Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN

SISTEM PERNAPASAN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang

Danang Sangaji Pangasih

NIM. P1337420520058

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MAGELANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAPASAN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Keperawatan
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang

Danang Sangaji Pangasih


NIM. P1337420520058

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MAGELANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Danang Sangaji Pangasih

Nim : P1337420520058

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI saya yang berjudul “Asuhan Kepera
watan Keluarga Tn. X dengan Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Magelang Utara Kota Magelang” ini adalah benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang s
aya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan kasus ini adalah h
asil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perubahan tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Magelang, 11 Oktober 2022

Yang membuat pernyataan,

Danang Sangaji Pangasih

NIM. P1337420520058
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Danang Sangaji Pangasih, NIM. P1337420520058, d
engan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X dengan Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang ini telah diperiksa dan dis
etujui untuk diuji.

Magelang,

Pembimbing

Drs. Moh Hanafi, M.Kes.


NIP. 196102221982021001
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Danang Sangaji Pangasih, NIM. P133
7420520058, dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. X dengan
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota
Magelang ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

Dewan Penguji

Adi Isworo, SKM. MPH Ketua ( ) NIP.


197207211998031003

Pramono Giri K, S.Pd, M.PH Anggota ( ) NIP.


19620510198603100

Drs. Moh Hanafi, M.Kes Anggota ( ) NIP.


1961022219820210001

Mengetahui,
Ketua Perwakilann Jurusan Keperawatan

Hermani Triredjeki, S.Kep, Ns M.Kes


NIP. 196902221988032001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan kasus Karya Tulis Ilmiah dengan jud
ul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. X dengan Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang”. Dalam
pembuatan Laporan Kasus ini penulis banyak menghadapi masalah dan hambatan.
Tetapi, berkat bantuan serta arahan bimbingan dari berbagai pihak maka Laporan
Kasus Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Marsum, BE, S.Pd., M.PH., Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian


Kesehatan Semarang.
2. Suharto, S.Pd., MN., Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Semarang.
3. Hermani Triredjeki, S.Kep., Ns., M.Kes., Perwakilan Jurusan Keperawatan
Magelang dan Ketua Progam Studi DIII Keperawatan Magelang.
4. Drs. Moh Hanafi. M.Kes., Adi Isworo, SKM. MPH dan Pramono Giri
Kiswoyo, SPd. MPH, Selaku Dosen Pembimbing penyusunan Karya Tulis
Ilmiah dan dosen penguji Karya Tulis Ilmiah pemintan Keluarga.
5. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf Progam Studi Keperawatan Magelang.
6. Orang tua saya tercinta dan teman – teman mahasiswa prodi DIII Keperawatan
Magelang yang telah memberikan doa dan motivasi untuk segera
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca yang bersifat membangun sebagai masukan untuk melengkapi dan
memperbaiki.

Magelang, Februari 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular telah menjadi ancaman yang serius,
khususnya dalam perkembangan kesehatan masyarakat. Penyakit tidak
menular yang paling umum diderita oleh semua golongan usia dari anak-
anak sampai dengan orang dewasa dan kebanyakan kematian terjadi pada
orang dewasa yang lebih tua adalah asma. Asma adalah masalah kesehatan
masyarakat tidak hanya untuk negara-negara berpenghasilan tinggi itu
terjadi di semua negara terlepas dari tingkat perkembangannya. Sebagian
besar kematian terkait asma terjadi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah ke bawah (WHO, 2020).

Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai


dengan sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas.
Asma dapat diderita oleh semua golongan usia, baik muda maupun tua.
Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif
dibandingkan orang normal. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, maka
otot-otot di saluran pernapasan akan kaku sehingga membuat saluran
tersebut menyempit. Selain itu, produksi dahak juga meningkat.
Kombinasi dari kondisi tersebut membuat penderita mengalami gejala
asma. ( Kemenkes 2021)

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun (2020).


Diperkirakan lebih dari 339 juta orang menderita asma. Asma kurang
terdiagnosis dan kurang dirawat Ini menciptakan beban besar bagi
individu dan keluarga dan sering kali membatasi aktivitas individu seumur
hidup.
Prevalensi asma menurut Global Initiative For Asthma (GINA)
(2016) di Asia Tenggara sebesar 3.3% di mana 17,5 juta penderita asma
dari 529,3 juta total populasi. Sementara itu berdasarkan laporan Riset
Kesehatan Dasar Nasional pada tahun (2018) jumlah pasien asma di
Indonesia sebesar 2,4 %. Prevalansi asma di Indonesia menunjukkan
bahwa perempuan memiliki resiko lebih tinggi 2,5% di bandingkan
dengan laki-laki yaitu 2,3% (Riskesdas, 2018).

Risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor


pejamu (host faktor) dan faktor lingkungan. Faktor pejamu disini termasuk
predisposisi genetik yang mempengaruhi untuk berkembangnya asma
bronkial, yaitu genetik, alergik (atopi), hipereaktivitas bronkus, jenis
kelamin dan ras. Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan
kecenderungan untuk berkembang menjadi asma bronkial, menyebabkan
terjadinya eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma bronkial
menetap. Termasuk dalam faktor lingkungan yaitu alergen, sensitisasi
lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan (virus),
diet, status sosio-ekonomi dan besarnya keluarga. Interaksi faktor genetik
dengan lingkungan dipikirkan melalui kemungkinan bahwa baik faktor
lingkungan maupun faktor genetik masing-masing meningkatkan risiko
penyakit asma bronkial, dan pajanan lingkungan hanya meningkatkan
risiko asma bronkial pada individu dengan genetik asma bronkial (oktavia,
2021).

Faktor-faktor yang mempengaruhi asma bronkial akan berbeda pada


tiap individu. Sehingga kemunculannya sangat mendadak dan datang
secara tiba tiba. Apabila penderita asma bronkial tidak diobati maka akan
mengakibatkan aktivitas sehari hari terganggu, gangguan cemas yang
mengakibatkan setress. Selain itu juga menyebabkan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK). Dan yang lebih parah lagi jika tidak mendapat
pertolongan secepatnya resiko kematian bisa datang (Kemenkes,2021)
Menurut Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI).
Diagnosis yang dapat muncul pada pasien penderita asma bronkial adalah
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Tidak efektifnya bersihan
jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit. Risiko intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Ketidakseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Kesehatan dan
Kecemasan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah Kesehatan. Upaya yang dilakukan dalam menurunkan angka
kejadian asma dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, hindari
merokok dan asap rokok serta asap korbondiaksoda, hindari binatang yang
mempunyai bulu yang halus dan menjaga pola makan agar tidak terjadinya
obesitas, karena obesitas juga merupakan faktor resiko terjadinya asma
pada individu.

Peran perawat untuk merawat pasien dengan Asma adalah melalui


pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan
melalui pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Perawat juga perlu
memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk
tetap menjaga kesehatan, menyarankan kepada pasien dan keluarga agar
tetap tabah, sabar, dan berdoa agar diberikan kesembuhan, serta keluarga
dapat merawat pasien dirumah dengan mengikuti semua anjuran dokter
dan perawat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah
asuhan
keperawatan keluarga pada klien Asma ?”

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penuisan proposal karya tulis ilmiah ini
dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan gamaran tentang
bagaimana pelaksanaaan asuhan keperawatan keluarga pada klien
dengan Asma.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada keluarga dengan Asma.
b. Merumuskan dan menentukan diagnosis keperawatan pada
keluarga dengan Asma.
c. Menyusun intervensi keperawatan pada keluarga dengan Asma.
d. Melakukan tindakan keperawatan (Implementasi) pada pasien
dengan Asma pada klien untuk memecahkan masalah.
e. Melakukan evaluasi atau penelitian terhadap pencapaian tujuan
dalam dalam pengelolaan keluarga.
f. Kesenjangan yang terdapat pada teori dan praktik yang ditemukan
pada masalah Asma.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam penulisan serta
menambahkan wawasan dan menambahkan ilmu keperawatan.
2. Manfaat praktik
a. Puskesmas
Sebagai referensi bagi puskesmas bagaimana melaksanakan
praktik keperawatan keluarga khususnya asuhan keperawatan
keluarga pada klien dengan Asma.
b. Pendidikan
Menambahkan kreatifitas mahasiswa, mengembangkan
ketrampilan melakukan asuhan keperawatan keluarga
khususnya pada klien dengan Asma.
c. Klien
Memberikan motivasi pada klien dalam menjaga kesehatannya
agar tidak terjadi komplikasi yang berlanjut.
d. Keluarga
Memberikan informasi dan cara perawatan klien dalam
keluarga dengan khasus Asma di rumah serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit Asma


