penyakit dan mengerti hal-hal
penyakit asma asma yang menyebabkan
 Keluarga tidak tahu  Keluarga sudah sedikit kekambuhan pada asma
hal-hal yang mengerti hal-hal yang
menyebabkan menyebabkan
kekambuhan penyakit kekambuhan pada asma
asma

TTV: TTV: TTV:


Tensi : 110/80 mmHg Tensi : 110/90 mmHg Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/m Nadi : 80x/m Nadi : 80x/m
RR : 24x/m RR : 24x/m RR : 24x/m
Suhu : 36,6°C Suhu : 36,6°C Suhu : 35,5°C
BB : 50Kg BB : 50Kg BB : 50Kg
TB : 140 cm TB : 140 cm TB : 140 cm

A: A: A:
Masalah belum teratasi Masalah belum teratasi Masalah belum teratasi

P: P:
P:
Lanjutkan intervensi
Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi

84
NO TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DX
2 12 Juli 2021 13 Juli 2021 14 Juli 2021

S: S: S:
Ny. M mengatakan jika Ny. M mengatakan Ny. M mengatakan
asma kambuh hanya sudah menyiapkan obat selalu menyiapkan obat
menyiapkan obat saja dan meminum obat secara dan meminum obat
dan meminum obat jika teratur meskipun asma secara teratur meskipun
merasa kambuh dan tidak kambuh. Keluarga asma tidak kambuh.
sesaknya berat. mengatakan sudah paham Keluarga mengatakan
Keluarga mengatakan komplikasi yang terjadi sudah paham komplikasi
tidak tahu komplikasi pada Ny. M yang terjadi pada Ny. M
yang terjadi pada Ny. M

O: O: O:
 Keluarga tampak  Keluarga tampak  Keluarga tampak
bingung saat ditanya paham saat ditanya paham saat ditanya
tentang komplikasi tentang komplikasi tentang komplikasi
asma pada Ny. M asma pada Ny. M asma pada Ny. M
 Ny. M kurang  Ny. M sudah mengerti  Ny. M sudah paham
mengerti cara cara mengatasi jika dan mengerti cara
mengatasi jika asmanya kambuh mengatasi jika
asmanya kambuh asmanya kambuh

TTV: TTV: TTV:


Tensi : 110/80 mmHg Tensi : 110/90 mmHg Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/m Nadi : 80x/m Nadi : 80x/m
RR : 24x/m RR : 24 x/m RR : 24 x/m
Suhu : 36,6°C Suhu : 36,6°C Suhu : 35,5°C
BB : 50Kg BB : 50Kg BB : 50 kg
TB : 140 cm TB : 140 cm TB : 140 cm

A: A: A:
Masalah belum teratasi Masalah teratasi sebagian Masalah belum teratasi

P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi

85
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan dapat
disimpulkan :
1. Pengkajian pada keluarga Ny. M dengan masalah kesehatan asma didapatkan keluarga
tidak mengetahui tindakan yang akan dilakukan untuk proses penyembuhannya, Ny. M
belum pernah menggunakan pelayanan kesehatan selama terjadinya kambuhnya asma,
TTV Ny. M didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 60x/menit, RR 18x/menit,
suhu 36,6x/menit.
2. Diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan pada keluarga Ny. M yaitu Penurunan
koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada
anggota keluarga dengan penyakit asma. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan penyakit asma.
3. Intervensi yang ditetapkan untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu
dukungan keluarga merencanakan perawatan, dukungan koping keluarga, bimbingan
sistem kesehatan.
4. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang ditetapkan.
5. Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan implementasi yaitu Ny. M mengetahui
masalah kesehatannya dan tindakan yang harus dilakukan untuk proses
penyembuhannya, Ny. M masih belum menggunakan pelayanan kesehatan, TTV Ny. M
didapatkan tekanan darah 110/80mmHg, nadi 60x/menit, RR 18x/menit, suhu
36,6x/menit.

86
4.2 Saran

4.2.1 Bagi Keluarga Binaan


Keluarga binaan ikut serta menerapkan cara merawat keluarga dengan asma
dan mendukung proses perawatan dan kesembuhan pasien sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan dalam keluarga

4.2.2 Bagi Institusi


Institusi menjadikan hasil pengkajian dan asuhan keperawatan keluarga ini
sebagai bahan pertimbangan untuk mengidentifikasi masalahkesehatan yang ada pada
keluarga dan mengarsipkan di Perpustakaan sebagai tambahan literatur institusi dalam
upaya pengembangan ilmu kesehatan.

4.2.3 Bagi Profesi Keperawatan


Tenaga kesehatan disarankan selain memberikan edukasi kesehatan mengenai
stroke kepada pasien juga memberikannya kepada keluarga, sehingga keluarga ikut
terlibat dalam proses penyembuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

87
Adlina, Atifa. 2021. Langkah Efektif Pecegahan Asma agar Tidak Mudah Kambuh. Jakarta.
Diakses dari https://hellosehat.com//

Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anriyani, S. (2013). Karakteristik Penderita Asma Bronkial Rawat Inapdi Rumah Sakit Umum
Daerah Langsa Tahun 2009-2012. Jurnal kesehatan.

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Departemen Kesehatan. (2013). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI :
You Can Control Your Asthma. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatinasma.pdf

Departemen Kesehatan. Asma di Indonesia. http://www.depkes.co.id

Depkes. RI. (2014). Buku Pedoman Asma. Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2016). Data Prevalensi Penyakit pada Pernapasan Saluran
Bagian Bawah : Asma. Padang : Author

Global Initiative for Asthma (GINA). (2016). Global Stategy for Asthma Management and
Prevention. Diakses dari http://ginasthma.org

Mumpuni,Y & Wulandari,A. (2013). Cara Jitu Mengatasi Asma. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Nurkasim, Ismail. Laporan Pendahuluan Asma. Diakses dari https://ww.academia.edu/

P2PTM Kemkes RI. 2018. Upaya-Upaya Pencegahan Asma. Jakarta. Diakses dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/

88
Wijaya, I. M.K. (2015). Aktifitas Fisik Pada Penderita Asma. Diakses dari
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/viewFile/1030 1/6599

World Health Organization (WHO). (2017). Asthma. Diakses dari http://www.who.int/news-


room/facts-in-pictures/detail/asthma

Zidan, M., Daabis, R., & Gharraf, H. 2015. Overlap of Obstructive Sleep Apnea and Bronchial
Asthma : Effect on Asthma Control. Diakses dari
http://dx.doi.org/10.1016/j.ejecdt.2015.01.007

Lampiran 1 (Pra Planing)

PRA PLANING ASKEP KELUARGA I

89
NAMA KK : Ny. M
ALAMAT : Lingkungan papring RT 03 RW 02
KASUS : Asma
KUNJUNGAN KE :1
TOPIK KEGIATAN : BHSP
HARI/TANGGAL : Jumat, 9 Juli 2021
WAKTU : 14.30 WIB

I. FASE PERSIAPAN
1. Latar belakang
Keluarga memiliki perilku kesehatan yang kurang menunjang, karena kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota
keluarga yang sakit, maka dilakukan pembinaan berupa asuhan keperawatan keluarga.
Pembinaan askep keluarga, maka mahasiswa harus mengenal lebih dekat kepada keluarga
binaan.
Mahasiswa yang mau melakukan pembinaan masih belum saling kenal antara
mahasiswa dan keluarga binaan sehingga akan menyebabkan kesulitan melakukan interkasi
dalam pembinaan askep keluarga, juga keluarga belum mengetahui tujuan, manfaat
pembinaan oleh mahasiswa.
Masalah kesehatan yang timbul, maka harus dihindari dan menemukan solusi
bersama sama, sehingga diperlukan adanya perkenalan mahasiswa dengan keluarga yang
menjadi keluarga binaan. Adapun kegiatan perkenalan dan pengkajian tahap I meliputi :
1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan juga seluruh keluarga binaan
2. Menyampaikan tujuan , manfaat pembinaan
3. Menyampaikan kontrak waktu pembinaan dari awal sampai akhir
4. Data umum, genogram, tipe Keluarga, suku bangsa, status sosial
2. Analisa situasi
Berhubung dengan adanya pandemi covid-19, pihak prodi S1 Keperawatan kampus
STIKES Banyuwangi mengadakan pembelajaran praktik klinik keperawatan keluarga
secara offline dapan prokes ketat, dengan mematuhi prokes yang ada dalam 1 kelompok
mendirikan 2 posko yaitu posko utama di Perumahan Kalipuro Asri dan posko kedua di
Kelurahan Kalipuro. Keluarga KK binaan ini beralamat di Perumahan Kalipuro Asri Jalan
Manggis 3, Blok III A-12 Banyuwangi.
3. Tujuan
90
a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan perkenalan dengan keluarga binaan dengan baik
b. Tujuan khusus ;
1) Mahasiswa mampu memperkenalkan diri, keluarga juga memperkenalkan diri
2) Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan pembinaan asuhan
keperawatan keluarga dan keluarga dapat memahami yang disampaikan oleh
mahasiswa
3) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan
keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN


Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa mengeksplorasi situasi dan kondisi (kebiasaan, pengetahuan, dll) keluarga
binaan melalui data primer, yaitu dilakukan secara langsung dengan wawancara.
b. Mahasiswa dapat melakukan perkenalan dengan keluarga dengan baik

III. FASE KERJA


1. Kegiatan yang dilakukan :
Dalam melakukan perkenalan dengan keluarga yang dilakukan yaitu :
a. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan
b. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan pembinaan asuhan keperawatan keluarga
c. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan asuhan keperawatan
keluarga
2. Uraian kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN
KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S (senyum,
salam, sapa )
Isi 20 menit  Memperkenalkan identitas  Keluarga
mahasiswa secara detail. mendengarkan.
 Mahasiswa mendengarkan  Keluarga juga
dengan baik dan seksama memperkenalkan

91
 Menyampaikan tujuan dan identitas dari masing
manfaat dari melakukan masing keluarga
pembinan  Mendengarkan dan
 Menyampaikan kontrak waktu memahami yang
selama melakukan pembinaan disampaikan
askep keluarga  Mendengarkan dan
mengklarifikasi yang
disampaikan
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan Menjawab
menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya) Menjawab salam
 Mengahiri kunjungan
 Menyampaikan salam

IV. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan I
a. Mahasiswa dan keluarga sama sama tahu identitasnya
b. Keluarga mengetahui tujuan dari pembinaan
c. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan pengkajian meliputi data :
1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial
2) Pengkajian lingkungan
3) Struktur keluarga
4) Fungsi keluarga
5) Tugas perawatankeluarga
6) Stres dan kopingkeluarga
7) Riwayat kesehatan keluarga
8) Pemeriksaan fisik
92
9) Harapan keluarga

93
RESUME KEGIATAN
PRA PLANNING 1 (JUMAT, 9 JULI 2021)

1. Keluarga Ny. M menyambut dengan baik kedatangan mahasiswa dengan ramah terbukti
keluarga menjawab salam dari mahasiswa, mempersilahkan masuk dan duduk.
2. Dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada KK binaan, keluarga Ny. M mengenal
nama mahasiswa dengan baik.
3. Setelah diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari kunjungannya keluarga Ny. M
mengerti dan mau dijadikan keluarga binaan.
4. Keluarga Ny. M menyetujui dengan kontrak kerja dari mahasiswa, terbukti keluarga mau
dilakukan pengkajian

DOKUMENTASI
PRA PLANNING 1
(JUMAT, 09 JULI 2021)

Gambar 1. BHSP Kepada KK Binanan

94
PRA PLANINGASKEP KELUARGA II

NAMA KK : Ny. M
ALAMAT : lingkungan papring RT 03 RW 02
KASUS : Asma
KUNJUNGAN KE :2
TOPIK KEGIATAN : Pengkajian
HARI/TANGGAL : Sabtu, 10 Juli 2021
WAKTU : 14.30 WIB
I. Fase Persiapan
1. Latar Belakang
Dalam proses keperawatan keluarga hal yang utama sebelum melangkah ke
intervensi keperawatan dan implementasi keperawatan kepada keluarga dengan penyakit
asma adalah melakukan pengkajian, untuk mengenal masalah kesehatan keluarga lebih
detail dan dalam maka diperlukan adanya pengkajian asuhan keperawatan keluarga
dengan asma oleh mahasiswa kepada keluarga yang menjadi keluarga binaan. Adapun
kegiatan pengkajian asuhan keperawatan keluarga meliputi :
a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga yang
telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.
b. Melakukan pengkajian meliputi data :
1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status social
2) Pengkajian lingkungan
3) Struktur keluarga
4) Fungsi keluarga
5) Tugas perawatan keluarga
6) Stres dan koping keluarga
7) Riwayat kesehatan keluarga
8) Pemeriksaan fisik
9) Harapan keluarga

2. Analisa situasi
Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian
juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan sebelumnya
(pertemuan I / perkenalan dengan keluarga) mahasiswa dan keluarga telah sama–sama tau
95
identitasnya, keluarga mengetahui tujuan dan manfaat dari pembinaan, keluarga
mengetahui kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini mahasiswa akan melakukan
pengkajian kepada keluarga dengan penyakit asma.
3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan keluarga binaan dengan baik.
b. Tujuan khusus :
1) Mahasiswa mampu mengkaji masalah kesehatan keluarga dengan asma.
2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan
keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN


Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa mengeksplorasi pengkajian terhadap keluarga binaan serta pengkajian
pemeriksaan fisik Keluarga dengan penyakit strokemelalui data subyektif dan obyektif
saat pengkajian berlangsung
b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian askep keluarga dengan baik

III. FASE KERJA


1. Kegiatan yang dilakukan :
Pengkajian askep keluarga meliputi :
a Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan asuhan kepearwatan
keluarga yang telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.
b Melakukan pengkajian meliputi data :
1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial
2) Pengkajian lingkungan
3) Struktur keluarga
4) Fungsi keluarga
5) Tugas perawatankeluarga
6) Stres dan kopingkeluarga
7) Riwayat kesehatan keluarga
8) Pemeriksaan fisik

96
9) Harapan keluarga
2. Uraian kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam, sapa)
Isi 30 menit  Menyampaikan kontrak  Mendengarkan dan
waktu selama melakukan mengklarifikasi
pembinaan askep yang disampaikan
keluarga yang telah di sesuai kontrak
setujui pada kunjungan waktu yang
sebelumnya disetujui
 Mahasiswa melakukan  Mendengarkan dan
pengkajian meliputi data: menjawab
Data umum, genogram, pertanyaan yang
tipe keluarga, suku disampaikan sesuai
bangsa, status sosial, keadaan/ kenyataan
Pengkajian lingkungan,
Struktur keluarga, Fungsi
keluarga, Tugas
perawatan keluarga, Stres
dan koping keluarga,
Riwayat kesehatan
keluarga, Pemeriksaan
fisik, harapan keluarga
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab
menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu  Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
 Mengahiri kunjungan  Menjawab salam
dan menyampaikan
97
salam
IV. FASE TERMINASI
1. Resume kegiatan II
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah disetujui
padakunjungan sebelumnya
b. Keluarga telah terkaji seluruh datanya
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan pada keluarga binaan
dengan asma

98
RESUME KEGIATAN
PRA PLANNING II

1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan baik dalam kujungan yang kedua.
2. Keluarga mengingatkan kembali kontrak yang telah disepakati dan menyetujui kontrak
tersebut yang mana mahasiswa akan melakukan pengkajian.
1) Data Umum :
a. Nama kepala keluarga Tn. H 54 tahun, pekerjaan : buruh tani, pendidikan SD
a. Nama KK Ny. H dengan umur 46 tahun, pekerjaan : tidak bekerja, pendidikan SD
b. Nama anak An. D dengan umur 21 tahun, pekerjaan : belum bekerja, pendidikan SMA

2) Tipe Keluarga

Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Termasuk kategori tipe keluarga inti (Nucear
family)
3) Suku Bangsa

Keluarga Ny. M berasal dari suku Jawa

4) Agama

Keluarga Ny. M beragama Islam

5) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Sumber ekonomi Ny. M dalam 1 bulan yaitu :


Pendapatan : Rp 3.000.000,-
Pengeluaran : Rp 2.000.000,-
Sisa : Rp 1.000.000,-
Ny. M berkata pengeluaran tersebut digunakan untuk biaya pendidikan anaknya yang
terakhir dan sisa uang tersebut digunakan untuk kehidupan keluarga
6) Aktivitas rekreasi keluarga

