Oleh :
NIM : 102011515
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
ii
SKRIPSI
Oleh :
KADEK ROSITHA PRABANDARI
NIM : 102011515
Oleh :
I Ketut Andika Priastana, S.Kep., Ns., M.Kep dr. I Wayan Sujana M.Kes
NIK. 16.7.00008 NIP. 197007072000121010
Mengetahui
Koordinator Program Studi Ilmu Keperawatan
iii
SKRIPSI
Oleh :
KADEK ROSITHA PRABANDARI
NIM : 102011515
Telah diuji
Pada tanggal 9Juli 2019
PANITIA PENGUJI
Mengetahui
Koordinator Program Studi Ilmu Keperawatan
iv
MOTTO
“Janganlah menyerah pada apa yang sudah kamu jalani walaupun sudah berada
pada titik akhir, karena belum tentu yang terakhir akan menjadi yang terburuk”
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan sinar suci-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program
1. Dr. I Ketut Putra Suarthana, MM. selaku ketua Yayasan Triatma Surya Jaya
Jembrana.
3. Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas S.Kep, M.Kep. selaku koordinator
Jembrana yang telah banyak memberi saran dalam penyusunan skripsi ini.
vi
4. dr. I Wayan Sujana M.Kes selaku Pembimbing 2 yang telah membimbing
membantu dalam proses pembuatan surat ijin untuk memenuhi data dalam
pembuatan proposal.
6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan baik materiil maupun
spiritual.
7. Sahabat-sahabat saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
balasan yang sebaik-baiknya dari Tuhan Yang Maha Esa. Demi kesempurnaan
skripsi ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya perlukan.
Harapan saya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
Penulis
ABSTRAK
vii
Pendahuluan: Sindrom Diogenes merupakan suatu pennyakit yang disebabkan
karena perubahan-perubahan fsiologis yang dialami oleh lansia. Pravalensi jumlah
lansia yang mengalami Sindrom Diogenes akan meningkat setiap tahunnya
disebabkan karena lansia memiliki respon emosional yang negatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap respon
emosional pada lansia dengan Sindrom Diogenes di Desa Banyubiru Kecamatan
Negara Kabupaten Jembrana tahun 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan
metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan
Sindrom Diogenes di Desa Banyubiru Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana
dengan total sampel sebanyak 46 responden. Sampel penelitian ini menggunakan
teknik Simple Random Sampling. Analisis penelitian ini menggunakan uji
Spearman Rho. Hasil: Karakteristik responden berdasarkan umur paling dominan
pada umur 60-74 tahun, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin paling
dominan pada perempuan, dukungan keluarga pada lansia dengan Sindrom
Diogenes paling dominan dalam kategori baik dan respon emosional pada lansia
dengan Sindrom Diogenes paling dominan dalam kategori baik Hasil analisis
penelitian menunjukkan r = 0,945 dan p value = 0.000 (p = <0,05), artinya ada
hubungan antara dukungan keluarga terhadap respon emosional pada lansia
dengan Sindrom Diogenes di Desa Banyubiru Kecamatan Negara Kabupaten
Jembrana. Kesimpulan: Pada penelitian ini menunjukkan hubungan antara
dukungan keluarga terhadap respon emosional pada lansia dengan Sindrom
Diogenes, sehingga dukungan keluarga dapat meningkatkan respon emosional
menjadi baik pada lansia dengan Sindrom Diogenes.
ABSTRACT
viii
family support to the emotional response in the elderly with Diogenes Syndrome
in Banyubiru Village, District of Jembrana Regency in 2019. Method: This study
used a cross sectional method. The population in this study were elderly with
Diogenes Syndrome in Banyubiru Village, District of Jembrana District with a
total sample of 46 respondents. The research sample used Simple Random
Sampling technique. Analysis of this study using the Spearman Rho test. Results:
Characteristics of respondents based on the most dominant age at age 60-74
years, the characteristics of respondents based on sex are most dominant in
women, family support in elderly with Diogenes Syndrome is the most dominant
in the good category and emotional responses in the elderly with the most
dominant Diogenes Syndrome in the good category The results of the analysis
show that r = 0.945 and p value = 0.000 (p = <0.05), meaning that there is a
relationship between family support for emotional responses in elderly with
Diogenes Syndrome in Banyubiru Village, District of Jembrana Regency.