1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronis pada saluran
pernapasan yang mengakibatkan penyempitan saluran napas
(hiperaktifitas bronkus) sehingga terjadi episodic berulang seperti
mengi, dan dada terasa berat, menyebabkan gangguan aktivitas social,
bahkan berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak. Asma adalah
ganggguan pada saluran bronchial dengan ciri bronkospasme periodic
(kontraksi pada saluran napas) (Kemetrian Kesehatan RI 2019).
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik pada saluran nafas
yang melibatkan banyak sel-sel inflamasi seperti eosinofil, sel mast,
leukotrin dan lain-lain. Inflasi kronik ini berhubungan dengan
hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan episode berulang dari
mengi (wheezing), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk terutama
pada malam dan pagi dini hari, kejadian ini biasanya ditandai dengan
obstruksi jalan nafas yang bersifat reversible baik secara spontan atau
dengan pengobatan.
2. Etiologi
Secara umum pasien yang menderita penyakit Asma mengalami
penyempitan pada bagian bronkus (system pernapasan) yang
berlebihan mendapatkan rangsangan, rangsangan diantaranya berasal
dari bau, udara dingin, dan infeksi pernapasan pada saluran atas atau
bawah. Penyebabnya terjadinya penyakit Asma dapat dibagi menjadi,
antara lain. (Gina, 2022)
a. Asma ekstrinsik/alergi
Disebabkan oleh alergi yang sudah diketaui sejak masih anak-anak
seperti alergi terhadap serbuk sari, protein, bulu halus, binatang
atau debu.
b. Asma intrinsik/non alergi
Tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-
faktor non alergi seperti flu, Latihan fisik atau emosi.
c. Asma campuran
Jenis yang paling sering ditemukan, jenis ini gabungan dari alergi
dan non alergi.
3. Klasifikasi Asma
Menurut (Gina, 2022) mengklasifikasi asma menjadi beberapa,
diantaranya :
a. Allergic asthma
Alergi asma dimulai sejak masih anak-anak dan dikaitkan dengan
riwayat penyakit keturunan atau keluarga. Pasien dengan penyakit
asma dengan tipe seperti ini dapat pengobatan Inhaled
Corticosteroid (ICS).
b. Non-allergic asthma
Tipe non-alergi asma tidak memiliki hubugan dengan alergi.
Pasien dengan non-alergi sering menunjukkan respon jangka
pendek yang kurang terhadap ICS.
c. Adult-onset (late-onset) Asthma
Ada beberapa pasien dewasa dengan didiagnosa asma cenderung
tidak cenderung memeliki riwayat alergi serta membutuhkan ICS
dengan dosis yang lebih tinggi.
d. Asthma with persistent airflow limitation
Pasien asma dengan tipe seperti ini berlangsung lama cenderung
keterbatasan aliran udara yang persisten, diduga karena
remodelling dinding saluran napas.
e. Asthma with obesity
pasien asma dengan obesitas memiliki gejala pernapasan yang
menonjol disertai peradangan saluran napas eosinofilik.
4. Patofisiologi
Menurut (Utama, 2018), Asma dapat terjadi karena beberapa factor
yaitu Latihan fisik berlebihan, alergen, infeksi,, iritasi, dan faktor
psikologis (stress). Beberapada individu dengan Asma mengalami
respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Alergen
mengakibatkan antigen 9 dengan antibodi saling berikatan,
mengakibatkan pelepasan mediator radang (histamin, bradykinin, dan
anafilaksis). Pelepasan mediator ini mengakibatkan kontraksi otot-otot
polos, bronkospasme, pembengkakan membrane mukosa dan
pembentukan mukus yang berlebihan. Hal ini menyebabkan
penyempitan jalan napas.
Penyempitan jalan napas tidak merata di seluruh bagian paru
sehingga meningkatkan kerja pernapasan. Ada daerah yang kurang
vemtilasi, sehingga tubuh melakukan hiperventilasi agar kebutuhan
oksigen terpenuhi. Selain itu, meningkatkan kerja pernapasan
berpangaruh pada menurunnya masukan oral yang mengakibatkan
penurunan nafsu makan menurun. Pada serangan Asma yang lebih
berat, saluran napas dan alveolus tertutup oleh mukus sehingga tidak
memungkinkan lagi terjadinya pertumkaran gas yang menyebabkan
hipoksemia.
5. Manifestasi Klinis
a. Batuk
b. Dispnea
c. Mengi
d. Hipoksia
e. Takikardi
f. Berkeringat
g. Pelebaran tekanan nadi
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Asma jika tidak ditangani
sebagai berikut
a. Pneumothorak
b. Pneumodiastinum dan emfisema subkutis
c. Atelectasis
d. Aspergilosis bronkopulmener alergik
e. Gagal napas
f. Bronchitis
g. Fraktur iga
(Afgani & Hendriani, 2020)
7. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi Farmakologis
1) Oksigen
Pemberian oksigen 1-3L/ menit dengan kanul nasal atau
masker.
2) Antikolinergik
Penggunaan ipratropium bromide (IB) secara inhalasi
digunakan sebagai bronehodilator awal pada pasien Asma akut.
3) Kortikosteroid
Pemberian hidrokortison 800 mg atau 160 mg metilprednisolon
dalam 4 dosis terbagi setiap harinya.
b. Terapi Non Farmakologis
1) Berhenti merokok (asap, debu, merupakan salah satu faktor
kekambuhan penyakit).
2) Aktivitas fisik terasa teratur (kelahan yang berlebihan dapat
memicu kekambuhan penyakit Asma).
3) Mencegah paparan allergen di tempat kerja dan di luar atau
dalam ruangan (perlu menggunakan ataupun menjauhi
allergen).
4) Senam Asma (senam yang dibuat khusus untuk penderita Asma
yang gerakannya telah disesuaikan dengan kemampuan
penderita) berdasarkan berat atau ringannya penyakit tersebut.

B. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit)
terkecil masyarakat, terdiri atas ayah, ibu dan anak. (Kemenkes RI
dalam Deborah Siregar, 2020, p. 25)
Menurut Johnson’s 1992 dalam Bakri, 2017, p.34 mendefinisikan
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlebih dalam satu atap,
mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajibab antara satu
orang dengan lainnya.
2. Ciri-ciri Keluarga
Menurut Bakri (2017, p.29) menjelaskan ciri-ciri keluarga sebagai
berikut :
a. Keluarga mempunya hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau diperlihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal Bersama atau rumah tangga.
3. Struktur Keluarga
Menurut Padila (2018) struktur keluarga dapat menggambarkan
keluarga dalam menjalankan fungsinya. Berikut jenis-jenis struktur
keluarga :
a. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri sanak saudarah sedarah dalam
beberapa generasi, dimana itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilocal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah istri.
d. Patrilocal
Separang suami istri yang tinggal bersama sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Hubungan sumi istri sebagai dasar bagi Pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
4. Tipe Keluarga
Menurut
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti yaitu terdiri atas suami, istri, dan anak, baik anak
kandung atau anak angkat.
2) Keluarga dyad yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas suami
dan istri tanpa anak. Mungkin belum mempunyai anak atau
tidak mempunyai anak.
3) Single parent, terdiri atas orang tua dengan anak (kandung atau
angkat) kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4) Single adult, terdiri atas satu orang dewasa. Tipe ini dapat
terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
5) Extended family, terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga
lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri
di rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-
anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal Bersama
atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang
pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe Non Tradisional
1) Unmarried parent and child family, terdiri atas orang tua dan
anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup Bersama di luar
ikatan perkawinan karena beberapa alassan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang menyukai sesame jenis.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa menikah.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan Kembali keluarga yang aslinya.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN, 2017)
a. Reproduksi
Keluarga mempunyai kewajiban untuk mempertahankan populasi
yang ada di dalam keluarga.
b. Sosialisasi atau edukasi
Keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan Teknik dari generasi sebelumnya
ke generasi yang lebih lama.
c. Penugasan peran social
Keluarga memberikan identitas pada anggotanya seperti ras, etnik,
agama, social ekonomi, dan peran gender.
d. Dukungan ekonomi
Keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan, dan jaminan
hidup.
e. Dukungan emosi atau pemeliharaan
Keluarga memberikan pengalaman interaksi social yang pertama
bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh, dan
berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman pada anak.
6. Peran Keluarga
Menurut Baktin(2017, p.35-40) peran keluarga yaitu :
a. Peran ayah, sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, partner ibu,
pelindung, pemberi semangat, memberi perhatian, Pendidikan,
teman, dan menyediakan kebutuhan keluarga.
b. Peran ibu, sebagai pengasuh dan mendidik anak, partner ayah,
mengatuh kebutuhan anak dan ayah, mentri keuanga keluarga,
pemberi tauladan, psikologi keluarga, perawat dan dokter keluarga
serta satpam untuk anak-anaknya.
c. Peran anak, melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, social, dan spiritual.
Sebagai pemberi kebahagian dan kecerian, penjaga nama baik, dan
perawat orang tua.
7. Tahap Perkembangan Keluarga.
Menurut Siregar (2017)
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok social.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua yaitu keluarga dengan
anak baru lahir.
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga.
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
c. Tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah.
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara teteap memenuhi
kebutuhan anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di
luar keluarga.
d. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah.
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Menfokuskan Kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap keluarga melepas anak usia dewasa muda.
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang di dapatkan melalui perkawanan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan Kembali
hubungan perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
atau istri.
g. Keluarga dengan usia pertengahan.
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan Kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Keluarga dengan usia lanjut.
Tugas perkembangannya yaitu
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang memuaskan
3) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
4) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
5) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik
keperawatan. Pelayanan keperawatan keluarga merupakan pelayanan
holistic yang menempatkan keluarga dan komponenya sebagai fokus
pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian,
perencanaan, dan evaluasi Tindakan keperawatan dengan memobilisasi
sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumber-sumber dari profesi lain termasuk pemberi pelayanan
Kesehatan dan sekor lain di komunikasi. (Riasmini,dkk,2017)
2. Tujuan Keperawatan Keluarga
Menurut ( Muthia, A., & Hasibuan, B. 2020) terdapat dua macam
tujuan keperawatan keluarga yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus
dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan
tugas pemeliharaan Kesehatan keluarga dan mampu menangani
masalah kesehatannya sebagai berikut.
a. Mengenal masalah Kesehatan yang dihadapi anggota keluarga
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan Kesehatan untuk pemeliharaan
dan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
3. Proses Pengkajian Keluarga
Menurut (Iman, E., & Harefa, J. 2019). Pengkajian adalah tahapan
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data
dasar yang diperlukan mengkaji status keluarga adalah :
a. Struktur dan karakteristik keluarga
b. Social, ekonomi, budaya
c. Factor lingkungan
d. Riwayat Kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga
e. Psikososial keluarga