Ny. M mengatakan rekreasinya cukup bersama keluarga dengan menonton tv bersama


dan jalan-jalan kecil di lingkungan rumah dari pukul 08.00- 09.00 pagi

99
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap ke 6 yaitu keluarga dengan anak
dewasa (Launching center families)
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Komunikasi Ny. M dengan keluarga saling terbuka, perkembangan keluarga juga sudah
terpenuhi dan sistem peran antar keluarga saling peduli
3. Riwayat keluarga inti
Riwayat keseh KK : Kelg berkata : “Tn. H mengatakan bahwa dirinya juga mempunyai
riwayat kesehatan berupa vertigo”
Riwayat keseh Istri :Kelg berkata : “Ny. M mengatakan bahwa dirinya mempunyai
riwayat kesehatan berupa asma sejak 15 tahun yang lalu”
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keseh ortu suami ,Kelg berkata : “Tn. H mengatakan bahwa kedua orang tua
beliau tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TB Paru, Hepatitis) dan penyakit
menurun (Hipertensi, DM)”
Riwayat keseh ortu Istri,Kelg berkata : “Ny. M mengatakan bahwa kedua orang tua
beliau tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TB Paru, Hepatitis) dan penyakit
menurun (Hipertensi, DM)”

PENGKAJIAN LINGKUNGAN
3. Karakteristik rumah
Rumah berukuran 10 x 12 m2, dinding permanenlantai keramik, jendela kaca bisa dibuka,
ruangan terdiri dari ruang tamu, 1 kamar mandi ukuran 3 x 3 m 2, terdapat jamban, 3
kamar ukuran 3 x 4 m2, dapur, dan pencahayaan dan ventilasi cukup.
Denah Rumah :

Gudang Dapur U

Ruang keluarga
Kamar 1

100
Kamar 2 Ruang Tamu

Masalah keseh dg karakteristik rumah, Kelg berkata :” Tidak adanya masalah kesehatan
dengan karakteristik rumah”
4. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Ny. M mengatakan sebelum adanya pandemi sering mengikuti kegiatan berupa PKK di
gelar 1 bulan sekali dan pengajian muslimat di gelar 1 minggu sekali
3. Mobilitas geografis keluarga
Ny. M mengatakan bahwa dirinya pernah berpindah rumah 1x setelah menikah
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. M mengatakan sebelum sakit beliau selalu mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat
seperti pengajian dan PKK, akan tetapi sejak sakit dan kambuh tiba-tiba beliau tidak lagi
mengikuti kegiatan atau perkumpulan yang ada di masyarakat dikarenakan kesulitan dalam
bernafas
5. Sistem pendukung keluarga
Ny. M mengatakan bahwa suami dan anaknya selalu merawat dan memperhatikan
kebutuhan Ny. M

STRUKTUR KELUARGA
2. Komunikasi keluarga
Ny. M mengatakan komunikasi keluarga menggunakan bahasa jawa untuk sehari-hari
2. Struktur kekuatan keluarga
Ny. M mengatakan untuk pengambilan keputusan ialah suami / Tn. H. Keluarga
mengatakan dalam aktivitas sehari-hari keluarga sangat perhatian dan merasakan bahwa
mengatasi masalah menjadi tanggung jawab keluarga.
3. Struktur peran
Ny. M mengatakan bahwa dirinya membantu suami bekerja dengan menjaga toko, dan
beliau bertanggung jawab segala urusan rumah. Jika Ny. M kambuh maka keluarga sangat
cepat untuk melakukan tindakan untuk penanganan asma kambuh
4. Norma keluarga
Ny. M mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai dengan nilai dalam
agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya

101
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai dan saling menjaga kepentingan
bersama. Tn. H memahami keadaan penyakit yang diderita oleh istrinya dan sangat
menyayanginya
2. Fungsi sosialisasi
Ny. M mengatakan karena sakit beliau tidak lagi mengikuti kegiatan dalam masyarakat,
akan tetapi beliau tetap selalu menjalin tali silaturahmi dengan tetanga-tetangganya
sehingga keluarga Ny. M tetap berhubungan baik dengan tetangga nya begitu juga
sebaliknya
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluhan utama :Ny. M mengatakan penyakitnya sering kambuh jika cuaca terlalu dingin
dan setelah makan dengan porsi banyak

TUGAS PERAWATAN KELUARGA


f) Mengenal masalah keluarga
2) Pengertian penyakit “Ny. M mengatakan asma adalah penyakit sesak nafas”
3) Penyebab penyakit “Ny. M mengatakan tidak tahu penyebab asma kambuh”
4) Tanda dan gejala penyakit “Ny. M mengatakan tidak tahu tanda gejala asma saat
kambuh”
4) Pre dispossi/cara penularan penyakit “Ny. M mengatakan bahwa penyakitnya
tidak menular”
g) Mengambil keputusan
1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit asma
“Ny. M kurang mengerti cara mengatasi jika asmanya kambuh”
2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit asma
“Ny. M mengatakan jika asma nya kambuh langsung segera minum obat dan
diatasi di rumah”
3) Dampak penyakit asma
“Ny. M mengatakan tidak adanya gangguan pada dirinya”
4) Komplikasi penyakit asma
102
“Ny. M mengatakan bahwa dirinya tidak tahu komplikasi asma”
h) Merawat anggota keluarga yang sakit
1) Cara perawatan penyakit
“Ny. M mengatakan jika asma kambuh hanya mempersiapkan obat saja”
2) Demonstrasi perawatan penyakit
“Ny. M mengatakan bahwa obat selalu ada dan tidak pernah merasakan stok obat
habis jadi sewaktu-waktu kambuh langsung minum obat”
i) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi,pencahayaan,kebersihan
Kelg berkata : “Selalu membersihkan rumah setiap hari dan jendela selalu dibuka
agar pencahayaan bisa masuk ke dalam rumah melewat ventilasi jendela”
2) Lingkungan psikologis/hubungan antar kelg .
Kelg berkata :“Saling menghormati dan memahami antara keluarga agar tetap
harmonis, apabila ada masalah langsung diatasi dan di ambil jalan keluar bersama –
sama”
j) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
1) Penggunaan pelayanan kesehatan
Kelg berkata :“Menggunakan pelayanan kesehatan yaitu ke klinik atau rumah sakit
terdekat, akan tetapi untuk kekambuhan penyakit Ny. M langsung meminum
obatnya”
2) Manfaat, macam macam layanan
Kelg berkata :“Pelayanan kesehatan sangat bermanfaat untuk masyarakat, macam –
macam pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, klinik, rumah bidan atau perawat dan
rumah sakit”
3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan
Kelg berkata :“Tidak mempunyai trauma terhadap pelayanan kesehatan”
6. Fungsi reproduksi
Ny. M mempunyai anak 3 laki-laki
7. Fungsi ekonomi
Ny. M mengatakan bahwa sumber ekonominya berasal dari kerja di toko rumahnya dan
kebutuhannya digunakan untuk anaknya kuliah dan untuk keberlangsungan hidup

STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stress jangka pendek dan panjang
103
Ny. M mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki dan tidak memikirkan sesuatu yang
membuat dirinya stress
b. Kemampuan keluarga
Ny. M mengatakan keluarga mampu mengatasi stresnya
c. Strategi koping
Ny. M mengatakan jika beliau mulai kefikiran atau stres ia banyak berdoa kepada Allah
supaya berikan hati yang ikhlas dan sabar
d. Strategi adaptasi
Ny. M mengatakan jika ada masalah selalu di bicarakan dan saling mengingatkan dan
memaafkan

Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga


Fisik Tn. H Ny. M An. D
Tanda–Tanda Tensi : 130/80 mmHg Tensi : 110/80 mmHg Tensi : 110/70 mmHg
Vital Nadi : 80 x /m Nadi : 80x /m Nadi : 80 x /m
RR : 24x/ m RR : 20x/ m RR : 22x/ m
Suhu : 36,5 c Suhu : 36,6 c Suhu : 35,5 c
BB : 60Kg BB : 50Kg BB : 48Kg
TB : 170 cm TB : 140 cm TB : 160cm
LL :- LL :- LL :-
LK :- LK :- LK :-

Kepala Pertumbuhan rambut Pertumbuhan rambut Pertumbuhan rambut


merata, rambut merata, rambut merata, warna rambut
pendek,warna rambut pendek,warna rambut hitam, rambut bersih,
ada sebagian yang sudah ada sebagian yang tidak ada luka, tidak
tumbuh warna putih, sudah tumbuh warna massa dan tidak ada
kebersihan cukup, tidak putih, kebersihan cukup, nyeri tekan
ada lesi, tidak massa dan tidak ada lesi, tidak
tidak ada nyeri tekan massa dan tidak ada
nyeri tekan
Mata Konjungtiva merah Konjungtiva merah Konjungtiva merah
muda, sclera agak putih, muda, sclera agak putih, muda, sclera agak