Conclusion: This study shows the relationship between family support for
emotional responses in elderly people with Diogenes Syndrome, so family support
can improve emotional response to be good in the elderly with Diogenes
Syndrome
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
ix
1.1. Latar Belakang ...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................6
1.3.1. Tujuan Umum...........................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus.........................................................................6
1.4. Manfaat...............................................................................................6
1.4.1. Teoritis......................................................................................6
1.4.2. Praktis.......................................................................................7
x
5.1. Pengantar..........................................................................................52
5.2. Gambaran Lokasi Penelitian.............................................................52
5.3. Hasil Penelitian.................................................................................53
5.3.1. Analisis Bivariat.....................................................................53
5.3.2. Analisis Bivariat.....................................................................55
5.4. Pembahasan......................................................................................57
5.5. Keterbatasan Penelitian....................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
xi
BAB I
PENDAHULUAN
perubahan yang cukup panjang sejak pembuahan ovum oleh sperma dan
manusia terdiri dari beberapa tahap yaitu kehidupan sebelum lahir, saat bayi,
usia seseorang maka terjadi perubahan keadaan fisik, selain itu lansia juga
dari lingkungan dan kesepianm (Irawan, 2013). Masa lansia adalah masa
nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada
merupakan hal yang umum dihadapi oleh perawat atau tenaga medis dan juga
lansia yang tidak menikah, janda atau duda dan tinggal seorang diri. Lansia
1
2
negatif dan emosi yang positif. Pengalaman tersebut bisa dari pengalaman
diskriminasi yang dapat menimbulkan dampak yang negatif yang secara tidak
emosional yang negatif (Kim, Noh, & Chun, 2016). Reaksi emosional yang
yang berlebihan. Reaksi emosional yang berasal dari emosi yang negatif
Jumlah lansia di dunia menurut WHO pada tahun 2017 adalah 962 juta
lansia di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 28,62%, artinya bahwa setiap
RI, 2017). Jumlah lansia di Provinsi Bali sekitar 10,05% dari keseluruhan
jumlah penduduk (Abikusno & Turana, 2013). Prevalensi depresi pada lansia
salah satu penyebab dari timbulnya Sindrom Diogenes pada lansia (Marchira,
3
10.000 dalam setahun, dimana terjadi pada seseorang yang berusia di atas 60
Di bawah ini jumlah data lansia di Kabupaten Jembrana pada tahun 2018.
Tabel 1.1 Jumlah data lansia ≥ 60 tahun di seluruh Kabupaten Jembrana berdasarkan
wilayah kerja puskesmas yang ada di Kabupaten Jembrana.
Tabel 1.2. Data jumlah lansia ≥ 60 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas I Negara.
dari orang terdekat akan ditolak olehnya. Kesehatan pada orang tersebut tidak
Diogenes jika tidak diatasi dengan cepat maka dapat menyebabkan kematian
Banyubiru dan mendapatkan data lansia yang tidak aktif sebanyak 60 orang
yang terdiri dari ciri-ciri dari Sindrom Diogenes, kemudian dari 60 orang
Jembrana.
3) Mengetahui respon emosional pada lansia dengan Sindrom
Jembrana.
4) Menganalisis hubungan dukungan keluarga terhadap respon
1.4.1Manfaat Teoritis
dukungan keluarga.
3) Bagi Perawat
Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi perawat karena
umur diatas 60 tahun. Lanjut usia merupakan tahap akhir dari proses
2015).
8
9
fisiknya.
d) Perubahan panca indera pada lanjut usia dimana
terjadi klimaterik.
2) Perubahan kemampuan motorik pada lanjut usia
Seseorang yang sudah lanjut usia pada umumnya sudah
1) Permasalahan pekerjaan
Pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik dan mental banyak
dihargai lagi.
2) Permasalahan minat
Perubahan yang terjadi pada lansia seperti menurunnya
dan gaya-gaya baru-baru dari generasi yang lebih muda dan juga
4) Disinhibisi
Semakin seseorang itu lanjut usia maka semakin pula kurang
besar bagi seorang anjut usia dan mereka akan bereaksi dengan
lansia itu sendiri. Hal tersebut dapat terlihat pada perilaku lansia
13
maka dari itu pada usia lanjut memang merupakan masa dimana
bermula pada usia lebih awal, tetapi dia cenderung timbul dengan pola-
pola yang sama, karena picu emosional yang lazim terjadi di kalangan
1) Ketidakpastian keuangan
14
pekerjaannya.
2) Ketidakpastian pekerjaan atau tidak mendapat kesempatan kerja.
Tertutupnya kesempatan kerja bagi lansia di atas usia 45 tahun
seperti ini sangat memberatkan bagi lansia setelah apa yang mereka
dihormati keberadaannya.
4) Ketidakpastian karena keacuhan lingkungan
Secara umum, orang-orang di sekitar lansia, yaitu lingkungan
tanda dan gejala yang muncul secara bersamaan dan diogenes diambil
dari nama seorang filsuf yunani yang menolak bantuan dari orang lain
menarik diri dan pengabaian diri yang terjadi pada lansia yang berusia
1. Isolasi sosial
2. Menolak bantuan
3. Rumah yang berantakan dan kotor
4. Pengabaian diri
5. Pribadi yang kotor
6. Penimbunan sampah di lingkungan rumah
7. Tinggal sendirian (janda/duda)
Tidak hanya itu ada juga emosi yang termanajemen namun tidak terlihat
1) Masking
Masking merupakan upaya individu dalam menyembunyikan
1) Emosi Sensoris
Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan
dari luar terhadap tubuh, seperti dingin, manis, sakit lelah, kenyang
dan lapar.
2) Emosi Psikis
Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan
maupun kelompok.
1) Respons Internal
Ketika seseorang mengalami emosi negatif, misalnya dalam
nda suara saat berbicara hal ini terjadi karena reaksi tubuh internal.