Dalam proses pengkajian ini dibutuhkan tahap membina hubungan


yang bai kantar perawat, klien( keluarga) merupakan modal utama
pelaksanaan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut dapat dibentuk
dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi
perawat memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi
kebutuhan kesehatannya dan dalam tahap pengkajian yang lebih lanjut
dapat membantu memperoleh data lebih lengkap. Komponen
pengkajian yang harus dikaji meliputi. (Iman, E., & Harefa, J. 2019).

1) Data umum
a) Identitas Kepala Keluarga
(1) Nama kepala keluarga
(2) Umur kepala keluarga
(3) Pekerjaan kepala keluarga
(4) Pendidikan kepala keluarga
(5) Alamat dan nomer telepon
b) Komponen anggota keluarga

Nama Umur Jenis Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan


kelamin dengan
KK
Tabel 2.1 komposisi keluarga

c) Genogram
Genogram keluarga harus memuat tiga generasi (keluarga
inti dan masing-masing orang tua), berfungsi untuk
mengetahui hubungan antar anggota keluarga, masalah
medis dan faktor risiko penyakit keluarga. Simbol-simbol
genogram (Padila, 2018, p.94)
d) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga.
e) Suku bangsa
(1) Asal suku bangsa
(2) Bahasa yang dipakai keluarga
(3) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
f) Agama
Agama yang dianut dan kepercayaan yang mempengaruhi
Kesehatan.
g) Status social ekonomi keluarga
Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga, jenis
pengeluaran keluarga tiap bulan, tabungan khusus
Kesehatan, dan barang (harta benda) yang dimiliki keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman, Vicky R. Bowden ( 2019,
p.131) adalah fokus pada riwayat atau siklus kehidupan
keluarga meningkatkan pemahaman profesional kesehatan
keluarga untuk memahami stres berkenaan dengan keluarga
dan masalahnya aktual atau potensial. Dalam melengkapi
bagian perkembangan pengkajian harus meliputi hal sebagai
berikut :
a) Tahap perkembangan keluarga sejauh ini.
b) Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan
keluarga, sesuai tahap perkembangan saat ini.
Memperhatikan penyimpangan signifikan dari norma,
karena penyimpangan ini dapat menjadi indikasi adanya
hambatan atau masalah yang sedang terjadi.
c) Riwayat keluarga dari sejak lahirnya keluarga sampai saat
ini, termasuk riwayat perkembangan dan peristiwa serta
pengalaman unik terkait tentang kesehatan yang terjadi
dalam kehidupan keluarga.
d) Kedua orang tua dari asal masing – masing pasangan
(seperti apa kehidupan dalam keluarga asal, hubungan saat
ini dan dahulu dengan orang tua dari orang tua.
3) Lingkungan
Menurut Bakri( 2017, p. 107) sebagai berikut:
a) Karakteristik rumah
Diidentifikasi tipe rumah dan luasnya, jumlah kamar dan
ruangan serta fungsinya, sirkulasi udara dan sinar matahari
dapat masuk, penempatan septic tank beserta kapasitas
jenisnya, jarak septic tank dengan sumber air dan sumber
airminum keluarga.
b) Karakteristik tetangga
Menjabarkan tentang karakteristik tetangga dan komunitas
dari keluarga yang dikaji. Kebiasan, lingkungan fisik,
aturan atau kesepakatan penduduk setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mengkaji tentang keberadaan tempat tinggal, apakah
keluarga yang di kaji sering berpindah rumah atau tidak.
d) Perkumpulan dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Menjelaskan tentang pergaulan keluarga baik di komunitas
pekerjaan, sekolah , maupun para teman dan tetangga
keluarga. Hal ini bisa di gunakan sebagai alat untuk
melacak jejak asal penyakit sedang di derita oleh pasien.
e) Sistem pendukung keluarga
Menjabarkan tentang fasilitas berupa perabot yang di
gunakan oleh keluarga, serta dukungan dari anggota
keluarga dan masyarakat sekitar keluarga.
4) Struktur Keluarga
Menurut Bakri( 2017) sebagai berikut:
a) Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga yaitu jumlah anggota keluarga
yang sehat,, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
b) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga
c) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
d) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
e) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan Kesehatan.
5) Fungsi Keluarga
Menurut Bakri( 2017) sebagai berikut:
a) Fungsi afektif
Di dalam fungsi afektif yang di kaji yaitu : gambaran diri
anggota keluarga, perasaan memiliki dan di miliki anggota
keluarga, dukungan anggota terhadap anggota lainnya, dan
bagaimana sikap menghargai antar anggota.
b) Fungsi sosialisasi
Mengkaji jalannya interaksi dan hubungan antar anggota,
norma, budaya, dan perilaku anggota.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Mengkaji sejauh mana mampu merawat anggota sedang
sakit, memberikan perlindungan terhadap sesama anggota.
d) Fungsi reproduksi
Mengkaji tentang jumlah anak, dan metode yang di
gunakan untuk upaya mengendalikan jumlah anggota.
e) Fungsi ekonomi
Mengkaji tentang bagaimana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan. Bagaimana
memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia
tersedia di dalam upaya peningkatan status kesehatan
6) Stress dan koping keluarga
Menurut Padila(2018)
a) Stressor jangka panjang dan pendek
b) Kemampuan berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
d) Strategi adaptasi disfungsional
7) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan melihat dan
mengamati bagian tubuh yang diperiksa.
b) Palpasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
perabbahan pada bagian yang diperiksa.
c) Auskultasi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
pendengaran menggunakan alat stetoskop.
d) Perkusi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat
bantu.
8) Harapan keluarga
Menurut (Padila, 2018), pada akhir pengkajian keluarga
diminta untuk menyatakan harapan keluarga terhadap petugas
Kesehatan yang ada.
4. Diagnosis Keperawatan
Perumusan diagnosis yang akurat bergantung pada penilaian dan
pendokumentasian faktor terkait dan pendefinisian karakteristik
Terdapat 3 diagnosis keperawatan keluarga menurut (Herdman dan
Kamitsuru dalam Deborah , 2020,p.52). yaitu :
a. Diagnosis aktual, masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosis resiko/risiko tinggi, masalah keperawatan yang belum
terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual
dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
c. Diagnosis potensial, keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang Kesehatan yang memungkinkan
dapat ditingkatkan.
5. Prioritas Masalah Keperawatan
Dalam berbaga khasus, skala prioritas selalu dibutuhkan untuk
meminimalisir risiko, memaksimalkan keperawatan dan pengobatan,
serta untuk pengambilan keputusan yang tepat. Skala prioritas ini
diperoleh dari berbagai data yang telah didapatkan, untuk kemudian
dioleah pada akhir prioritas ini akan membantu dalam pemetaan
penanganan pada pasien, baik pasien maupun keluarga. Bakri (2017)
a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang diuat perawat.
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan
dengan bobot.
Nilai/skor
X Bobot
Angka Tertinggi

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama


dengan jumlah bobot)

Menurut Bakri (2017) penentukan prioritas sesuai dengan kriteria


skala sebagai berikut :

a. Kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau


kurang sehat karena perlu Tindakan segera dan biasanya
disadari oleh keluarga.
b. Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan
tindakan untuk menangani masalah
2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga.
3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan,
waktu
4) Sumber daya lingkungan : fisilitas, organisasi, dan
dukungan.
c. Untuk kriteria ketinga perlu diperhatikan
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan
jangka waktu
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka
waktu
3) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk
memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok yang berisiko untuk perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah
keperawatan tersebut.
6. Intervensi
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
(00031)
Definisi : ketidakmampuan membersihkan sekresi atau
obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan
napas (Hendrman & Kamitsuru, 2018)
Batasan Karakteristik :
1) Tidak ada batuk
2) Suara napas tambahan
3) Perubahan pola napas
4) Penurunan bunyi napas
5) Dispnea
6) Batuk tidak efektif
7) Gelisah

Faktor yang hubungan :