104
palpebra tidak odema, palpebra tidak odema, putih, palpebra tidak
tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi odema, tidak ada lesi,
nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
Hidung Simetris, hidung bersih, Simetris, hidung bersih, Simetris, hidung bersih,
tidak ada cuping hidung, tidak ada cuping hidung, tidak ada cuping
polip hidung (-), warna polip hidung(-), warna hidung, polip hidung
sama dengan dengan sama dengan dengan (-), warna sama dengan
kulit sekitar. kulit sekitar dengan kulit sekitar.
Telinga Kebersihan cukup, warna Kebersihan cukup, Kebersihan cukup,
sama dengan kulit warna sama dengan warna sama dengan
sekitar, tidak ada nyeri kulit sekitar, tidak ada kulit sekitar, tidak ada
tekan, tidak ada lesi nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi lesi
Mulut Kebersihan cukup, bibir Kebersihan cukup, bibir Kebersihan cukup,
lembab, tidak ada lembab, tidak ada bibir lembab, tidak ada
sariawan, lidah bersih, sariawan, lidah bersih, sariawan, lidah bersih,
gigi bersih, tidak ada gigi bersih, tidak ada gigi bersih, tidak ada
pembesaran tonsil. pembesaran tonsil pembesaran tonsil.

Kulit Kulit berwarna kuning Kulit berwarna kuning Kulit berwarna kuning
langsat, warna kulit langsat, warna kulit langsat, warna kulit
merata,tidak ada lesi dan merata,tidak ada lesi dan merata,tidak ada lesi
turgor kulit <2 detik turgor kulit <2 detik dan turgor kulit <2
detik
Leher dan Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
Tenggorakan kelenjar tiroid, vena kelenjar tiroid, vena kelenjar tiroid, vena
jugularis teraba, tidak jugularis teraba, tidak ada jugularis teraba, tidak
ada lesi dan massa lesi dan massa ada lesi dan massa
Dada a). Pemeriksaan Paru a). Pemeriksaan Paru a). Pemeriksaan Paru
(1). Inspeksi (1). Inspeksi (1). Inspeksi
Saat bernafas tidak Saat bernafas Saat bernafas tidak
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
bantu pernafsan, bantu pernafasan, bantu pernafsan,

105
pergerakan dada perkembangan dada pergerakan dada
kanan dan kiri kanan dan kiri kanan dan kiri
simetris simetris tidak ada simetris
(2). Palpasi retraksi interkosta, (2). Palpasi
Tidak ada mssa, ekspirasi memanjang Tidak ada mssa,
tidak ada lesi, vocal (2). Palpasi tidak ada lesi, vocal
fremitus teraba Fremitus raba kanan fremitus teraba
disemua lapang paru dan kiri sama disemua lapang
(3). Perkusi (3). Perkusi paru
Terdengar sonor Terdengar bunyi (3). Perkusi
(4). Auskultasi sonor Terdengar sonor
Suara nafas (4). Auskultasi (4). Auskultasi
vesikular, tidak ada Terdengar bunyi Suara nafas
suara nafas tambahan tambahan wheezing vesikular, tidak ada
seperti whezing, b). Pemeriksaan Jantung suara nafas
rongki (1). Inspeksi tambahan seperti
b). Pemeriksaan Jantung Ictus cordic tidak whezing, rongki
(1). Inspeksi nampak b). Pemeriksaan
Warna kulit sama (2). Palpasi Jantung
dengan kulit sekitar, Ictus cordic kuat (1). Inspeksi
tidak ada lesi, ictus angkat Warna kulit sama
cordis tidak (3). Perkusi dengan kulit
Nampak di ICS V Batas jantung tidak sekitar, tidak ada
(2). Palpasi melebar lesi, ictus cordis
Tidak ada nyeri (4). Auskultasi tidak Nampak di
tekan , ictus cordis Bunyi jantung I dan II ICS V
teraba kuat pada murni (2). Palpasi
ICS 5 mid clavikula 8). Payudara Tidak ada nyeri
sinistra (a). Inspeksi tekan , ictus cordis
(3). Perkusi Bentuk payudara teraba kuat pada
Batas kiri atas : ICS kanan dan kiri ICS 5 mid
2 para sternalis simetris, kedua clavikula sinistra
sinistra puting keluar, tidak (3). Perkusi
Batas kiri bawah : Batas kiri atas :
106
ICS V mid clavikula ada lesi ICS 2 para
sinistra (b). Palpasi sternalis sinistra
Batas kanan atas : Tidak ada nyeri tekan Batas kiri bawah :
ICS 2 para sternalis ICS V mid
dextra clavikula sinistra
Batas kanan bawah : Batas kanan atas :
ICS 4 para sternalis ICS 2 para
dextra sternalis dextra
(4). Auskultasi Batas kanan bawah
BJ I dan II tunggal, : ICS 4 para
tidak ada suara sternalis dextra
jantung yang (4). Auskultasi
abnormal BJ I dan II
8). Payudara tunggal, tidak ada
(a). Inspeksi suara jantung yang
Simetris antara abnormal
kanan dan kiri, tidak 8). Payudara
ada pembengkakan, (a). Inspeksi
tidak ada lesi Simetris antara
(b). Palpasi kanan dan kiri,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada
tidak ada odema, masa pembengkakan,
abnormal tidak ada tidak ada lesi
(b). Palpasi
tidak ada nyeri tekan,
tidak ada odema, masa
abnormal tidak ada
Abdomen (a). Inspeksi (a). Inspeksi (a). Inspeksi
Perut datar, warna Perut datar, warna Perut datar, warna
kulit sama dengan kulit sama dengan kulit sama dengan
sekitar, tidak ada sekitar, tidak ada sekitar, tidak ada
asites, tidak ada lesi asites, tidak ada asites, tidak ada lesi
(b). Auskultasi lesi (b). Auskultasi
Bising usus10 Bising usus10
107
x/menit (b). Auskultasi x/menit
(c). Palpasi Bising usus10 (c). Palpasi
Tidak ada nyeri x/menit Tidak ada nyeri
tekan , dan massa (c). Palpasi tekan , dan massa
abnormal Tidak ada nyeri abnormal
(d). Perkusi tekan , dan massa (d). Perkusi
Didapatkan suara abnormal Didapatkan suara
tympani, tidak ada (d). Perkusi tympani, tidak ada
shiffing dullness dan Didapatkan suara shiffing dullness
undulasi tympani, tidak ada dan undulasi
shiffing dullness
dan undulasi
Kekuatan Otot 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
Ekstremitas Ekstremitas: Tidak ada Ekstremitas: Tidak ada Ekstremitas: Tidak ada
luka, tidak ada edema, luka, tidak ada edema, luka, tidak ada edema,
tidak ada lesi, tidak tidak ada lesi, tidak tidak ada lesi, tidak
terdapat nyeri. terdapat nyeri. terdapat nyeri.
Kuku: Bersih, tidak ada Kuku: Bersih, tidak ada Kuku: Bersih, tidak ada
luka.CRT < 2 detik. luka.CRT < 2 detik. luka.CRT < 2 detik.
Genetalia Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Kesadaran dan GCS 4-5-6, Pemeriksaan GCS 4-5-6, Pemeriksaan GCS 4-5-6,
neurologi 12 saraf kranial normal/ 12 saraf kranial normal/ Pemeriksaan 12 saraf
tidak ada gangguan. tidak ada gangguan. kranial normal/ tidak
ada gangguan.
Turgor kulit > 2 detik > 2 detik > 2 detik
Pemeriksaan - -- -
Penunjang

HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap Ny. M dapat segera pulih dari penyakitnya agar dapat beraktifitas seperti
biasanya dan berharap petugas kesehatan membantu masalah kesehatan dalam keluarga.