2) Pengaruh Kognitif
Pengaruh kognitif turut andil dalam mengelola emosi, ketika
kita berpikir positif maka perilaku yang keluar didorong oleh emosi
maka perilaku yang keluar akan didorong oleh pikiran negatif yang
3) Mikro Ekspresi
Mikro ekspresi diperkenalkan pertama kali oleh Paul Ekman,
anda sampai meneteskan air mata dan contoh lain dari reaksi
(2005) adalah :
1) Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dalam sebuah keluarga mempunyai
oleh emosi yang negatif dan aka mengeluarkan energi yang lebih
besar.
3) Riwayat pekerjaan
Jenis pekerjaan sangat berpengaruh pada pembentukan emosi,
5) Umur
Faktor umur sangat berperan penting dalam diri seseorang
orang lain (orangtua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan
sedang sakit karena dukungan keluarga adalah salah satu bentuk dari
kesehatan.
1) Dukungan emosional
Dukungan yang diberikan oleh keluarga seperti rasa empati,
percaya dirinya.
3) Dukungan Instrumental
Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga kepada
1) Faktor internal
a) Tahap perkembangan
24
berbeda-beda.
b) Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk
lansia akan semakin baik apabila adanya dukungan dari lingkungan sekitar
terjadi sehingga dapat menurunkan tingkat depresi (Parasari & Lestari, 2015).
bahwa keluarga merupakan support system yang utama bagi para lansia
maka sebagian besar masalah mental dan emosional yang berat pada lansia
dapat dicegah (Nusi et al., 2010). Dukungan sosial keluarga yang adekuat
dari sakit, dan kesehatan emosi (Suardana, Rasdini, & Kusmarjathi, 2000).
merupakan peserta aktif dalam kegiatan sehari – hari. Perasaan saling terikat
tentang citra tubuh, pertumbuhan dan perkembangan persepsi, diri, ruang dan
berinteraksi, membentuk diad (dua orang) atau triad (tiga orang). Diad dari
seorang perawat dan seorang pasien sebagai salah satu jenis sistem
dan perkembangan individu adalah contoh sistem sosial yang lain, dalam
berfungsi dalam peran sosial. Keperawatan adalah sebuah proses aksi, reaksi,
keluarga. Hal ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Frey
krisis situasional.
Perawat Pasien
30
Persepsi Tindakan
keputusan keputusan
tindakan persepsi
Reaksi
Interaksi
Sistem Sistem
Sistem
sosial interpersonal
Respon pribadi
emosional
Reaksi - Diad ( 2 orang)
- Triad (3 orang)
- Citra tubuh
Dukungan - Pertumubuhan dan
- Situasi Keluarga Perkembangan
keluarga
- Orang - Persepsi
- Subjek - Diri
- Konsep - Ruang
komunikasi - waktu
- Interaksi peran
- Tekanan
Transaksi
Umpan balik
No Judul Artikel : Penulis, Tahun Metode (Design, Sampel, Variabel, Instrument, Hasil Penelitian
Analisis)
1 Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Design : Penelitian ini menggunakan desain analitik Berdasarkan hasil uji statistik Spearman’s Rho
Tingkat Depresi Pada Lanisa di yang merupakan studi korelasi. dengan SPSS yang didasarkan pada taraf
Posyandu Sejahtera GBI Setia Bakti Sampel : Jumlah sampel sebanyak 61 responden, kemaknaannya yang ditetapkan α ≥ 0,05
Kediri. diambil secara purposive sampling. didapatkan = 0,000 yang berarti Ho ditolak .
Penulis : Vitaria Wahyu Astuti Variabel : Dukungan keluarga dan tingkat depresi Dengan demikian hipotesis yang mengatakan ada
Tahun : 2010 Instrument : Instrument pada penelitian ini adalah hubungan antara Hubungan Dukungan Keluarga
menggunakan modifikasi konsep dengan Tingkat Depresi Lansia Di Posyandu
dukungan keluarga yang terdiri dari Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri diterima.
dukungan emosional, penghargaan,
instrumental, dan informatif. Untuk
tingkat depresi menggunakan
Geriatric Depression Scale Shoth
Form.
Analisis :Uji statistik Spearman Rho dengan versi
SPSS 11.
2 Judul : Mediating and Moderating Effects in Design : Studi Ageism and Health 2013 (n Z 816), Meskipun ageism secara signifikan dikaitkan
Ageism and Depression among the cross-sectional dengan gejala depresiB Z 0,27, p <0,0001),
Korean Elderly: The Roles of Emotional Sampel : lansia yang tinggal di kota dan pedesaan asosiasi sepenuhnya dimediasi oleh emosireaksi
Reactions and Coping Reponses berusia 60e89 tahun di Korea Selatan. seperti kemarahan, kesedihan, dan
Penulis : Il-Ho Kim, Samuel Noh, Heeran Chun Peserta dengan setidaknya satu pengalaman ketidakberdayaan. Mengatasi masalah-
Tahun : 2015 ageism melaporkan reaksi emosional berfokus,terutama konfrontasi dan dukungan
mereka dan tanggapan koping. sosial, yang tampaknya mengurangi dampakreaksi
Variabel : Depresi dan reaksi emosional emosional pada depresi, sedangkan koping yang
Instrument : The Center for Epidemiologic Studies berfokus pada emosi diperburukefek samping.