1) Mucus berlebihan
2) Terpajan asap
3) Sekresi yang tertahan
4) Perokok

NOC :

1) Frekuensi pernapasan tidak ada deviasi dari kisaran normal


2) Irama pernapasan normal
3) Tidak ada dispnea saat istirahat atau aktivitas ringan
4) Tidak ada akumulasi sputum
5) Tidak ada batuk
NIC :

1) Monitor pernafasan (2360)


2) Manajemen jalan napas (1860)
a) Monitor keluhan sesak napas pasien, termasuk kegiatan
yang meningkatkan atau memperburuk sesak napas
tersebut.
b) Monitor suara napas tambahan seperti ngorok atau mengi.
c) Asukultasi suara napas
d) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
e) Lakukan fisioterapi dada
f) Motivasi pasien untuk napas dalam
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan (00126)
Definisi : ketiadaan atau defisien informasi kognitif yang
berkaitan dengan topic tertentu atau kemahiran (Herdman &
Kamitsuru, 2018)
Batasan karakteristik :
1) Ketidakakuratan mengikuti perintah
2) Ketidakakuratan melakukan tes
3) Perilaku tidak tepat
4) Kurang pengetahuan

Factor yang berhubungan :

1) Kurang informasi
2) Kurang minat untuk belajar
3) Kurang sumber pengetahuan
4) Keterangan yang salah dari orang lain

NOC :

1) Pengetahuan meningkatkat tentang tanda dan gejala Asma


2) Mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang berkontribusi
3) Pengetahuan meningkat tentang kondisi yang memicu Asma
4) Pengetahuan banyak tentang strategi untuk menyeimbangakan
aktivitas dan istirahat

NIC :

Pendidikan Kesehatan (5510)

1) Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat


meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk berperilaku
sehat
2) Tentukan pengetahuan Kesehatan dan gaya hidup perilaku saat
ini pada individu, keluarga, atau kelompok sasaran
3) Bantu individu, keluarga, dan masnyarakat untuk memperjelas
untuk memperjelas keyakinan dan nilai-nilai kesehatan.
4) Rumuskan tujuan dalam program Pendidikan Kesehatan
5) Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan
dan rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan.
6) Manfaatkan system dukungan social dan keluarga untuk
meningkatkan efektifitas gaya hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan.
c. Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya
dan memampukan individu untuk ketindak menghadapi ancama
(Herdman & Kamitsuru, 2018)
Batasan karakteristik :
1) Penurunan produktivitas
2) Kontak mata buruk
3) Gelisah
4) Gugup
5) Putus asa
6) Tremor
7) Gangguan konsentrasi
8) Lupa
9) Cenderung menyalahkan orang lain

Faktor yang berhubungan :

1) Konflik tentang tujuan hidup


2) Hubungan interpersonal
3) Penularan interpersonal
4) Stressor
5) Kebutuhan yang tidak terpenuhi

NOC :

Tingkat Kecemasan (1211)

1) Tidak terjadi distress


2) Tidak terjadi kekhawatiran berlebihan
3) Mampuan mengambil keputusan
4) Tidak terjadi kesulitan dalam penyelesaian masalah
5) Tidak terjadi serangan panic

NIC :

Pengurangan Kecemasan (5820)

1) Gangguan pendekatan yang tenang dan meyakinkan


2) Berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan, dan
prognosis
3) Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang
tepat
4) Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
5) Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
6) Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
d. Risiko reaksi alergi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga
Memelihara dan memodifikasi lingkungan (00217)
Definisi : rentan terhadap responsa tau reaksi imun terhadap
substansi yang diperberat, yang dapat mengganggu kesehatan
(Herdman & Kamitsuru, 2018)
Faktor risiko :
1) Pajanan pada allergen
2) Pajanan pada allergen lingkungan
3) Pemajanan zat kimia toksik

Populasi berisiko

1) Riwiyat alergi makanan


2) Riwayat alergi gigitan serangga
3) Pajanan berulang pada substansi lingkungan penghasil allergen

NOC :

Respon alergi : sistemik (0706)

1) Tidak ada sesak napas saat istirahat


2) Suara napas mengi (wheezing)
3) Tidak ada suara napas tambahan
4) Tidak ada sekresi mucus

NIC
Manajemen alergi (6410)