108
3. Keluarga menyepakati adanya kunjungan berikutnya yaitu pada hari Minggu, 11 Juli 2021
pukul 13.20 WIB
DOKUMENTASI KEGIATAN
PRA PLANNING II
(SABTU, 10 JULI 2021)

Gambar 2. Pemeriksaan Fisik pada KK Binaan

109
PRA PLANING ASKEP KELUARGA III

NAMA KK : Ny. M
ALAMAT : lingkungan papring RT 03 RW 02
KASUS : Asma
KUNJUNGAN KE :3
TOPIK KEGIATAN : Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
HARI/TANGGAL : Minggu, 11 Juli 2021
WAKTU : 13.30 WIB
I. Fase Persiapan
1. Latar belakang
Dalam memberikan pembinaan askep keluarga maka mahasiswa harus
menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan untuk mengenal masalah
kesehatan keluarga. Sehingga diperlukan adanya analisis dari hasil pengkajian keluarga
binaan dengan asma oleh mahasiswa kepada keluarga yang menjadi keluarga binaan.
Adapun kegiatan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan meliputi :
- Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga yang
telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.
- Melakukan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan
asma
2. Analisa situasi
Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian
juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan sebelumnya
(pertemuan II / Pengkajian askep keluarga) mahasiswa telah melakukan pengkajian
meliputi data: Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial, riwayat
dan tahap perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, tugas perawatan keluarga, stres dan koping keluarga, pemeriksaan fisik,
harapan keluarga, dan keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini
mahasiswa akan melakukan analisa data dan perumusan diagnose keperawatan kepada
keluarga dengan penyakit asma.

110
3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan analisa data dan perumusan diagnosa
keperawatan dengan Keluarga binaan dengan baik.
b. Tujuan khusus :
1) Mahasiswa mampu menganalisa data dan perumusan diagnosa keperawatan
keluarga dengan asma.
2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan
keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN


Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa menganalisa data denganstroke meliputi data subyektif dan obyektif dari hasil
pengkajian yang dilakukan sebelumnya
b. Mahasiswa dapat melakukan perumusan diagnosa keperawatan keluarga dengan stroke
berdasarkan data subyektif dan obyektif dari hasil pengkajian yang dilakukan sebelumnya

III. FASE KERJA


1. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga yang
telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.
b. Melakukan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan keluarga dari salah satu
diagnosa keperawatan Keluarga yang meliputi :
2. Uraian Kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S (senyum,
salam, sapa )

111
Isi 30-50  Menyampaikan Mendengarkan dan
menit kontrak waktu mengklarifikasi yang
selama melakukan disampaikan sesuai
pembinaan askep kontrak waktu yang
Keluarga yang disetujui
telah disetujui
pada kunjungan
sebelumnya
 Melakukan analisa Mendengarkan,
data dan menjawab pertanyaan
perumusan yang disampaikan sesuai
diagnosa keadaan/kenyataan, dan
keperawatan dari memahami yang
data yang telah disampaikan
didapatkan

Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kesimpulan
kegiatan berikutnya  Menyetujui
dan waktu
pelaksanaan
selanjutnya
(kunjungan
berikutnya)
 Mengakhiri  Menjawab salam
kunjungan
Menyampaikan
salam

112
IV. FASE TERMINASI
1. Resume kegiatan III
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di setujui pada
kunjungan sebelumnya
b. Keluarga telah teranalisa datanya dan diagnosa keperawatan
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Perumusan rencana tindakan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan.

113
RESUME KEGIATAN
PRA PLANNING III

1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan baik dalam kujungan yang kedua.
2. Keluarga mengingatkan kembali kontrak yang telah disepakati dan menyetujui kontrak
tersebut yang mana mahasiswa akan melanjutkan pengkajian pada analisa data dan
perumusan diagnosakeperawatan dimana didapatkan tentang :
a. Analisa Data
DS :
 Ny. M mengatakan mengerti sakit asma tapi beliau hanya tahu bahwa sakit asma
adalah sesak nafas
 Keluarga mengatakan tidak tahu penyebab asma
 Ny. M mengatakan asmanya dadanya terasa berat
 Ny. M mengatakan bahwa penyakit asma nya masih sering kambuh
DO :
 Ny. M tampak bingung saat ditanya tentang pengertian asma yang tepat
 Ny. M tampak sesekali menarik nafas dalam-dalam dikarenakan terasa sesak
 Ny. M terlihat terengah-engah saat diajak bicara
 Ny. M tampak mengeluarkan keringat berlebih
 Ny. M tidak bisa menjawab saat ditanya penyebab asma
 Ny. M tidak tahu gejala dan tanda penyakit asma
 Ny. M tidak tahu hal-hal yang menyebabkan kekambuhan penyakitnya
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x /m
RR : 22 x/ m
Suhu : 36,6C
BB : 50Kg
TB : 140 cm
b. Diagnosa Keperawatan
Dari data analisa data yang telah dilakukan didapatkan diagnosa keperawatan yaitu :
 Penurunan koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga dengan penyakit asma.
 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan penyakit asma.
114
DOKUMENTASI KEGIATAN
PRA PLANNING III
(SABTU, 10 JULI 2021)

115
PRA PLANING ASKEP KELUARGA IV

NAMA KK : Ny. M
ALAMAT : lingkungan
KASUS : Asma
KUNJUNGAN KE :4
TOPIK KEGIATAN : Intervensi Keperawatan
HARI/TANGGAL : Senin, 12 Juli 2021
WAKTU : 18.00 WIB
I. Fase Persiapan
1. Latar belakang
Sebelum melakukan tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan asma maka
diperlukan adanya perumusan rencana tindakan askep keluarga oleh mahasiswa kepada
keluarga yang menjadi keluarga binaan sehingga mahasiswa mempunyai rencana yang
bisa dilakukan sebelum melakukan tindakan keperawatan keluarga. Adapun kegiatan
perumusan rencana tindakan askep keluarga meliputi:
a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga yang
telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.
b. Perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa keperawatan
keluarga yang dirumuskan sebelumnya, yaitu:
- Defisit Pengetahuan B/D Ketidakmampuan Keluarga Mengenal Masalah.
Kesehatan Pada Anggota Keluarga Dengan Asma
- Penampilan Peran Tidak Efektif B/D Perubahan Peran D/D peralihan memenuhi
memenuhi kebutuhan sehari hari
2. Analisa situasi.
Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian
juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan sebelumnya
(pertemuan III/ analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan mahasiswa telah
melakukan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan meliputi; Data subyektif
dan data obyektif dengan:
 Penurunan koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga dengan penyakit asma.
 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan penyakit asma.
116
Saat ini mahasiswa akan melakukan perumusan rencana tindakan askep keluarga dengan
asma.
3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan perumusan rencana tindakan askep keluarga
dengan keluarga binaan dengan baik.
b. Tujuan khusus :
1) Mahasiswa mampu menentukan prioritas perumusan rencana tindakan askep
keluarga yang menunjang tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan
keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN


Tujuan kunjungan :
Mahasiswa mampu melakukan perumusan rencana tindakan askep keluarga dengan
keluarga binaan dengan baik

III. FASE KERJA


1. Kegiatan yang dilakukan :
Perumusan rencana tindakan askep keluarga meliputi:
a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga yang
telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.
b. Perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa keperawatan
keluarga yang dirumuskan sebelumnya, meliputi:
 Penurunan koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga dengan penyakit asma.
 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan penyakit asma.

117
2. Uraian kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
MAHASISWA KELUARGA
Pembukaa 3-5 menit 3 S (senyum, salam, Membalas 3 S (senyum,
n sapa) salam, sapa)
Isi 40-50 menit  Menyampaikan  Mendengarkan dan
kontrak waktu selama mengklarifikasi yang
melakukan pembinaan disampaikan sesuai
askep keluarga yang kontrak waktu yang
telah disetujui pada disetujui
kunjungan sebelumnya
 Merumuskan  Mendengarkan,
rencana tindakan askep menjawab pertanyaan
keluarga sesuai dengan yang disampaikan
diagnosa keperawatan sesuai keadaan/
keluarga yang kenyataan, dan
dirumuskan memahami yang
sebelumnya, meliputi: disampaikan
- Penurunan koping
keluarga b/d
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
pada anggota keluarga
dengan penyakit
asma.
- Manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif
b/d Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
dengan penyakit
asma.

118
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab pertanyaan,
Menyimpulkan yang dan Mendengarkan
disampaikan kesimpulan
 Menyepakati kegiatan  Menyetujui
berikutnya dan waktu
pelaksanaan
selanjutnya
(kunjungan  Menjawab salam
berikutnya)
 Mengahiri kunjungan
dan Menyampaikan
salam

IV. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan IV
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di setujui pada
kunjungan sebelumnya
b. Keluarga telah mengetahui rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang diangkat.
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan implementasi askep keluarga dari rencana tindakan yang disusun sebelumnya
yaitu :
 Penurunan koping keluarga b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga dengan penyakit asma.
 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan penyakit asma.