34
3 Judul : Diogenes syndrome in a patient with Design : - Diogenes syndrome (DS) ditandai dengan
obsessive–compulsive disorder without Sampel : Mr.A pengabaian diri, digambarkan secara klasik dengan
hoarding. Variabel : Sindrom diogenes dan gangguan obsesif- penampilan pribadi yang kotor, rumah yang kotor,
Penulis : Leonardo F. Fontenelle kompulsif tanpa menimbun dan penimbunan dari sampah. Kami melaporkan
Tahun : 2007 Instrument : - seorang pasien dengan DS yang mengalami
Analisis : - gangguan obsesif-kompulsif dan sindrom Tourette
tanpa adanya penimbunan. Kita menyarankan
bahwa penimbunan mungkin merupakan gejala
dari kondisi yang sering komorbid dengan DS,
tetapi bukan salah satu fitur mendasarnya.
4 Judul : Diogenes Syndrome Neglect Of Personal Design : - Sindrom diogenes ditandai dengan
Hygiene Anda The Living Environment Sampel :Seorang wanita berusia 87 tahun pengabaian diri yang parah,
Penulis:Aza Abdulla, Ahmed Khwanda, Variabel : Sindrom Diogenes, kebersihan diri dan kemelaratan, penarikan sosial,
Udayaraj Umasankar. lingkungan tempat tinggal silogomania, dan penolakan bantuan.
Tahun : 2009 Instrument : - ItuGangguan biasanya terdeteksi hanya
Analisis : - ketika telah mencapai tingkat krisis
danalarm dinaikkan oleh kerabat atau
tetangga. Istilah ini diciptakan oleh Clark
et al
pada tahun 1975 mengikuti filsuf Yunani
Diogenes yang hidup sebagai pertapa.
6 Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Design : Analitik menggunakan pendekatan cross Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan
Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti sectional kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia
Posyandu Jetis Desa Krajan Kecamatan Sampel : Pengambilan sampel menggunakan teknik di posyandu Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
Weru Kabupaten Sukoharjo simple random sampling dengan jumlah Kabupaten Sukoharjo.
Penulis : Dwi Handayani, Wahyuni sampel 100
Tahun : 2012 Variabel : Dukungan keluarga dan kepatuhan lansia
Instrument : Kuesioner yang terdiri dari pertanyaan
yang mengacu pada variabel bebas
Analisis : Chi Square
7 Judul : Hubungan Antara Dukungan Sosial Design : - Ada hubungan yang sangat signifikan antara
Dengan Depresi Pada Lanjut Usia yang Sampel :32 lanjut usia sebagai subjek dalam try out, variabel dukungan sosial dengan variabel depresi
Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo dan 35 lanjut usia sebagai subjek dalam pada lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda
Jawa Tengah penelitian menggunakan teknik Wening Wardoyo Jawa Tengah (rxy = -0,487,
Penulis : Meta Amelia Widya Saputri, Endang pengambilan sample simple random F=10,245 dan p=0,003). Berdasarkan hasil
Sri Indrawati sampling. tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa
Tahun : 2011 Variabel : Dukungan sosial dan depresi terdapat hubungan yang negatif antara dukungan
Instrument :Skala psikologis yang dibuat sendiri oleh sosial dengan depresi terbukti, sehingga hipotesis
peneliti, yaitu skala depresi dan skala yang diajukan pada penelitian diterima. Penelitian
dukungan sosial. yang telah dilakukan, menunjukkan adanya bukti
Analisis : Analisis regresi sederhana hubungan antara dukungan sosial dengan depresi
pada lanjut usia yang tinggal di Panti Wreda
36
8 Judul : Diogenes' syndrome in patients with Design : - Sindrom Diogenes ditandai dengan
intellectualdisability: `a rose by any Sampel : - tanda selfneglect, penarikan sosial
other name'? Variabel : - danpenimbunan sampah (silogomania).
Penulis : H. Williams, R. Clarke, Y. Fashola & Instrument :- Sindromnya telah dilaporkan terjadi
G. Holt Analisis :- dalam hubungan dengan luasberbagai
Tahun : 1998 kondisi, tetapi penulis saat ini
tidak dapat menemukan laporan
Diogenes sebelumnya.
9 Judul : Hubungan Antara Dukungan Sosial Design : Penelitian kuantitatif dengan metode Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji
Keluarga dengan Penerimaan Diri korelasi Pearson Product Moment menunjukkan hasil nilai r
Individu yang Mengalami Asma Sampel : 105 individu yang mengalami asma di sebesar 0,687 dengan nilai signifikansi sebesar
Penulis : Ni Made Sintya Noviana Utami Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar yang 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05
Tahun : 2013 dipilih dengan teknik sistematik random sehingga hipotesis nol (Ho) pada penelitian ini
sampling. ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang
Variabel : Dukungan sosial dan penerimaan diri menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
Instrument : Kuesioner dukungan sosial keluarga dan dukungan sosial keluarga dengan penerimaan diri
kuesioner penerimaan diri individu yang mengalami asma.