1) Identifikasi alergi yang diketahui


2) Intruksikan pasien mengenai pengobatan alergi untuk dapat
menanyakan semua resep baru yang potensial menimbulkan
reaksi alergi
3) Identifikasi segera tingkat ancaman terhadap munculnya reaksi
alergi dalam status kesehatan pasien
4) Intruksikan pasien untuk menghindari bahan yang
menyebabkan alergi
5) Diskusikan mengenai metode untuk mengontrol allergen dari
lingkungan
e. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan (00032)
Definisi : insporasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi
ventilasi adekuat (Herdman & Kamitsuru, 2018)
1) Pola napas abnormal
2) Dispnea
3) Fase ekspirasi memanjang
4) Penggunaan otot bantu pernapasan

Faktor yang berhubungan :

1) Ansietas
2) Keletihan
3) Hiperventilasi
4) Obesitas
5) Keletihan otot pernapasan

NOC :

Status pernapasan : ventilasi (0403)

1) Frekuensi dan irama pernapasan normal


2) Tidak ada dispnea saat Latihan ataupun istirahat
3) Tidak ada suara tambahan

NIC :

Manajemen Asma (3210)

1) Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha pernapasan


2) Identifikasi pemicu yang diketahui dan reaksi yang biasanya
terjadi
3) Ajarkan klien untuk mengindentifikasi dan menghindari
pemicu
4) Ajarkan Teknik bernafas/relaksasi
5) Libatkan keluarga dalam setiap Tindakan
7. Implementasi
Pelaksanaan tindakan dalam asuhan keperawatan baik diberikan
kepada klien sendiri maupun keluarga. Implementasi keperawatan
menurut Deborah ( 2020, p. 105) sebagai berikut :
a. Upaya memberikan informasi kesehatan, menentukan kebutuhan
serta harapan terhadap kesehatan, menyadari dan menerima
permasalahan kesehatan sedang di alami.
b. Mengenal sumber daya dimiliki oleh keluarga untuk menetapkan
upaya yang tepat dalam perawatan dengan masalah kesehatan.
c. Mendorong rasa percaya diri melakukan perawatan bagi anggota
yang menderita penyakit dengan mendemonstrasikan cara
merawat serta memanfaatkan sarana dalam melakukan perawatan.
d. Perawatan bersama dan bekerja sama untuk menemukan upaya
yang tepat dalam memodifikasi situasi untuk memperoleh sumber
daya tersedia.
e. Memberikan dukungan dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan
tersedia di lingkungan.
8. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses asuhan keperawatan
keluarga. Tahap ini dilakukan untuk melihat pencapaian rencana
keperawatan sebelumnya yang telah diberikan kepada keluarga. Untuk
menilai keberhasilan asuhan keperawatan apabila tujuan tercapai
dengan kriteria hasil yang telah ditulis. Metode evaluasi dapat
dilakukan menggunakan cara obeservasi, memeriksa laporan atau
dokumentasi keperawatan, wawancara serta melalui kuisioner yang
diberikan kepada keluarga untuk mengetahui perkembangan keadaan
kesehatan ( KEMENKES RI dalam Deborah ,2020, p. 106).
DAFTAR PUSTAKA

GINA-Main-Report-2022-FINAL-22-07-01-WMS. (n.d.).
Konsep, A., & Bronkhial, A. (n.d.). BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
Deborah Siregar, E. I. M. (2020). Keperawatan Keluarga (R. Watrianthos (ed.);
1st ed.). Yayasan Kita Menulis.

World Health Organization. 2020

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) Hipertensi. Jakarta: Pusat


Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Bakri, M. H. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Baru.

BKKBN. (2017). fungsi keluarga


Siregar. (2017). faktor tahap perkembangan keluarga
Riasmini, Permatasari, Chairani, Astuti, Ria, dan Handayani. (2017).
Panduan
Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan
Masyarakat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Muthia, A., & Hasibuan, B. 2020 (n.d.). PERENCANAAN KEPERAWATAN
DALAM KELUARGA.
Iman, E., & Harefa, J. 2019(n.d.). PENERAPAN KONSEP DASAR PROSES
KEPERAWATAN KELUARGA.
Marilyn M. Friedman, Vicky R. Bowden, E. G. J. (2019). Buku Ajar
Keperawatan Keluarga : riset, teori, & praktik (Estu Tiar (ed.); 5th ed.).
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Herdman dan Kamitsuru. (2018). NANDA:Diagnosis Keperawatan Definisi


dan Klasifikasi.Jakarta : EGC

Marilyn M. Friedman, Vicky R. Bowden, E. G. J. (2019). Buku Ajar


Keperawatan Keluarga : riset, teori, & praktik (Estu Tiar (ed.); 5th ed.).
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Padila. (2018). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga. Nuha Medika.

Kementrian kesehatan republik indonesia. (2020). Tetap Produktif, Cegah Dan


Atasi Diabetes Mellitus. In pusat data dan informasi kementrian kesehatan
RI.

Anda mungkin juga menyukai