119
RESUME KEGIATAN
PRA PLANNING IV
1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan baik dalam kujungan yang kedua.
2. Keluarga mengingatkan kembali kontrak yang telah disepakati dan menyetujui kontrak
tersebut yang mana mahasiswa akan melanjutkan pengkajian pada perumusan rencana
tindakan askep keluarga, dimana didapatkan tentang :
Diagnosa 1 :

TUM : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x kunjungan diharapkan status


koping keluarga meningkat
TUK :

1. Keluarga mampu menjelaskan masalah kesehatan yang dialami, meliputi :


- Menjelaskan pengertian asma
- Menyebutkan penyebab asma
- Menyebutkan tanda dan gejala asma
- Mampu merawat anggota keluarga yang sakit
- Menyebutkan perawatan asma e dirumah
2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat
3. Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
Kriteria hasil :

1. Keluarga mampu menjelaskan pengertian asma


2. Keluarga mampu menyebutkan penyebab asma
3. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala asma
4. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
5. Keluarga mampu menyebutkan perawatan asma dirumah
6. Keluarga tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada
7. Keluarga tidak kesulitan dalam menjalankan perawatan yang ditetapkan.
Intervensi :
- Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.
- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini.
- Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.
- Nerima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi..

120
- Diskusikan rencana medis dan perawatan pasien.
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga.
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala.

- Diagnosa 2 :

TUM : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam manajemen kesehatan keluarga


meningkat

- TUK :

1. Keluarga mampu menjelaskan masalah kesehatan yang dialami, meliputi :


- Menjelaskan pengertian asma
- Menyebutkan penyebab asma
- Menyebutkan tanda dan gejala asma
- Mampu merawat anggota keluarga yang sakit
- Menyebutkan perawatan asma dirumah
2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat
3. Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
Kriteria hasil :

1. Keluarga mampu menjelaskan pengertian asma


2. Keluarga mampu menyebutkan penyebab asma
3. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala asma
4. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
5. Keluarga mampu menyebutkan perawatan asma dirumah
6. Keluarga tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada
7. Keluarga tidak kesulitan dalam menjalankan perawatan yang ditetapkan.
Intervensi :
- Bina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga.
- Observasi TTV dan Kekuatan otot klien
- Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan di keluarga.
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan anggota keluarga untuk belajar.
- Jadi pendengar yang baik untuk anggota keluarga.
121
- Berikan informasi kesehatan kepada keluarga.
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
DOKUMENTASI KEGIATAN
PRA PLANNING IV
(SABTU, 10 JULI 2021)

122
PRA PLANING ASKEP KELUARGA V

NAMA KK : Ny. M
ALAMAT : lingkungan papring RT 03 RW 02
KASUS : Asma
KUNJUNGAN KE : V (lima)
TOPIK KEGIATAN : Implementasi Askep Keluarga
HARI/TANGGAL : Selasa, 13 Juli 2021
JAM : 16.00 WIB
I. Fase Persiapan
1. Latar belakang
Setelah dilakukan perumusan rencana tindakan askep keluarga maka selanjutnya
dilakukan implementasi atau tindakan keperawatan yang mengacu pada intervensi yang
telah dibuat sebelumnya. Adapun implementasi askep keluarga meliputi :
- Bina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga.
- Observasi TTV dan Kekuatan otot klien
- Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan di keluarga.
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan anggota keluarga untuk belajar.
- Jadi pendengar yang baik untuk anggota keluarga.
- Berikan informasi kesehatan kepada keluarga.
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
- Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.
- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini.
- Identifikasi kesesuaian antara
- harapan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.
- Nerima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi..
- Diskusikan rencana medis dan perawatan pasien.
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga.
123
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala.

2. Analisa situasi.
Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian
juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan sebelumnya (pra
planning IV/ Perumusan rencana tindakan askep keluarga) mahasiswa telah melakukan
perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa yang diambil dan
keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini mahasiswa akan
melakukan implementasi askep keluarga dari intervensi tersebut.
3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan implementasi askep keluarga dengan keluarga
binaan dengan baik.
b. Tujuan khusus :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, dan faktor resiko
penyakit asma
2) Mahasiswa mampu menjelaskan cara perawatan yang benar dg penyakit asma dan
mendemonstrasikan perawatan
3) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan
keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN


Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa mengexplorasi kemampuan keluarga dalam mengenal penyakitnya yaitu
mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, faktor resiko, dan perawatan yang
dilakukan dirumah dengan penyakit asma
b. Mahasiswa dapat menjelaskan serta mengevaluasi kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah penyakitnya.
III. FASE KERJA
1. Kegiatan yang dilakukan :
Implementasi askep Keluarga meliputi:
- Bina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga.

124
- Observasi TTV dan Kekuatan otot klien
- Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan di keluarga.
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan anggota keluarga untuk belajar.
- Jadi pendengar yang baik untuk anggota keluarga.
- Berikan informasi kesehatan kepada keluarga.
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
- Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.
- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini.
- Identifikasi kesesuaian antara
- harapan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.
- Nerima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi..
- Diskusikan rencana medis dan perawatan pasien.
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga.
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala.

2. Uraian kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN
KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S (senyum,
salam, sapa )
Isi 40-50  Menyampaikan kontrak  Mendengarkan dan
menit waktu selama melakukan mengklarifikasi yang
pembinaan askep keluarga disampaikan sesuai
yang telah disetujui pada kontrak waktu yang
kunjungan sebelumnya, disetujui
yaitu:  Menanyakan berapa
- Bina hubungan saling tekanan darahnya
percaya dengan  Mendengarkan dan
anggota keluarga. memperhatikan

125
- Observasi TTV dan
Kekuatan otot klien
- Identifikasi kebutuhan
dan harapan keluarga
tentang kesehatan.
- Identifikasi tindakan
yang dapat dilakukan
di keluarga.
- Identifikasi kesiapan  Menjawab
dan kemampuan pertanyaan yang
anggota keluarga diajukan mahasiswa
untuk belajar.
- Jadi pendengar yang
baik untuk anggota
keluarga.
- Berikan informasi
kesehatan kepada
keluarga.
- Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
- Identifikasi masalah
kesehatan individu,
keluarga, dan
masyarakat.
- Identifikasi respons
emosional terhadap
kondisi saat ini.
- Identifikasi
kesesuaian antara
- harapan pasien,
keluarga, dan tenaga
kesehatan.

126
- Dengarkan masalah,
perasaan, dan
pertanyaan keluarga.
- Nerima nilai-nilai
keluarga dengan cara
yang tidak
menghakimi..
- Diskusikan rencana
medis dan perawatan
pasien.
- Fasilitasi
pengungkapan
perasaan antara pasien
dan keluarga atau
antar anggota
keluarga.
- Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala.
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab
Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
kesimpulan
 Menyepakati kegiatan  Menyetujui
berikutnya dan waktu
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
 Mengahiri kunjungan dan  Menjawab salam
Menyampaikan salah

IV. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan V

127
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah disetujui pada
kunjungan sebelumnya
b. Mahasiswa melaksanakan implementasi sesuai rencana yang sudah ditetapkan
c. Keluarga mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas, dan keluarga dapat
menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan evaluasi askep keluarga meliputi data:
1) Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang sudah
dilaksanakanpada keluarga binaaan.
2) Mengevaluasi bagaimana perkembangan keluarga setelah dilakukan implementasi.