Analisis : Analisis Pearson Product Moment
11 Judul : Lanjut Usia dan Permasalahannya Design : - Proses bertambahnya usia mulai dari lahir hingga
Penulis : Supriadi Sampel : - tua merupakan proses alamiah yang mesti terjadi
Tahun : 2015 Variabel : - dan tidak dapat dihalang-halangi dengan cara
Instrument :- apapun. Sebagai manusia yang bijak, hal yang
Analisis :- mesti dilakukan hanyalah berusaha memahami
masing-masing tahap perkembangan tersebut,
berikut dengan ciri-cirinya, gejala-gejalanya, dan
perkembangan psikologis yang terjadi pada
priodesasi tertentu.
12 Judul : Pengaruh Faktor-Faktor Psikososial dan Design : Studi cross sectional Sebanyak 128 lansia dilibatkan dalam penelitian
Insomnia Terhadap Depresi Pada Lansia Sampel : 128 lansia ini. Usia rata-rata responden adalah 70,23 tahun
di Kota Variabel : Faktor-faktor psikososial dan insomnia (kisaran: 60-88 tahun), dengan 32,8% responden
Penulis : Carla R. Marchira, Ronny T. Wirasto, Instrument : Instrumen Studi Stresor Psikososial adalah laki-laki. Faktor risiko signifikan untuk
Sumarni DW (IPSP),kuesioner Dukungan Sosial, depresi termasuk seks (p <0,05), usia (p <0,05),
Tahun : 2007 Pemeriksaan Keadaan Mental Mini tingkat pendidikan (p = 0,001), stresor psikososial
untuk penyaringan kognitif; Insomnia (p <0,001), tingkat agama (p = 0,001), insomnia (p
KSPBJ Skala Peringkat; dan instrumen <0,001), dan dukungan sosial (p <0,001). Dalam
doa dari KPDRY. regresi logistik multivariat, dukungan sosial adalah
Analisis : regresi logistik diidentifikasi sebagai faktor signifikan dengan p
<0,001 dan r2 sebesar 61,9%.
13 Judul : Pengaruh Dukungan Sosial Dan Design : jenis penelitian potong lintang (cross- Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan
Pengetahuan Tentang TB Terhadap sectional) sosial mempengaruhi motivasi dan pengetahuan
Motlvasl Untuk Sembuh Penderita Sampel : 86 pasien TB dengan koefisien g = 0,71 (nilai T =5,82 D 1,96)
Tuberkulosis Paru Yang Berobat Dl Variabel : Dukungan sosial, pengetahuan tentang TB dan g = 0,57 (nilai T = 3,51> 1,96), masing-masing
Puskesmas dan Motivasi Atau ada efek langsung dari dukungan sosial tetapi
Penulis : Tety Rachrnawati, Turniani Instrument : Sebagai alat ukur menggunakan Skala tidak ada langsung pengaruh dukungan terhadap
Tahun : 2006 Likert untuk motivasi dan dukungan pengetahuan terhadap motivasi untuk sembuh.
sosial Dukungan emosional terkuat adalah dengan cara
Analisis : Tes non parametrik, uji Kolgomorov- cuntract di mana pengobatan TB di pusat
Smirnov 1 (satu) sampe kesehatan. Juga dukungan jaringan sangat penting
38
14 Judul : Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Design : cross-sectional Hasil penelitian menunjukkan Dukungan sosial
Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Sampel : 40 responden yang memenuhi keluarga diperoleh hasil terbanyak dengan katagori
Mellitus Tipe Ii Di Puskesmas Iv kriteria inklusi Pasien DM baik yaitu sebanyak 38 orang (95%). Kualitas
Denpasar Selatan Variabel : Dukungan sosial keluarga dan kualitas hidup pasien DM diperoleh hasil terbanyak dengan
Penulis : I Ketut Suardana1, I G.A. Ari Rasdini, hidup katagori baik yaitu sebanyak 30orang (75%). Tidak
Ni Ketut Kusmarjathi Instrument : Diabetes Quality of Life (DQOL) ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan
Tahun : 2015 Analisis : Spearman Rho Kualitas hidup pasien DM dengan nilai signifikansi
(p) = 0,195 dan nilai koefisien korelasi (r) =
-0,209.
15 Judul : Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Design : Penelitian kuantitatif dengan pendekatan Berdasarkan hasil analisis data yang telah
Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di korelasional dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ada
Kelurahan Sading Sampel : 233 lansia di Kelurahan Sading yang hubungan yang signifikan antara dukungan sosial
Penulis :Gusti Ayu Trisna Parasari dan Made diambil dengan menggunakan teknik simple keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di
Diah Lestari random sampling Kelurahan Sading. Hubungan yang terjadi yaitu
Tahun : 2015 Variabel : Dukungan sosial keluarga dan tingkat hubungan berlawanan arah, yang memiliki arti
depresi bahwa semakin tinggi dukungan sosial keluarga
Instrument : Skala dukungan sosial keluarga dan maka tingkat depresi akan semakin rendah. Pada
skala tingkat depresi (Geriatric data demografi, ditemukan perbedaan yang
Depression Scale) signifikan antara usia, sumber biaya sehari-hari,
Analisis : Analisis korelasi Rank Spearman status pasangan, riwayat penyakit, serta kegiatan
yang diikuti lansia pada tingkat depresi.
16 Judul : Pola Komunikasi Keluarga Design : Metode kualitatif deskriptif Penerapan pola komunikasi keluarga sebagai
danPerkembangan Emosi Sampel : 18 keluarga bentuk interaksi antara orang tua dengan anak
Anak(Studi Kasus Penerapan Pola Variabel:Pola komunikasi keluarga dan maupun antaranggota keluarga memiliki implikasi
KomunikasiKeluarga dan perkembangan emosi anak terhadap proses perkembangan emosi anak. Dalam
Pengaruhnya Instrument : Wawancara mendalam (in-depth proses komunikasi tersebut, anak akan belajar
terhadapPerkembangan Emosi interview) dan observasi langsung mengenal dirinya maupun orang lain, serta
Anakpada Keluarga Jawa) berperan pasif memahamiperasaannya sendiri maupun orang lain.
39
Penulis : Yuli Setyowati Analisis : model analisis interaktif Pola komunikasi yang demokratis dan interaktif
Tahun : 2005 secara kultural pada akhirnya akan menentukan
keberhasilan proses sosialisasi pada anak. Proses
sosialisasi menjadi penting karena dalam proses
tersebut akan terjadi transmisi sistem nilai yang
positif kepada anak. Sistem nilai dalam budaya
Jawa yangdisosialiasikan kepada anak, banyak
memberikan pengaruh positif terhadap
pembentukan dan perkembangan emosi anak.
Dalam hal ini adalah sistem nilai yang
berhubungan dengan kualitas-kualitas emosi anak,
antara lain nilai-nilai tentang sikap hormat, tata
krama atau sopan-santun, kesabaran dalam
menyelesaikan masalah masalah, serta toleransi
yang menjadi dasarterbentuknya sikap empati
anak. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh
danberkembang menjadi pribadi yang cerdas, baik
secara intelektual maupun emosional, yang
akhirnya menjadi dasar bagi kecerdasan yang lain,
yaitu kecerdasan sosial, moral, dan spiritual.
BAB 3
Dukungan Respon
Keluarga Emosional
Lansia
- Umur
- Jenis Kelamin
- Pendidikan
- Riwayat
Pekerjaan
- Sosial Ekonomi
Keterangan :
Diukur :
Tidak diukur :
3.2 Hipotesis
40
BAB 4
METODE PENELITIAN
dependen hanya satu kali dan juga penilaian pada variabel independen dan
4.2 Populasi, Sampel (kriteria inklusi, eksklusi), Besar Sampel (sampel size),
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
kriteria sampel dibagi dua yaitu yang pertama kriteria inklusi yang
41
42
penelitian
3) Lansia yang meninggal dunia pada saat penelitian
n = besar sampel
43,65
43
Keterangan :
f = konstanta nilai10%
( 2 orang)
secara acak atau undian tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
(Nursalam, 2015).
dukungan keluarga.
2) Variabel terikat (Dependent Variable) pada penelitian ini adalah
respon emosional
45
Tabel 4.1 Definisi Operasional Dukungan Keluarga dan Respon Emosional Pada
Lansia Dengan Sindrom Diogenes di Desa Banyubiru Tahun 2019.
3, 4, 16, 19, dan 20. Kuesioner ini sudah di uji validitas dengan niai r
hitung > r tabel (0,361) yang berarti item pertanyaan tersebut adalah
0,752 atau lebih besar dari 0,6 yang berarti item pertanyaan tersebut
ini sudah di uji validitas dengan niai r hitung > r tabel (0,361) yang
dan didapatkan hasil Cronbach Alpha 0,896 atau lebih besar dari 0,6
setelah itu mendapatkan data dari kantor Desa Banyubiru dan mendatangi
Sindrom Diogenes menggunakan cek list yang terdiri dari ciri-ciri dari
Sindrom Diogenes.
surat ijin kepada Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Provinsi
4.7.1 Univariat
frekuensi.
4.7.2 Bivariat
kedua variabel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji data jenis
for windows.
49
Memberikan kuisioner
kepada semua sampel
5.1.1 Pengantar
Hasil penelitian dan analisis data akan dibahas pada bab ini yang
Sindrom Diogenes.
939 km2 dengan batas wilayah sebelah utara yaitu desa Kaliakah,
kemudian batas wilayah selatan yaitu desa Baluk, lalu batas wilayah
timur desa Kaliakah dan batas wilayah barat yaitu desa Tukad Daya.
5.243 jiwa, lalu jumlah penduduk perempuan sebanyak 5.054 jiwa dan
52
53
Kabupaten Jembrana tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah
ini.
responden (69,6%), kemudian pada rentang usia 75-90 tahun (usia tua)
Negara Kabupaten Jembrana tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 5.2 di
bawah ini.
54
Negara Kabupaten Jembrana tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 5.3
di bawah ini.
baik.
55
Negara Kabupaten Jembrana tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 5.4 di
bawah ini.
emosional baik.
Respon
Kurang Cukup Baik Total
Emosional
Dukungan
F % F % F % F %
Keluarga
responden (100%).