128
RESUME KEGIATAN
PRA PLANNING V
1. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di setujui pada kunjungan
sebelumnya
2. Keluarga mengingatkan kembali kontrak yang telah disepakati dan menyetujui kontrak
tersebut yang mana mahasiswa akan melakukan tindakan keprawataan sesuai yang telah
direncanakan, yaitu:
- Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga
Hasil : Ny. M menderita asma
- Mengidentifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini.
Hasil : Ny. M terlihat sedih dan berharap segera pulih agar dapat beraktifitas seperti
sebelumnya.
- Mengidentifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.
Hasil: Pasien, keluarga dan tenaga kesehatan sama-sama berharap Ny. M segera sembuh
dari penyakitnya.
- Menerima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi.
Hasil : Mahasiswa menerima nilai-nilai yang di anut keluarga.
- Mendiskusikan rencana medis dan perawatan pasien.
Hasil: Keluarga menerima anjuran perawat untuk berusaha membawa Ny. M ke pelayanan
kesehatan untuk mengontrol kondisi kesehannya dan rajin melatih kekuatan otot Ny. M
- Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga.
Hasil: Keluarga dan pasien terlihat nyaman dan percaya bercerita tentang kondisnya
kepada perawat.
- Menginformasikan kemajuan pasien secara berkala.
Hasil: Pasien mengatakan dadanya masih terasa berat
Tanda-Tanda Vital:
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x /m
RR : 24x/ m
Suhu : 36,6C
BB : 50Kg
TB : 140 cm

129
3. Keluarga mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas, dan keluarga dapat menerima
kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.

130
DOKUMENTASI KEGIATAN
PRA PLANNING V
(SELASA, 13 JULI 2021)

PRA PLANING ASKEP KELUARGA VI

NAMA KK : Ny. M
ALAMAT : lingkungan papring RT 03 RW 02
KASUS : Asma
KUNJUNGAN KE : VI (enam)
TOPIK KEGIATAN : Evaluasi Askep Keluarga
HARI/TANGGAL : Rabu, 14 Juli 2021
JAM : 17.00 WIB
I. Fase Persiapan
1. Latar belakang
Setelah melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan asma selanjutnya
dilakukanevaluasi askep keluarga yang meliputi:
a. Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang sudah
dilaksanakanpada keluarga dengan asma
b. Mengevaluasi bagaimana perkembangan keluarga setelah dilakukan implementasi
2. Analisa situasi
Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian
juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa pada pertemuan sebelumnya. Saat
ini mahasiswa akan mengevaluasi askep keluarga yang meliputi catatan perkembangan
setiap intervensi dan implementasi yang telah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada
Keluarga dengan asma
3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi Keluarga binaan dengan baik
b. Tujuan khusus :
1) Mahasiswa mampu mengevaluasi implementasi yang telah dilakukan

131
2) Mahasiswa mampu mengevaluasi bagaimana perkembangan keluarga setelah
dilakukan kegiatan implementasi
3) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan
keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk
melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN


Tujuan kunjungan :
Mahasiswa mengexplorasi kemampuan keluarga dalam menjelaskan materi yang
telah diberikan dan implementasi yang telah dilakukan kepada keluarga dengan penyakit
Stroke.

III. FASE KERJA


1. Kegiatan yang dilakukan :
Evaluasi askep Keluarga yang meliputi:
a. Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang sudah
dilaksanakanpada Keluarga dengan asma
b. Mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah dilakukan implementasi
2. Uraian kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam, sapa )
Isi 30 – 40  Menyampaikan kontrak  Mendengarkan dan
menit waktu selama mengklarifikasi
melakukan pembinaan yang disampaikan
askep Keluarga yang sesuai kontrak
telah disetujui pada waktu yang disetujui
kunjungan sebelumnya
 Mengevaluasi  Mendengarkan dan
perkembangan setiap menjawab
intervensi dan pertanyaan

132
implementasi yang
sudah dilaksanakanpada
Keluarga dengan Stroke
 Mengevaluasi
bagaimana
perkembangan keluarga  Keluarga
setelah dilakukan mendengarkan, dan
implementasi menjawab
pertanyaan
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab
menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu  Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
 Mengahiri kunjungan  Menjawab salam
Menyampaikan salam

IV. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan VI
a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah disetujui pada
kunjungan sebelumnya
b. Keluarga mampu menjelaskan tindakan yang bisa dilakukan sesuai dengan
implementasi yang dilakukan oleh mahasiswa
c. Keluarga mampu melaksanakan perawatan yang harus dilakukan dengan penyakit
asma
2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.
Melakukan evaluasi tahap ke dua dan terminasi askep keluarga

133
RESUME KEGIATAN
PRA PLANNING VI

1. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di setujui pada kunjungan
sebelumnya
2. Keluarga mampu menjelaskan tindakan yang bisa dilakukan sesuai dengan implementasi
yang dilakukan oleh mahasiswa
3. Keluarga mampu melaksanakan perawatan yang harus dilakukan dengan penyakit asma

134
Lampiran 2 (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ASMA

Topik : ASMA (Sesak Nafas)


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Asma di Rumah
Sasaran : Ny. M
Tempat : Rumah Ny. M (Perumahan Kalipuro Asri Banyuwangi)
Waktu : Rabu, 14 Juli 2021 (1x30 menit)
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet
Penyuluh : GADIS MAIDA LINGGA AL WISTA

A. LATAR BELAKANG
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi berlebihan
terhadap stimulus tertentu dan bersifat reversibel (Padila, 2015). Definisi asma juga
disebutkan oleh Reeves dalam buku Padila yang menyatakan bahwa asma adalah obstruksi
pada bronkus yang mengalami inflamasi dan memiliki respon yang sensitif serta bersifat
reversible. Asma merupakan penyakit kronis yang mengganggu jalan napas akibat adanya
inflamasi dan pembengkakan dinding dalam saluran napas sehingga menjadi sangat sensitif
terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan reaksi berlebihan. Akibatnya saluran
nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-paru berkurang. Hal ini
menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing), batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan
bernapas terutama pada malam hari dan dini hari (Soedarto. 2012).
Gejala asma adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama pada
malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. Gejala tersebut memburuk pada
malam hari, adanya alergen seperti debu, asap rokok, bulu binatang, polusi (Rikesdas, 2013).
Dilihat dari kodisi klinis dan faktor penyebabnya asma dapat menimbulkan masalah
keperawatan sepeti bersihan jalan napas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, gangguan
ventilasi spontan (Tim Pokja SDKI DPP, 2017).
Serangan asma biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai
dengan pernafasan lambat, mengi dan laborious. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang
135
dibandingkan inspirasi. Meningkatnya sputum pada jalur pernafasan yang dihasilakan oleh
hiperresponsive akibat alergen menyebabkan sputum sulit untuk dikeluarkan (Wijaya &
Putri, 2013). Dampak yang dapat terjadi oleh adanya penumpukan sputum atau lendir yang
di hasilkan oleh hiperresponsive akibat reaksi dari alergi dapat menyebabkan munculnya
diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Bersihan jalan napas tidak efektif
adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten (Tim Pokja SDKI DPP, 2017).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang perawatan asma di rumah selama 30 menit,
peserta mampu melakukan cara perawatan asma secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang cara mencegah kekambuhan asma di rumah
selama 30 menit, keluarga mampu :
1. Menyebutkan pengertian asma dengan benar

2. Menyebutkan penyebab timbulnya asma dengan benar

3. Menyebutkan tanda dan gejala asma dengan tepat

4. Menyebutkan perawatan asma di rumah

5. Menyebutkan cara pencegahan kekambuhan asma

C. Tempat :
Di rumah Ny. M (Perumahan Kalipuro Asri)

D. Waktu :
Rabu, 14 Juli 2021 (1x40 menit)

E. Sasaran :
Keluarga Tn. S (Kepala keluarga), Ny. M (Klien)

F. Metode :
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
136
G. Media :
Leaflet

H. Materi

1. Pengertian asma

2. Penyebab timbulnya asma

3. Tanda dan gejala asma

4. Perawatan di rumah

5. Cara pencegahan kekambuhan asma

I. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Tahap waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media
1 Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam - Menjawab salam -

b. Perkenalan - Mendengarkan
dan
c. Menjelaskan
memperhatikan
tujuan dari
pertemuan
d. Kontrak waktu
2 Penyampaian 10 menit a. Menanyakan - Menjawab Leaflet
materi kepada keluarga pertanyaan
apakah ada yang penyuluh
sudah pernah atau - Mendengarkan
mengetahui dan
tentang asma memperhatikan
b. Menjelaskan penjelasan
materi:
- Pengertian asma

- Penyebab asma

- Tanda dan gejala


asma
- Cara perawatan
137
asma
- Cara mencegah
asma
3 Sesi tanya 10 menit a. Memberika - Menjawab -
jawab n pertanyaan
pertanyaan - Mengemuk
b. Memberikan akan
kesempatan kepada pertanyaan
peserta untuk
bertanya

4 Evaluasi 10 menit a. Menyimpulkan Memperhatikan, -


kegiatan yang telah menyebutkan dan
disampaikan menjelaskan
b. Mengevaluasi
pemahaman
keluarga
5 Penutup 5 menit a. Memberikan salam Menjawab salam -

penutup

138
J. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan metode tanya jawab langsung pada peserta penyuluhan yaitu Ny.
M dan keluarganya.