0,945 dan dilakukan perbandingan r hitung 0,945 > r tabel 0,2907 dengan
Sindrom Diogenes.
5.2 Pembahasan
rentang baik dan cukup, hal ini dikarenakan pada lansia yang baru
memasuki masa lansia, dimana emosi masih belum stabil dan juga
intelektual yang dimiliki kurang baik maka respon emosi pada orang
Pada penelitian ini umur yang paling dominan pada lansia usia
60-74 tahun (usia lanjut) dengan respon emosional yang baik. Hal
2007).
Pada penelitian ini jenis kelamin perempuan lebih tinggi, hal ini
dan juga umpan balik tentang situasi dan kondisi individu juga
depresi.
63
baik.
Emosi akan terbentuk di dalam diri seseorang dengan bentuk
yang nyaman dan bahagia namun jika yang timbul reaksi emosional
(Donsu, 2017).
keluarga yang diberikan, akan semakin tinggi pula penerimaan diri dari
Lansia.
66
lansia dan juga anggota keluarga yang lain. Keluarga juga sebagai
Parasari & Lestari (2015), dimana ada hubungan yang signifikan antara
dalam pembentukan pola pikir dan kesiapan diri pada lansia dalam
stres kurang dialami oleh lansia sebagai stres karena beban tersebut
tentang rasa empati dan kepedulian keluarga terhadap lansia rata – rata
1. Pada penelitian ini hanya dilakukan dalam satu desa di wilayah kerja
seperti umur yang paling dominan pada umur 60-74 tahun (usia
lanjut), namun lebih banyak pada usia 65 tahun dan jenis kelamin
hasil penelitian.
70
terkecilnya.
ini hanya melakukan observasi satu kali pertemuan saja dan hal
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat ditarik simpulan sebagai
berikut :
kategori umur 60-74 tahun (usia lanjut) dan berdasarkan jenis kelamin lebih
71
72
6.2 Saran
1. Bagi Keluarga
Keluarga dapat lebih meningkatkan dan mempertahankan dukungan
nyaman, kasih sayang, memberikan semangat satu sama lain, pujian, dapat
psikologi.
2. Bagi Lansia
Lansia diharapkan mampu menghadapi perubahan sebagai proses
pada lansia dengan Sindrom Diogenes dan yang terpenting pada keluarga,
kurang dalam memberikan dukungan kepada satu sama lain dalam anggota
keluarganya.
4. Institusi Kesehatan
Pelayanan kesehatan di Pukesmas I Negara yang menaungi Desa
pelayanan yang lebih maksimal pada keluarga dan lebih khusus pada
5. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan sebagai tempat pembelajaran khusunya pada mata
dukungan keluarga.
Selain itu penelitian lain yang dapat dilakukan yaitu mengenai lansia dengan
Irawan, H. (2013). Gangguan Depresi pada Lanjut Usia, vol. 40, no. 11, hal. 815–
819.
Kemenkes RI. (2017). Situasi Lansia Di Indonesia Tahun 2017 Indonesia Gambar
Struktur Umur Penduduk Indonesia Tahun 2017.
Kim, I., Noh, S., & Chun, H. (2016). Mediating and Moderating Effects in
Ageism and Depression among the Korean Elderly : The Roles of Emotional
Reactions and Coping Reponses. Osong Public Health and Research
Perspectives, 7(1), 3–11. https://doi.org/10.1016/j.phrp.2015.11.012
Marchira, C. R., Wirasto, R. T., & DW, S. (2007). Pengaruh Faktor-Faktor
Psikososial dan Insomnia Terhadap Depresi Pada Lansia di Kota Yogyakarta,
Berita Kedokteran Masyarakat, vol. 23, no. 1, hal. 1-5
Marni, A., & Yuniawati, R. (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Penerimaan Diri Pada Lansia di Panti Wreda Budhi Dharma Yogyakarta,
Jurnal Fakultas Psikologi,Vol. 3, No 1, ISSN : 2303-114X
Nusi, F., Wijayanti, R., & Rahayu, E. (2010). Hubungan Antara Dukungan
Keluarga Dengan Respon Sosial Pada Lansia Di Desa Sokaraja Lor
Kecamatan Sokaraja, Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing), vol. 5, no.1, hal. 30–36.
Priastana, I. K. A., Haryanto, J., & Suprajitno. (2018). Peran Dukungan Sosial
Keluarga Terhadap Berduka Kronis pada Lansia yang Mengalami
Kehilangan Pasangan dalam Budaya Pakurenan (Role of Family Social
Support in Chronic Sorrow in Elderly who Lost the Partner in Pakurenan
Culture). Indonesian Journal of Health Research, 1(1), 20–26.
https://doi.org/https://orcid.org/0000-0003-4227-3456
Supardi, S., & Rustika. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. (T. Ismail, Ed.).
Jakarta: CV.Trans Info Media.
Supriadi. (2015). Lanjut Usia Dan Permasalahannya, Jurnal PPKn & Hukum, vol.
10, no. 2, hal. 84–94
Tamara, E., Nauli, F. A., Studi, P., Keperawatan, I., & Riau, U. (n.d.). Hubungan
Antara Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, JOM PSIK, vol. 1, no. 2,
hal . 1-7
Waserman, J. E., D, M., Hategan, A., D, M., Bourgeois, J. A., & D, M. (2014).
Harnessing neuroplasticity in Diogenes syndrome : A proposed mechanism to
explain clinical improvement ☆. General Hospital Psychiatry, vol. 36, no. 6,
https://doi.org/10.1016/j.genhosppsych.2014.06.013
Williams, H., Clarke, R., Fashola, Y., & Holt, G. (1998). Diogenes ’ syndrome in
patients with intellectual disability : ` a rose by any other name ’?, Journal of
Intellectual Disability Research, vol. 42, no. 4, hal. 316-320
Zuliani, G., Soavi, C., & Dainese, A. (2013). Diogenes syndrome or isolated
syllogomania ? Four heterogeneous clinical cases Diogenes syndrome or
isolated syllogomania ? Four heterogeneous clinical cases,Aging Clin Exp
Res. vol. 25, hal. 473-478, https://doi.org/10.1007/s40520-013-0067-0
Nopember Desember Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
6 Pelaksanaan Penelitian X X X X
10 Pengumpulan Skripsi X
Lampiran 2
RINCIAN BIAYA
Lampiran 3
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 4
Lampiran 5
PENJELASAN DAN INFORMASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Kadek Rositha Prabandari
NIM : 102011515
Program Studi : Mahasiswa S1-Ilmu Keperawatan
Pada saat ini akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan
Keluarga Terhadap Respon Emosional Pada Lansia Dengan Sindrom Diogenes Di
Desa Banyubiru Tahun 2019”.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu saya informasikan terkait dengan
keikutsertaan Bapak/Ibu sebagai responden dalam penelitian ini :
1. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga
terhadap respon emosional pada lansia dengan Sindrom Diogenes di Desa
Banyubiru tahun 2019.
2. Hasil dari penelitian ini akan bermanfaat untuk menjadi pedoman dan
memberikan pengetahuan yang baru kepada keluarga untuk lebih
memberikan perhatian yang lebih kepada lansia dan selalu memberikan
dukungan yang positif kepada lansia.
3. Selama proses penelitian berlangsung peneliti akan bertanya kepada
responden, jika responden merasa keberatan atau tidak nyaman, responden
dapat mengundurkan diri.
4. Keikutsertaan Bapak/Ibu sebagai responden yaitu tanpa paksaan atau
tekanan dari peneliti ataupun pihak lain.
5. Peneliti akan memberikan perlakuan yang sama kepada semua responden
sebelum, selama maupun setelah keikutsertaan dalam penelitian.
6. Waktu yang dibutuhkan selama proses penelitian berlangsung yaitu kurang
lebih 30 menit dan akan dilakukan dalam satu kali pertemuan.
7. Penelitian ini tidak akan menyebarluaskan data di luar kepentingan
penelitian yang diperoleh dari Bapak/Ibu sebagai responden dalam
penelitian.
8. Mengenai adanya informasi yang belum dipahami oleh Bapak/ibu, maka
dapat menghubungi peneliti (Kadek Rositha Prabandari) No Hp
089696206108 dengan alamat Jalan Pulau Nusa Ceningan, Keladian,
Dauhwaru, Jembrana.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Saya berharap Bapak/Ibu bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini. Atas kesediaannya saya mengucapkan
terimakasih.
Negara,....................................
Peneliti
Setelah membaca dan memahami isi dari penjelasan mengenai tujuan dan manfaat
peenelitian ini, maka saya bersedia/tidak bersediamenjadi responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jembrana yaitu :
NIM : 102011515
Penelitian ini tidak merugikan saya dan keluarga saya ataupun orang terdekat
saya. Persetujuan ini saya buat secara sukarela tanpa adanya pemaksaan maupun
tekanan dari pihak manapun. Demikian pernyataan yang saya buat untuk dapat
digunakan sebagaiman mestinya.
Negara,.....................................
Peneliti Responden
Saksi
.................................................
Lampiran 7
KUESIONER
Nomor Responden :
Nama Responden :
Riwayat Pendidikan :
Umur :
Status Perkawinan :
Riwayat Pekerjaan :
No.Telp/Hp :
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
Beri tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang tepat setelah anda membaca
pernyataan yang diberikan
Lampiran 8
RAW DATA
Keterangan :
1. Umur
3) >90 tahun : 3
2. Jenis Kelamin
1) Laki-laki : 1
2) Perempuan : 2
3. Dukungan Keluarga
1) Kurang : 1
2) Cukup : 2
3) Baik : 3
4. Respon Emosional
1) Kurang : 1
2) Cukup : 2
3) Baik : 3
Lampiran 9
HASIL ANALISIS
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
dukungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Correlations
dukungan respon
keluarga emosional
N 46 46
N 46 46
Lampiran 10
TABULASI DATA
Dukungan Keluarga * Respon Emosional Crosstabulation
Respon Emosional
Cukup Count 0 6 1 7
Baik Count 0 0 36 36
Total Count 3 6 37 46
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.896 10