Kriteria evaluasi :

1. Evaluasi Struktur
 Keluarga Ny. M berada dirumah saat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah keluarga Ny. M
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Keluarga Ny. M antusias terhadap materi penyuluhan
 Keluarga Ny. M tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Keluarga Ny. M mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
 Keluarga Ny. M mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda-gejala, perawatan
asma di rumah, dan cara penanganan asma saat kambuh.

139
LAMPIRAN MATERI ASMA

1. Pengertian Asma

Asma adalah salah satu gangguan pada broncial dengan ciri broncospasme
periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma merupakan penyakit kompleks
yang dapat diakibatkan oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi, otonomik, dan
psikologi.

2. Tanda dan Gejala

1. Pernafasan terasa sesak dan sulit


2. Pada bagian tekak terasa tertekan
3. Ruang dada agak mengembung
4. Terdengar bunyi mengi (wheezing) saat mengeluarkan nafas
5. Badan terasa lemah dan kadang- kadang wajahnya kebiruan
3. Faktor Pencetus / Penyebab

1. Debu rumah
2. Bulu binatang
3. Serbuk bunga
4. Asap rokok
5. Asap pabrik atau kendaraan
6. Makanan dan minuman tertentu
7. Udara dingin
8. Stres
4. Perawatan di Rumah

1. Jauhkan dari faktor pencetus


2. Sirkulasi lingkungan rumah baik
3. Melatih pernafasan
4. Berjemur diri pada pagi hari dan mandi dengan air hangat
5. Batasi aktivitas
6. Kenakan baju hangat dan tebal bila cuaca dingin
7. Kompres air hangat di dada dan penghirupan uap air

139
5. Kompres dengan Air Panas

a. Bahan

- Botol kosong yang tahan panas misalnya botol sirup lengkap dengan
tutupnya.
- Air mendidih secukupnya

- Karet gelang dan plastik pembungkus secukupnya

- Kain pembungkus secukupnya

b. Pemakaian

- Penuhi botol dengan air mendidih kemudian tutup rapat- rapat

- Bungkuslah mulut botol yang telah ditutup dengan lembarah plastik lalu ikat
dengan karet.
- Bungkuslah botol yang berisi air panas tersebut seluruhnya dengan kain
pembungkus beberapa lapis
- Ukur temperatur panas botol tidak lebih tinggi dari temperatur badan manusia
agar terasa nyaman dan tidak terlalu panas
- Penggunaan botol panas yang telah dilapisi kain tersebut untuk
menghangatkan badan penderita, terutama pada bagian dada dan
punggungnya
- Bila panas botol mulai berkurang kain pembungkusnya bisa dibuka lapis
demi selapis hingga tinggal botol telanjang
- Menurut pengalaman biasanya botol yang isinya 650 cc dapat dipakai untuk
menghangatkan tubuh penderita antara 7- 10 jam
6. Penghirupan Uap Air

a. Peralatan dan air

- Botol kosong yang tahan panas misalnya botol bekas sirup

- Kertas karton kurang lebih 30 cm

- Karet gelang

- Kain pembungkus

- Baskom kecil

140
- Sendok teh

- Corong kecil

- Balsem atau sejenisnya

- Air mendidih secukupnya


b. Pemakaian

- Tuangkan air mendidih sebanyak volume botol yang tersedia kemudian ambil
balsem seujung sendok teh atau secukupnya dan campurkan kedalam air
mendidih lalu aduk sampai larut
- Masukkan air kedalam botol dengan mengguanakan corong

- Gulung kertas karton sebesar ujung botol lalu masukkan ujung botol ke dalam
gulungan kertas kurang lebih 10 cm lalu ikat dengan karet gelang
- Bungkus botol dengan kain pembungkus
- Usaplah uap air yang keluar dari ujung kertas sampai terasa hangat

141
RESUME PENYULUHAN

Pelaksanaan penyuluhan kesehatan mengenai Asma Ny. M sangat antusias dalam


mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu Ny. M memberikan respon yang baik seperti
bertanya dan mengungkapkan argumen tentang kondisi beliau jika mulai kambuh. Apabila
beliau tidak mengerti tentang materi penyuluhan Asma langsung ditanyakan oleh beliau,
berikut pertanyaannya:
Pertanyaan:
1. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan Asma?
2. Bagaimana cara perawatan Asma di rumah?
3. Apa penyebab timbulnya asma?
Jawaban:
1. a. Pneumothorak
b. Pneumomediastium dan emfisema sub kutis
c. Atelektasis
d. Aspirasi
e. Kegagalan jantung/ gangguan irama jantung
f. Sumbatan saluran nafas yang meluas / gagal nafas asidosis

2. 1. Jauhkan dari faktor pencetus


2. Sirkulasi lingkungan rumah baik
3. Melatih pernafasan
4. Berjemur diri pada pagi hari dan mandi dengan air hangat
5. Batasi aktivitas
6. Kenakan baju hangat dan tebal bila cuaca dingin
7. Kompres air hangat di dada dan penghirupan uap air
3. 1. Debu rumah
2. Bulu binatang
3. Serbuk bunga
4. Asap rokok
5. Asap pabrik atau kendaraan
6. Makanan dan minuman tertentu
7. Udara dingin
8. Stres

142
Lampiran 3 (Daftar Hadir Penyuluhan)

DAFTAR HADIR PENYULUHAN


ASMA
LINGKUNGAN PAPRING BANYUWANGI
TAHUN 2021

No. Nama Hari, dan tanggal Alamat Tanda


Tangan
1. Ny. M Rabu, 14 Juli 2021 Lingkungan papring kec (Ny. M)
kalipuro kab Banyuwangi 

2 Ny. M Rabu, 14 Juli 2021 Lingkungan papring kec (Ny. M)


kalipuro kab Banyuwangi 
3 Ny. M Rabu, 14 Juli 2021 Lingkungan papring kec (Ny. M)
kalipuro kab Banyuwangi 
4 Ny. M Rabu, 14 Juli 2021 Lingkungan papring kec (Ny. M)
kalipuro kab Banyuwangi 
5 Ny. M Rabu, 14 Juli 2021 Lingkungan papring kec (Ny. M)
kalipuro kab Banyuwangi 
6 Ny. M Rabu, 14 Juli 2021 Lingkungan papring kec (Ny. M)
kalipuro kab Banyuwangi 

Banyuwangi, 23 Juli 2021


Penyuluh

GADIS MAIDA LINGGA AL WISTA


NIM. 2018.02.029

143
Lampiran 4 (Leaflet)

LEAFLET ASMA

GADIS MAIDA LINGGA AL W


2018.02.018

144
Lampiran 5 (Daftar Kunjungan KK Binaan Keluarga)

DAFTAR KUNJUNGAN
KK BINAAN KELUARGA

SASARAN ASKEP KELG : Tn. H


PENYAKIT : Asma
NAMA KK : Ny. M
ALAMAT : lingkungan papring

NO TANGGAL KUNJUNGAN KEGIATAN TTD


1 9 Juli 2021 1 Perkenalandengan Keluarga Binaan (BHSP) Ny. M

2 10 Juli 2021 2 Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. M

3 11 Juli 2021 3 Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Ny. M
Keperawatan 
4 12 Juli 2021 4 Intervensi Ny. M

5 13 Juli 2021 5 Implementasi Ny. M

6 14 Juli 2021 6 Evaluasi dan Terminasi Asuhan Keperawatan Ny. M
Keluarga 

Banyuwangi, Juli 2021

Mengetahui,
Pembimbing Institusi Mahasiswa

Ns. Achmad Effendi, S.Kep Gadis Maida Lingga Al


NIM. 06 082 0913 NIM. 2018.02.018

145
Lampiran 6 (Lembar Konsul)

LEMBAR KONSULTASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NAMA : Gadis maida lingga al wista


NIM : 2018.02.018
PRODI : S1 Keperawatan STIKES Banyuwangi
SASARAN KK BINAAN : Keluarga Ny. M
PENYAKIT : Asma
Alamat : lingkungan papring

N TANDA
HARI/TANGGAL BAB HASIL KONSULTASI
O TANGAN
1

146

Anda mungkin juga menyukai